Faktor Resiko Infeksi Luka Operasi

7 Tabel 2.2 Patogen yang Diisolasi dari Infeksi Luka Operasi di Rumah Sakit Universitas Weiss et al, 1999. Patogen Persentase Staphylococcus koagulase negatif 25,6 Enterococcus grupn D 11,5 Staphylococcus aureus 8,7 Candida albicans 6,5 Escherichia coli 6,3 Pseudomonas aeruginosa 6,0 Corynebacterium 4,0 Candida non-albicans 3,4 Α-Hemolytic Streptococcus 3,0 Klebsiella pneumoniae 2,8 Vancomysin-resisten Enterococcus 2,4 Enterobacter cloacae 2,2 Citrobacter species 2,0

2.1.5. Faktor Resiko Infeksi Luka Operasi

Banyak faktor resiko penyebab infeksi luka operasi, faktor tersebut dapat dibagi menjadi tiga bagian diantarnya: faktor mikroorganisme yang kontak selama tindakan bedah, Faktor luka lokal, dan faktor pasien Beilman dan Dunn, 2015. Tabel 2.3 Faktor Resiko Infeksi Luka Operasi Menurut Tiga Faktor Utama Penyebab Infeksi Anaya dan Dellinger, 2008; Beilman dan Dunn, 2015. Mikroorganisme Faktor Luka Lokal Faktor Pasien Rawat inap berkepanjangan Teknik pembedahan Usia Sekresi Toksin Hematomaseroma Imunosupresan Jumlah bakteri, virulensi, resisten antibakteri Nekrosis Steroid Lamanya tindakan bedah Jahitan Obesitas Rawat inap sebelumnya Saluran drains Malignansi Kelas luka Benda asing Malnutrisi Terapi antibiotik sebelumnya Kontaminasi peralatan Faktor komorbid Potong rambut Tranfusi Universitas Sumatera Utara 8 Merokok Oksigen Temperatur Anemia Gagal ginjal Faktor bakteri merupakan faktor yang paling menentukan terjadinya infeksi luka operasi, faktor tersebut meliputi virulensi dan jumlah bakteri di tempat operasi. Infeksi akan semakin berat oleh karena beberapa bakteri dapat menghasilkan toksin, kemampuan bertahan terhadap fagosit dan kemampuan merusak intrasel. Selain itu derajat kelas luka, teknik aseptik dan antiseptik yang digunakan, rawat inap pra-operasi yang lama dan lama tindakan bedah meningkatkan jumlah bakteri dan tingkat kejadian infeksi luka operasi Anaya dan Dellinger, 2008. Faktor luka operasi meliputi tindakan operasi yang menginvasi, ahli bedah khusus dan teknik pembedahan. Faktanya bahwa tindakan operasi yang merusak mekanisme pertahanan barrier dasar seperti kulit dan mukosa gastrointestinal yang merupakan faktor jelas terhadap kejadian infeksi luka operasi. Teknik bedah yang baik, menata jaringan sebaik mungkin, melakukan jahitan, drainase dan menghindari benda asing berdasarkan indikasi yang adekuat adalah cara yang paling baik untuk menghindari infeksi luka operasi Anaya dan Dellinger, 2008. Faktor pasien yaitu meliputi usia, imunosupresan, steroid, malignansi, obesitas, tranfusi perioperasi, merokok, diabetes, penyakit berat lainnya, malnutrisi dan lain sebagainya. Faktor pasien memainkan peran penting terhadap infeksi luka operasi Anaya dan Dellinger, 2008. Usia muda dan usia tua berhubungan dengan penurunan resistensi tubuh terhadap infeksi kondisi ini lebih diperberat bila penderita menderita penyakit kronis seperti tumor, anemia, leukemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, SLE dan AIDS. Keadaan-keadaan ini akan meningkatkan toleransi tubuh terhadap infeksi dari kuman yang semula bersifat opportunistik. Obat-obatan yang bersifat Universitas Sumatera Utara 9 immunosupresif dapat menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi Babb, JR. Liffe, AJ, 1995. Bayi mempunyai pertahanan yang lemah terhadap infeksi, lahir mempunyai antibodi dari ibu, sedangkan sistem imunnya masih imatur. Dewasa muda sistem imun telah memberikan pertahanan pada bakteri yang menginvasi. Pada usia lanjut, karena fungsi dan organ tubuh mengalami penurunan, sistem imun juga mengalami perubahan. Peningkatan infeksi nosokomial juga sesuai dengan umur dimana pada usia 65 tahun kejadian infeksi tiga kali lebih sering daripada usia muda Purwandari, 2006. Tingkat infeksi luka operasi secara signifikan lebih tinggi pada pasien laki – laki dari pada perempuan. Hal ini dikarenakan pada laki – laki banyak terdapat faktor resiko seperti merokok dan HIV. Penelitian sebelumnya telah menunjukan bahwa pasien dengan penyakit pre-morbid, seperti diabetes mellitus adalah yang memiliki resiko paling tinggi terjadinya infeksi luka operasi oleh karena rendahnya immunitas Mawalla et al., 2011.

2.1.6. Penilaian yang Digunakan Untuk Infeksi Luka Operasi