serapan air dan porositas terkecil serta kuat tekan dan kekerasan terbesar pada campuran tanah lempung dan arang aktif.
4.3 Hasil Karakterisasi Scanning Electron Microscope
– Energy Dispersive X-Ray SEM-EDX
Karakterisasi dengan Scanning Electron Microscope – Energy Dispersive X-Ray
SEM-EDX dilakukan untuk mengamati morfolgi permukaan, ukuran pori serta kandungan unsur yang terdapat pada sampel.
4.3.1 Morfologi Permukaan
Karakterisasi morfologi permukaan dilakukan dengan menggunakan Scanning Electron Microscope SEM. Sampel yang dikarakterisasi diambil
seberat kurang lebih 5 gram dari tiap sampel. Karakterisasi morfologi permukaan ini dilakukan pada sampel dengan campuran lempung dan arang aktif 80 : 20
dengan holding time 2 jam sebagai sampel terbaik dan sampel dengan campuran lempung dan arang aktif 90 : 10 dengan holding time 4 jam sebagai sampel
pembanding. Sampel yang akan dikarakterisasi akan diperbesar sesuai dengan perbesaran yang diperlukan. Dari hasil karakterisasi permukaan dapat dilihat
morfologi permukaan serta penyebaran pori pada keramik.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. 5 Hasil Pengamatan SEM untuk Sampel dengan Campuran 80 : 20 dengan Holding Time 2 Jam pada Perbesaran 500 kali.
Gambar 4.6 Hasil Pengamatan SEM untuk Sampel dengan Campuran 90 : 10 dengan Holding Time 4 jam pada Perbesaran 500 kali
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 merupakan hasil pengamatan SEM pada perbesaran yang sama yaitu sebesar 500 kali dapat dilakukan perbandingan antara
sampel campuran 80 : 20 dengan holding time 2 jam dengan sampel campuran 90 : 10 dengan holding time 4 jam. Pada sampel 80 : 20 dengan holding
time 2 jam dapat dilihat bahwa persebaran pori-pori yang ditimbulkan akibat proses karbonisasi terlihat lebih banyak dan merata dibandingkan sampel
campuran 90 : 10 dengan holding time 4 jam yang memiliki pori-pori yang lebih sedikit dan tidak tersebar merata. Hal ini sesuai dengan data hasil pengujian
porositas yang menyatakan bahwa porositas dari sampel campuran 80 : 20 dengan 2 jam lebih baik daripada sampel campuran 90 : 10 dengan holding
time 4 jam.
4.3.2 Ukuran Diameter Pori
Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 merupakan hasil pengamatan SEM yang menunjukkan ukuran diameter pori. Sampel yang diuji adalah sampel keramik
berpori dengan campuran 80 : 20 dengan holding time 2 jam dan sampel dengan campuran 90 : 10 dengan holding time 4 jam pada perbesaran yang
sama yaitu 1.500 kali.
Gambar 4.7 Hasil Pengamatan SEM untuk Sampel dengan Campuran 80 : 20 dengan Holding Time 2 Jam pada Perbesaran 1500 kali Beserta Ukuran
Pori
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8 Hasil Pengamatan SEM untuk Sampel denganCampuran 90 : 10 dengan Holding Time 4 Jam pada Perbesaran 1500 kali Beserta Ukuran
Pori
Pada perbesaran 1.500 kali dilakukan pengukuran diameter pori pada tiap tiap sampel pada 3 pori yang berbeda dan diukur nilai rata-rata diameter pori pada
sampel. Pada sampel campuran 80 : 20 dengan holding time 2 jam nilai rata- rata diameter pori yang didapat adalah 8,606 µm sedangkan nilai rata-rata
diameter pori dari sampel campuran 90 : 10 dengan holding time 4 jam adalah 10,687 µm. Dari hasil ini ternyata didapat bahwa ukuran pori dari sampel
campuran 90 : 10 dengan holding time ternyata lebih besar dibandingkan ukuran pori sampel campuran 80 : 20 dengan holding time 4 jam. Penyebab
dari hal ini adalah sampel campuran 80 : 20 dengan holding time 2 jam lebih banyak mengandung arang aktif, sehingga pada proses sintering yang
mengakibatkan karbonisasi renik yang yang dihasilkan lebih tersebar merata dan ukuran nya lebih halus dibandingkan sampel campuran 90 : 10 dengan
holding time 4 jam yang lebih memiliki sedikit kandungan arang aktif. Besarnya ukuran pori ini juga dapat membuat semakin banyak uap air yang dilewatkan
ketika proses filtrasi dan pada akhirnya mengakibatkan rendahnya daya adsorpsi uap air. Dari pembacaan ukuran diameter pori menggunakan SEM dapat juga
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa keramik dengan campuran 80 : 20 dengan holding time 2 jam serta keramik dengan campuran 90 : 10 dengan holding time 4 jam
merupakan jenis macroporous ceramic dikarenakan keramik tersebut memiliki ukuran pori lebih besar dari 50 nm d 50 nm.
4.3.3 Kandungan Unsur