Siklus sel Tinjauan Pustaka

commit to user 18 senyawa sebagai sitotoksik. Sifat sitotoksik memiliki tiga tingkatan, yaitu sangat aktif bila nilai IC 50-24 jam 10 µM, aktif dengan nilai IC 50-24 jam 10-20 µM, dan nilai IC 50-24 jam 20 µM dinyatakan tidak aktif Ito et al., 2003. Menurut Kamuhabwa et al. 2000, ekstrak uji dengan nilai IC 50-24 jam 100 µgml tetap dikatakan memiliki potensi antiproliferasi meskipun nilainya kecil. Nilai IC 50-24 jam di bawah 100 µgmL menunjukkan adanya potensi ekstrak uji sebagai agen kemoprevensi Meiyanto et al., 2003. Semakin besar harga IC 50-24 jam maka senyawa tersebut semakin tidak toksik. Semakin banyak sel yang hidup, semakin banyak kristal formazan yang terbentuk, semakin tinggi nilai absorbansi yang diperoleh dan mengindikasikan mortalitas yang rendah. Akhir dari uji sitotoksik dapat memberikan informasi persentase sel yang mampu bertahan hidup, sedangkan pada organ target memberikan informasi langsung tentang perubahan yang terjadi pada fungsi sel secara spesifik Doyle dan Griffths, 2000.

8. Siklus sel

Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom yang cukup banyak dan untuk menghasilkan dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang siklik. Siklus sel secara normal terbagi dalam empat fase, yaitu G1, S, G2, M dan diselingi dengan fase istirahat, yaitu G0 De Vita et al., 1997. Secara umum siklus sel seperti pada Gambar 5. commit to user 19 Gambar 5. Siklus sel Avivah, 2007 Fase awal dimulai dengan G 1 , pada fase ini sel mulai mempersiapkan untuk melakukan sintesis DNA dan juga melakukan sintesis RNA dan protein Livington dan Shivdasani, 2001; King, 2004. Tahap selanjutnya masuk fase S, yaitu fase terjadinya replikasi DNA. Pada akhir fase ini sel telah berisi DNA ganda dan kromosom telah mengalami replikasi De Vita et al., 1997, MacDonald dan Ford, 1997. Fase S berakhir, sel masuk dalam fase pramitosis G 2 dengan ciri: sel berbentuk tetraploid, mengandung DNA dua kali lebih banyak daripada sel fase lain, dan masih berlangsungnya sintesis RNA dan protein. Sewaktu mitosis berlangsung fase M sintesis protein dan RNA berkurang secara tiba-tiba, dan terjadi pembelahan menjadi 2 sel. Tahap selanjutnya sel memasuki fase istirahat G . Sel dalam fase G yang masih potensial untuk berproliferasi disebut sel induk stem cell De Vita et al., 1997. Sel tumbuh Sel bersiap-siap untuk membelah Pramitosis Replikasi DNA Mitosis commit to user 20 Perubahan dari satu fase ke fase berikutnya pada siklus sel diatur beberapa checkpoint. Kontrol checkpoint berfungsi untuk memastikan bahwa kromosom utuh dan tahap-tahap kritis siklus sel telah sempurna sebelum memasuki tahap selanjutnya Livingston dan Shivdasani, 2001. Pada kanker terjadi perubahan pengaturan siklus sel. Selama perkembangan sel kanker biasanya mempengaruhi ekspresi protein-protein pengatur siklus sel. Pada sel kanker juga terjadi ketidakmampuan kontrol checkpoint, mengakibatkan respon menyimpang terhadap adanya kerusakan seluler. Ketidakmampuan kontrol checkpoint menyebabkan inisiasi fase S atau mitosis tetap berlangsung meskipun ada kerusakan seluler dan ketidakstabilan genetik yang selanjutnya menimbulkan clone maligna De Vita et al., 1997, Mac Donald dan Ford, 1997.

9. Apoptosis