commit to user 20
kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, dan daya kecambah benih jeruk
Citrus
sp. Zulaehah, 2005
D. Cendawan Penyimpanan
Aspergillus niger
umumnya dijumpai dalam ruang simpan dan mempunyai kisaran inang yang luas, terutama terhadap produk pasca panen
yang disimpan. Koloni jamur ini tumbuh cepat, dengan diameter 5-6 cm dalam waktu 2 minggu. Misellium berwarna kekuning-kuningan yang dengan
cepat dapat berubah warna menjadi hitam sampai cokelat tua. Konidium lebih kurang berbentuk bulat, dengan permukaan yang sering sangat kasar,
umumnya berdiameter 4-5 mµ, dan berwarna sangat gelap. Konidiofornya lembut, tanpa warna atau agak kecokelatan berdiameter 15-20 mµ. Vesikelnya
berbentuk bulat atau agak bulat, berdiameter sampai 75 mµ, tetapi sering berukuran kecil subur di seluruh permukaannya, serta dihasilkan
fialid
dan
metulae
di semua kepalanya Soesanto, 2006. Cendawan gudang merupakan salah satu penyebab kemunduran mutu
benih. Benih akan mengalami perubahan warna dan tidak berkecambah, serta kemungkinan timbul zat beracun toksik. Cendawan gudang utama adalah
species dari genus
Aspergillus
dan
Penicillium
. Pada umumnya cendawan tersebut aktif pada kadar air benih 13-19 tergantung dari jenis benih. Selain
kadar air benih suhu penyimpanan juga berpengaruh terhadap perkembangan cendawan gudang Sukarman dan Hasanah, 2003.
Patogen tanaman dapat terbawa oleh benih karena benih dapat terinfeksi patogen saat masih di tanaman induk, terkontaminasi pada waktu di
simpan dan saat dalam rantai pemasaran. Patogen yang menginfeksi benih dapat menyebabkan benih menjadi :
1. berubah secara fisik dan kimiawi
2. berkecambah secara abnormal
3. tidak dapat berkecambah
4. kecambahnya tidak mampu muncul ke permukaan lahan
5. hasil pengujian viabilitas kecambahnya tidak berpengaruh
commit to user 21
Cendawan merupakan jasad renik yang paling banyak terbawa dan menginfeksi benih. Pada golongan cendawan ini antara lain :
1. Patogen terdapat di dalam embrio yang kemudian menginfeksi tanaman
berikutnya sistemik 2.
Patogen berada di dalam endosperm atau daun lembaga yang kemudian menginfeksi tanaman berikutnya secara sistemik
3. Patogen terdapat di antara biji dan kulit biji yang kenmudian menginfeksi
tanaman berikutnya secara sistemik 4.
Patogen menempel pada permukaan benih sebagai kontaminan, kemudian hidup sebagai saprofit dan menjadi sumber infeksi
5. Patogen berada dalam biji yang kemudian mengubah seluruh biji menjadi
sklerotia dan bercampur dengan benih Kuswanto, 1997
Ada berbagai metode yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi patogen yang terbawa benih, yaitu:
1. Pemeriksaan benih kering
Benih diperiksa secara kering, apakah tercampur dengan kotoran-kotoran seperti sisa tanaman, sklerotia, gall, insekta, dan lain-lain. Selain cara
tersebut bisa dilakukan dengan memperhatikan gejala atau tanda penyakit pada benih, seperti tumbuh buah cendawan, miselia, spora dan lain-lain.
Dapat pula di deteksi adanya bercak-bercak pada benih dan kerusakan mekanis yang dapat menyebabkan kebusukan pada benih atau kecambah.
Untuk melaksanakan
pemeriksaan ini
dipergunakan mikroskop
stereokopik perbesaran 10-40 kali. 2.
Pemeriksaan dengan cara pencucian benih Metode ini digunakan untuk mendeterminasi cendawan yang melekat atau
tumbuh pada permukaan benih, seperti
Pyrucularia
spp,
Drchsclera
spp,
Fusarium
,
Alternaria
dan lain-lain. Caranya dengan memasukkan sejumlah benih dalam air kemudian digoyang-goyangkan untuk waktu
tertentu. Air cucian tersebut dapat diperiksa langsung dengan mikroskop
commit to user 22
stereokopik perbesaran 20-40 kali atau setelah disentrifugal terlebih dahulu.
3. Pemeriksaan dengan cara inkubasi
a. Metode kertas
Cara ini didasarkan pada pertumbuhan inokulum dan kecambah. Dengan cara ini dapat dilihat macamnya patogen yang menyerang
benih. Pengamatan benih dan kecambah dilakukan setelah diinkubasikan pada medium kertas. Prosedur: benih disemaikan di atas
substrat kertas yang telah dibasahi dalam sebuah petridish diameter 9cm. Benih yang digunakan biasanya sebanyak 400 butir
benih dalam
pengujian ini.
Kemudian diinkubasikan
pada 20
-28 C +- 2
selam 7-8 hari. Tempat inkubasi sebaiknya dilengkapi dengan lampu near ultra violet NUV, masing-masing 12 jam secara
bergantian penerangan dan penggelapan. b.
Metode agar Pengujian dengan metode agar lebih didasarkan pada pertumbuhan
inokulum. Untuk keperluan media biasa dipergunakan
Maltose Extract Agar
MEA atau
Potato Dextrose Agar
PDA. Untuk benih berukuran kecil dapat diuji 10 butir benih dalam tiap petridish
diameter 10 cm, sedangkan benih yang besar 5-7 butir per petridish. Inkubasi yang berasal dari daerah tropis dilakukan antara
20 -28
C +-2 C selama 5-8 hari.
c. Metode inkubasi dengan media batu bata, pasir, tanah
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya dari serangan patogen di lapangan, maka digunakan
medium batu bata, pasir atau tanah. Sebelum ditanami harus terlebih dahulu disterilkan.
commit to user 23
d. Metode ‘
Growing on Test
’ Pengujian ini didasarkan pada pertumbuhan tanaman setelah melewati
masa kecambahnya dengan memperlihatkan gejala penyakit. Cara pengujian ini dapat pula digunakan untuk menguji benih-benih
yang berasal dari luar negeri atau introduksi Sutopo, 1985.
commit to user 24
III. METODE PENELITIAN