16
memperoleh klien yang baru. Klien-klien baru mungkin mendapatkan perhatian khusus, dan mereka mungkin menikmati perspektif dan
pandangan yang berbeda yang diberikan oleh auditor baru. Pergatian auditor yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan
dapat mempengaruhi kepuasan klien. Seorang auditor baru akan cenderung memperlihatkan kinerjanya pada tahun-tahun pertama saat
auditor melakukan audit. Pada awal tahun kontrak pelaksanaan audit, auditor baru akan berusaha mencari tahu kinerja auditor lama, dan
untuk itu auditor baru akan membandingkan dengan kinerja yang mungkin dapat dicapainya. Harapan seorang auditor baru adalah
pelaksanaan audit
sebaik-baiknya, tanpa
mengurangi sikap
profesionalnya sebagai seorang auditor. Tujuan pergantian auditor dimaksudkan untuk meningkatkan memanipulasi hasil operasi atau
kondisi keuangan perusahaan. Pergantian auditor menyebabkan dampak negatif.
H3 : Pergantian auditor berpengaruh terhadap opini audit going concern.
2.1.4 Kesulitan Keuangan
Kesulitan keuangan Financial distress merupakan suatu kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan. Hal
ini dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Untuk dapat
Universitas Sumatera Utara
17
menilai kesehatan suatu perusahaan dapat digunakan laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba yang
ditahan, dan laporan posisi keuangan. Hoffer 1980: 20 dan Witaker 199: 24 dalam Endri, 2009
memberikan perumpamaan bahwa kondisi financial distress sebagai suatu kondisi dari perusahaan yang mengalami laba bersih net profit
negatif selama kurun waktu beberapa tahun. Kebangkrutan sebagai akibat kegagalan kemudian didefinisikan dalam berbagai arti, yaitu :
kegagalan ekonomi dan kegagalan keuangan Adnan dan Kurniasih, 2000: 137. Kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi
perusahaan untuk dapat menghasilkan laba Endri, 2009. Perusahaan yang kondisinya buruk, banyak ditemukan
indikator masalah going concern Ramadhany, 2004. Perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan, tidak menerima
opini going concern dari auditor. Namun semakin buruknya perusahaan akan semakin besar kemungkinan perusahaan menerima
opini audit going concern McKeown, 1991 dalam Januarti, 2009. Pemakai laporan keuangan seringkali merasa pengeluaran opini going
concern sebagai sebuah prediksi kebangkrutan Altman, 1982 dalam Setiawan, 2006.
Altman 1968 telah melakukan studi serupa untuk menemukan suatu model prediksi kebangkrutan dalam beberapa
Universitas Sumatera Utara
18
periode sebelum kebangkrutan benar-benar terjadi. Altman dan McGough 1974 dalam Fanny dan Saputra 2005 menyarankan agar
penggunaan model prediksi kebangkrutan sebagai alat bantu auditor untuk
memutuskan kemampuan
perusahaan mempertahankan
kelangsungan hidupnya, karena penelitiannya menememukan bahwa tingkat prediksi kebangkrutan dengan menggunakan suatu model
prediksi mencapai tingkat keakuratan hingga 82. Penelitian yang dilakukan oleh Setyarno, et al. 2006 juga berhasil membuktikan
bahwa model prediksi Altman berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Model Z-score Altman sampai sekarang adalah yang paling banyak digunakan oleh para peneliti, praktisi serta akademisi dibidang
akuntansi dibandingkan dengan model prediksi kebangkrutan lainnya Altman, 1993 dalam Fanny dan Saputra 2005. Model yang
dikembangkan oleh Altman ini mengalami suatu revisi. Model Z-score dinilai dapat menganalisis dengan baik dan
handal tanpa memperhatikan ukuran perusahaan yang dianalisis. Apabila perusahaan sangat makmur didapat Z-score mulai turun tajam
maka perusahaan harus waspada terhadap kebangkrutan. Atau apabila perusahaan baru survive, maka Z-score dapat membantu perusahaan
mengevaluasi dampak yang telah diperhitungkan dari perubahan upaya-upaya manajemen perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
19
Penelitian yang dilakukan oleh Altman untuk perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut menunjukkan nilai tertentu. Kriteria yang
digunakan untuk dapat memprediksi kebangkrutan sebuah perusahaan dengan model diskriminan adalah dengan melihat zone of ignorance
yaitu daerah nilai Z.
Rumus Model Altman Z-score untuk perusahaan manufaktur dan go public:
� = ,
� ℎ
+ ,
ℎ ℎ
+ ,
� ℎ
+ ,6
� �
+ ,
ℎ ℎ
Tabel 2.1 Kriteria titik cut off Model Z-score
Kriteria Nilai Z
Tidak bangkrut jika Z lebih besar dari 2,99
Daerah rawan bangkrut grey area 1,81-2,99
Bangkrut jika Z kurang dari 1,81
Berdasarkan analisis ini apabila nilai z dari perusahaan yang diteliti lebih kecil dari 1,8 beresiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila
nilai z berada diantara 1,81-2,99 dikatakan masih memiliki resiko
Universitas Sumatera Utara
20
kebangkrutan, bila diatas nilai 2,99 maka dikatakan aman dari resiko kebangkrutan.
H4 : Kesulitan keuangan berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern.
2.1.5 Going Concern