Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional

a. Faktor sosial ekonomi pembentuk motivasi 1 Faktor Intrinsik a Umur adalah usia petani dalam tahun pada saat penelitian dilakukan, diukur dalam skala ordinal. b Pendidikan formal adalah tingkat pendidikan yang dicapai petani pada bangku sekolah atau lembaga pendidikan formal, diukur dalam skala ordinal. c Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diperoleh petani diluar bangku sekolah atau luar pendidikan formal, dihitung berdasarkan frekuensi mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan pertanian yang berkaitan dengan usaha pertanian dinyatakan dalam jumlah keikutsertaan pada satu tahun terakhir, diukur dalam skala ordinal. d Luas lahan, yaitu keseluruhan luas lahan yang diusahakan petani pada saat dilakukan penelitian, yang dinyatakan dalam Ha, diukur dalam skala ordinal. e Pendapatan, yaitu perolehan dari kegiatan usahatani dan non usahatani, dalam kurun waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam rupiah, diukur dalam skala ordinal. 2 Faktor Ekstrinsik a Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat disekeliling petani baik secara langsung maupun tidak langsung yang keberadaanya dapat mendorong ataupun menghambat petani dalam membudidayakan buah naga. Diukur dengan menggunakan indikator-indikator lingkungan sosial yang berupa elemen masyarakat yang sudah membudidayakan buah naga dan bantuan masyarakat dalam membudidayakan buah naga, diukur dalam skala ordinal. b Lingkungan ekonomi adalah kekuatan-kekuatan ekonomi yang ada dalam masyarakat di lokasi penelitian yang secara langsung ataupun tidak langsung keberadaanya dapat mendorong atau menghambat petani dalam membudidayakan buah naga meliputi tersedianya input sarana produksi bibit, pupuk, pestisida adanya jaminan pasar, jaminan harga dan ketersediaan kredit, diukur dalam skala ordinal. c Kebijakan pemerintah adalah segala kebijakan yang berasal dari pemerintah dalam rangka mengembangkan buah naga, meliputi fasilitas bibit, penyelenggaraan kegiatan penyuluhan, informasi pemasaran, diukur dalam skala ordinal. 3 Motivasi Motivasi merupakan faktor yang mendasari atau mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas untuk mencapai tujuannya. Motivasi petani membudidayakan buah naga merupakan variabel terpengaruh, yang diwujudkan dalam motivasi memenuhi kebutuhan ekonomi, kebutuhan sosiologis, dan kebutuhan psikologis. a Motivasi kebutuhan ekonomis adalah keseluruhan aspek dorongan dan keinginan petani buah naga untuk mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangganya, diukur dalam skala ordinal. b Motivasi kebutuhan sosiologis adalah keseluruhan aspek dorongan dan keinginan petani buah naga untuk memenuhi kebutuhan sosial atau bermasyarakat, diukur dalam skala ordinal. c Motivasi kebutuhan psikologis adalah dorongan dan keinginan petani buah naga untuk memenuhi kebutuhan kejiwaan, diukur dalam skala ordinal.

2. Pengukuran Variabel

a. Faktor Intrinsik Faktor-faktor intrinsik yang membentuk motivasi adalah umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, pendapatan, dan luas lahan karakteristik individu. Tabel 1 adalah pengukuran variabel faktor intrinsik. Tabel 1. Faktor Intrinsik Pembentuk Motivasi variabel bebas Variabel Indikator Kriteria Skor Umur Pendidikan formal Pendidikan non formal Luas lahan Pendapatan Usia petani pada saat dilakukan penelitian Tingkat pendidikan yang dicapai petani dibangku sekolahlembaga pendidikan formal Frekuensi petani mengikuti kegiatan penyuluhan yang berkaitan dengan budidaya buah naga kurun waktu 1 tahun Frekuensi petani mengikuti kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan budidaya buah naga kurun waktu 1 tahun Keseluruhan luas lahan yang diusahakan petani pada saat dilakukan penelitian Selisih penerimaan dan pengeluaran dari kegiatan usahatani dan non usahatani, dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dalam satu tahun  50 tahun  30 – 50 tahun  30 tahun  SLTAlebih tinggi  Tidak tamattamat SLTP  Tidak tamattamat SD  ≥ 5 kali  2-4kali  ≤ 1 kali  ≥ 5 kali  2-4kali  ≤ 1 kali  0,5 Ha  0,25 Ha – 0,5Ha  0,25 Ha  Rp 9.000.000  Rp 7.000.000–Rp 9.000.000  Rp 7.000.000 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1