Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Cara Kerja Penelitian

commit to user 24

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2010 sampai Agustus 2010 di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman dan Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Penelitian Bahan tanaman yang digunakan adalah benih lengkeng, rimpang jahe, alkohol, spirtus, aquades, dan kertas buram. 2. Alat Alat yang digunakan Laminar Air Flow Cabinet, petridish, pinset, timbangan analitik, saringan, ember besar, botol air mineral 330 ml, karet gelang mikroskop binocular, autoklaf, beker glass, Erlenmeyer, jarum preparat, sprayer, lampu benzene.

C. Cara Kerja Penelitian

1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan lingkungan berupa Rancangan Acak Lengkap RAL yang disusun secara faktorial terdiri atas dua faktor perlakuan dengan 3 ulangan sebagai berikut : a. Faktor pertama yaitu berat rajangan rimpang jahe dengan 4 taraf yaitu, dengan proporsi berat rimpang jahe : berat benih lengkeng per gram K0 : Tanpa penambahan rimpang jahe K1 : Proporsi rimpang jahe : berat benih = 1 : 3 K2 : Proporsi rimpang jahe : berat benih = 2 : 3 K3 : Proporsi rimpang jahe : berat benih = 4 : 5 b. Faktor kedua yaitu Lama penyimpanan benih terdiri 4 taraf, yaitu : L0 : Tanpa penyimpanan L1 : Lama penyimpanan 2 minggu commit to user 25 L2 : Lama penyimpanan 4 minggu L3 : Lama penyimpanan 6 minggu L4 : Lama penyimpanan 8 minggu Sehingga diperoleh 20 kombinasi perlakuan, yaitu : K0L0 : Benih tanpa penyimpanan dan tanpa pemberian rimpang jahe K0L1 : Benih disimpan 2 minggu dan tanpa pemberian rimpang jahe K0L2 : Benih disimpan 4 minggu dan tanpa pemberian rimpang jahe K0L3 : Benih disimpan 6 minggu dan tanpa pemberian rimpang jahe K0L4 : Benih disimpan 8 minggu dan tanpa pemberian rimpang jahe K1L0 : Benih tanpa penyimpanan dengan penambahan rimpang jahe 13 berat benih lengkeng K1L1 : Benih disimpan 2 minggu dengan penambahan rimpang jahe 13 berat benih lengkeng K1L2 : Benih disimpan 4 minggu dengan penambahan rimpang jahe 13 berat benih lengkeng K1L3 : Benih disimpan 6 minggu dengan penambahan rimpang jahe 13 berat benih lengkeng K1L4 : Benih disimpan 8 minggu dengan penambahan rimpang jahe 13 berat benih lengkeng K2L0 : Benih tanpa penyimpanan dengan penambahan rimpang jahe 23 berat benih lengkeng K2L1 : Benih disimpan 2 minggu dengan penambahan rimpang jahe 23 berat benih lengkeng K2L2 : Benih disimpan 4 minggu dengan penambahan rimpang jahe 23 berat benih lengkeng K2L3 : Benih disimpan 6 minggu dengan penambahan rimpang jahe 23 berat benih lengkeng K2L4 : Benih disimpan 8 minggu dengan penambahan rimpang jahe 23 berat benih lengkeng K3L0 : Benih tanpa penyimpanan dengan penambahan rimpang jahe 45 berat benih lengkeng commit to user 26 K3L1 : Benih disimpan 6 minggu dengan penambahan rimpang jahe 45 berat benih lengkeng K3L2 : Benih disimpan 6 minggu dengan penambahan rimpang jahe 45 berat benih lengkeng K3L3 : Benih disimpan 6 minggu dengan penambahan rimpang jahe 45 berat benih lengkeng K3L4 : Benih disimpan 6 minggu dengan penambahan rimpang jahe 45 berat benih lengkeng Kemudian masing-masing kombinasi perlakuan diulang 3 kali. 2. Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Rajangan empon-empon Rimpang jahe yang digunakan adalah rimpang induk maupun rimpang cabang. Rimpang dikupas dan dibersihkan kemudian dilakukan perajangan rimpang. Ukuran rajangan rimpang sekitar 1mm berbentuk bulat. b. Persiapan Benih Lengkeng Benih Lengkeng yang digunakan adalah varietas batu berasal dari Ambarawa. Benih berukuran seragam dalam 1 varietas yaitu dengan cara mengambil hasil panen dalam 1 pohon. Benih diambil secara manual dengan mengupas buahnya. Benih yang sudah diambil dibersihkan lendirnya. c. Penyimpanan Benih Rajangan dari empon-empon dimasukkan dalam botol air mineral kosong yang telah terisi benih sebanyak 15 benih kemudian ditutup rapat. Gelas air mineral diletakkan pada ember besar yang berisi air untuk menjaga kelembaban. d. Uji Cendawan Benih Uji Cendawan yang ada dalam penyimpanan benih dan pengamatan lengkeng dengan metode pemeriksaan benih kering dan metode inkubasi dengan blotter test . Pengujian dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan sterilisasi alkohol dan tanpa alkohol. commit to user 27 Langkah-langkah pengujian cendawan dengan blotter test yaitu : 1 Kertas buram sebanyak 4 lembar dicetak seperti alas cawan kemudian disemprotkan aquades steril. Kertas buram tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri steril sebagai dasar petri. Cawan Petri yang telah di isi kertas buram tersebut di sterilisasi dengan autoklaf yang bertekanan 1 atm selama 20 menit. 2 Benih lengkeng yang diberi perlakuan tanpa alkohol diambil sebanyak 3-4 buah kemudian meletakkannya satu demi satu di atas kertas buram dan diatur satu dengan yang lainnya agar tidak bersinggungan pada tepi cawan petri, setelah itu benih diinkubasikan selama 7-8 hari. 3 Benih yang diberi perlakuan sterilisasi alkohol dilakukan dengan cara mencelupkan biji lengkeng ke dalam alkohol selama 1 menit sebelum di lakukan isolasi, setelah itu benih diinkubasikan selama 7-8 hari. 4 Setelah itu dilakukan pengamatan jenis dan persentase infeksi masing-masing cendawan yang menyerang benih dan dihitung persentase benih terinfeksi. e. Uji Perkecambahan Benih Uji perkecambahan benih sebanyak 10 benihsetiap ulangan. Benih lengkeng ditanam di petridish yang dilapisi 2 kertas buram. Uji perkecambahan benih diulang 3 kali. 3. Variabel Pengamatan a. Jenis cendawan dan persentase infeksinya Diamati dan dicatat jenis dan persentase infeksi cendawan yang menyerang dengan menggunakan mikroskop. Jenis cendawan dapat diketahui dari bentuk spora, letak spora pada konidiofor, dan warna spora. Sedangkan persentase infeksi dari masing-masing cendawan yang menginfeksi benih dihitung dengan cara membandingkan jumlah jenis cendawan tertentu dengan jumlah benih yang diinkubasi kemudian dikalikan 100. commit to user 28 b. Persentase benih terinfeksi Persentase benih terinfeksi dihitung dengan membandingkan jumlah benih yang terinfeksi dan jumlah benih yang diinkubasikan kemudian dikalikan 100. c. Kecepatan tumbuh Kecepatan tumbuh dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh benih untuk berkecambah normal. Pengamatan kecepatan tumbuh dilakukan setiap 3 hari sampai 30HST. Kecepatan tumbuh etmal = B1 + B2 + ………+Bn T1 T2 Tn Keterangan : B = persentase kecambah normal T = waktu perkecambahan 24jam : 1 etmal n = akhir perkecambahan hari ke-n Rini et al ., 2005 d. Keserempakan tumbuh Keserempakan tumbuh ditentukan berdasarkan penilaian terhadap kecambah normal yang kuat atau lemah, diukur panjang akar dan panjang hipokotilnya kemudian hasilnya dirata-ratakan. Sadjad, 1993. Kst = 100 ´ å å kan dikecambah yang benih kuat tumbuh yang normal kecambah e. Daya kecambah Daya kecambah dihitung dengan cara membandingkan jumlah kecambah normal pada hari ke 14 dengan jumlah seluruh benih yang dikecambahkan kemudian dikalikan 100. DK = 100 14 ´ - å å kan dikecambah yang benih ke hari normal kecambah commit to user 29 4. Analisis Data Analisis hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam berdasarkan uji F taraf 5 dan apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5. commit to user 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN