Porositas Hasil Pengujian Sifat Fisis Keramik Berpori

Pada variasi campuran 90 : 10 dan 60 dan 40 terjadi ketidaktentuan nilai dimana pada campuran 90 : 10 terjadi kenaikan dan penurunan nilai serapan air yang tidak teratur, sedangkan pada campuran 60 : 40 terjadai kenaikan nilai serapan air seiring dengan penambahan lamanya holding ini. Hal ini disebabkan ketidakmerataanketidakhomogenan pencampuran tanah lempung dan arang aktif pada saat pencampuran serta pengaruh dari panas yang tidak merata ketika proses sintering.

4.1.2 Porositas

Pengujian porositas keramik berpori dilakukan dengan mengukur massa kering sampel setelah dibakar, massa basah sampel setelah direndam selama 24 jam dan didiamkan selama 5 jam setelah diangkat dari perendaman dan mengukur volume sampel setelah dibakar. Hasil pengujian porositas keramik ditunjukkan oleh Gambar 4.2. Gambar 4.2 Grafik Variasi Campuran vs Porositas Gambar 4.2 menunjukkan bahwa nilai maksimum porositas pada keramik berpori campuran tanah lempung dan arang aktif 80 : 20 yang disintering pada suhu 1000 C dengan holding time 2 jam yaitu sebesar 50,73 sedangkan nilai minimum porositas ada pada campuran tanah lempung dan arang aktif 100 : 0 12.96 13.08 50.47 27.36 13.6 6.49 8.56 20.93 24.96 32.06 5.37 9.29 12.81 17.91 45.23 10 20 30 40 50 60 100 : 0 90 : 10 80 : 20 70 : 30 60 : 40 P O R O S IT A S Variasi Campuran Grafik Porositas vs Variasi Campuran 2 JAM 3 JAM 4 JAM Universitas Sumatera Utara yang disintering pada suhu 1000 C dengan holding time 4 jam yaitu sebesar 5,37. Pengaruh dari campuran tanah lempung dan arang aktif dapat dilihat pada keramik yang disintering dengan holding time yang sama. Pada holding time 2 jam dapat dilihat bahwa nilai porositas mengalami kenaikan dimulai dari variasi campuran 100 : 0 ; 90 : 10 hingga mencapai titik tertinggi nilai porositas pada campuran 80 : 20. Hal ini menandakan bahwa penambahan arang aktif sebesar 20 dari total campuran total merupakan campuran optimum untuk mendapatkan nilai keporian keramik yang tinggi. Sama halnya dengan pengujian serapan air, keporian memiliki nilai tertinggi pada variasi campuran ini.Dari hal ini dapat diatrik kesimpulan bahwa nilai serapan air dari keramik berpori berbanding lurus dengan nilai porositasnya. Pada holding time 3 jam dan 4 jam dapat diketahui juga bahwa nilai porositas cenderung mengalami kenaikan seiring dengan penambahan arang aktif pada campuran. Kecenderungan kenaikan nilai porositas ini menandakan bahwa penambahan arang aktif pada campuran berbanding lurus dengan nilai porositasnya. Pengaruh holding time terhadap porositas dapat diambil dengan melihat kecenderungan nilai porositas pada variasi campuran yang sama. Pada variasi campuran 100 : 0; 80 : 20 dan 70 : 30 terjadi kecenderungan penurunan nilai porositas seiring dengan penambahan lamanya waktu holding time. Kesimpulannya, nilai porositas keramik ternyata berbanding terbalik dengan holding time. Namun pada campuran 90 : 10 dan 60 :40 terjadi ketidaktentuan kecenderungan nilai porositas yang sama halnya dengan hasil pengujian serapan air. Hasil pengujian porositas ini sesuai dengan hasil pengujian serapan air. Keramik pada komposisi optimum campuran 80 : 20 dengan holding time 2 jam merupakan keramik makropori dikarenakan mempunyai nilai porositas 50. Universitas Sumatera Utara

4.2 Hasil Pengujian Sifat Mekanis Keramik Berpori