Metode Pengumpulan Data Deskripsi Objek Penelitian b,c Pembahasan Hasil Penelitian

41 6. Duta Graha Indah Tbk. DGIK 7. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. GMTD 8. Intiland Development Tbk. DILD 9. Jakarta International Hotel Development Tbk. JIHD 10. Jakarta Setiabudi International Tbk. JSPT 11. Kawasan Industri Jababeka Tbk. KIJA 12. Lippo Cikarang Tbk. LPCK 13. Lippo Karawaci Tbk. LPKR 14. Mas Murni Indonesia Tbk. MAMI 15. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. PJAA 16. Summerecon Agung Tbk. SMRA 3.7 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain Umar, 2001: 69. Data penelitian ini mencakup laporan keuangan yang telah dipublikasikan yang diambil dari database Bursa Efek Indonesia dengan cara mengunduh data melalui website resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id selama tahun 2009-2012.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan cara dokumentasi, dimana penulis mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data langsung dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Data sekunder yang diambil dari Bursa Efek Indonesia dengan Universitas Sumatera Utara 42 cara mengunduh data yang tersedia, terdiri dari laporan auditor independen dan laporan keuangan perusahaan real estate yagn terdaftar di BEI dan sesuai dengan kriteria pemilihan sampel.

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dalam menggambarkan variabel- variabel dalam penelitian. Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan standar deviasi.

3.9.2 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis multivariat melalui regresi logistic logistic regression. Hal ini dilakukan karena variabel dependen merupakan data kualitatif yang menggunakan variabel dummy. Regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel dependen dapat diprediksi dengan menggunakan variabel independen. Pada teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya Ghozali, 2006. Regresi logistik juga mengabaikan heteroscedacity, artinya variabel dependen Universitas Sumatera Utara 43 tidak memerlukan homescedacity untuk masing-masing variabel independennya. Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut : OGC = α + β1 GROWTH + β2 AUCT + β3 AUCH + β4 BANKRUPT + ԑ α = konstanta OGC = Variabel dummy, opini audit kategori 1 untuk auditee dengan opini audit going concern GCAO dan 0 untuk auditee dengan opini audit non going concern NGCAO GROWTH = Rasio Pertumbuhan Perusahaan AUCT = Audit Client Tenure AUCH = Pergantian Auditor BANKRUPT =Prediksi kebangkrutan menggunakan revised Altman ԑ = Kesalahan Residual

3.9.2.1 Menguji Kelayakan Model Regresi Goodness of Fit

Test Kebanyakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini untuk menguji hipotesis nol bahwa Universitas Sumatera Utara 44 data empiris sesuai dengan model tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit. Hipotesis yang digunakan untuk menilai model fit adalah sebagai berikut : H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Jika nilai statistik Hosmer dan Lemeshow’s sama dengan atau kurang dari 0,05 nmaka hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga goodnessfit model tidak baik, karena model yang telah dirumuskan tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer dan Lemershow’s lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol diterima yang berarti model mampu memprediksi nilai observasinya.

3.9.2.2 Menguji Model Keseluruhan Model Overall Fit

Model Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Universitas Sumatera Utara 45 Hipotesis untuk menilai model fit adalah : H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka H0 harus diterima. Statistik yang digunakan berdasarkan Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternative, L ditransformasikan menjadi -2 LogL.O utput SPSS memberikan dua nilai -2Log L, yaitu satu untuk model yang hanya memasukkan konstanta saja dan satu model dengan konstanta serta tambahan bebas. Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali, 2006. Log Likelihood pada regresi logistic mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi, sehingga penurunan modal Log Likelihood menunjukkan model regresi yang semakin baik. Universitas Sumatera Utara 46

3.9.2.3 Estimasi Parameter dan Interpretasinya

Estimasi parameter dapat dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari tiap variabel- variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas sig. Apabila terlihat angka signifikan lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi adalah signifikan pada tingkat 5 maka berarti H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat. Begitu pula sebaliknya, jika angka signifikansi lebih besar dari 0,05 maka berarti H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti bahawa variabel bebas tidak berpengaruh tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat.

3.9.2.4 Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen pertumbuhan perusahaan, audit client tenure, pergantian auditor, dan kesulitan Universitas Sumatera Utara 47 keuangan secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap opini audit going concern. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho akan ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikansi F5 . Data analisis dengan model regresi berganda sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4 + e Keterangan : Y : Opini Going-Concern α : Konstanta X1 : Pertumbuhan perusahaan X2 : Audit client tenure X3 : Pergantian auditor X4 : Kesulitan keuangan β1, β2, β3, β4 ,: Koefisien Regresi e : Error tingkat kesalahan Universitas Sumatera Utara 48 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi logistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi logistik. Pengujian asumsi klasik dan regresi logistik digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 21. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 16 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian dan diamati selama periode 2009-2012. 4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, median, Universitas Sumatera Utara 49 variance, serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Dimana komponen-komponen statistik deskriptif dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Nilai rata-rata mean adalah jumlah seluruh angka pada data yang dibagi dengan jumlah data yang ada, 2. Median adalah nilai tengah data setelah data tersebut diurutkan dari angka terkecil ke angka tertinggi, 3. Range adalah selisih dari nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam suatu kumpulan data, 4. Standard deviation adalah nilai simpangan baku. Semakin kecil nilainya, maka data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata, 5. Variance adalah jumlah selisih antara data dengan rata-rata data dan kemudian dibagi dengan jumlah data dikurangi 1n- 1 atau nilai kuadrat dari std.deviation. Universitas Sumatera Utara 50 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Range Minimum Max Mean Std. Deviation Variance Rasio Pertumbuhan 64 1,6524 -,4222 1,2302 ,320945 ,3987865 ,159 Audit Client Tenure 64 3 1 4 2,19 1,097 1,202 Pergantian Auditor 64 1 1 ,09 ,294 ,086 Kesulitan keuangan 64 3,4768 ,6413 4,1181 1,668261 ,6627437 ,439 Opini Audit Going Concern 64 1 1 ,97 ,175 ,031 Valid N listwise 64 Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan penggambaran tentang data yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Variabel Rasio Pertumbuhan memiliki nilai minimum yaitu -0,4222 dan nilai maksimum yaitu 1,2302, dengan nilai rata-rata mean yaitu 0,320945. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa perusahaan yang dijadikan sampel penelitian memiliki pertumbuhan keuangan menurun dari tahun sebelumnya yang menyebabkan nilai negatif. Standard deviation variabel ini adalah 0,3987865 dan variance 0,519. Rentang nilai range senilai 1,6524 menunjukkan bahwa data yang digunakan Universitas Sumatera Utara 51 dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum. 2. Variabel Audit Client Tenure memiliki nilai minimum yaitu 1 dan nilai maksimum yaitu 4, dengan nilai rata-rata mean yaitu 2,19. Hal ini menunjukkan bahwa nilai audit tenure bersifat interval atau data berbentuk tingkatan yang dimulai dari angka 1 sampai angka 4. Hal ini juga mengindikasikan bahwa sedikitnya ada beberapa perusahaan yang dijadikan sampel penelitian diaudit oleh Kantor Akuntan Publik berturut-turut selama tahun 2009-2012. Standard deviation variabel ini adalah 1,097 dan variance 1,202. Rentang nilai range senilai 3 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum. 3. Variabel Pergantian Auditor memiliki nilai minimum yaitu 0 dan nilai maksimum yaitu 1, dengan nilai rata-rata mean yaitu 0,09. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pergantian auditor bersifat dummy. Standard deviation variabel ini adalah 0,294 dan variance 0,086. Rentang nilai range senilai 1 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum. 4. Variabel kesulitan keuangan memiliki nilai minimum yaitu 0,6413 dan nilai maksimum yaitu 4,1181, dengan nilai rata-rata mean yaitu Universitas Sumatera Utara 52 1,668261. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada satupun sampel penelitian yang memiliki nilai kesulitan keuangan negatif. Standard deviation variabel ini adalah 0,6627437 dan variance 0,439. Rentang nilai range senilai 3,4768 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum. 5. Variabel Opini audit going concern memiliki nilai minimum yaitu 0 dan nilai maksimum yaitu 1, dengan nilai rata-rata mean yaitu 0,97. Hal ini menunjukkan bahwa variabel opini audit going concern bersifat dummy. Dimana dapat disimpulkan nilai mean sebesar 0,97 atau 97 yang mengindikasikan bahwa hampir seluruh sampel penelitian menggunakan angka 1 dalam konversi data penelitiannya yang berarti banyak opini audit menggunakan opini audit going concern. Standard deviation variabel ini adalah 0,175 dan variance 0,131. Rentang nilai range senilai 1 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum.

4.2.2 Uji Multikolonieritas

Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Multikolonieritas adalah situasi adanya korelasi antar variabel-variabel independen yang satu Universitas Sumatera Utara 53 dengan yang lainnya, dalam hal ini variabel-variabel ini disebut tidak orthogonal. Variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi diantaranya sama dengan nol. Dalam penelitian ini jejak multikolonieritas dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil uji gejala multikolonieritas disajikan pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Correlation Matrix Constant X1 X2 X3 X4 Step 1 Constant ,546 -,039 -,622 -,494 -,656 X1 -,039 ,768 -,171 -,160 -,199 X2 -,622 -,171 ,786 ,583 ,002 X3 -,494 -,160 ,583 ,345 -,037 X4 -,656 -,199 ,002 -,037 ,855 Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2014. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolonieritas antar variabel independen. Gejala multikolonieritas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0.90. Matriks korelasi di atas memperlihatkan bahwa korelasi antar variabel independen yang paling besar 0.855 atau lebih kecil dari 0.90. Berdasarkan hasil ini, dapat Universitas Sumatera Utara 54 disimpulkan bahwa variable rasio pertumbuhan, audit client tenure, pergantian auditor dan kesulitan keuangan perusahaan lolos uji gejala multikolonieritas.

4.2.3 Menguji Model Fit Overall Model Fit Test

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal block number = 0 dengan nilai -2 log likelihood pada akhir block number = 1. Nilai -2 log likelihood awal pada block number = 0, dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini. Tabel 4.3 Nilai -2 Log Likelihood -2 LL awal Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Step 0 1 25,762 1,875 2 18,905 2,757 3 17,859 3,264 4 17,800 3,421 5 17,800 3,434 Universitas Sumatera Utara 55 6 17,800 3,434 Sumber : Data diolah dengan SPSS, 2014 Nilai -2 log likelihood akhir pada block number = 1, dapat ditunjukkan melalui tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 Nilai -2 log likelihood -2 LL akhir Iteration History

a,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant X1 X2 X3 X4 Step 1 1 25,010 1,905 -,079 ,025 -,551 -,005 2 17,243 2,841 -,230 ,076 -1,196 -,014 3 15,520 3,432 -,502 ,176 -1,708 -,030 4 15,258 3,646 -,778 ,303 -1,884 -,046 5 15,243 3,657 -,877 ,368 -1,894 -,055 6 15,242 3,654 -,884 ,375 -1,893 -,056 7 15,242 3,654 -,884 ,375 -1,893 -,056 Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2014 Dari tabel 4.3 dan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa -2 log likelihood awal pada block number = 0, yaitu model yang hanya Universitas Sumatera Utara 56 memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 1, memperoleh nilai sebesar 25,762. Kemudian pada tabel selanjutnya dapat dilihat nilai -2 LL akhir dengan block number = 1 nilai -2 log likelihood pada tabel 4.3 mengalami perubahan setelah masuknya beberapa variabel independen pada model penelitian, akibatnya nilai -2 LL akhir pada step 7 menunjukkan nilai 15,242. Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal initial -2LL function dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya -2LL akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali,2005. Penurunan nilai -2 log likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahan-penambahan variabel bebas yaitu rasio pertumbuhan, audit client tenure, pergantian auditor dan kesulitan keuangan perusahaan ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit penelitian ini.

4.2.4 Menguji Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan goodness of fitness test yang diukur dengan nilai chi square pada bagian bawah uji hosmer and lemeshow. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test ≤ 0,05, maka berarti terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya Universitas Sumatera Utara 57 sehingga goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya Ghozali, 2005. Tabel 4.5 Hosmer and Lemeshow Test Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 8,053 8 ,428 Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014 Tabel 4.5 menunjukkan nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit sebesar 8,053 dengan signifikansi 0,428. Nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak diterima. Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Tabel 4.6 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test Opini Audit Going Concern = opini audit non going concern Opini Audit Going Concern = opini audit going concern Total Observed Expected Observed Expected Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test Universitas Sumatera Utara 58 Step 1 1 1 1,000 5 5,000 6 2 ,224 6 5,776 6 3 ,142 6 5,858 6 4 ,120 6 5,880 6 5 1 ,112 5 5,888 6 6 ,101 6 5,899 6 7 ,086 6 5,914 6 8 ,077 6 5,923 6 9 ,059 6 5,941 6 10 ,078 10 9,922 10 Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014 Dari tabel kontijensi untuk uji hosmer and lemeshow, dapat dilihat bahwa dari sepuluh langkah pengamatan untuk opini audit yang baik 1 maupun tidak baik 0, nilai yang diamati maupun nilai yang diprediksi, tidak mempunyai perbedaan yang terlalu ekstrim. Ini menunjukkan bahwa model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini mampu memprediksi nilai observasinya.

4.2.5 Hasil Pengujian Hipotesis

Regresi logistik ingin menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya Ghozali, 2005. Pada penelitian ini, regresi logistik dilakukan terhadap 64 Universitas Sumatera Utara 59 perusahaan sampel yang terdiri dari 62 perusahaan yang memiliki opini audit going concern ditandai dengan angka 1 dan hanya 2 perusahaan yang tidak memiliki opini audit going concern ditandai dengan angka 0. Hasil pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap kualitas audit. Pengujian dengan regresi logistik ditunjukkan dalam tabel-tabel berikut ini. Tabel 4.7 Ikhtisar Pengolahan Data Case Processing Summary Unweighted Cases a N Percent Selected Cases Included in Analysis 64 98,5 Missing Cases 1 1,5 Total 65 100,0 Unselected Cases ,0 Universitas Sumatera Utara 60 Total 65 100,0 Data diolah dengan SPSS, 2014 Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diambil analisis sebagai berikut: a. Jumlah sampel pengamatan sebanyak 64 sampel, dan seluruh sampel telah diperhitungkan ke dalam pengujian hipotesis; b. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan dengan nilai dummy variabel. Variabel dependen bernilai 1 untuk opini audit going concern dan bernilai 0 untuk opini audit non going concern. c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data adalah metode enter dimana apabila menggunakan metode ini seluruh variabel bebas independen disertakan dalam pengolahan analisis data untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh terhadap variabel dependen. Selanjutnya variabilitas antara variabel dependen dengan variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 15,242 a ,039 ,161 Model Summary Universitas Sumatera Utara 61 Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2014 Berdasarkan tabel 4.8 di atas, maka dapat dilihat bahwa hasil analisis regresi logistik secara keseluruhan menunjukkan nilai Cox Snell R Square sebesar 0.039. Cox Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R 2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu, sehingga sulit untuk diinterpretasikan. Nagelerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell. Untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 nol sampai 1 satu hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell’s R square dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelerke R 2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R 2 pada multiple regression. Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagalerke R Square adalah sebesar 0.161 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 16.10 , sisanya sebesar 84,90 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model. a. Matriks Klasifikasi Universitas Sumatera Utara 62 Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan keterjadian variabel terkait dependen pada perusahaan dilihat melalui classification tabel. Tabel 4.9 Matriks Klasifikasi Observed Predicted Opini Audit going concern Percentage Correct .0000 1.0000 Step 1 Opini audit going concern .0000 2 0,00 1.0000 62 100,00 Overall Percentage 96,9 Sumber : Data diolah dengan SPSS, 2014 Tabel 4.9 secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa kemungkinan penerimaan opini going concern sebesar 96,9 dari seluruh sampel yang ada yang menunjukkan pengertian bahwa sebesar 62 sampel penelitian yang mendapatkan opini audit going concern dan sisanya sebesar 3,10 atau sebesar Universitas Sumatera Utara 63 hanya 2 sampel penelitian saja yang mendapatkan opini audit non going concern. b. Menguji Koefisien Regresi Tabel 4.10 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik, pengujian koefisien regresi logistik mencerminkan penjabaran lebih rinci mengenai pengaruh masing masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Regresi Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. ExpB 95 C.I.for EXPB Lower Upper Step 1 a X1 ,884 2,142 ,170 1 ,007 ,413 ,006 27,526 X2 ,375 1,049 ,128 1 ,720 1,456 ,186 11,374 X3 -1,893 1,847 1,050 1 ,306 ,151 ,004 5,626 X4 -,056 1,293 ,002 1 ,965 ,945 ,075 11,925 Cnstant 3,654 3,137 1,356 1 ,244 38,613 a. Variables entered on step 1: X1, X2, X3, X4. Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014 Persamaan regresi dapat dilihat dari kolom B pada tabel 4.10. Tanda matematika dalam persamaan yang akan dibentuk mengikuti angka dalam Universitas Sumatera Utara 64 kolom B. Persamaan regresi logistik yang terbentuk dapat dinyatakan sebagai berikut: Y = 3,654 + 0.884 X1 + 0,375 X2 – 1,893 X3 -0,056 X4 + e Keterangan: Y : Opini audit going concern X1 : Rasio Pertumbuhan X2 : Audit Client tenure X3 : Pergantian Auditor X4 : Kesulitan Keuangan Penjelasan persamaan regresi logistik diatas adalah sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 3,654 yang menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel Rasio Pertumbuhan, Audit Client tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan maka nilai dari Opini audit going concern adalah sebesar 3,654. 2. Variabel X1 Rasio Pertumbuhan menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,884 dengan tingkat signifikansi 0.007 lebih kecil dari 0.05 5 artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ini memiliki pengaruh koefisien positif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Tanda positif pada koefisien rasio pertumbuhan menunjukkan bahwa rasio Universitas Sumatera Utara 65 pertumbuhan yang lebih besar akan memberikan kemungkinan terjadinya penerimaan opini audit going concern. 3. Variabel X2 Audit client tenure menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,375 dengan tingkat signifikansi 0.720 lebih besar dari 0.05 5 artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ini memiliki pengaruh koefisien positif dan tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Tanda positif pada koefisien audit tenure menunjukkan bahwa audit client tenure yang lebih besar berturut-turut akan memberikan kemungkinan terjadinya penerimaan opini audit going concern. 4. Variabel X3 Pergantian Auditor menunjukkan nilai koefisien sebesar - 1,893 dengan tingkat signifikansi 0.306 lebih besar dari 0.05 5 artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ini memiliki pengaruh koefisien negatif dan tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Tanda negatif pada koefisien pergantian auditor menunjukkan bahwa pergantian auditor yang terlalu besar mengakibatkan penurunan opini audit going concern. 5. Variabel X4 Kesulitan Keuangan menunjukkan nilai koefisien sebesar - 0,056 dengan tingkat signifikansi 0.965 lebih besar dari 0.05 5 artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ini memiliki pengaruh koefisien negatif dan tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Tanda negatif pada koefisien kesulitan keuangan menunjukkan bahwa Universitas Sumatera Utara 66 kesulitan keuangan yang terlalu besar mengakibatkan penurunan opini audit going concern.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa variabel rasio pertumbuhan mempengaruhi penerimaan opini audit going concern secara signifikan. Sedangkan audit client tenure, pergantian auditor dan kesulitan keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Dan rasio pertumbuhan dan audit client tenure memiliki hubungan positif terhadap penerimaan opini audit going concern sedangkan variabel lainnya yaitu pergantian auditor dan kesulitan keuangan memiliki hubungan negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.

1. Hubungan Rasio Pertumbuhan X1 Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Y

Variabel independen Rasio pertumbuhan berpengaruh secara signifikan dengan arah yang positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Dengan nilai signifikansi sebesar 0,007 yang lebih kecil dari signifikansi alpa yang telah di tetapkan 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel rasio pertumbuhan dapat dijadikan pedoman dalam menentukan apakah perusahaan tersebut akan mendapatkan opini audit going concern Universitas Sumatera Utara 67 atau tidak. Tanda positif ini mengindikasikan bahwa hubungan antara rasio pertumbuhan dan penerimaan audit going concern sejalan atau searah, dengan asumsi semakin tinggi rasio pertumbuhan perusahaan dari tahun ketahun mengindikasikan bahwa kemungkinan besar perusahaan akan menerima opini audit going concern. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santosa 2007 yang menyatakan bahwa variabel rasio pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

2. Hubungan Audit Client Tenure terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Audit Client Tenure memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap Opini audit going concern. Hubungan positif ini menunjukkan bahwa peningkatan audit client tenure secara berurutan akan berpotensi untuk meningkatkan penerimaan opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningtias 2011. Dan bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Junaidi dan Hartono 2010 yang menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Universitas Sumatera Utara 68

3. Hubungan Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Pergantian Auditor memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pergantian auditor akan menyebabkan penurunan opini audit going concern. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Januarti 2009. Namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Praptirorini, et al. 2006 yang menyatakan bahwa pergantian auditor berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

4. Hubungan Kesulitan Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Kesulitan keuangan memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kesulitan keuangan perusahaan akan menyebabkan penurunan opini audit going concern. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra 2010. Namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhany 2004 yang menyatakan bahwa kesulitan keuangan Universitas Sumatera Utara 69 perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

4.4 Uji Signifikansi Model Secara Simultan Tabel 4.11

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI

1 76 98

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian kantor akuntan publik: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008-2012

1 8 137

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, AUDIT Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Audit Client Tenure, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar Di Bursa Efek Indones

7 31 19

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE, AUDIT CLIENT Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure, Audit Client Tenure, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013).

2 5 15

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 12

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 2

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 10

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 20

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 4

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit Client Tenure, Pergantian Auditor, Kesulitan Keuangan terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 2