Elemen dan Karakteristik Sistem Pengendalian

F. Sistem Pengendalian Manajemen 1. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen

Pengertian pengendalian manajemen menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan diterjemahkan oleh Kurniawan Tjakrawala 2004, adalah sebagai berikut: Pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian manajemen bertujuan untuk memastikan anggota organisasi melaksanakan yang dikehendaki manajemen. Dalam melaksanakan pengendalian, manajemen untuk memastikan dipatuhinya kebijakan- kebijakan dan strategi-strategi organisasi.

2. Elemen dan Karakteristik Sistem Pengendalian

Adapun elemen-elemen dari sistem pengendalian manajemen, menurut Anthony Govindarajan 2007: 2 a. A detector or sensor – a device that measures what is actually happening in the process being controlled. b. An asessor – a divice that determines thesignificance of what is actually happening by comparing it with some standard or expectation of what should happen. c. An affector – a device often called “feed back” that alters behavior if the asessor indicates the need to do so. 31 d. A communications network – devices that transmit information between the detector and asessor and between the asessor and the effector. Setelah diuraikan elemen-elemen sistem pengendalian manajemen, maka dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian manajemen merupakan seperangkat tindakan yang digunakan oleh para manajer dalam suatu organisasi untuk memastikan bahwa tujuan tercapai sesuai dengan yang direncanakan secara efisien dan efektif. Karakteristik pengendalian yang baik good control menurut Yuwono, dkk 2005: 5, adalah suatu sistem pengendalian yang berorientasi ke depan, objective driven, dan tidak selalu ekonomis. Untuk tujuan pengendalian, sistem pengendalian manajemen memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Donor restriction: sistem pengendali harus mampu memberikan jaminan kepada donor bahwa dana mereka hanya digunakan untuk kegiatan dengan tujuan spesifik. b. Double entry: sistem akuntansi seharusnya menyuguhkan sistem double entry organisasi non profit. Di masa lalu banyak organisasi pemerintahan menggunakan single entry tidak relabel apabila tidak ada cara untuk menjamin bahwa item telah dicatat. c. Consistence with budget: sistem seharusnya konsisten dengan anggaran, APBD dalam hal belanja menunjukkan rencana pengeluaran dan sistem akuntansi yang mencatat pengeluaran aktual. Jika tidak 32 konsisten, maka tidak ada cara yang reliabel untuk menentukan apakah pengeluaran akutal sudah sesuai dengan yagn direncakan. Hal ini tidak berarti bahwa sistem akuntansi hanya berisi akun yang terdapat dalam APBD. Manajemen biasanya membutuhkan informasi akuntansi yang lebih detail dari pada yang terdapat dalam anggaran untuk keperluan pengelolaan keuangan secara internal. d. Need for intergrated system: sistem pengendali seharusnya menjadi bagian integral dari total sistem informasi akuntansi yang melporkan baik input maupun input.

3. Struktur Sistem Pengendalian Manajemen