commit to user
11
namun dibutuhkan akumulasi dari beberapa mutasi 3 sampai 20 mutasi dalam karsinogenesis Lodish et al., 2000.
Karsinogenesis melibatkan inisiasi, promosi, progresi, dan metastasis. Inisiasi merupakan perubahan spesifik pada DNA sel target yang menuntun pada
proliferasi abnormal sebuah sel. Sel yang mengalami inisiasi atau prakanker dapat kembali ke tingkat normal secara spontan, tetapi pada tingkat lebih lanjut menjadi
ganas. Promosi merupakan tingkat lanjutan dari tahap inisiasi. Sel-sel akan memperoleh beberapa keuntungan untuk tumbuh sehingga pertumbuhannya
menjadi cepat dan berubah menjadi bentuk tumor jinak. Tahap promosi berlangsung lama, bisa lebih dari sepuluh tahun. Pada tahap perkembangan
progression, terjadi instabilitas genetik yang menyebabkan perubahan- perubahan mutagenik. Proses ini akan menghasilkan klon baru sel-sel tumor yang
memiliki aktivitas proliferasi, bersifat invasif menyerang dan potensi metastatiknya meningkat. Metastasis melibatkan beberapa tahap yang berbeda,
termasuk memisahnya sel kanker dari tumor primer, masuk ke dalam sirkulasi, serta perlekatan pada permukaan jaringan baru David dan Shivdasani, 2001.
3. Kanker Serviks
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang menurut data merupakan penyebab kematian nomor 1 pada wanita. Kanker
leher rahim ini adalah kanker yang terdapat di serviks uterus, daerah organ
commit to user
12
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, terletak di antara rahim dengan liang vagina Candrakirana et al.,1990.
Kanker serviks umumnya 90 berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10 sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran
servikal yang menuju ke dalam rahim Gambar 3 Candrakirana et al.,1990. Salah satu penyebab kanker serviks adalah HPV Human Papilloma Virus. Virus
ini menjangkit perempuan jika pasangannya mengidap virus tersebut. Perempuan perokok pun sangat rentan terhadap kanker serviks karena nikotin mempengaruhi
selaput lendir Sanif, 2007.
Gambar 3. Organ reproduksi wanita Kanker serviks juga dapat dideteksi dengan pendarahan vagina, tetapi
gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh. HPV 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70 kasus kanker serviks di
dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker seviks membutuhkan
commit to user
13
waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun. Namun proses penginfeksian ini seringkali tidak disadari oleh para penderita, karena proses HPV
kemudian menjadi pra kanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala Nuryastuti et al., 2002.
4. Human Papilloma Virus HPV
Human Papiloma Virus HPV adalah suatu virus yang terdiri lebih dari 80 tipe dan terbagi atas dua, yaitu virus berisiko tinggi yang terdiri dari 12 tipe dan
virus berisiko rendah Lagrange et al., 2005. Perbedaan potensi berbagai tipe HPV terhadap karsinogenesis tergantung afinitas protein E6 dalam mengikat gen
p53 dan protein E7 dalam mengikat gen Rb, yang mempunyai arti penting dalam karsinogenesis kanker serviks Prayitno et al., 2005.
Ada 2 tipe pengelompokan HPV yaitu tipe yang berisiko rendah terdiri dari HPV tipe 6,11, 42, 43, dan 44. Tipe yang kedua yaitu HPV berisiko tinggi terdiri
dari tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 58, 59 dan 68, HPV tipe beresiko tinggi dapat menyebabkan kanker serviks. HPV tipe 16 dan 18 dianggap paling
berpotensi sebagai penyebab kanker serviks Hollema, 1998. HPV berdiameter sekitar 55 nm dan mengandung genom yang cukup besar
BM 5 x 10
6
berbanding 3 x 10
6
. HPV berbentuk bulat seperti terlihat pada Gambar 4 Lagrange et al., 2005.
commit to user
14
Gambar 4. Morfologi Human Papilloma Virus Lagrange et al., 2005 Human Papilloma Virus adalah virus DNA-circular dengan genome 7800-
8000 base pairs. Virus ini mempunyai kapsul isohedral yang telanjang tanpa selubung dengan 72 kapsomer. Penyusunan genom Papilloma virus lebih
kompleks Mendelshon et al., 1995. Genome virus ini terdiri dari the early region E yang mengkode protein yang berperan pada replikasi genome,
mengontrol transkripsi dan replikasi serta transformasi sel. The late region L berisi L-genes yang mengkode protein capsid. Protein E6 onco-protein high-risk
HPV tipe 16 dan 18 mempunyai peran dalam proliferasi sel yang dihubungkan dengan keberadaan tumor supressor gene-p53. Protein E6 pada HPV 16 and 18
akan mengakibatkan inaktivasi gen p53 melalui mekanisme pengikatan yang disebut ubiquitin-dependent proteolytic pathway E6AP. Jadi dengan penurunan
kadar protein p53 dalam sel akan berakibat pada kegagalan pengendalian
commit to user
15
pertumbuhan sel, karena tidak terjadinya hambatan aktivasi sel Mendelshon et al. 1995; Prayitno et al., 2005.
5. Sel HeLa