Hipotesis Penelitian Latar Belakang Masalah

30

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap suatu masalah yang dihadapi yang masih akan diuji lebih lanjut kebenarannya. Menurut Erlina 2011: 41, hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Adapun yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Opini Going- Concern H2 : Audit Client Tenure berpengaruh terhadap Opini Going-Concern H3 : Pergantian Auditor berpengaruh terhadap Opini Going-Concern H4 : Kesulitan Keuangan berpengaruh terhadap Opini Going-Concern H5 : Pertumbuhan perusahaan, audit client tenure, pergantian auditor, dan kesulitan keuangan berpengaruh secara simultan terhadap pemberian Opini Going –Concern Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Going concern adalah kelangsungan hidup suatu entitas. Kelangsungan hidup entitas selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola entitas agar bertahan hidup. Dengan adanya going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang, tidak dilikuidasi dalam jangka pendek. Going concern digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan contrary information. Biasanya informasi yang signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain. PSA No. 30 Universitas Sumatera Utara 2 Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya SPAP 2011. Opini yang diberikan oleh auditor merupakan salah satu bahan pertimbangan yang penting bagi investor untuk mengambil keputusan investasi. Ketika kondisi ekonomi tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan Chen dan Church, 1996 dalam Pradiptorini dan Januari 2007. Akan dapat timbul banyak masalah ketika banyak auditor yang salah dalam memberikan opini audit audit going concern Sekar, 2003. Oleh karena itu, banyak auditor yang mengalami dilema antara moral dan etika dalam memberikan opini going concern. Penyebabnya adalah adanya hipotesis self- fulfilling prophecy yang menyatakan bahwa apabila auditor memberikan opini going concern, maka perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena banyak investor yang membatalkan investasinya atau kreditor yang menarik dananya Venuti, 2007. Penyebab yang lain adalah tidak terdapatnya prosedur penetapan going concern yang terstruktur Joanna H. Lo, 1994, pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah Koh dan Tan, 1999. Terkait dengan pentingnya opini audit yang dikeluarkan oleh auditor, maka auditor harus bertanggung jawab terhadap opini audit going concern yang konsisten dengan kondisi sebenarnya. Ada beberapa faktor yang dapat dikaji sebagai faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan opini audit Universitas Sumatera Utara 3 going concern, yaitu : pertumbuhan perusahaan, audit client tenure, pergantian auditor, dan kesulitan keuangan. Adapun definisi dari masing- masing faktor tersebut dideskripsikan dalam paragraph selanjutnya. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan ekonomi secara kesuluruhan Setyarno et. al., 2006. Suatu perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan yang positif memberikan indikasi bahwa perusahaan lebih mampu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kemungkinan perusahaan untuk mengalami kebangkrutan adalah kecil. Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya, sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang baik akan lebih besar. Altman 1968 dalam Petroneda 2004 mengemukakan bahwa perusahaan yang laba tidak akan mengalami kebangkrutan, karena kebangkrutan merupakan salah satu alasan bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern. Perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan. Universitas Sumatera Utara 4 Audit-client tenure merupakan jangka waktu perikatan yang terjalin antara kantor akuntan publik KAP dengan auditee yang sama. Kecemasan akan kehilangan sejumlah fee yang cukup besar akan menimbulkan keraguan bagi auditor untuk menyatakan opini audit going concern. Dengan demikian independensi auditor akan terpengaruh dengan lamanya hubungan dengan auditee yang sama Espahbodi, 1991. Penelitian yang dilakukan oleh Ghosh dan Moon 2003 menghasilkan temuan bahwa kualitas audit meningkat dengan semakin lamanya audit tenure. Temuan ini menarik karena ternyata mendukung pendapat yang menyatakan bahwa pertimbangan auditor akan lebih baik seiring dengan masa kerja yang lebih lama karena asimetri informasi antara auditor dan klien berkurang. Terkait dengan lama waktu masa kerja ini, kegagalan audit tampak lebih banyak terjadi pada masa kerja yang pendek dan terlalu lama Wooten, 2003. Namun semakin lama masa kerja ini dapat membuat auditor menjadi terlalu nyaman dengan klien dan tidak menyesuaikan prosedur audit agar mencerminkan perusahaan bisnis dan risiko yang terkait. Auditor menjadi kurang skeptis dan kurang waspada dalam mendapatkan bukti. Hubungan yang lama ini mempunyai potensi untuk menjadikan auditor puas pada apa yang dilakukan, melakukan prosedur audit yang kurang tegas, dan terlalu tergantung pada pernyataan manajemen Deis dan Giroux, 1992. Penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Januarti 2009 menemukan bahwa audit tenure berpengaruh positif pada penerimaan opini audit going concern. Universitas Sumatera Utara 5 Junaidi dan Hartono 2010 juga mengungkapkan bahwa audit tenure berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Junaidi dan Hartono 2010 menyatakan bahwa semakin lama hubungan auditor dengan klien, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan opini audit going concern. Louwers 1998, Lennox 2004 tidak menemukan bukti adanya hubungan opini audit going concern dengan auditor client tenure. Geiger et al. 1996 dalam Januarti 2009 menemukan bukti banyaknya perusahaan yang melakukan pergantian auditor ketika auditor mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan yang mempunyai masalah keuangan. Ketika perusahaannya akan menerima opini audit going concern, manajemen sering kali mengantisipasi hal tersebut dengan cara melakukan pergantian auditor auditor switching. Schwartz dan Menon 1985, auditor switching lebih banyak dilakukan pada perusahaan yang bermasalah dibandingkan dengan perusahaan yang sehat. Pergantian auditor ini disebabkan oleh banyak faktor, misalnya adalah manajemen tidak puas dengan opini yang diberikan oleh auditor dan dengan melakukan pergantian auditor perusahaan mengharapkan akan mendapat unqualified opinion dari auditor baru. Selain itu manajemen melakukan pergantian auditor karena adanya peraturan yang mengatakan harus mengganti auditor setiap beberapa tahun sekali. Universitas Sumatera Utara 6 Prediksi apakah sebuah perusahaan akan mengalami kebangkrutan dimasa mendatang juga merupakan pertimbangan dalam pengeluaran opini audit going concern. Indikasi kebangkrutan sebuah perusahaan yang mengalami financial distress adalah suatu situasi dimana arus kas operasi perusahaan tidak mencukupi untuk mengambil langkah perbaikan. Kesulitan keuangan akan mengakibatkan perusahaan mengalami arus kas negatif, gagal bayar pada perjanjian utang dan akhirnya mengarahkan pada kebangkrutan sehingga going concern perusahaan diragukan. Penelitian Mutchler et al. 1997 dalam Santoso dan Wedari 2007 menemukan bukti univariat bahwa auditor big 6 lebih cenderung menerbitkan opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami financial distress dibandingkan auditor non big 6. Penulis beranggapan bahwa penelitian mengenai opini audit going concern di Indonesia masih menjadi objek penelitian yang dan menarik dilakukan karena mengingat bahwa opini audit going concern suatu badan usaha merupakana salah satu hal yang mendasari para investor dalam pengambilan keputusan investasi dan para kreditor dalam meminjamkan dananya dengan tujuan untuk memperoleh laba dari aktivitas entitas tersebut. Selain itu, opini audit audit concern sering dihubungkan dengan kemampuan manajemen perusahaan untuk lebih mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Universitas Sumatera Utara 7 Penelitian ini menggunakan pertumbuhan perusahaan, audit client tenure, pergantian auditor, dan kesulitan keuangan sebagai variabel independen penelitian karena variabel tersebut mempengaruhi penerimaan opini going concern. Dengan menggunakan variabel tersebut, apabila perusahaan diragukan dapat melanjutkan kelangusungan hidupnya maka perusahaan tersebut akan menerima opini going concern. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian penetapan opini audit going concern pada perusahaan dengan judul peneliti an “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, dan Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Going-Concern ”.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

1 76 98

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian kantor akuntan publik: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008-2012

1 8 137

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, AUDIT Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Audit Client Tenure, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar Di Bursa Efek Indones

7 31 19

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, AUDIT CLIENT Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Audit Client Tenure, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013).

2 5 15

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 12

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 2

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 10

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 20

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 4

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 2