Isolasi senyawa steroidtriterpenoid secara kromatografi lapis tipis preparative Uji kemurnian terhadap isolat .1 Uji kromatografi lapis tipisdua arah

22 dipanaskan dalam oven pada suhu 110 C selama 5 menit lalu diamati perubahan warna yang terjadi. Bagan perolehan isolat dari ekstrak tinta sotong dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 37 dan hasil analisis ekstrak n-heksana secara KLT dapat dillihat pada Lampiran 6 halaman 38.

3.5.11 Isolasi senyawa steroidtriterpenoid secara kromatografi lapis tipis preparative

Fase gerak terbaik dari hasil analisis digunakan sebagai pengembang pada KLT Preparatif. Penampak bercak digunakan pereaksi Liebermann-Burchard dan sebagai fase gerak digunakan n-heksana-etilasetat 80:20 dan fase diam silika gel 60 F 254 . Cara kerja: Ekstrak n-heksana ditotolkan seperti pita pada jarak 2 cm dari tepi bawah plat KLT berukuran 20x20 cm yang telah diaktifkan, setelah kering plat KLT dimasukkan ke dalam bejana yang telah jenuh dengan uap, fase gerak, pengembang dibiarkan naik membawa komponen yang ada, setelah mencapai batas pengembangan plat dikeluarkan dari bejana lalu dikeringkan. Bagian tengah plat ditutup dengan kaca yang bersih sedangkan pada sisi kanan dan kiri plat disemprot dengan penampak bercak Liebermann-Burchard. Bagian tengah plat yang sejajar dengan bercak berwarna ungu dikerok dan dikumpulkan, direndam dengan metanol satu malam lalu disaring kemudian pelarutnya diuapkan, selanjutnya dilakukan uji kemurnian dengan KLT terhadap isolat yang diperoleh Hostettmann, 1995. Hasil isolasi senyawa steroidtriterpenoid secara KLT preparatif dapat dilihat pada Lampiran 7 halaman 39. 3.5.12 Uji kemurnian terhadap isolat 3.5.12.1 Uji kromatografi lapis tipisdua arah Terhadap isolat hasil isolasi dilakukan KLT 2 arah, isolat a menggunakan Universitas Sumatera Utara 23 fase gerak n-heksana-etilasetat 80:20 dan benzene-etilasetat 80:20. Cara kerja: Isolat ditotolkan pada plat pra lapis silika gel GF 254 ukuran 20x20 lalu dikembangkan memakai fase gerak I yaitu n-heksana-etilasetat 80:20 hingga mencapai batas pengembangan, kemudian plat dikeluarkan dari dalam bejana dan dikeringkan, setelah plat kering dikembangkan kembali dengan arah yang berbeda 90 o C memakai fase gerak II yaitu benzene-etilasetat 80:20 hingga mencapai batas pengembangan, kemudian plat dikeluarkan dari dalam bejana dan dikeringkan, kemudian disemprot dengan memakai penampak bercak Liebermann-Burchard, setelah itu plat dipanaskan pada suhu 110 o C selama 10 menit lalu ditandai bercak yang terbentuk Gandjar dan Rohman, 2012. Isolat b juga dilakukan uji kemurnian dua arah dengan cara yang sama dan menggunakan fase gerak n-heksana-etilasetat 90:10 dan benzene-etilasetat 95:05. Hasil uji KLT dua arah dari isolat a dan b dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9 halaman 40 dan 41.

3.5.13 Identifikasi isolat