Sifat Kitin Kegunaan Kitin dan Kitosan

Keterangan: a Berdasarkan bobot bahan basah b Berdasarkan bobot bahan kering c Berdasarkan bobot bahan organik pada kulit luar d Berdasarkan bobot kering total kulit luar

2.3.1 Sifat Kitin

Kitin merupakan bahan yang tidak beracun dan bahkan mudah terurai secara hayati biodegradable. Bentuk fisiknya merupakan padatan amorf yang berwarna putih dengan kalor spesifik 0,373 ± 0,03 kalg o C Knorr, 1984 dan derajat rotasi spesifik [α] D 18 +22 o pada kosentrasi asam metanasulfonat 1,0. Sebagai biopolymer kristalin, kitin terdapat dalam γ bentuk Kristal di alam, yaitu α, , dan . Kitin- α berbentuk Kristal ortorombik dengan setiap unit selnya mengandung 4 cincin N-asetil- D- glukosamina yang ditautkan dengan β ikatan glikosidik -1→4 dan tertara secara antiparalel, rapat, dan kompak. Kitin- berbentuk kristalin monoklin dan setiap unitnya terdiri atas 2 cincin N-asetil-D-glukosamina dan 2 molekul air yang tertara secara parallel. Sementara struktur kitin- diduga dalam β penataan, yaitu β rantai paralel dan 1 antiparalel. Ketiga bentuk kristalin tersebut dapat dibedakan dengan menggunakan spektroskopi IR pada bilangan gelombang 3160 dan 3190 cm -1 . Kitin hampir tidak larut dalam air, asam encer, dan basa, tetapi larut dalam asam formiat, asam metanasulfonat, N,N-dimetilasetalmida yang mengandung 5 litium klorida, heksafluoroisopropil alkohol, heksafluoroaseton dan campuran 1,2- dikloroetana-asam trikloroasetat dengan nisbah 35:65 [vv]Hirano, 1986. Asam mineral pekat seperti H 2 SO 4 , HNO 3 , dan H 3 PO 4 dapat melarutkan kitin sekaligus menyebabkan rantai panjang kitin terdegradasi menjadi satuan-satuan yang lebih kecil Bastaman,1989.

2.3.2. Kegunaan Kitin dan Kitosan

Dewasa ini aplikasi kitin dan kitosan sangat banyak dan meluas. Di bidang industri, kitin, dan kitosan berperan antara lain sebagai koagulan polielektrolit pengolahan limbah cair, pengikat dan penjerap ion logam, mikroorganisme, Universitas Sumatera Utara mikroalga, pewarna, residu pestisida, lemak tanin, PCB poliklorinasi bifenil, mineral dan asam organik, media kromatografi afinitas, gel dan pertukaran ion, penyalut berbagai serat alami dan sintetik, pembentukan film dan membran mulai terurai, meningkatkan kualitas kertas, pulp, dan produk tekstil. Sementara dibidang pertanian dan pangan kitin dan kitosan digunakan sebagai pencampur ransum pakan ternak, antimikrob, antijamur, serat bahan pangan, penstabil, pembentuk gel, pembentuk tekstur, pengental dan pengemulsi produk olahan pangan, pembawa zat aditif makanan, flavor, zat gizi, pestisida, herbisida, virusida tanaman, dan deasedifikasi buah-buahan, sayuran dan penjernih sari buah. Fungsinya sebagai antimikroba dan antijamur juga diterapkan dibidang kedokteran kitin dan kitosan dapat mencegah pertumbuhan Candida albican dan Staphvlacoccus aureus. Selain itu bipolimer tersebut juga berguna sebagai antikoagulan, antitumor, antivirus, pembuluh darah- kulit dan ginjal sintetik, bahan pembuat lensa kontak, aditif kosmetik, membran di alis, bahan shampoo dan kondisioner rambut, zat hemostatik, penstabil liposom,bahan ortoprdik, pembalut luka dan benang bedah yang mudah diserap, serta mempertinggi daya kekebalan, antiinfeksi. Purwantiningsih,S. 2009.

2.4 Spektrofotometer Ultraviolet UV