Analisis hubungan antara pelaksanaan audit management dengan efektivitas pelaksanaan anggaran pendapatan : studi kasus pada PDAM kota Bogor

(1)

Disusun oleh:

MOHAMMAD ZAINAL ABDUH NIM: 103082029423

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(Studi Kasus pada PDAM kota Bogor)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Mohammad Zainal Abduh NIM: 103082028423

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, SE., Ak., M. S.i

NIP. 131 474 891 NIP. 150 370 232

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

Hari ini Kamis tanggal Dua Puluh Lima Juni tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan ujian skripsi atas nama Mohammad Zainal Abduh NIM: 103082029423

dengan judul skripsi “Analisis Hubungan antara Pelaksanaan Audit Management

dengan Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan” (Studi Kasus PDAM Kota

Bogor). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skirpsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari jurusan akuntasi fakultas ekonomi dan ilmu sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Juni 2009

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, SE., Ak., M. Si

Ketua Sekretaris

Yessi Fitri, SE., Ak., M. Si Penguji Ahli


(4)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Mohammad Zainal Abduh NIM: 103082028423

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, SE., Ak., M. S.i

NIP. 131 474 891 NIP. 150 370 232

Penguji Ahli

Yessi Fitri, SE., Ak., M. Si NIP. 150 377 440


(5)

Curriculum Vitae

Nama lengkap : Mohammad Zainal Abduh

Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 25 Agustus 1985

Alamat rumah : Jl. BTN Surya Indah II Rt. 03/01 Karang Tengah

Kec. Cibadak Sukabumi Jawa Barat

Selular : 0813 879 14 234/0818 12 14 21

Email : abdongakunboy@ymail.com

Orangtua,

Ayah : Dr. Yurman Zainal., MM

Ibu : Nani Iriani, S. IP

Pendidikan : SDN I Karang Tengah Cibadak

SMPN 2 Cibadak Sukabumi SMAN I Cibadak Sukabumi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Pengalaman Organisasi : - Koordinator Syiar dan Publikasi

LDK Komda FEIS (2004)

- Koord. Pelatihan dan Advokasi RIMASI (2006) - Staf Litbang UKM Bahasa “Flat” (2005) - Staf Ahli Dept. Ekonomi dan Lembaga Semi

Otonom (LSO) Ekonomi Islam BEM UIN Jakarta (2005-2006)

- Koordinator database HMI Cabang Ciputat (2007)

Organisasi Komersil : - Pengurus Pusat Bio Technology Media

Jakarta (penyalur tunggal terapi organik Air Bio Cosminergy treatment Japan di Indonesia) (sejak tahun 2006-sekarang)


(6)

Hari ini Jumat, 9 September 2008 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Mohammad Zainal Abduh NIM: 103082029423 dengan judul Skripsi “Analisis

Hubungan Antara Pelaksanaan Audit dengan Efektivitas Pelaksanaan Anggaran

Pendapatan” (Studi Kasus pada PDAM Kota Bogor). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 September 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Prof. Dr. Abdul Hamid., MS Amilin, SE., Ak, M. Si

Ketua Sekretaris

Rahmawati, SE. Ak., MM Penguji Ahli


(7)

Abstract

The RelationshipBetween Audit Management Implementation to

Revenue’s Budget Implementation Effectiveness Analysis

This research is aimed to find out of influence between audit management and the effectiveness of revenue’s budget implementation. This

research conducted in Regional Water Supply Enterprise (PDAM) Tirta Pakuan

Bogor City, representing one of Corporate Regional Board (BUMD) moving area

of drinking water management.

Research method used in this research is descriptive research method with case strudy approach. Technique of data collecting through research of bibliography and field research by observation, interview, and questioner.

Hypothesis raised in this research is “Implementing of Audit Management has Positive influence with Effectiveness of revenue’s budget implementation. Hypothesis tested by using statistical methods of non paramentric with analysis of correlation or rank spearman.

According to statistical result, the value of correlation coefficient is

0,975 and then from result of significance test obtained by value that taccount

(6,6170) bigger than ttable (2,353) at level significant 0,05 and degree of freedom

three. So that hypothesis of zero (H0) refused and alternative hyphotesis (H1)

accepted. The conclusion of this research show that there are positive influence between audit management implementation to effectiveness of revenue’s budget implementation.

Keywords: audit management, revenue’s budget


(8)

Abstrak

Analisis Hubungan Antara Pelaksanaan

Audit Management

dengan Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antara pengaruh pelaksanaan audit management dengan efektivitas pelaksanaan anggaran pendapatan. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bogor yang merupakan salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) yang bergerak dibidang pengelolaan air minum.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan cara observasi, wawancara, dan kuesioner.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Pelaksanaan Audit

Management memiliki pengaruh yang positif terhadap Efektivitas Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan”. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan metode statistik non parametrik dengan analisis korelasi rank spearman.

Dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar

0,975 dan dari hasil uji signifikansi ternyata diperoleh nilai bahwa thitung (6,6170)

lebih besar dari ttabel (2,353) pada tingkat signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan

tiga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan

hipotesis alternatif (H1) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

yang posisitf antara pelaksanaan audit management terhadap efekitivitas

pelaksanaan anggaran pendapatan.

Kata Kunci: audit management, anggaran pendapatan


(9)

Alhamdulillahirrabill’alamin puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan penggenggam alam semesta, berkat rahmat dan karunia-Nya doa kita diijabah sehingga saya pun bisa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

Pengaruh Pelaksanaan Audit Management Terhadap Efektivitas Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan”, Sholatullah sallamullah ala toha rasulillah selalu tercurah

pada mu ya rasulallah Muhammad Saw, beserta keluarga, khulafaurrasyidin, dan para sahabatnya.

Dalam kesempatan ini saya ingin memberikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir baik dalam bentuk dorongan motivasi, materi, pikiran, waktu, dan tenaga. Di antaranya kepada:

1. Ayahanda Dr. Yurman Zainal., MM dan Ibunda tersayang Nani Iriani (semoga mereka sehat selalu dan diberikan umur panjang, amin!) adek-adek tercinta Uni Meriyana (tetap semangat kuliahnya), Dede Intania, dan De Yoanita. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid., MS, selaku Pimpinan (Dekan) FEIS sekaligus

beliau adalah pembimbing pertama.

3. Bapak Amilin, SE, Ak., M. Si, selaku pembimbing kedua terimakasih juga untuk keluarga bapak yang selalu menerima saya kapanpun.

4. Bapak Abdul Hamid Cebba, SE, Ak., MBA, selaku pimpinan BLU UIN Syarif Hidayatullah dan mantan Kajur Akuntansi.

5. Kajur Akuntansi Bapak Afif Sulfa, SE, Ak, M. Si.

6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M. Si selaku dosen penguji skripsi sekaligus Sekjur Akuntansi.

7. Ibu Rahmawati SE. Ak, MM., dosen penguji ujian komprehensif.

8. Seluruh dosen dan asisten tenaga pengajar khususnya Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah yang memiliki kualitas yang luar biasa dan terbaik yang pernah saya kenal.

9. Ibu Liliek bagian akademik, Ibu Dewi bagian jurusan akuntansi, Ibu Siska dan semua staf administrasi di Fakultas Ekonomi UIN Srif Hidayatullah Jakarta.


(10)

10. Staf dan pegawai Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Perpus STIEAD-UMJ, Perpus FEUI, Perpus FEUP, Perpus FE Trisakti, dan Perpustakaan Kota Sukabumi.

11. Bapak Drs. H Achyani Suardi, MM, Direktur Umum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

12. Bapak. H. Dedi Suryadi., SE., MM Kepala Satuan Pengawasan Intern PDAM Kota Bogor .

13. Ibu. Hj. Sri Maryati, SE (Kabag Keuangan), Ibu Hj. Yani, SE (Kasubbag SPI Keuangan), H. Sidik, SE (Kasubbag Anggaran) “terimakasih Pak atas keterangan dan semua data anggaran”, Mas Eko (Thx atas semua data LK selama 5 tahun), Mas Ashadi, Pak kamaludin, Pak Sony, Mbak Vera, Ibu Puji, Ibu Yuyun, Pak Syafrial (Kasubbag PDE), H. Iwan (Kasubbag Penagihan), Pak Handoyo (Kasubbag Akuntansi), seluruh staf auditor dan pegawai PDAM Kota Bogor terimakasih atas keramahan dan sangat Wellcome!!

14. Adinda Desi Nurnaningsih yang selalu mengingatkan dan begitu banyak memberikan bantuan hingga skripsi ini bisa selesai.

15. Kawan-kawan (Biotech Media Jakarta) senasib dan seperjuangan Zulfan Hamidy (semoga anaknya lahir dengan selamat!), Roy Boscha (selain ngurusin duit jangan ngurusin motor, urusin skripsi!), Ujang (hati-hati ngantar barang), Andi dan Sofyan (kapan mau wisuda?! Ayo semangat jgn nyari agen mulu!), Afrian dan Aries, Welly dan Rifki. Pak Widy, Ustadz. Mahmud, Ustadz. Mizan terimakasih atas bantuan finansial, seluruh agen dan distributor airbio cosminergy di Indonesia semoga anda sehat permanen dan sukses selalu, amin!

16. Feril (thx informasinya), Roni dan Mega, Salawati (sukses deh!), Adit dan Sandi, Zulfah (ayo smangat), Intan, Damayanti, Ucok (arde), Ilham, Heru, Rosyidi, enchek, Adi Friandi (selamat kerja di Bappepam), Wachi (kerja di BLU UIN) dan Adi Setyo, Solikhin (terimakasih semester satu saya numpang tinggal 1bulan) Fahmi dan semua kawan-kawan kelas akuntansi C (angkatan 2003) yang mayoritas sudah lulus lebih dulu. Kawan-kawan kelas audit (angkatan 2003) Endah (selamat kerja di Depkeu), Wulan (selamat kerja di


(11)

BLU UIN), Yopi, Opik (staf di FEIS), agus, andhika thanks guys youre best

friend in the class.

17. Erna (kerja di FDI UIN) makasih atas bantuan ilmu statistika sukses ya! Rina, dan semua adik kelas Akuntasi angkatan (2004), juga kawan-kawan mahasiswa manajemen (2003) Didi (thanks ngajarin SPSS), Dida, Imron & Nawiyah (Happy Wedding), Ucuy, Arif (Tamplang), Yasser,dkk. Semoga cepat dapet kerja and get Married, salam sukses!!

18. Alumni Asrama Putera (2003), Kawan-kawan dari organisasi yang pernah diikuti LDK, HMI, UKM Bahasa, Riungan Mahasiswa Sukabumi (Rimasi), BEM UIN, Tarung Derajat AA Boxer dan semua organisasi baik internal maupun eksternal kampus terimakasih atas ilmu-ilmu yang bermanfaat yang tidak ada dalam kuliah (Ok mantap Lanjutkan!).

19. Semua teman-teman dan saudara-saudara yang saya kenal mohon maaf tidak tersebutkan karena keterbatasan.

Semoga Allah SWT membalas dengan berlipat ganda segala amal baik dan bantuan yang telah diberikan secara ikhlas kepada Peneliti. Amin

Peneliti menyadari meskipun telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunannya, laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti menerima kritikan dan masukan yang membangun atas skripsi ini. Saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkan khususnya bagi pendidikan akuntansi.

Ciputat, 26 April 2009

Mohammad Zainal Abduh


(12)

Daftar Isi

Daftar Riwayat Hidup i

Pengesahan Ujian Komprehensif ii

Abstract iii

Abstrak iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi viii

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

BAB I Pendahuluan

A. Latar belakang Penelitian 1

B. Perumusan Masalah 7

C. Maksud dan Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 8

BAB II Tinjauan Pustaka

A. Audit Management 9

1. Pengertian Audit Management 9

2. Tujuan Audit Management 11

3. Manfaat Audit Management 12

4. Ruang Lingkup Audit Management 14

5. Keterbatasan Audit Management 15

B. Perbedaan Finansial Audit dengan Audit Management 16

C. Pelaksanaan Audit Management 18

D. Tahap-Tahap Audit Management 20

E. Internal Auditor

1. Pengertian Internal Auditor 26

2. Peran Auditor Internal 27

3. Ruang Lingkup Auditor Internal 29


(13)

4. Kedudukan Auditor Internal 30 F. Sistem Pengendali Manajemen

1. Pengertian Sistem Pengendali Manajemen 31

2. Elemen dan Karakteristik SPM 31

3. Struktur Sistem Pengendali Manajemen 33

4. Proses Sistem Pengendali Manajemen 34

G. Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan 37

2. Penggolongan Pendapatan 38

H. Anggaran

1. Pengertian Anggaran 39

2. Fungsi dan Prinsip Anggaran 40

3. Keunggulan dan Keterbatasan Anggaran 41

4. Penggolongan Anggaran 42

5. Prosedur Penyusunan Anggaran 43

6. Laporan Anggaran 47

I. Anggaran Pendapatan 49

J. Kerangka Pemikiran 50

K. Hipotesis 54

Bab III

Metodologi Penelitian

A. Ruang Lingkup Penelitian 55

B. Metode Penentuan Sampel 55

C. Metode Analisis 56

1. Uji Kualitas Data 57

2. Uji Hipotesis 58

3. Penetapan Tingkat Signifikansi 60

4. Kriteria Pengambilan Keputusan 60

D. Metode Pengumpulan Data 61

E. Operasionalisasi Varaibel 62


(14)

1. Variabel Independen 62

2. Variabel Dependen 65

3. Penetapan Hipotesis 66

BAB IV

Penemuan dan Pembahasan

A. Sekilas Gambaran Objek Penelitian 67

1. Sejarah Singkat Pendirian PDAM Kota Bogor 67

2. Perkembangan Usaha 69

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Ketentuan Umum Pelaksanaan Audit Management 94

2. Anggaran Pendapatan 99

C. Pembahasan Penelitian 105

1. Pelaksanaan Audit Management di PDAM Kota Bogor 105

2. Penilaian terhadap Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan 109

3. Pengaruh Pelaksanaan Audit Management terhadap

Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan 111

BAB V

Kesimpulan dan Implikasi

A. Kesimpulan 122

B. Implikasi 123

Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran


(15)

i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan sebagai suatu lembaga perekonomian memiliki peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu negara. Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta diharapkan dapat meningkatkan pendapatannya. Namun untuk memperoleh pendapatan yang diharapkan tentunya tidak mudah, terlebih bagi perusahaan yang termasuk golongan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Perusahaan daerah yang mengelola aset milik daerah haruslah berperan aktif dalam menghasilkan pendapatan yang maksimum, karena selain menghasilkan pendapatan bagi perusahaan itu sendiri juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pendapatan daerah.

Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) kota Bogor Secara garis besar mempunyai 2 fungsi yaitu fungsi ekonomi/perusahaan dan fungsi sosial. PDAM Kota Bogor juga mempunyai misi:

1. Mencukupi keperluan atau kebutuhan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi masyarakat untuk setiap jenis pemakaian dengan tetap memperhatikan keharusan PDAM meningkatkan peranan sebagai fungsi sosial dan fungsi perusahaan (ekonomi).

2. Pembangunan air minum diintergrasikan pada aktivitas perkembangan ekonomi daerah.


(16)

3. Menjadikan PDAM Kota Bogor benar-benar menguntungkan dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan tugas dan fungsinya sehingga dapat menambah pendapatan daerah secara langsung dan merupakan tulang punggung pendapatan asli daerah sendiri Pemda kota Bogor, dalam mempersiapkan dari menyongsong otonomi daerah tingkat II.

Untuk mencapai tujuan tersebut, PDAM kota Bogor dituntut untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaannya, sehingga diperlukan suatu pemeriksaan terhadap seluruh kegiatan perusahaan. Manajemen bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan perusahaan, oleh karena itu pihak manajemen tidak hanya membutuhkan informasi mengenai laporan keuangan saja yang diperoleh dari pemeriksaan (audit) atas laporan keuangan yang bersifat finansial akan tetapi juga yang bersifat non finansial. Atas dasar hal tersebut, maka berkembang suatu sistem pemeriksaan yang merupakan perluasan dari pemeriksaan

keuangan yaitu audit management.

Audit management merupakan pemeriksaan guna menilai atau

mengevaluasi kualitas pengelolaan sumber daya organisasi oleh pihak manajemen dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, dalam hal ini untuk menilai bagian-bagian mana dalam perusahaan yang sudah baik atau masih lemah dengan tujuan untuk meningkatkan pengelolaan organisasi oleh pihak manajemen. Melalui pemeriksaan ini, manajemen perusahaan dapat lebih dini menemukan masalah-masalah sebelum hal itu menjadi lebih serius dan berakibat fatal bagi kelangsungan hidup perusahaan.


(17)

Pendapatan yang diperoleh PDAM kota Bogor salah satunya timbul dari aktivitas penjualan air. Dengan besarnya perolehan pendapatan yang diterima dari aktivitas yang dilakukannya, perusahaan dihadapkan pada risiko tidak diterimanya sebagian dari pendapatan tersebut yang merupakan suatu kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mengoptimumkan penerimaan pendapatan tersebut agar dapat menjamin kelancaran kegiatan perusahaan.

Agar risiko yang ditanggung oleh perusahaan relatif kecil, maka segala kegiatan atau tindakan harus direncanakan terlebih dahulu. Demikian pula halnya dengan pendapatan. Fungsi perencanaan dilaksanakan untuk menetapkan tujuan perusahaan dan merupakan dasar bagi fungsi pengendalian. Fungsi pengendalian yang dijalankan oleh manajemen sangat luas penerapannya, diantaranya adalah pelaksanaan pengendalian atas pendapatan perusahaan. Pengendalian ini ditujukan agar pendapatan yang diterima oleh perusahaan tersebut dapat berjalan dengan efektif. Salah satu alat yang dapat membantu pelaksanaan pengendalian ini adalah anggaran.

Anggaran merupakan bagian yang penting untuk pengendalian dalam suatu perusahaan. Anggaran merupakan pencerminan dari rencana kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam nilai uang atau suatu kuantitatif lainnya, mencakup taksiran-taksiran pendapatan dan biaya serta penerimaan dan pengeluaran uang untuk aktivitas operasional maupun investasi.


(18)

Anggaran pendapatan berisi rencana mengenai pendapatan yang akan diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian anggaran pendapatan akan menjadi pengendali dalam efektivitas pendapatan. Sebagai salah satu alat pengendalian, anggaran dibandingkan dengan hasil pelaksanaan di lapangan dimana data aktual akan diamati dan dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan.

Suatu sistem pengawasan yang baik atas pelaksanaan anggaran akan dapat membantu manajemen dalam menilai keberhasilan perusahaan di dalam merealisasikan rencana yang telah ditetapkan. Hal tersebut tentunya akan mendukung perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu memperoleh pendapatan yang optimal. Salah satu cara dalam melaksanakan

pengawasan adalah dengan melakukan audit management, dimana hasil dari

pelaksanaan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi mengenai keefektifan pelaksanaan anggaran pendapatan PDAM kota Bogor.

Oleh karena itu, audit management merupakan pemeriksaan yang

harus dilakukan dalam suatu perusahaan dimana sasaran utama dari pemeriksaan ini adalah menilai apakah cara pengelolaan organisasi telah dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya yang dikelolanya sehingga pendapatan yang diperoleh perusahaan pun semakin

meningkat setiap tahunnya. Dalam hal ini audit management merupakan

evaluasi secara independen dan berorientasi ke masa depan atas berbagai


(19)

kegiatan operasional perusahaan, khususnya dalam hal ini dengan pelaksanaan anggaran pendapatan.

Penelitian tentang audit management atau audit kinerja (operational

audit) dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas dilakukan oleh A. Rodi

Kartamulja (2001). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh A. Rodi Kartamulja (2001) menunjukkan bahwa peranan audit kinerja berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi dan efektivitas rencana, realisasi, dan

pencairan dana Bandung Urban Development Project II. Rujukan penelitian

lainnya, diantaranya penelitian yang dilakukan Muhammad Hasbi Saleh (1997), setelah dilakukan pemeriksaan karena manajemen pemasaran tidak di kelola dengan cukup efisien, ekonomis, dan efektif terbukti pendapatan penjualan secara keseluruhan menjadi berkurang.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya. Adapun perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini.


(20)

Tabel 1.1 Perbedaan Penelitian

Kategori Penelitian Sebelumnya Penelitian Peneliti

Variabel Penelitian

Sampel Penelitian

Populasi

Objek penelitian

Ada tiga variabel penelitian yaitu variabel hasil pemeriksaan kinerja sebagai variabel bebas, tingkat efisiensi dan efektivitas sebagai variabel terikat.

1. Dari setiap sektor diambil lima orang auditor yang terdiri dari tiga auditor sektor dan dua auditor proyek induk

2. Sampel kedua diambil semua biaya dari ketujuh sektor Proyek BUDP II

Ada dua populasi: 1. Semua nilai audit

kinerja pada BUDP I dan II

2. Hasil yang dicapai dari pembangunan pada BUDP I dan II Bandung Urban

Development Project

(BUDP)

Ada dua variabel yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu

pelaksanaan audit management

terdiri dari tahap-tahap

pelaksanaan audit management

sebagai varibel independen, sedangkan efektivitas pelaksanaan anggaran pendapatan sebagai variabel terikat.

Tahun pelaksanaan dijadikan sebagai sampel penelitian.

Karena sampel penelitian ini adalah tahun pelaksanaan, maka populasinya selama 5 tahun yaitu dari periode tahun 2003 hingga 2007

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor

(Sumber: A. Rodi Kartamulja, 2001)

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh A. Rodi Kartmulja (2001) dan Muhammad Hasbi Saleh (1997) membuat peneliti terinspirasi untuk

meneliti kembali mengenai pelaksanaan audit management yang dilakukan

perusahaan dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggaran pendapatan


(21)

perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil judul dalam

bentuk skripsi ini yaitu: “Analisis Hubungan antara Pelaksanaan Audit

Management dengan Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan”.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan diatas, maka diidentifikasi masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu

1. Bagaimana pelaksanaan audit management yang diterapkan di PDAM

Kota Bogor.

2. Bagaimana penilaian terhadap efektivitas pelaksanaan anggaran

pendapatan.

3. Bagaimana hubungan antara pelaksanaan audit management dengan

efektivitas pelaksanaan anggaran.

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai

hubungan antara pelaksanaan audit management dengan efektivitas

pelaksanaan anggaran pendapatan di PDAM Tirta Pakuan kota Bogor. Sedangkan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur dan memperoleh

bukti empiris tentang hubungan antara pelaksanaan audit management dengan

efektivitas pelaksanaan anggaran pendapatan.


(22)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat atau kegunaan sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Daerah (Pemda) dan pelanggan, dengan efektivitas

anggaran pendapatan dan optimalnya pelaksanaan audit management dapat

menimbulkan kredibilitas laporan keuangan sehingga laporan tersebut dapat dipercaya.

2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat dalam mengembangkan dan memajukan perusahaan.

3. Bagi DPRD II kota Bogor, sebagai referensi bagi rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) dan pembuatan kebijakan yang diusulkan daerah, karena PDAM adalah perusahaan yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar bagi daerah kota Bogor.

4. Bagi pihak lain, sebagai sumber informasi dan titik tolak bagi penelitian selanjutnya.

5. Bagi peneliti, menambah dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan

mengenai pelaksanaan audit management dan hubungannya terhadap

efektivitas pelaksanaan anggaran pendapatan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Management

1. Pengertian Audit Management

Pada saat ini pelaksanaan audit management masih mengalami

perkembangan sehingga belum ada satu definisi atau pendekatan tertentu

yang dapat disepakati oleh semua pihak. Penggunaan istilah audit

management sendiri dimaksudkan untuk membedakannya dengan kegiatan

pemeriksaan keuangan yang ada sebelumnya. Pengertian audit

management menurut British Institute of Management seperti yang di

kutip oleh Amin Widjaya (2001) adalah sebagai berikut:

“Audit management is a systematic, comprehensive, critical appraisal of the organization structure, management practices and methods conducted normally by external independent person…its primary objective is to motivate management to take action which lead to increased efficiency

and profitability of the organization”.

Sedangkan menurut Sukriso Agoes (2004) adalah sebagai berikut:

Audit management adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi

suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis”.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa audit

management merupakan suatu upaya untuk menilai atau mengevaluasi

kualitas pengelolaan suatu organisasi oleh pihak manajemen ditinjau dari sudut kehematan, efisiensi, dan efektivitas dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.


(24)

Prosedur audit management didasarkan pada konsep pelaksanaan operasional yang memenuhi kehematan, efisiensi, dan efektivitas. Menurut Rob Reider (2002) adalah sebagai berikut:

“Economy (or the cost of operations). Is the organization carrying out its responsibilities in the most economical manner – that is, through due conservation of its resources?

Efficiency (or methode operations). Is the organization carrying out its responsibilities with the minimum expenditure of effort?

Effectiveness (or result of operations). Is the organization achieving results or benefits on stated goals and objectives or some other measureble criteria?”.

Sedangkan menurut A. Rodi Kartamulja (2001) seperti yang di kutip dalam penelitiannya “Peranan Audit Kinerja dalam meningkatkan

Efisiensi dan Efektivitas (Bandung Urban Development Project)” adalah

sebagai berikut:

a. Efektivitas atau hasil guna dapat diartikan sebagai keberhasilan suatu organisasi dalam usahanya untuk mencapai tujuan akhir organisasi tersebut. Dengan kata lain bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai tujuannya baik ditinjau dari segi kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja, maupun batas waktu yang ditargetkan.

b. Kehematan (economy) dapat dipahami sebagai perbandingan tingkat

biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan suatu kegiatan dengan manfaat yang akan diperoleh, berarti cara penggunaan sesuatu barang

(hal) secara berhati-hati dan bijak (prudent) agar diperoleh hasil yang

terbaik.

c. Efisiensi atau berdaya guna adalah suatu tingkat penggunaan biaya untuk melaksanakan suatu aktivitas (memperoleh sesuatu), berarti bertindak dengan cara yang dapat meminimalisasi kerugian atau pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu”.


(25)

2. Tujuan Audit Management

Tujuan audit management menurut Moh. Mansur (1990) adalah

sebagai berikut:

a. Untuk menilai apakah penyusunan rencana kebutuhan barang telah sesuai dengan operasi perusahaan.

b. Untuk menilai ketaatan tehadap ketentuan intern maupun terhadap ekstern.

c. Untuk menilai kelancaran pelayanan baik terhadap intern maupun ekstern.

d. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada manajemen.

e. Untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern, pengendalian manajemen, dan prosedur operasional perusahaan, dalam rangka meningkatkan kehematan, efisiensi, dan efektivitas dari kegiatan operasional perusahaan.

Menurut Rob Reider (2002) audit management selalu diarahkan

pada suatu kombinasi tiga tujuan berikut, yaitu: a. Menilai pelaksanaan

Beberapa pemeriksaan manajemen seringkali melibatkan suatu penilaian terhadap pelaksanaan organisasi terhadap berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen atau terhadap kriteria pengukuran lainnya yang dianggap tepat.


(26)

b. Identifikasi berbagai peluang untuk perbaikan

Berdasarkan hasil penilaian terhadap pelaksanaan, auditor dapat merumuskan secara umum berbagai peluang untuk melaksanakan

perbaikan. Peningkatan kehematan, efisiensi dan efektivitas

merupakan kategori utama dalam sasaran perbaikan.

c. Mengembangkan berbagai rekomendasi sebagai upaya perbaikan tindak lanjut.

Sifat dan keluasan setiap rekomendasi yang dikembangkan dalam

audit management dapat berbeda-beda tergantung pada sifat

permasalahan dan kesempatan yang tersedia.

Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa audit management

bertujuan menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas objek yang diterima, dengan membuat rekomendasi tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih efektif, efisien, dan hemat. Hal tersebut dilakukan dengan menilai ketaatan pada ketentuan yang berlaku efisiensi, kehematan, dan

efektivitas objek yang diperiksa dalam mengelola dan

mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas atau program.

3. Manfaat Audit Management

Tergantung pada luasnya kajian, audit management mempunyai

manfaat yang signifikan bagi manajemen puncak dan staf perusahaan,

antara lain manfaat audit management yang akan diperoleh menurut Moh.

Mansur (1990) adalah sebagai berikut:


(27)

a. Manfaat bagi pemeriksa

Pembahasan atas konsep laporan hasil pemeriksaan dengan cara meminta tanggapan objek atas temuan pemeriksaan seringkali dapat mengungkapkan hal-hal yang diperlukan pemeriksa.

b. Manfaat bagi objek yang di periksa

Setelah petugas objek yang diperiksa dapat memahami

kekurangannya, maka ia akan memperoleh manfaat dengan adanya usulan perbaikan atau penyempurnaan dari pemeriksa. Sehingga untuk melanjutkannya ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik atau lebih sempurna sesuai dengan kebijaksanaan yang berlaku.

Adapun manfaat utama audit management adalah untuk

meningkatkan kinerja dan akuntabilitas (Agung Rai, 2009: 46).

Menurutnya, audit management dapat meningkatkan kinerja suatu entitas

yang diaudit dengan cara sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi permasalahan dan alternatif penyelesaiannya.

b. Mengidentifikasi sebab-sebab aktual (tidak hanya gejala atau perkiraan-perkiraan) dari suatu permasalahan yang dapat diatasi oleh kebijakan manajemen atau tindakan lainnya.

c. Mengidentifikasi peluang atau kemungkinan untuk mengatasi keborosan atau ketidakefsienan.

d. Mengidentifikasi kriteria untuk menilai pencapaian tujuan organisasi. e. Melakukan evaluasi atas sistem pengendalian internal.


(28)

f. Menyediakan jalur komunikasi antar tataran operasional dan manajemen.

g. Melaporkan ketidak beresan.

4. Ruang Lingkup Audit Management

Penetapan ruang lingkup manajemen itu sangat bervariasi, dimulai dari pemeriksaan operasi suatu organisasi secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu saja, seperti divisi, departemen, bagian, cabang, dan sebagainya. Atau berdasarkan suatu fungsi tertentu, seperti pemasaran, sumber daya manusia, keuangan, produksi dan sebagainya.

Ada dua sumber yang menjelaskan ruang lingkup dari audit

management:

a. Ruang lingkup yang didefinisikan oleh GAO (General Accounting

Office) yang dikutip oleh Cashin, Neuwirth, Levy (2001), yaitu:

“Economy ande efficiency – determines (a) whether the entity is managing and utilizing its resources (such an personnel, property, and space) economically and efficiently, (b) the causes of inefficiencies or un ecconomical practices, and (c) whether the entity has complied with laws and regulation concerning matters of economy and efficiency.

Program results – determines (a) whether the desired result or benefits established by the legislature or other authorizing body are being achived, and (b) whether the agency has consired alternatives alternatives that might yield desired results at alower cost”.

b. Ruang lingkup yang didefinisikan oleh IIA (The Institute of Internal Auditors) yang dikutip oleh Cashin, Neuwirth, Levy (2001), yaitu:

“Management is responsible for setting operating standards to measure an activity’s economical and efficient use of resources. Internal auditors are responsible for determining whether:

1) Operating standards have been established for measuring economy and efficiency.


(29)

2) Established operating standards are understood and are being met.

3) Deviations from operating standards are identified, and analyzed and communicated to those responsible for corrective action. 4) Corrective action has been taken.

Audit related to economical and efficient use of resources should identify such condition as:

a) Underutilized facilities. b) Nonproductive work.

c) Procedures that are not cost-justified. d) Overstaffing or understaffing”.

5. Keterbatasan Audit Management

Audit management merupakan suatu teknik pengendalian yang

dapat membantu manajemen dengan menerapkan metode untuk mengevaluasi keefektipan prosedur kegiatan dan pengendalian intern.

Tujuan utama dari audit management adalah mengurangi pemborosan dan

inefisiensi. Namun untuk mencapai hal-hal tersebut bukanlah usaha yang

ringan, karena audit management itu sendiri memiliki keterbatasan-

keterbatasan sebagaimana menurut Hans Kartikadi yang dikutip oleh Soekrisno Agoes (2004) dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tidak terdapatnya kriteria standar yang dapat dijadikan acuan untuk mengevaluasi objek pemeriksaan. Dalam pelaksanaan finansial audit kewajaran laporan keuangan diperiksa berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum (di Indonesia berlaku standar akuntansi keuangan,

SAK). Standar umum seperti itu sulit disusun untuk audit

management.


(30)

b. Sasaran audit management sering bersifat kualitatif, tidak seperti

financial audit yang objek pemeriksaannya selalu dapat dikuantifir

dalam bentuk satuan uang, dalam audit management objek

pemeriksaan sering kali bersifat kualitatif sehingga menyulitkan dalam proses evaluasi.

c. Hasil dari suatu proses audit management sering baru diketahui dalam

jangka panjang.

d. Pelaksanaan audit management memerlukan wawasan pengetahuan

dan pengalaman yang luas.

Namun terlepas dari masalah tersebut, tetap harus ditekankan

bahwa manfaat dari hasil audit management hanya akan diketahui setelah

pemeriksaan itu selesai dilakukan, yang paling penting adalah bagaimana mengurangi sekecil mungkin hambatan-hambatan tersebut.

B. Perbedaan Finansial Audit dengan Audit Management

Perbedaan utama antara finansial dan audit management adalah tujuan

pengujinya. Finansial audit menekankan pada kewajaran laporan keuangan

sedangkan audit management menekan pada ekonomisasi, efisiensi, dan

efektivitas. Berikut adalah beberapa perbedaan antara finansial audit dengan

audit management menurut Amin Wijaya (2001) dapat di lihat pada tabel

berikut ini:


(31)

Tabel 2.1

Perbedaan Audit Management dengan Finansial Audit

Karakteristik Finansial Audit Audit Management

1. Tujuan

2. Ruang lingkup 3. Orientasi 4. Standar 5. Metode 6. Presasi 7. Pemakai 8. Realisasi 9. Keharusan 10. Sejarah 11. Katalisator 12. Frekuensi Menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan

Data/catatan keuangan Urusan keuangan dalam periode yang sudah lalu Prinsip-prinsip akuntansi yang lazim dipakai atau diterima secara umum Standar-standar

pemeriksaan yang lazim dipakai/diterima secara umum

Definitif

Terutama pihak luar: pemegang saham, publik, pemerintah

Aktual

Diharuskan oleh undang- undang/peraturan

Sudah berusia lama

Tradisi

Teratur paling sedikit setahun sekali

Menilai dan

meningkatkan efisiensi dan keefektifan

pengelolaan Operasi dan fungsi Urusan operasional yang sudah lalu, sekarang dan yang akan datang Prinsip-prinsip operasi manajemen Teknik-teknik operasi manajemen Relatif Biasanya intern, umumnya pimpinan Potensial

Tidak harus terutama merupakan periogratif pimpinan

Belum lama, berkaitan dengan adanya

pendekatan sistem Terutama permintaan pimpinan

Periodik, tetapi

kebanyakan saatnya tidak tentu

(Sumber: Amin Widjaja, 2001: 8-9)


(32)

C. Pelaksanaan Audit Management

Audit management dapat dilakukan oleh akuntan publik (auditor

eksternal), konsultan manajemen, atau pemeriksa intern (auditor internal).

Namun audit management akan lebih baik hasilnya apabila dilakukan oleh

auditor internal. Hal ini terjadi karena di samping latar belakang pendidikannya yang berbeda-beda (multi disiplin), biasanya mereka lebih memahami kondisi perusahaan, lebih mudah dalam memperoleh data yang diperlukan, sehingga dapat lebih peka dalam menentukan hal-hal yang dapat mengurangi tingkat kehematan, efisiensi, dan efektivitas dalam pengelolaan perusahaan.

Dilihat dari faktor biaya, akan menjadi lebih ekonomis apabila

pelaksana audit management dilakukan oleh pemeriksa intern dibandingkan

dengan tenaga konsultan. Menurut IAI (2007) dalam Standar Profesional Auditor Internal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan auditor internal, yaitu:

a. Independensi, auditor internal harus mandiri dan terpisah dari kegiatan yang diperiksanya.

1) Status organisasi: status organisasi dari unit auditor internal haruslah memberikan keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan kepadanya.

2) Objektivitas: para auditor internal harus melaksanakan tugasnya secara objektif.


(33)

b. Kemampuan profesional, auditor internal harus mencerminkan keahlian dan ketelitian profesional yaitu memiliki atau mendapatkan pengetahuan, kecakapan, dan disiplin ilmu yang penting dalam pelaksanaan pemeriksaan.

Standar pelaksanaan audit management terdiri atas empat pernyataan

yang berkaitan dengan syarat-syarat dalam merencanakan dan mengawasi pekerjaan di lapangan yang harus dipenuhi (Agung Ray, 2009). Adapun pernyataannya sebagai berikut.

a. Pekerjaan harus direncanakan secara memadai b. Staf harus disupervisi dengan baik

c. Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk menjadi dasar yang memadai bagi temuan dan rekomendasi pemeriksa.

d. Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumen pemeriksaan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumen pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan pemeriksa tersebut, dapat memastikan bahwa dokumen pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi pemeriksa.


(34)

D. Tahap-tahap Audit Management

Menurut Rob Reider (2002: 165) tahapan audit management, terdiri

dari:

a. Tahap Perencanaan (planning).

b. Tahap program kerja (work programs).

c. Tahap pelaksanaan kerja lapangan (field work).

d. Tahap pengembangan temuan audit dan rekomendasi (development of

findings and recomendations).

e. Tahap pelaporan (reporting)

Berikut ini penjelasan dari masing-masing tahap:

a. Tahap Perencanaan

Untuk memperoleh hasil yang yang lebih baik dari sumber daya

audit management, auditor harus melakukan identifikasi masalah-masalah

penting, sehingga dapat menawarkan potensi manfaat yang lebih besar dengan cara survei pendahuluan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengumpulkan informasi tentang bidang operasi, mengidentifikasi kemungkinan adanya masalah dalam bidang operasi terebut, serta sebagai

titik awal untuk mengembangkan dasar program kerja audit management.

Pada umumnya informasi yang dapat dikumpulkan, meliputi:

1) Hukum dan peraturan yang digunakan dalam aktivitas yang akan di audit. Pemahaman mengenai dasar hukum kepengurusan dan aktivitas bidang yang di audit sangat diperlukan untuk menentukan tujuan, ruang lingkup, dan maksud aktivitas yang diaudit. Pemahaman


(35)

tersebut, diantaranya meliputi: latar belakang organisasi/perusahaan, struktur organisasi, dan tujuan perusahaan.

2) Bahan atau materi yang ada dalam organisasi atau perusahaan.

Materi yang ada dalam organisasi yaitu organisasi dan aktivitasnya, diantaranya meliputi: tugas dan tanggung jawab divisi/bagian, pendelegasian wewenang, jumlah pegawai menurut segmen, dan lokasi perusahaan.

3) Informasi keuangan.

Informasi keuangan, seperti: catatan laba dari pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan, biaya operasi menurut periode, dan analisis arus kas.

4) Prosedur dan metode operasi.

Prosedur dan metode operasi diperoleh informasinya dari pimpinan puncak. Pada tahap ini, di peroleh informasi mengenai implementasi prosedur dan metode operasi yang bersangkutan.

5) Laporan dan informasi manajemen.

Auditor harus memperoleh laporan dan informasi manajemen yang tersedia, seperti sifat, isi, dan periode semua jenis pelaporan.

6) Masalah

Auditor harus memperoleh informasi mengenai masalah yang ada dan mengidentifikasi, mendokumentasikan semua masalah penting dari suatu aktivitas yang memerlukan suatu perbaikan.


(36)

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi, diantaranya:

a) Wawancara dengan pimpinan dan pegawai. b) Data organisasi.

c) Data keuangan.

d) Kebijakan dan prosedur.

e) Laporan dan informasi manajemen. f) Pemeriksaan fisik.

b. Tahap Program Kerja

Program kerja merupakan dasar pelaksanaan audit management

dalam masalah efisiensi dan efektivitas, juga merupakan kunci

keberhasilan dalam audit management. Program kerja audit management

merupakan suatu rencana kerja agar pelaksanaan audit mencapai hasil terbaik. Program kerja bersifat fleksibel yang dapat disesuaikan dengan perubahan kondisi tertentu, dapat di tambah atau dikurangi sesuai dengan fakta yang ditemui.

Program kerja menguraikan secara terperinci apa yang harus dilakukan untuk untuk memperoleh informasi yang dibutukan sehingga dapat diperoleh suatu temuan pemeriksaan dan memberikan rekomendasi perbaikan. Selain itu, program kerja pemeriksaan ini harus menyertakan taksiran-taksiran waktu yang diperlukan sesuai dengan rencana pemeriksaan guna melaksanakan kegiatan yang bersangkutan. Anggaran waktu juga diperlukan untuk menentukan jumlah tenaga pemeriksa yang


(37)

harus dikerahkan agar tugas pemeriksaan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

c. Tahap Pelaksanaan Kerja Lapangan

Tahap pelaksanaan kerja lapangan merupakan tahap dimana langkah-langkah kerja yang telah ditentukan dalam program kerja dilaksanakan atau direalisasikan. Pada tahap ini auditor harus mengumpulkan dan menganalisis bukti-bukti atau informasi yang cukup untuk mendukung dan menyajikan temuan pemeriksaan. Ada dua faktor yang harus diperhatikan dalam tahap pelaksanaan kerja lapangan, yaitu

berkaitan dengan compliance audit, apakah kebijakan dan prosedur telah

ditaati dan apakah prosedur operasi dan sistem pengendalian manajemen tercapai dengan baik sehingga tercapai ekonomis, efisiensi, dan efektivitas, hasil dari pelaksanaan ini kemudian dituangkan ke dalam kertas kerja.

d. Tahap Pengembangan Temuan Audit dan Rekomendasi

Selama pelaksanaan kerja lapangan, auditor mungkin menemukan

dan mengidentifikasi kekurangan (deficiency) yang secara keseluruhan

dapat mempengaruhi jalannya perusahaan. Namun tidak setiap kekurangan yang ditemukan oleh seorang auditor adalah temuan audit yang dapat dilaporkan. Oleh karena itu, auditor harus mengembangkan unsur-unsur temuan audit untuk meyakinkan manajemen bahwa terdapatnya kekurangan atau penyimpangan sehingga perlu dilakukan tindakan korektif sesegera mungkin.

Pengembangan temuan udit ini, meliputi:


(38)

1) Pernyataan kondisi (Statement of condition)

Istilah kondisi biasanya mengandung arti hasil aktual, yaitu apa yang auditor temukan selama melakukan observasi. Kondisi harus secara benar dinilai, oleh karena itu informasi yang dikumpulkan harus cukup, kompeten, dan relevan.

2) Kriteria (Criteria)

Kriteria merupakan hal penting dalam mengembangkan suatu temuan audit. Auditor harus menentukan kriteria yang sesuai dengan kondisi yang ditemukan, seperti: standar perusahaan, kebijakan dan prosedur yang ditetapkan, peraturan hukum.

a) Penyebab (Cause)

Temuan audit tidak lengkap sampai auditor mengidentifikasi penyebab atau alasan terjadinya penyimpangan dari kriteria yang telah ditetapkan.

b) Akibat (Effect)

Akibat merupakan unsur yang diperlukan untuk meyakinkan manajemen bahwa kondisi yang tidak diinginkan apabila dibiarkan berjalan terus akan mengakibatkan kerugian yang serius.

c) Rekomendasi (Recommendations)

Rekomendasi yang diberikan harus menjelaskan mengenai kondisi, sebab, serta apa yang harus dilakukan untuk mencegah keadaan yang tidak diinginkan. Rekomendasi auditor harus praktis dan


(39)

masuk akal sehingga mempermudah manajemen untuk melihat hal baik dari rekomendasi yang diberikan.

e. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan merupakan hasil akhir dari kegiatan pemeriksaan. Laporan tersebut beretujuan memberikan informasi yang bermanfaat dan tepat waktu atas kekurangan yang berpengaruh terhadap operasional perusahaan dan merekomendasikan perbaikan. Selain itu, laporan pemeriksaan berguna untuk mengkomunikasikan hasil dari pemeriksaan kepada pimpinan.

Laporan hasil pemeriksaan harus dibuat secara tertulis. Laporan pemeriksaan harus memuat ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan, di susun dengan baik serta menyajikan informasi yang layak. Dengan kata lain, laporan harus dirancang sesuai dengan permasalahan dan temuan pemeriksaan. Informasi dan bentuk permasalahan harus dinyatakan secara jelas, singkat, wajar, dan dapat dimengerti oleh pemakai atau pembaca laporan. Adapun karakteristik laporan yang baik menurut Rob Reider (2002: 458), adalah sebagai berikut:

1) Significance

2) Usefulness and timeliness

3) Accuracy and adecuacy of support

4) Convincinges

5) Objectivity and persfective

6) Clarity and simplicity


(40)

7) Conciseness

8) Constructiveness of tone

9) Organization and positivity

E. Internal Auditor

1. Pengertian Internal Auditor

Menurut Sucipto (2004: 98) Istilah internal auditor terdiri dari kata

internal (intern) dan auditing (audit). Bila diartikan secara sederhana

adalah suatu audit yang dilakukan oleh pihak intern dalam arti oleh perusahaan dengan menggunakan pegawai perusahaan. Sedangkan

eksternal auditing dilakukan oleh pihak luar perusahaan atau pihak yang

independen, dalam hal ini akuntan publik.

Menurut Soekrisno Agoes (2004) Internal audit adalah suatu penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai ketelitian, dapat dipercayainya efisiensi dan kegunaan dari catatan (akuntansi) perusahaan dan pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan.

Sedangkan menurut Sawyer (2003: 10) Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah:

a. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan.


(41)

b. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi.

c. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa di terima telah diikuti.

d. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.

e. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan f. Tujuan organisasi telah tercapai secara efektif.

2. Peran Auditor Internal

Pada saat ini peran auditor internal dalam suatu perusahaan semakin diperlukan, terutama pada perusahaan yang memiliki skala operasi yang luas dan besar. Internal auditor tidak hanya berperan untuk mengurangi kebocoran dan penyelewengan dalam perusahaan, akan tetapi lebih dari itu yaitu sebagai penghasil informasi yang tepat dan tidak memihak serta dapat membantu meningkatkan mutu pimpinan dalam pengendalian perusahan. Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajemen dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha (Sawyer, 2003).


(42)

Auditor internal juga berperan dalam memberikan jaminan bahwa pengendalian intern yang berkaitan dengan kepatuhan atau kecurangan pelanggaran hukum telah memadai dan efektif. Auditor internal harus mampu menilai dan mengevaluasi berbagai hasil yang telah di capai manajemen, mampu mendeteksi dan mengantisipasi kelemahan yang mungkin terjadi di masa depan dan menciptakan saluran komunikasi pada berbagai tingkat kegiatan dalam manajemen.

Internal auditor mengandung pengertian yang sama seperti penasihat atau konsultan yang berasal dari perusahaan. Tetapi perlu di catat bahwa nasihat yang diberikan oleh internal auditor bukanlah mutlak harus diikuti oleh manajemen. Tanggung jawab hanyalah sebagai penasihat yang berkewajiban memberikan nasihat yang paling baik, sedangkan untuk mengambil keputusan tetap berada di tangan pimpinan. Dengan demikian, bagian internal auditor bukanlah satu-satunya penasihat bagi manajemen dalam mengambil keputusan. Dengan berperannya auditor internal yang optimal diharapkan berpengaruh terhadap proses manajemen yang efektif sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai (Tugiman, 2001).


(43)

3. Ruang Lingkup Auditor Internal

Ruang lingkup auditor internal menurut Commitee of Sponsoring

Organization of the Treadway Comission (COSO) Internal Control

Integrated Framework (1994: 80) dalam Sucipto (2004: 99) yaitu:

a. Mereview reliabilitas dan integritas informasi keuangan dan operasi,

alat yang digunakan untuk mengidentifikasikan, mengukur,

menggolongkan, dan melporkan informasi tersebut.

b. Mereview sistem yang digunakan untuk menjamin ketaatan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan-peraturan, yang mempunyai pengaruh pada operasi dan laporan serta menentukan apakah organisasi tergolong baru.

c. Mereview alat-alat untuk mengamankan aset yang tetap, dan memverifikasi keberadaan aset tersebut.

d. Menilai ekonomis dan efisiensi penggunaan sumber-sumber daya, dan e. Mereview operasi atau program untuk memastikan apakah hasilnya

telah konsisten dengan sasaran dan tujuan yang ditentukan, dan apakah operasi atau program dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.

Sedangkan menurut Sawyer (2003: 3) Ruang lingkup auditor internal sebagai berikut:

a. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak;

b. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko; c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior, dan


(44)

d. Membantu manajemen pa dabidang-bidang teknis.

4. Kedudukan Internal Auditor

Menurut Sucipto (2004) Internal auditor tidak melaksanakan wewenang pihak lain dalan perusahaan, tugas-tugasnya adalah melaporkan hasil temuan audit kepada orang yang benar-benar berwenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Kedudukan bagian internal auditor terutama sekali tergantung dari tempatnya di dalam organisasi perusahaan dan dukungan orang diperolehnya. Manajemen puncak akan menentukan luasnya tanggung jawab dan dasar-dasar kebijaksanaan yang mengatur kegiatan-kegiatan dari bagian ini.

Dimanapun bagian internal auditing akan ditempatkan, yang penting bahwa internal auditor harus bebas dari fungsi bagian lain yang di audit. Dari penegasan di atas kelihatan bahwa internal auditor harus memastikan pemeriksaan yang dilakukan mempunyai cakupan yang luas juga tindakan yang efektif atas temuan-temuan audit serta saran-saran yang dibuat. Ditinjau dari segi tanggung jawab pelaporan dan pembentuk struktur organisasi, bagian internal auditing memiliki variasi yang berbeda tergantung kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai.


(45)

F. Sistem Pengendalian Manajemen

1. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen

Pengertian pengendalian manajemen menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan diterjemahkan oleh Kurniawan Tjakrawala (2004), adalah sebagai berikut:

Pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian manajemen bertujuan untuk memastikan anggota organisasi melaksanakan yang dikehendaki manajemen. Dalam melaksanakan pengendalian, manajemen untuk memastikan dipatuhinya kebijakan- kebijakan dan strategi-strategi organisasi.

2. Elemen dan Karakteristik Sistem Pengendalian

Adapun elemen-elemen dari sistem pengendalian manajemen, menurut Anthony & Govindarajan (2007: 2)

a. A detector or sensor – a device that measures what is actually happening in the process being controlled.

b. An asessor – a divice that determines thesignificance of what is actually happening by comparing it with some standard or expectation of what should happen.

c. An affector – a device (often called “feed back”) that alters behavior if the asessor indicates the need to do so.


(46)

d. A communications network – devices that transmit information between the detector and asessor and between the asessor and the effector.

Setelah diuraikan elemen-elemen sistem pengendalian manajemen, maka dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian manajemen merupakan seperangkat tindakan yang digunakan oleh para manajer dalam suatu organisasi untuk memastikan bahwa tujuan tercapai sesuai dengan yang direncanakan secara efisien dan efektif.

Karakteristik pengendalian yang baik (good control) menurut

Yuwono, dkk (2005: 5), adalah suatu sistem pengendalian yang berorientasi ke depan, objective driven, dan tidak selalu ekonomis. Untuk

tujuan pengendalian, sistem pengendalian manajemen memiliki

karakteristik sebagai berikut:

a. Donor restriction: sistem pengendali harus mampu memberikan

jaminan kepada donor bahwa dana mereka hanya digunakan untuk kegiatan dengan tujuan spesifik.

b. Double entry: sistem akuntansi seharusnya menyuguhkan sistem

double entry organisasi non profit. Di masa lalu banyak organisasi

pemerintahan menggunakan single entry tidak relabel apabila tidak ada

cara untuk menjamin bahwa item telah dicatat.

c. Consistence with budget: sistem seharusnya konsisten dengan

anggaran, APBD dalam hal belanja menunjukkan rencana pengeluaran dan sistem akuntansi yang mencatat pengeluaran aktual. Jika tidak


(47)

konsisten, maka tidak ada cara yang reliabel untuk menentukan apakah pengeluaran akutal sudah sesuai dengan yagn direncakan. Hal ini tidak berarti bahwa sistem akuntansi hanya berisi akun yang terdapat dalam APBD. Manajemen biasanya membutuhkan informasi akuntansi yang lebih detail dari pada yang terdapat dalam anggaran untuk keperluan pengelolaan keuangan secara internal.

d. Need for intergrated system: sistem pengendali seharusnya menjadi

bagian integral dari total sistem informasi akuntansi yang melporkan baik input maupun input.

3. Struktur Sistem Pengendalian Manajemen

Secara umum struktur sistem pengendalian manajemen

memusatkan pada berbagai jenis pusat pertanggungjawaban. Pusat-pusat pertanggungjawaban adalah sebuah unit dalam organisasi yang dikepalai oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas bersangkutan.

Anthony & Dearden (2002: 195) membedakan pusat-pusat

pertanggungjawaban adalah sebagai berikut:

a. Pusat pendapatan (revenue center)

Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban yang tingkat keluarannya (output) dapat diukur dalam bentuk nilai uang, akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (biaya) dengan output.


(48)

b. Pusat biaya (expense center)

Pusat biaya adalah pusat dimana seluruh input diukur dalam bentuk jumlah uang, namun output tidak diukur dengan cara yang sama. Ada

dua jenis umum pusat biaya, yaitu pusat biaya teknik (engineered

expense) dan pusat biaya kebijakan (discretionary expense).

c. Pusat laba (profit center)

Pusat laba merupakan suatu pusat pertanggungjawaban baik pendapatan maupun biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan tersebut diukur dan diperbandingkan untuk menghitung laba yang menjadi tanggung jawab manajer unit.

d. Pusat investasi (investment center)

Pusat investasi merupakan suatu pusat pertanggungjawaban baik laba maupun modal (investasi) yang digunakan diukur. Disini laba dibandingkan dengan investasi yang dilakukan.

Penataan organisasi, wewenang, dan tanggung jawab serta konsepsi informasi dalam struktur sistem pengendalian manajemen ini dimaksudkan untuk memudahkan pelaksaan pengendalian.

4. Proses Sistem Pengendalian Manajemen

Proses pengendalian manajemen merupakan perilaku yang terwujud dalam interaksi para manajer dan antara manajer dengan bawahannya. Menurut Anthony dan Dearden (2002: 436) terdapat empat tahap proses pengendalian manajemen yang membentuk siklus tertutup, yaitu:


(49)

a. Pemrograman (Programming)

Pemrograman adalah proses memilih program-program yang akan dilaksanakan dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk masing-masing program. Program merupakan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan.

b. Penganggaran (Budgeting)

Setelah tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapainya ditentukan, serta program telah dipilih dari sekian program alternatif yang diusulkan, barulah disusun suatu anggaran yang merupakan rencana manajemen yang dinyatakan dalam satuan uang untuk suatu periode tertentu. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran setiap anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program. Penyusunan anggaran memerlukan kerja sama para manajer dari berbagai jenjang organisasi.

c. Operasi dan pengukuran (operating and measurement)

Setelah kedua proses diatas, kemudian dibuatlah catatan-catatan mengenai biaya dan pendapatan yang benar-benar terjadi selama periode operasi. Catatan tersebut biasanya mencakup sumber daya yang digunakan, pendapatan, laba, dan juga investasi untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Catatan yang berisikan data yang sebenernya terjadi mempunyai kegunaan, baik untuk perencanaan


(50)

maupun penilaian prestasi. Bagi perencanaan, data aktual yang ada dalam catatan digunakan untuk pembuatan program dan anggaran untuk periode berikutnya. Sedangkan bagi penilaian prestasi, data tersebut digunakan untuk menilai kinerja para manajer atas pusat-pusat pertanggungjawaban.

d. Pelaporan dan analisis (Reporting and analysis)

Jika ada perbedaan atau penyimpangan antara realisasi prestasi (nilai yang dicapai) dengan prestasi yang diharapkan, maka perbedaan

tersebut harus dilaporkan pada atasan dan manajer pusat

pertanggungjawaban yang bersangkutan. Penyimpangan yang terjadi harus dianalisis baik penyebabnya maupun pengaruhnya terhadap kebijakan perusahaan. Laporan para manajer tersebut meliputi informasi akuntansi maupun non akuntansi sehinggan diharapkan

laporan tersebut dapat digunakan oleh atasan untuk

mengkoordinasikan semua pusat pertanggungjawaban.


(51)

G. Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Pengertian pendapatan menurut IAI dalam PSAK Tahun 2007 No. 23 Paragraf 06 pengertian pendapatan adalah sebagai berikut:

“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.

Pendapatan hanya terdiri atas arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan karena itu harus dikeluarkan dari pendapatan yang merupakan pendapatan hanyalah komisi yang diterima.

Dari pengertian aset yang mengakibatkan bertambahnya ekuitas, tetapi bukan merupakan penambahan aset yang disebabkan oleh penambahan kewajiban. Pendapatan bagi perusahaan merupakan hal penting karena pendapatan menentukan berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh akan tercermin dalam daftar perhitungan rugi laba perusahaan.

Sedangkan pendapatan bagi pendapatan daerah menurut Rinusu dan Mastuti (2006: 23) adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi hak daerah. Sumber-sumber


(52)

pendapatan daerah pada dasarnya berasal dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan pendapatan lainnya yang sah. PAD itu sendiri sebagian besar berasal dari pajak dan retribusi daerah yang ditarik dari masyarakat. Sisanya berasal dari bagian laba usaha daerah.

2. Penggolongan Pendapatan

Ada dua jenis pendapatan yang diperoleh perusahaan menurut M. Nafarin (2007), yaitu:

a. Pendapatan operasional (operating revenue), ialah pendapatan yang

diterima perusahaan dari hasil penjualan barang atau jasa yang merupakan kegiatan usaha pokok perusahaan serta bersifat terus menerus selama jangka waktu tertentu.

b. Pendapatan bukan operasional (non operating revenue), ialah

pendapatan yang diterima perusahaan dari hasil penjualan yang tidak ada hubungan secara langsung dengan usaha pokok perusahaan dan bersifat insidentil.


(53)

H. Anggaran

1. Pengertian anggaran

Secara umum anggaran dapat diartikan sebagai rencana keuangan yang mencerminkan pilihan kebijakan suatu intitusi atau lembaga tertentu untuk suatu periode di masa yang akan datang. Anggaran juga dipahami sebagai pernyataan yang berisi penerimaan dan belanja operasional maupun belanja modal, bersama dengan rencana untuk tahun yang akan datang (Rinusu & Mastuti, 2008: 1).

Pengertian anggaran menurut Hansen dan Mowen (2005: 282) menjelaskan sebagai berikut:

Budgets are financial plans for the future; they identify objectives and the

actions needed to achive them. Before a budgets is prepared, an

organization should develop a strategic plan”.

Pengertian lainnya menurut Haka (2002: 918) mengatakan:

“Budgeting: the basis for planning and control. A budget is a comprehensive financial planning. Event the smallest business will benefit from preparing aformal written plan for its future operations including the expected levels of sales, expenses, net income, cash receipts, and cash out lays. The use of budget is a key element of financial planning it assists managers in controlling cost”.

Sedangkan menurut M. Nafarin (2007) dikatakan bahwa anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang di susun

berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan

rencana tertulis mengenai kegiatan usaha organisasi yang dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang atau jasa. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen.


(54)

Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa suatu anggaran mempunyai empat unsur, yaitu:

a. Rencana, ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang.

b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada didalam perusahaan.

c. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. d. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yaitu yang menunjukan

bahwa anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang.

2. Fungsi dan Prinsip Anggaran

Adapun fungsi anggaran bagi perusahaan menurut M. Nafarin (2007), adalah sebagai berikut:

a. Sebagai pedoman kerja.

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan- kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.

b. Sebagai alat pengkoordinasiaan kerja.

Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


(55)

c. Sebagai alat pengawasan kerja.

Anggaran berfungsi pula sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan.

Dalam penyusunan anggaran (APBD) menurut Rinusu & Mastuti (2008: 4), ada beberapa prinsip dasar yang harus diakomodir, yaitu:

a. Transparan b. Partisipatif c. Disiplin d. Keadilan

e. Efisiensi dan efektivitas f. Rasional dan terukur

3. Keunggulan dan Keterbatasan Anggaran

Menurut Hansen dan Mowen (2005) menjelaskan keunggulan- keunggulan anggaran sebagai berikut:

A budgetary systems gives an organization several advantage: a. It forces managers to plan;

b. It provides information that can be used to improve decision making; c. It provides a standard for performance evaluation;

d. It improves comunication and coordination.

Disamping keuntungan-keuntungan dari pemakaian anggaran, namun anggaran pun memiliki keterbatasan, diantaranya:

a. Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi atas kegiatan yang akan datang. Ketepatan dari estimasi sangat tergantung kepada pengalaman dan kemampuan estimator, ketidaktepatan anggaran


(56)

berakibat tidak dapat dipakai sebagai alat perencana, koordinasi, dan pengawasan dengan baik.

b. Anggaran harus selalu disesuaikan dengan perubahan kondisi dan asumsi. Anggaran disusun atas dasar kondisi dan asumsi tertentu, oleh karena itu perubahan kondisi dan asumsi yang mendasari penyusunan anggaran mengharuskan adanya revisi anggaran.

c. Anggaran dapat diapakai sebagai alat oleh manajemen hanya apabila semua pihak terutama manajer-manajer perusahaan secara terus menerus dan terkoordinasi berusaha dan bertanggung jawab atas tercapainya tujuan yang telah ditentukan dalam anggaran.

d. Semua pihak didalam perusahaan perlu menyadari bahwa anggaran adalah alat untuk membantu manajemen, akan tetapi tidak dapat

menggantikan fungsi manajemen dan “judgement” manajemen masih

diperlukan atas dasar pengetahuan dan pengalamannya.

4. Penggolongan Anggaran

Menurut Mulyadi (2001), suatu organisasi atau perusahaan biasanya memiliki suatu paket anggaran yang disebut dengan anggaran induk atau master budget. Anggaran induk ini terdiri dari tiga bagian penting, yaitu:

a. Anggaran operasi

Anggaran operasi adalah anggaran yang merencanakan kegiatan- kegiatan perusahaan selama periode tertentu yang akan datang. Elemen anggaran operasi ini antara lain: anggaran pendapatan dan anggaran


(57)

biaya. Dengan demikian anggaran operasi bersangkutan dengan kegiatan untuk menghasilkan laba. Hasil akhir dari proses penyusunan

anggaran operasi adalah proyeksi laporan laba (projected income

statement).

b. Anggaran kas

Anggaran kas yaitu anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.

c. Anggaran modal

Anggaran modal adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang perubahan-perubahan aktiva tetap dari waktu ke waktuselama periode yang akan datang.

Dari klasifikasi tersebut diatas, maka anggaran pendapatan termasuk kedalam anggaran operasi. Anggaran ini menggambarkan rencana perusahaan untuk memperoleh pendapatan.

5. Prosedur Penyusunan Anggaran

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan anggaran lainnya, ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan yang paling berwenang dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan perusahaan. Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun


(58)

anggaran dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan. Adapun siapa dan bagian apa yang diserahi tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran perusahaan dikoordinasikan dan diadministrasikan oleh dua unit organisasi, yaitu departemen atau bagian anggaran dan panitia anggaran. Menurut Yuwono, dkk (2005: 33), departemen anggaran melakukan beberapa fungsi berikut ini:

a. Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyiapan rancangan anggaran.

b. Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-asumsi yang dipakai sebagai dasar penyusunan rancangan anggaran perusahaan.

c. Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban.

d. Mengolah rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban menjadi

rancangan anggaran induk (master budget).

e. Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan hasil-hasilnya dan membuat laporan ringkas mengenai hasil analisisnya tersebut kepada direksi.

f. Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian anggaran perusahaan.

g. Mengordinasikan dan secara fungsional mengendalikan pekerjaan departemen anggaran di esselon bawah.


(59)

Menurut M. Nafarin (2007) dalam penyusunan anggaran perlu

diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Anggaran harus dibuat serealitas dan secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang di buat terlalu rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran terlalu tinggi hanyalah angan-angan.

b. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi

manajemen puncak (direksi).

c. Anggaran yang di buat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan tetapi justru termotivasi.

d. Untuk membuat laporan realistis anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera di antisipasi lebih dini.

Masih menurut M. Nafarin (2007) dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan. b. Data masa lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang tak-tik, strategi, dan gerak-gerik pesaing. e. Kemungkinan adanya perubahan pemerintah.

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.


(1)

d. Tepat waktu

Laporan pelaksanaan anggaran harus disajikan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh manajemen agar dapat memberikan manfaat bagi pengambilan keputusan dan harus mencerminkan kondisi historis mengenai perusahaan yang sesungguhnya.

e. dapat dimengerti oleh pemakai

Laporan pelaksanaan anggaran harus dapat dimengerti oleh para pemakainya, sehingga laporan yang disajikan tersebut memiliki arti bagi para pemakainya.

I. Anggaran Pendapatan

Anggaran pendapatan merupakan bagian dari anggaran operasi. Anggaran pendapatan adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang pendapatan yang akan diperoleh perusahaan. Anggaran pendapatan terdiri atas proyeksi penjualan dalam unit dikalikan dengan harga jual yang diharapkan. Diantara semua elemen dari anggaran laba, angaran pendapatan adalah yang paling penting sehingga anggaran ini merupakan elemen yang mengandung ketidakpastian paling besar. Tingkat ketidakpastian berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dan dalam satu perusahaan pun ketidakpastian ini berbeda dari waktu ke waktu. Perusahaan dengan tunggakkan pesanan yang besar atau perusahaan yang volume penjualannya dibatasi oleh kapasitas produksi akan mempunyai tingkat


(2)

ketidakpastian yang lebih rendah dalam hal proyeksi penjualan daripada perusahaan yang volume penjualannya dipengaruhi ketidakpastian di pasar.

J. Kerangka Pemikiran

Pada penelitian yang dilakukan A. Rodi Kartamulja (2001) yang judulnya “Peranan Audit Kinerja dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Bandung Urban Development Project ”. Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang diamati, yaitu pemeriksaan kinerja (performance auditing) sebagai variabel bebas sedangkan tingkat efisiensi dan efektivitas sebagai variabel tidak bebas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan mengenai peranan audit kinerja terhadap efisiensi dan efektivitas penggunaan dan untuk setiap sektor dari tujuh sektor pembangunan pada BUDP, terdapat hubungan positif antara pemenuhan standar audit kinerja dengan efisiensi dan efektivitas rencana, realisasi, dan pencairan dana proyek Bandung Urban Development Project II. Atas hipotesis “semakin tinggi pemenuhan tingkat kriteria audit kinerja, semakin tinggi tingkat efisiensi dan efektivitas pengunaan dana BUDP II”. Dengan penjabaran hubungan antara tingkat audit penglolaan dengan tingkat efisiensi pada ketujuh sektor pembangunan BUDP II, yang dapat dianalisis baik secara empiris mupun secara ilmiah melalui uji hipotesis statistik spearman suatu arah atas paradigma gambaran hubungan struktur dua variabel yaitu: antara variabel bebas atau audit pengelolaan (X) dengan variabel tidak bebas efficiency (Y) dimana dapat disimpulkan: rs 0,982 0,714 ; berarti H0 ditolak, maka dengan


(3)

demikian terdapat hubungan antara audit program dengan tingkat efektivitas Bandung Urban Development Project II.

Pada hakekatnya, pemeriksaan bertujuan untuk melihat apakah kondisi yang ada telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Umumnya pemeriksaan yang sering dilakukan adalah pemeriksaan laporan keuangan yang bertujuan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Namun dikarenakan semakin kompleksnya kegiatan perusahaan maka diperlukan suatu pemeriksaan dimana sasaran utama pemeriksaan ini adalah menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional perusahaan. Pemeriksaan ini disebut sebagai audit management. Istilah lain yang sering digunakan diantaranya adalah operational review, performance audit, nonfinancial audit,

programme result audit dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa audit

management merupakan suatu upaya untuk menilai atau mengevaluasi

kualitas pengelolaan sumberdaya organisasi oleh pihak manajemen ditinjau dari sudut efisien, efektif, dan ekonomis dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Audit management dilaksanakan oleh auditor internal yang merupakan staf yang berkedudukan setingkat dengan bagian/divisi dan bertanggung jawab langsung kepada manajemen puncak, sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapat bersifat objektif dan independen. Pelaksanaan

audit management dimulai dari tahap perencanaan, program kerja,

pelaksanaan kerja lapangan, pengembangan atas temuan audit dan saran perbaikan atau rekomendasi, sampai dengan tahap pelaporan.


(4)

Pada perusahaan yang tergolong BUMD dimana interaksi manusia semakin kompleks dan volume pekerjaan sangat banyak, perlu sekali adanya suatu perencanaan dan pengendalian yang memadai. Oleh karena itu, menjadi suatu keharusan bagi PDAM kota Bogor untuk menggunakan anggaran sebagai dasar dalam melaksanakan operasi perusahaan dan sebagai alat bantu dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut.

Anggaran membantu manajer dalam hal pendapatan, biaya, dan laba yang mungkin diperoleh. Anggaran dapat juga bermanfaat untuk mengevaluasi prestasi manajer dan anggaran merupakan cara efektif untuk mengkomunikasikan seperangkat rencana kepada organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.

Menurut IAI (2007) dalam PSAK NO.23 paragraf 06 pengertian pendapatan adalah sebagai berikut:

“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.

Anggaran pendapatan digunakan oleh manajemen puncak dalam merencanakan dan mengendalikan pendapatan. Perencanaan dan pengendalian pendapatan tersebut bertujuan untuk mencapai suatu efisiensi dan efektivitas, sehingga tujuan perusahaan tercapai. Tanpa adanya usaha pengawasan dalam pelaksanaan rencana perusahaan sebagai suatu usaha umpan balik (feed back) dapat menyebabkan ketidakefektipan rencana tersebut. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pengawasan pelaksanaan rencana ini diantaranya evaluasi pelaksanaan, melakukan antisipasi bila ada penyimpangan dan mengambil


(5)

tindakan-tindakan koreksi. Salah satu cara pengawasan tersebut adalah dengan melakukan audit management.

Oleh karena itu, audit management bertujuan untuk menyampaikan informasi secara objektif mengenai hal-hal atau bidang-bidang yang menyebabkan terjadinya kelemahan, ketidakefisienan, dan ketidakefektipan yang kemudian memberikan saran perbaikan atau rekomendasi. Dengan dilaksanakannya audit management, akan dapat dilihat apakah anggaran pendapatan telah dilaksanakan dengan baik sehingga pendapatan dapat tercapai sesuai dengan target yang diharapkan. Dengan demikian, pelaksanaan

audit management dapat membantu pihak manajemen dalam efektivitas

pelaksanakan anggaran pendapatan.

Audit Management Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


(6)

K. Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan terdapat tidaknya hubungan yang cukup signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pelaksanaan audit management dengan efektivitas pelaksanaan anggaran pendapatan”.