commit to user 30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jenis Cendawan dan Persentase Infeksinya
Pengujian benih dengan metode
blotter test
dari penelitian ini dapat mengidentifikasi dua jenis cendawan terbawa benih lengkeng yaitu
Aspergillus
spp dan
Fusarium
spp. pengujian ini dilakukan dengan dua perlakuan yaitu tanpa alkohol dan menggunakan alkohol. Tujuan dari
perlakuan tersebut untuk membedakan darimana tempat serangan cendawan tersebut berasal. Tempat cendawan yang menyerang benih, bisa di dalam
embrio, dalam endosperm, di antara biji dan kulit biji, menempel pada permukaan benih sebagai kontaminan dan yang berada dalam biji
Kuswanto, 1997. a.
Aspergillus
spp., memiliki ciri : konidiofor dibentuk secara bebas, ujungnya menggembung. Pada ujung ini terletak phialid sel “pembawa”
spora-spora dengan ujung berbentuk tabung secara langsung atau terdapat satu lapisan sel-sel penyangga. Konidia berangkai-rangkai, jumlahnya
banyak, dan keseluruhannya merupakan bentuk “kepala” yang bulat, seringkali berwarna jika banyak jumlahnya, terletak dengan sterigmata
primer atau sekunder Streets, 1972.
konidiofor Sporakonidia Gambar 1. Spora
Aspergillus
spp. yang ditemukan menginfeksi benih lengkeng hasil penyimpanan dengan aplikasi rimpang jahe
20
commit to user 31
b.
Fusarium
spp., memiliki ciri : konidiofor bervariasi, sederhana dan ramping, atau pendek, bercabang-cabang dengan tegap, atau mengandung
sekelompok lingkaran phialid, berdiri sendiri atau berkelompok membentuk sporodochia. Conidia hyaline, dan terdiri dari dua jenis : 1
Makrokonidia yang bersel banyak, lekukannya tergantung pada macam spesiesnya. Ujung conidia agak meruncing dan dasarnya berbentuk seperti
sepatu; 2 Mikrokonidia yang bersel satu, bulat telur atau lonjong, terbentuk secara tunggal atau berangkai; 3 beberapa macam konidia
bersifat intermediet : bersel satu atau dua, serta berbentuk lonjong atau agak melengkung Streets, 1972.
makrokonidia mikrokonidia Gambar 2. Makrokonidia dan mikrokonidia
Fusarium
spp. yang ditemukan menginfeksi benih lengkeng hasil penyimpanan dengan aplikasi
rimpang jahe
commit to user 32
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
K L
K 1
L K
2 L
K 3
L K
L 1
K 1
L 1
K 2
L 1
K 3
L 1
K L
2 K
1 L
2 K
2 L
2 K
3 L
2 K
L 3
K 1
L 3
K 2
L 3
K 3
L 3
K L
4 K
1 L
4 K
2 L
4 K
3 L
4
Perlakuan I
n fe
k s
i C
e n
d a
w a
n
Aspergillus spp Fusarium spp
Keterangan :
K0L0 = tanpa penyimpanan + tanpa pemberian rimpang jahe
K1L0 = tanpa penyimpanan + rimpang jahe 13 berat benih
K2L0 = tanpa penyimpanan + rimpang jahe 23 berat benih
K3L0 = tanpa penyimpanan + rimpang jahe 45 berat benih
K0L1 = disimpan 2 minggu + tanpa pemberian rimpang jahe
K1L1 = disimpan 2 minggu + rimpang jahe 13 berat benih
K2L1 = disimpan 2 minggu + rimpang jahe 23 berat benih
K3L1 = disimpan 2 minggu + rimpang jahe 45 berat benih
K0L2 = disimpan 4 minggu + tanpa pemberian rimpang jahe
K1L2 = disimpan 4 minggu + rimpang jahe 13 berat benih
K2L2 = disimpan 4 minggu + rimpang jahe 23 berat benih
K3L2 = disimpan 4 minggu + rimpang jahe 45 berat benih
K0L3 = disimpan 6 minggu + tanpa pemberian rimpang jahe
K1L3 = disimpan 6 minggu + rimpang jahe 13 berat benih
K2L3 = disimpan 6 minggu + rimpang jahe 23 berat benih
K3L3 = disimpan 6 minggu + rimpang jahe 45 berat benih
K0L4 = disimpan 8 minggu + tanpa pemberian rimpang jahe
K1L4 = disimpan 8 minggu + rimpang jahe 13 berat benih
K2L4 = disimpan 8 minggu + rimpang jahe 23 berat benih
K3L4 = disimpan 8 minggu + rimpang jahe 45 berat benih
Gambar 3. Persentase infeksi
Aspergillus
spp.dan
Fusarium
spp. pada uji
blotter test
terhadap benih lengkeng hasil penyimpanan dengan aplikasi rimpang jahe dengan perendaman alkohol
commit to user 33
Pada perlakuan dengan alkohol cendawan yang menyerang lebih di dominasi oleh
Aspergillus
spp. Persentase infeksi cendawan
Aspergillus
spp. tertinggi terlihat pada benih yang di simpan selama 2 minggu. Setelah benih
disimpan selama 6 minggu dan 8 minggu, persentase infeksi
Aspergillus
spp. dan
Fusarium
spp. semakin tinggi. Tingginya persentase infeksi cendawan disebabkan karena kadar air yang tinggi pada benih dan kondisi lingkungan
penyimpanan yang lembab. Sebelum masak fisiologis tanaman tumbuh aktif dan dapat beroperasi
untuk mempertahankan diri terhadap infeksi oleh patogen. Setelah masak fisiologis, kemampuan untuk mempertahankan diri dari serangan patogen itu
menurun. Ini dicerminkan dalam tipe patogen yang menyerang benih selama fase pematangan, mereka bersifat patogenik kepada benih hanya dibawah
kondisi lingkungan yang sesuai. Kondisi ini biasanya yang berhubungan dengan kondisi lingkungan. Patogen yang tergolong ke dalam kategori ini
salah satunya adalah
Fusarium
Mugnisjah
,
1990.
commit to user 34
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
110
K L
K 1
L K
2 L
K 3
L K
L 1
K 1
L 1
K 2
L 1
K 3
L 1
K L
2 K
1 L
2 K
2 L
2 K
3 L
2 K
L 3
K 1
L 3
K 2
L 3
K 3
L 3
K L
4 K
1 L
4 K
2 L
4 K
3 L
4
Perlakuan I
n fe
k s
i C
e n
d a
w a
n
Aspergillus spp Fusarium spp
Keterangan :
K0L0 = tanpa penyimpanan + tanpa pemberian rimpang jahe
K1L0 = tanpa penyimpanan + rimpang jahe 13 berat benih
K2L0 = tanpa penyimpanan + rimpang jahe 23 berat benih
K3L0 = tanpa penyimpanan + rimpang jahe 45 berat benih
K0L1 = disimpan 2 minggu + tanpa pemberian rimpang jahe
K1L1 = disimpan 2 minggu + rimpang jahe 13 berat benih
K2L1 = disimpan 2 minggu + rimpang jahe 23 berat benih
K3L1 = disimpan 2 minggu + rimpang jahe 45 berat benih
K0L2 = disimpan 4 minggu + tanpa pemberian rimpang jahe
K1L2 = disimpan 4 minggu + rimpang jahe 13 berat benih
K2L2 = disimpan 4 minggu + rimpang jahe 23 berat benih
K3L2 = disimpan 4 minggu + rimpang jahe 45 berat benih
K0L3 = disimpan 6 minggu + tanpa pemberian rimpang jahe
K1L3 = disimpan 6 minggu + rimpang jahe 13 berat benih
K2L3 = disimpan 6 minggu + rimpang jahe 23 berat benih
K3L3 = disimpan 6 minggu + rimpang jahe 45 berat benih
K0L4 = disimpan 8 minggu + tanpa pemberian rimpang jahe
K1L4 = disimpan 8 minggu + rimpang jahe 13 berat benih
K2L4 = disimpan 8 minggu + rimpang jahe 23 berat benih
K3L4 = disimpan 8 minggu + rimpang jahe 45 berat benih
Gambar 4. Persentase infeksi
Aspergillus
spp. dan
Fusarium
spp. pada uji
blotter test
terhadap benih lengkeng hasil penyimpanan dengan aplikasi rimpang jahe tanpa perendaman alkohol
commit to user 35
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Aspergillus
spp. dan
Fusarium
spp. menyerang semua benih lihat gambar 4. Persentase infeksi
Aspergillus
spp. terendah pada perlakuan benih disimpan 6 minggu dan tanpa pemberian rimpang K0L3 sedangkan persentase
Fusarium
spp. terendah pada perlakuan benih yang disimpan 6 minggu dengan penambahan 45 berat benih K3L2.
Serangan cendawan ini disebabkan karena ketahanan benih terhadap infeksi cendawan semakin berkurang dengan bertambahnya umur benih.
Pada perlakuan dengan menggunakan alkohol dan tanpa alkohol terlihat bahwa jenis cendawan yang menyerang sama yaitu
Fusarium
spp. dan
Aspergillus
spp. Hal ini menunjukkan bahwa cendawan tersebut merupakan cendawan kontaminan, yaitu cendawan yang terdapat pada permukaan benih.
Aspergillus
spp. termasuk cendawan yang biasanya berada di udara dalam jumlah yang banyak atau mengendap pada permukaan benda yang terdapat
dalam penyimpanan benih.
Aspergillus
spp. menyerang dan merusak benih pada kisaran 4
-45 C serta kelembaban nisbi antara 65-100 . Aktivitasnya
dipengaruhi oleh kondisi fisik, vitalitas, kadar air benih, suhu dan kelembaban nisbi lingkungan dari tempat penyimpanan Justice, 1990.
commit to user 36
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
B e
n ih
T e
ri n
fe k
s i
K L
K 1
L K
2 L
K 3
L K
L 1
K 1
L 1
K 2
L 1
K 3
L 1
K L
2 K
1 L
2 K
2 L
2 K
3 L
2 K
L 3
K 1
L 3
K 2
L 3
K 3
L 3
K L
4 K
1 L
4 K
2 L
4 K
3 L
4
Perlakuan
B. Persentase benih terinfeksi