Perhitungan hasil penetapan kadar air Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam air Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam etanol Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Dalam Asam

51 Lampiran 10. Perhitungan hasil penetapan kadar

a. Perhitungan hasil penetapan kadar air

No. Berat sempel Volume air 1 5,012 g 0,3 ml 2 5,013 g 0,3 ml 3 5,034 g 0,3 ml Kadar air = volume air ml berat sampel g � 100 1. Kadar air = 0,3 5,012 x 100 = 5,98 v b � 2. Kadar air = 0,3 5,013 x 100 = 5,98 v b � 3. Kadar air = 0,3 5,034 x 100 = 5,95 v b � Kadar air rata – rata = 5,98+5,98+5,95 3 = 6,64v b �

b. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam air

No. Berat sampel Berat sari 1 5,004 g 0,166 g 2 5,025 g 0,195 g 3 5,053 g 0,163 g Kadar sari larut air = berat sari berat sampel x 100 20 x 100 1. Kadar sari larut air = 0,166 5,004 x 100 20 x 100 = 16,59 2. Kadar sari larut air = 0,195 5,025 x 100 20 x 100 = 19,40 3. Kadar sari larut air = 0,163 5,053 x 100 20 x 100 = 16,12 Kadar sari larut air rata – rata = 16,59+19,40+16,12 3 = 17,37 52

c. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam etanol

No. Berat sempel Berat sari 1 5,004 g 0,142 g 2 5,020 g 0,104 g 3 5,001 g 0,124 g 1. Kadar sari larut etanol = 0,142 5,004 x 100 20 x 100 = 13,94 2. Kadar sari larut etanol = 0.104 5,020 x 100 20 x 100 = 10.35 3. Kadar sari larut etanol = 0,124 5,001 x 100 20 x 100 = 12.39 Kadar sari larut etanol rata-rata = 13,94+10,35+12,39 3 = 12,22 d. Perhitungan hasilpenetapankadarabu total No. Berat sampel Berat abu 1 2,0010 g 0,0649 g 2 2,0015 g 0,0660 g 3 2,0010 g 0,0662 g 1. Kadar abu total = 0,0649 2,0010 x 100 =3,24 2. Kadar abu total = 0,0660 2,0015 x 100 = 3,29 3. Kadar abu total = 0,0662 2,0010 x 100 = 3,21 Kadarabu total rata-rata = 3,24+3,29+3,21 3 =3,21

e. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Dalam Asam

No. Berat sempel Berat abu 1 2,0010 g 0,0172 g 2 2,0015 g 0,0155 g 3 2,0012 g 0,0143 g Kadar sari larut etanol = berat sari berat sempel x 100 20 x 100 Kadar abu total = berat abu berat sempel x 100 53 1. Kadar abu tidak larut asam = 0,0172 2,0010 x 100 = 0,86 2. Kadar abu tidak larut asam = 0,0155 2,0015 x 100 = 0,77 3.Kadar abu tidak larut asam = 0,0143 2,0012 x 100 = 0,71 Kadarabu tidak larut asam rata-rata = 0,84+0.77+0,71 3 = 0,78 Kadar abu tidak larut dalam asam = berat abu berat sempel x 100 36 DAFTAR PUSTAKA Aksara, R.,Musa W., J.,A., La Alio. 2013. Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Ekstrak Metanol Kulit Mangga Mangifera indica L. . Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Halaman 4. Aldhani, E. 2014. Penapisan Kandungan Fitokimia pada Buah Labu Kuning. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Halaman 4. Dachriyanus.2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Padang: Andalas University Press. Halaman 1-18, 21-37. Dalimartha, S. 2003.Atlas tanaman obat Indonesia. Jilid I. Jakarta: Trubus Agriwidya.Halaman 130-132. Dalimartha, S. 2007.Atlas tanaman obat Indonesia. Puspa swara. Jakarta.Hal 149. Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 300-304, 306. Depkes RI. 1986.Cara Pengelolaan Simplisia yang Baik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan. Halaman 3-4. Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 1-11. Farnsworth, N. R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plant.Journal of Pharmaceutical Sciences.553. Halaman 262-263. Gritter, R.J., Bobbit, J.M., dan Schwarting, A.E. 1985.Introduction to Cromatography . Penerjemah: Kokasih Padmawinata 1991 .Pengantar Kromatografi. Edisi 2. Bandung: ITB. Hal.107-146. Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan Kromatografi. Yogyakarta. Pustaka Pengajar. Hal. 59-118, 155-243, 284-226, 329-359. 37 Harborne, J.,B. 1984. Phytochemical Methods .Penerjemah: Padmawinata,K., danSooediro, I. 1987.Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Edisi 2. Bandung: ITB. Halaman 102-103, 147- 149, 234. Lata, N., dan Dubey, V. 2010. Preliminary Phytochemical Screening of Eichhornia crassipes: The World’s Worst Aquatic Weed. Journal of Pharmacy Research 36. Mwine, J., Van Damme, P., Hastilestari, B.R., Papenbrock, J. 1999. The Miracle Tree: Curent Status of Knowledge. Uganda: Uganda Martyrs University. Halaman 4-6. Robinson, T.1991.The Organic Constituents of Higher Plant. Penerjemah: Padmawinata, K. 1995 .Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB. Halaman 123-157, 191. Rohman, A. 2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 51. Roslizawaty., Ramadani, N.Y., Fakhrurrazi., dan Herialfian. 2013. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan rebusan sarang semut Myrenecodia sp. terhadap bakteri Escherichia coli .Jurnal medika veterinaria 72: 91-93. Saifudin, A., Rahayu, V., dan Teruna, H.Y. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 1-2. Sastrohamidjojo, H. 1985. Spektroskopi. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Halaman 11-12, 22-23. Sastrohamidjojo,H. 1991. Kromatografi. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Halaman 22-36. Sarker, S.D., Zahid L., dan Alexander, I.G. 2006.Natural Products Isolation. Edisi Kedua.New Jersey: Humana Press Inc. Halaman 332. Setiorini, M. S., Soegihardjo C.,J , Atmojo K. 2014. Potensi Antimikroba Krim Ekstrak Ranting Patah TulangEuphorbia Tirucalli Linn. terhadap Propionibacterium Acnes ATCC 11827 dan Candica Albicans ATCC 24433. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Halaman 2-7. Sirait, M. 2007.Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. Bandung: ITB. Halaman 158. Stahl, E. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwany Soediro. Bandung: ITB. Halaman 3-18. 38 Supriyanto dan Luviana, L.A.I. 2010. Pengaruh Pemberian Getah Tanaman Patah Tulang Secara Topikal terhadap Gambaran Histopatologis dan Ketebalan Lapisan Keratin Kulit. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Halaman1. . Wagner, H., Bladt, s., dan Zyainski, E., M. 1984.Plant Drug Analysis a Thin Layer Chromatography Atlas .Translated by Th. A. Scott. New York: Springer Verlay. Halaman 301. World Health Organization. 1992. Quality Control Methods For Medicinal Plant Material . Switzerland: WHO. Halaman 19-25. 18 jauh 400-10 cm -1 Gandjar dan Rohman, 2012.Daerah IR tengah merupakan daerah yang digunakan untuk penentuan gugus fungsi Dachriyanus, 2004.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental meliputi pengumpulan dan pengolahan sampel, karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak, analisis fraksi n-heksan yang dilanjutkan dengan isolasi senyawa triterpenoidsteroid mengunakan KLT preparatif.Isolat yang diperoleh diuji kemurniannya dengan KLT satu arah dan dua arah, karakterisasi isolat dengan spektrofotometri UV dan IR. 3.1. Alat-alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat