7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kinerja Keuangan Perusahaan
Bernardin dan Russel dalam Ruky, 2002 memberikan pengertian atau kinerja sebagai berikut: “performance is defineid as the record of outcomes
produced on a specified job function or activity during time period”. Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-
fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Pengertian lain dari kinerja yaitu tingkat pencapaian hasil atas
pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja
adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan
kelompok kerja di perusahaan tersebut Simanjuntak, 2005. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan pengukuran
kinerja. Ukuran kinerja yang umum digunakan yaitu ukuran kinerja keuangan. Kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan oleh laporan
keuangannya. Tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan tingkat
stabilitas suatu perusahaan Munawir, 1999. Di dalam industri perbankan, ada pengukuran kinerja khusus yang
digunakan oleh banyak negara untuk mengukur kinerja keuangan dan
Universitas Sumatera Utara
8
mengevaluasinya dengan menganalisis aspek Permodalan Capital, Kualitas Aktiva Produktif Asset, Manajemen Management, Rentabilitas Earning,
dan Likuiditas liquidity, yang biasa disingkat dengan CAMEL. CAMEL adalah lima faktor keuangan yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk
menilai tingkat kesehatan bank di Indonesia SK Bank Indonesia No. 3012KEPDIR, 30 April 1997, dalam Farih, 2010, yaitu faktor modal
capital, faktor kualitas aktiva produktif asset quality, faktor manajemen management, faktor rentabilitas earning ability, dan faktor likuiditas
liquidity. Penelitian ini menggunakan pendekatan faktor rentabilitas atau
profitabilitas yang diukur dengan return on asset ROA. Tidak ada alasan khusus peneliti memilih pendekatan ini karena belum ada bukti empiris yang
membuktikan keunggulan satu pendekatan dengan yang lainnya. Namun ROA adalah pendekatan pengukuran yang umum digunakan dan sering
digunakan dalam penelitian hubungan intellectual capital terhadap kinerja perusahaan seperti yang telah dilakukan peneliti terdahulu. Selain itu, ROA
juga dianggap lebih tepat karena memanfaatkan aset untuk menilai kemampuan perusahaan menciptakan profit. Berbeda dengan pendekatan
faktor profitabilitas lainnya seperti ROE yang lebih berfokus pada investor. Adapun pengertian return on assets ROA dapat didefinisikan sebagai
berikut: Return on Assets ROA mengacu pada total pendapatan, termasuk
pendapatan bunga bersih dan non pendapatan bunga, dibagi dengan total aset. Indikator ROA yang dipilih sebagai proxy untuk pengukuran
profitabilitas. ROA merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi
Universitas Sumatera Utara
9
perusahaan dalam pemanfaatan total aset Chen et al., 2005. Pengelolaan aset yang baik dapat meningkatkan laba atas sejumlah aset
yang dimiliki perusahaan yang dapat diukur dengan Return on Asset ROA. Modal intelektual diakui sebagai aset perusahaan karena mampu
menghasilkan keunggulan kompetitif dan kinerja keuangan yang superior Barney, 1991.
2.1.2 Resources Based TheoryResources Based View RBV