Glukosamin  sulfat  dapat  dibuat  dengan  merefluks  kitin  dengan  larutan  asam sulfat,  namun  reaksi  ini  memiliki  hasil  yang  rendah.  larutan  asam  sulfat  dapat
mengoksidasi  kelompok  alkohol  primer  dan  sekunder  dalam  kitin  atau  glukosamin. Glukosamin  sulfat  sangat  higroskopis  yang  sangat  cepat  terdegradasi  dari  putih
menjadi  putih  kecokelatan  bila  terkena  uap  air.  Untuk  menghindari  masalah  ini, glukosamin  sulfat  dibuat  dari  glukosamin  hidroklorida  dengan  menambahkan  baik
kalium atau natrium sulfat dan hasil campurannya dikokristalisasi. Glukosamin sulfat, fosfat,  dan  garam  hidroiodin  juga  disiapkan  dengan  melewatkan  larutan  glukosamin
hidroklorida melalui resin penukar anion yang telah dikondisikan dengan asam sulfat, asam  fosfor,  asam  hidroiodin,  atau  garam  logam  dari  satu  asam  ini.  Penyusunan
glukosamin  hidroklorida  dari  kitin  merupakan  reaksi  hidrolisis  sederhana.  Selama reaksi  ini,  kitin  dideasetilasi  dan  didepolimerisasi  menjadi  glukosamin  hidroklorida
dengan adanya larutan asam klorida. Kamasastri  dan Prabhu menyiapkan glukosamin dari kitin  dengan perlakukan
penambahan  klorida  pekat  berlebih.  Kocourek,  et  al.  kitin  dihidrolisis  dengan  asam klorida 37 dalam wadah air mendidih. Inoue mengusulkan 2,5 L asam klorida 20
untuk hidrolisis 594,7 g kitin, yang telah diperoleh dari kerangka luar udang. Alphan menggunakan  asam  klorida  37  pada  suhu  100
o
C  dengan  larutan  asam  pada perbandingan  larutan  5:1.  Ingle,  et  al.  menerapkan  3  bagian  asam  klorida  20  pada
suhu 100
o
C selama 2 jam dengan pengadukan untuk hidrolisis kitin. Mojarrad, et al. 2006.
2.2 Belangkas
Hewan mirip kepiting ini adalah hewan jenis artopoda yang hidup di perairan dangkal  dan  kawasan  mangrove.  Kadang  disebut  juga  dengan  nama  kepiting  ladam,
mimi,  atau  mintuna.  Kepiting  ladam  yang  dalam  bahasa  Indonesia  disebut belangkas ialah  hewan  beruas
yang  bentuk  badannya  menyerupai  “ladam  kuda” berekor  sehingga  di  luar  negeri,  belangkas  kerap  dipanggil  dengan  nama  kepiting
tapal  kuda  horseshoe  crab. Cetakan  fosil  hewan  ini  tidak  mengalami  perubahan bentuk berarti sejak masa Devon 400-250 juta tahun yang lalu dibandingkan dengan
bentuknya  yang  sekarang,  meskipun  jenisnya  tidak  sama.  Mimi  adalah  nama  dalam
Universitas Sumatera Utara
bahasa  Jawa  untuk  yang  berkelamin  jantan  dan  Mintuna  adalah  untuk  yang berkelamin betina.
Belangkas  di  dalam  tangga  klasifikasi  ilmiah  termasuk  ke  dalam  filum Arthropoda hewan beruas-ruas di mana hewan-hewan seperti kepiting, serangga, dan
kelabang juga termasuk ke dalam filum ini. Dasar dari penggolongan tersebut adalah karena belangkas memiliki 6 pasang kaki dan tubuh yang beruas-ruas. Ada 4 spesies
belangkas  yang  diketahui  oleh  manusia  dan  masih  hidup  di  masa  kini  di  mana keempat spesies tersebut digolongkan ke dalam famili Limulidae.
Sumber : Abbas, 2012
Gambar 2.2. Belangkas
Klasifikasi Belangkas Kingdom
: Animalia Filum
: Arthropoda Kelas
: Merostomata Ordo
: Xiphosura Famili
: Limulidae
Universitas Sumatera Utara
Jenis-jenis :
1.  Genus Carcinoscorpius Carcinoscorpius rotundicauda, hidup di perairan mangrove Asia Tenggara
2.  Genus Limulus Limulus polyphemus, menghuni pantai-pantai timur Amerika Utara
3.
Genus Tachypleus -  Tachypleus gigas, menghuni pantai Asia Tenggara dan Asia Selatan
-  Tachypleus tridentatus, menghuni pantai-pantai Asia Timur
Abbas, 2012
2.3 Kitin
Kitin  merupakan  poli  2-asetamido-2-deoksi- - 1→4-D-glukopiranosa
dengan  rumus  molekul  C
8
H
13
NO
5 n
yang  tersusun  atas  47  C,  6  H,  7  N,  dan 40  O.  struktur  kitin  menyerupai  struktur  selulosa  dan  hanya  berbeda  pada  gugus
yang terikat di posisi atom C-2 kitin adalah gugus N-asetil -NHCOCH
3
, asetamida.
O HOH
2
C
HO O
NHCOCH
3
n
Sumber : Mojarrad,et al. 2006
Gambar 2.3. Struktur kimia kitin
Di  alam,  kitin  dikenal  sebagai  polisakarida  yang  paling  melimpah  setelah selulosa.  Kitin  umumnya  banyak  dijumpai  pada  hewan  avertebrata  laut,  darat,  dan
Universitas Sumatera Utara
jamur  dari  gugus  Mucor,  Phycomyces,  dan  Saccharomyces  Hirano,  1986;  Knorr, 1991.  Keberadaan  kitin  di  alam  umumnya  terikat  dengan  protein,  mineral,  dan
berbagai  macam  pigmen.  Sebagai  contoh,  kulit  udang  mengandung  25-40  protein, 40-50  CaCO
3
,  dan  15-20  kitin,  tetapi  besarnya  komponen  tersebut  masih bergantung  pada  jenis  udangnya  Altschul,  1976.  Sebagian  besar  kelompok
Crustacea,  seperti  kepiting,  udang,  dan  lobster,  merupakan  sumber  utama  kitin komersial.  Di  dunia,  kitin  yang  diproduksi  secara  komersial  120  ribu  ton  per  tahun.
Kitin yang berasal dari kepiting dan udang besar 39 ribu ton 32,5 dan dari jamur 32 ribu ton 26,7Knorr, 1991.
Tabel 2.1. Kandungan kitin pada berbagai Crustacea
Sumber : Hirano, 1986
Jenis Organisme Kandungan Kitin
Kepiting Cancer 72, 1
c
Kepiting Carcinus 0,4-3,3
Kepiting Biru Callinectes 14
a
Kepiting Matsuba Chionecetes 25,9
d
Kepiting Erimacrus 18,4
d
Hemigraprapsus 10,6
d
Kepiting Raja Paralithodes 35
b
10,4
a
Kepiting Merah Pleuroncodes 1,3        1,8
b
Udang Alaska 28
d
Udang Crangon 5,8
b
11,6
d
69,1
c
Metapenaeus 32,4
d
Lobster Nephrops 69,8
c
Lobster Homarus 60,8-77,0
c
Penaeus 25
d
Remis Lepas 58,3
c
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
a
Berdasarkan bobot bahan basah
b
Berdasarkan bobot bahan kering
c
Berdasarkan bobot bahan organik pada kulit luar
d
Berdasarkan bobot kering total kulit luar
2.3.1  Sifat Kitin
Kitin  merupakan  bahan  yang  tidak  beracun  dan  bahkan  mudah  terurai  secara hayati  biodegradable.  Bentuk  fisiknya  merupakan  padatan  amorf  yang  berwarna
putih  dengan  kalor  spesifik  0,373  ±  0,03  kalg
o
C  Knorr,  1984  dan  derajat  rotasi spesifik [α]
D 18
+22
o
pada  kosentrasi  asam  metanasulfonat  1,0.  Sebagai  biopolymer kristalin,  kitin  terdapat  dalam  γ  bentuk  Kristal  di  alam,  yaitu  α,  ,  dan  .  Kitin-  α
berbentuk Kristal ortorombik dengan setiap unit selnya mengandung 4 cincin N-asetil- D-
glukosamina yang ditautkan dengan β ikatan glikosidik  -1→4 dan tertara secara antiparalel,  rapat,  dan  kompak.  Kitin-
berbentuk  kristalin  monoklin  dan  setiap unitnya  terdiri  atas  2  cincin  N-asetil-D-glukosamina  dan  2  molekul  air  yang  tertara
secara  parallel.  Sementara  struktur  kitin- diduga  dalam  β  penataan,  yaitu  β  rantai
paralel  dan  1  antiparalel.  Ketiga  bentuk  kristalin  tersebut  dapat  dibedakan  dengan menggunakan spektroskopi IR pada bilangan gelombang 3160 dan 3190 cm
-1
. Kitin  hampir  tidak  larut  dalam  air,  asam  encer,  dan  basa,  tetapi  larut  dalam
asam  formiat,  asam  metanasulfonat,  N,N-dimetilasetalmida  yang  mengandung  5 litium  klorida,  heksafluoroisopropil  alkohol,  heksafluoroaseton  dan  campuran  1,2-
dikloroetana-asam trikloroasetat dengan nisbah 35:65  [vv]Hirano, 1986. Asam mineral  pekat  seperti  H
2
SO
4
,  HNO
3
,  dan  H
3
PO
4
dapat  melarutkan  kitin  sekaligus menyebabkan rantai panjang kitin terdegradasi menjadi satuan-satuan yang lebih kecil
Bastaman,1989.
2.3.2.  Kegunaan Kitin dan Kitosan
Dewasa  ini  aplikasi  kitin  dan  kitosan  sangat  banyak  dan  meluas.  Di  bidang industri,  kitin,  dan  kitosan  berperan  antara  lain  sebagai  koagulan  polielektrolit
pengolahan  limbah  cair,  pengikat  dan  penjerap  ion  logam,  mikroorganisme,
Universitas Sumatera Utara
mikroalga, pewarna, residu pestisida, lemak tanin, PCB poliklorinasi bifenil, mineral dan  asam  organik,  media  kromatografi  afinitas,  gel  dan  pertukaran  ion,  penyalut
berbagai  serat  alami  dan  sintetik,  pembentukan  film  dan  membran  mulai  terurai, meningkatkan kualitas kertas, pulp, dan produk tekstil. Sementara dibidang pertanian
dan  pangan  kitin  dan  kitosan  digunakan  sebagai  pencampur  ransum  pakan  ternak, antimikrob,  antijamur,  serat  bahan  pangan,  penstabil,  pembentuk  gel,  pembentuk
tekstur,  pengental  dan  pengemulsi  produk  olahan  pangan,  pembawa  zat  aditif makanan,  flavor,  zat  gizi,  pestisida,  herbisida,  virusida  tanaman,  dan  deasedifikasi
buah-buahan,  sayuran  dan  penjernih  sari  buah.  Fungsinya  sebagai  antimikroba  dan antijamur  juga  diterapkan  dibidang  kedokteran  kitin  dan  kitosan  dapat  mencegah
pertumbuhan  Candida  albican  dan  Staphvlacoccus  aureus.  Selain  itu  bipolimer tersebut  juga  berguna  sebagai  antikoagulan,  antitumor,  antivirus,  pembuluh  darah-
kulit  dan  ginjal  sintetik,  bahan  pembuat  lensa  kontak,  aditif  kosmetik,  membran  di alis, bahan shampoo dan kondisioner rambut, zat hemostatik, penstabil liposom,bahan
ortoprdik, pembalut luka dan benang bedah  yang mudah diserap, serta mempertinggi daya kekebalan, antiinfeksi. Purwantiningsih,S. 2009.
2.4 Spektrofotometer Ultraviolet UV
Spektrum  absorpsi  dalam  daerah-daerah  ultraungu  dan  tampak  umumnya terdiri  dari  satu  atau  beberapa  pita  absorpsi  yang  lebar.  Semua  molekul  dapat
menyerap  radiasi  dalam  daerah  UU-tampak,  oleh  karena  mereka  mengandung elektron,  baik  yang  dipakai  bersama  maupun  tidak,  yang  dapat  dieksitasi  ke  tingkat
energi yang lebih tinggi di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal erat  terikat,  dan  radiasi  dengan  energi  tinggi,  atau  panjang  gelombang  pendek,
diperlukan  untuk  eksitasinya.  Spektrum  absorpsi  dapat  diperoleh  dengan menggunakan  bermacam-macam  bentuk  contoh  :  gas,  lapisan  tipis  cairan,  larutan
dalam  bermacam-macam  pelarut,  dan  bahkan  padat.  Kebanyakan  pekerjaan  analitik menyangkut larutan, dan kita mengharapkan disini untuk mengembangkan satu uraian
kuantitatifdari  hubungan  antara  konsentrasi  larutan  dan  kemampuannya  untuk menyerap  radiasi.  Pada  waktu  yang  sama,  kita  harus  sadar  bahwa  besarnya  absorpsi
akan  tergantung  juga  pada  jarak  yang  dijalani  oleh  radiasi  melewati  larutan.  Seperti
Universitas Sumatera Utara
telah  kita  lihat,  absorpsi  juga  tergantung  pada  panjang  gelombang  radiasi  dan  tabiat jenis zat molekular dalam larutan.
Hubungan  antara  absorpsi  radiasi  dan  panjang  jalan  melalui  medium  yang menyerap  pertama  kali  dirumuskan  oleh  Bouguer  1729,  meskipun  kadang-kadang
dianggap  berasal  dari  Lambert  1768.  Marilah  kita  membagi  sebuah  medium penyerap  yang  homogen,  seperti  suatu  larutan  kimia,  menjadi  lapisan-lapisan  maya,
masing-masing dengan ketebalan  yang sama. Jika suatu sinar radiasi monokhromatik yaitu  radiasi  dari  satu  panjang  gelombang  tunggal  diarahkan  melewati  medium,
diketahui  bahwa  tiap  lapisan  menyerap  bagian  yang  sama  dari  radiasi,  atau  tiap lapisan  mengurangi  tenaga  radiasi  sinar  dengan  bagian  yang  sama.  Pernyataan
persamaan  ini  dapat  berbunyi:  Tenaga  radiasi  yang  ditransmisikan  berkurang  secara eksponensial jika tebal medium penyerap bertambah secara aritmatik.
Hubungan  antara  konsentrasi  macam  zat  penyerap  dan  besarnya  absorpsi dirumuskan oleh Beer dalam tahun 1859. Hukum beer analog dengan hukum Bouguer
dalam menguraikan pengurangan eksponensial dalam tenaga transmisi dengan satuan peningkatan aritmatik dalam konsentrasi. Hukum Beer dapat digunakan dengan tepat
hanya untuk radiasi monokhromatik dan sifat macam zat yang menyerap ditetapkan di atas
jangkauan  konsentrasi  yang  bersangkutan,  maka  disebut  “penyimpangan”  dari hukum Beer.
Hukum-hukum  Baouguer  dan  Beer  dengan  mudah  digabung  menjadi pernyataan yang sesuai. Kita mengetahui bahwa dalam mempelajari akibat perubahan
konsentrasi terhadap absorpsi, jarak jalan lewat larutan harus dibuat tetap, tetapi hasil- hasil yang diukur akan tergantung pada besarnya harga tetapan.
2.4.1  Peralatan untuk Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat untuk  mengukur transmitan atau absorban suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap suatu deretan contoh
pada  suatu  panjang  gelombang  tunggal  mungkin  juga  dapat  dilakukan.  Alat-alat demikian  dapat  dikelompokkan  baik  sebagai  manual  atau  perekam,  maupun  sebagai
sinar tunggal atau sinar rangkap.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Underwood,A.L. 1983
Gambar 2.4. Bagan Alat Spektrofotometer
Unsur-unsur terpenting suatu spektrofotometer yaitu: 1.  Sumber  energi  radiasi  yang  kontiniu  dan  meliputi  daerah  spektrum,  dimana  alat
ditujukan untuk dijalankan. 2.  Monokhromator,  yang  merupakan  suatu  alat  untuk  mengisolasi  suatu  berkas
sempit dari panjang gelombang-panjang gelombang dari spektrum yang luas yang disiarkan oleh sumber.
3.  Wadah untuk contoh 4.  Detektor yang merupakan suatu transducer yang mengubah energi radiasi menjadi
isyarat listrik. 5.  Penguat  dan  rangkaian  yang  bersangkutan  yang  membuat  isyarat  listrik  cocok
untuk diamati. 6.  Sistem  pembacaan  yang  dapat  mempertunjukkan  besarnya  isyarat  listrik.
Underwood,A.L. 1983
2.5 Spektroskopi FTIR
Pancaran  inframerah  pada  umumnya  mengacu  pada  bagian  spektrum elektromagnet  yang  terletak  di  antara  daerah  tampak  dan  daerah  gelombang  mikro.
Bagi kimiawan organik, sebagian besar kegunaannya terbatas di antara 4000 cm
-1
dan
Sumber Monokhromator
Sampel Detektor
Pembacaan Penguat
Universitas Sumatera Utara
666  cm
-1
2,5 –  15,0  m.  Sebuah  molekul  yang  paling  sederhana  sekalipun  dapat
memberikan spektrum  yang sangat  rumit. Kimiawan organik  mengambil keuntungan dari  kerumitan  spektrum  itu  dengan  membandingkan  spektrum  senyawa  yang  tidak
diketahui  terhadap  spektrum  cuplikan  yang  asli.  Suatu  kesesuaian  puncak  demi puncak  merupakan  bukti  yang  kuat  tentang  identitasnya.  Selain  enantiomer,  dua
senyawa tidak mungkin memberikan spektrum inframerah yang sama. Pancaran  infra-merah  terbatas  di  antara  4000  cm
-1
dan  666  cm
-1
2,5 –  15,0
m, diserap oleh sebuah molekul organik dan diubah menjadi energi getaran molekul. Penyerapan  ini  juga  tercatu,  namun  spektrum  getaran  tampak  bukan  sebagai  garis-
garis  melainkan  berupa  pita-pita.  Letak  pita  dalam  spektrum  inframerah  disajikan sebagai  bilangan  gelombang  atau  panjang  gelombang.  Satuan  bilangan    gelombang
cm
-1
, kebalikan sentimeter. Terdapat dua macam getaran molekul yaitu getaran ulur dan  getaran  tekuk.  Getaran  ulur  adalah  suatu  gerakan  berirama  di  sepanjang  sumbu
ikatan  sehingga  jarak  antar  atom  bertambah  atau  berkurang.  Getaran  tekuk  dapat terjadi  karena  perubahan  sudut-sudut  ikatan  antara  ikatan-ikatan  pada  sebuah  atom.
Silverstein, R.M. 1986 Spektroskopi IR juga digunakan untuk penentuan struktur, khususnya senyawa
organik dan juga untuk analisa kuantitatif. Spektrum infra merah memberikan puncak maksimal  yang  jelas  sebaik  puncak  minimumnya.  Spektrum  absorpsi  dibuat  dengan
bilangan gelombang pada sumbu X dan persentase transmitan T pada sumbu Y. Bila dibandingkan dengan daerah UV-tampak, dimana energi dalam daerah ini dibutuhkan
untuk  transisi  elektronik,  maka  radiasi  infra  merah  hanya  terbatas  pada  perubahan energi  setingkat  molekul.  Untuk  tingkat  molekul,  perbedaan  dalam  keadaan  vibrasi
dan  rotasi  digunakan  untuk  mengabsorpi  sinar  inframerah.  Jadi,  untuk  dapat mengabsorpi,  molekul  harus  memiliki  perubahan  momen  dipole  sebagai  akibat  dari
vibrasi.  Berarti  radiasi  medan  listrik  yang  berubah-ubah  akan  berinteraksi  dengan molekul  dan  akan  menyebabkan  perubahan  amplitude  salah  satu  gerakan  molekul.
Khopkar,S.M.2008
2.5.1  Peralatan untuk Spektrofotometer Inframerah
Komponen dasar spektrofotometer IR sama dengan UV-tampak, tetapi sumber, detektor,  dan  komponen  optiknya  sedikit  berbeda.  Mula-mula  sinar  infra  merah
Universitas Sumatera Utara
dilewatkan  melalui  sampel  dan  larutan  pembanding,  kemudian  dilewatkan  pada monokromator  untuk  menghilangkan  sinar  yang  tidak  diinginkan  stray  radiation.
Berkas  ini  kemudian  didispersikan  melalui  prisma.  Dengan  melewatkannya  melalui slit, sinar tersebut dapat difokuskan pada detektor. Khopkar,S.M.2008
Sumber : Fessenden,R.J.1983
Gambar 2.5. Bagan Alat Spektroskopi Inframerah
Instrumen  yang  digunakan  untuk  mengukur  resapan  radiasi  inframerah  pada berbagai  panjang  gelombang  disebut  spektrofotometer  inframerah.  Komponen  alat
yang  khas  adalah  sumber  cahaya  yang  memancarkan  cahaya  inframerah  pada  semua panjang  gelombang.  Cahaya  dari  sumber  ini  pecah  oleh  sistem  cermin  menjadi  dua
berkas  cahaya,  berkas  rujukan  referensi  dan  berkas  contoh.  Setelah  masing-masing melewati  sel  rujukan  pelarut  murni,  jika  pelarut  itu  digunakan  dalam  contoh,  atau
kosong  jika  contoh  tak  menggunakan  pelarut  dan  sel  contoh,  kedua  berkas  ini digabung kembali dalam pemenggal chopper; suatu sistem cincin lain, menjadi suatu
berkas  yang  berasal  dari  kedua  berkas  itu,  yang  selang-seling  bergantian.  Berkas selang-seling  ini  didifraksi  oleh  suatu  kisi  sehingga  berkas  itu  terpecah  menurut
panjang  gelombang.  Detektor  mengukur  beda  intensitas  antara  kedua  macam  berkas tadi  pada  tiap-tiap  panjang  gelombang  dan  meneruskan  informasi  ini  ke  perekam,
yang  menghasilkan  spektrum.  Pita-pita  inframerah  dalam  sebuah  spektrum  dapat dikelompokkan  menurut  intensitasnya  :  kuat  s,  strong,  medium  m  dan  lemah  w,
Sumber Cahaya
Sel Contoh
Sel Rujukan
Pemenggal Kisi
Detektor Perekam
Universitas Sumatera Utara
weak. Suatu pita lemah yang bertumpang-tindih dengan suatu pita kuat disebut bahu sh,  shoulder.  Banyaknya  gugus  identik  dalam  sebuah  molekul  mengubah  kekuatan
relatif pita absopsinya dalam suatu spektrum. Fessenden,R.J.1983
2.5.2  Spektrum Inframerah untuk Glukosamin
Karakterisasi glukosamin hidroklorida dapat ditentukan dengan menggunakan spektroskopi  inframerah.  Menurut  Mojarrad  et  al.  2006  spektrum  inframerah  dari
glukosamin dapat dilihat sebagai berikut: FT-IR Kitin KBr : 532 w, 565 w, 952 w, 1024 m, 1074 m, 1114 m, 1157
m,  1205  w,  1261  w,  1314  m,  1379  m,  1429  m,  1559  m,  1629  m,  1658 m, 2890 m, 2930 m, 3130 m, 3254 m, 3443 s, 3471 s cm
-1
. FT-IR Glukosamin HCl KBr : 570 s, 597 s, 698 w, 773 m, 854 m, 889 w,
912 m, 1002 s, 1034 s, 1066 s, 1095 s, 1137 s, 1183 m, 1394 m, 1421 s, 1535 s, 1583 s, 1614 s, 2943 s, 3042 s, 3105 s, 3350 s cm
-1
. Spektrum  inframerah  dari  glukosamin  hidroklorida  yang  diperoleh
menunjukkan  deasetilasi  apabila  bilangan  gelombang  ~1700  cm
-1
untuk  C=O,  yang ada dalam spektrum inframerah kitin telah menghilang. Dimana gugus-gugus penting
pada glukosamin hidroklorida adalah O-H, N-H, dan ikatan glikosida. Menurut Silverstein, R.M. 1986 gugus O-H berada di antara 3500-3200 cm
-1
untuk  glukosamin  3350  cm
-1
.  Gugus  N-H  berada  di  antara  1610-1481  cm
-1
,  untuk glukosamin 1535 cm
-1
. Gugus C-N berada diantara 1342-1266 cm
-1
, untuk glukosamin 1334  cm
-1
.  Dan  Ikatan  glukosida  berada  diantara  1150-1085  cm
-1
, untuk  glukosamin
1034 cm
-1
.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Bahan-Bahan
1.  Cangkang Belangkas 2.  Asam Klorida
p.a E Merck 3.  Natrium Hidroksida
p.a E Merck 4.  Asam Fosfat
p.a E Merck 5.  Asam Formiat
p.a E Merck 6.  Etanol
p.a E Merck 7.  N-asetilglukosamin
p.a E Merck 8.  Aquadest
3.2. Alat-Alat