Saran Penelitian Terdahulu Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisa dan pembahasan mengenai pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Human Capital Efficiency HCE berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 2. Structural Capital Efficiency SCE berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. 3. Capital Employed Efficiency CEE tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. 4. Pengaruh Human Capital Efficiency HCE, Structural Capital Efficiency SCE, dan Capital Employed Efficiency CEE berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015.

5.2 Saran

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu berikut adalah beberapa saran bagi peneliti selanjutnya yang dapat menjadi Universitas Sumatera Utara 52 bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian dengan topik penelitian yang sama: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel independen lain yang dapat menjelaskan variabel dependen, sehingga nilai koefisien determinasi R 2 menjadi lebih besar. 2. Pemilihan populasi dan sampel dalam menentukan jenis industri perusahaan yang digunakan bagi peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah periode tahun pengamatan yang lebih panjang, karena periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas, hanya mencakup periode 2012-2015. Universitas Sumatera Utara 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kinerja Keuangan Perusahaan

Bernardin dan Russel dalam Ruky, 2002 memberikan pengertian atau kinerja sebagai berikut: “performance is defineid as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during time period”. Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi- fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Pengertian lain dari kinerja yaitu tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut Simanjuntak, 2005. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan pengukuran kinerja. Ukuran kinerja yang umum digunakan yaitu ukuran kinerja keuangan. Kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan oleh laporan keuangannya. Tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan tingkat stabilitas suatu perusahaan Munawir, 1999. Di dalam industri perbankan, ada pengukuran kinerja khusus yang digunakan oleh banyak negara untuk mengukur kinerja keuangan dan Universitas Sumatera Utara 8 mengevaluasinya dengan menganalisis aspek Permodalan Capital, Kualitas Aktiva Produktif Asset, Manajemen Management, Rentabilitas Earning, dan Likuiditas liquidity, yang biasa disingkat dengan CAMEL. CAMEL adalah lima faktor keuangan yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk menilai tingkat kesehatan bank di Indonesia SK Bank Indonesia No. 3012KEPDIR, 30 April 1997, dalam Farih, 2010, yaitu faktor modal capital, faktor kualitas aktiva produktif asset quality, faktor manajemen management, faktor rentabilitas earning ability, dan faktor likuiditas liquidity. Penelitian ini menggunakan pendekatan faktor rentabilitas atau profitabilitas yang diukur dengan return on asset ROA. Tidak ada alasan khusus peneliti memilih pendekatan ini karena belum ada bukti empiris yang membuktikan keunggulan satu pendekatan dengan yang lainnya. Namun ROA adalah pendekatan pengukuran yang umum digunakan dan sering digunakan dalam penelitian hubungan intellectual capital terhadap kinerja perusahaan seperti yang telah dilakukan peneliti terdahulu. Selain itu, ROA juga dianggap lebih tepat karena memanfaatkan aset untuk menilai kemampuan perusahaan menciptakan profit. Berbeda dengan pendekatan faktor profitabilitas lainnya seperti ROE yang lebih berfokus pada investor. Adapun pengertian return on assets ROA dapat didefinisikan sebagai berikut: Return on Assets ROA mengacu pada total pendapatan, termasuk pendapatan bunga bersih dan non pendapatan bunga, dibagi dengan total aset. Indikator ROA yang dipilih sebagai proxy untuk pengukuran profitabilitas. ROA merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi Universitas Sumatera Utara 9 perusahaan dalam pemanfaatan total aset Chen et al., 2005. Pengelolaan aset yang baik dapat meningkatkan laba atas sejumlah aset yang dimiliki perusahaan yang dapat diukur dengan Return on Asset ROA. Modal intelektual diakui sebagai aset perusahaan karena mampu menghasilkan keunggulan kompetitif dan kinerja keuangan yang superior Barney, 1991.

2.1.2 Resources Based TheoryResources Based View RBV

Resources-based view memandang bahwa sumber daya perusahaan sebagai drive utama di balik daya saing dan kinerja perusahaan. Sumber daya ini mencakup aset berwujud serta aset tidak berwujud yang digunakan secara efektif dan efisien untuk menerapkan strategi kompetitif dan keuntungan tertentu. Sementara peran aset berwujud sudah terbentuk dengan baik dalam literatur dan dalam praktek, maka peran aset tidak berwujud sebagai sumber daya strategis yang perlu dan layak diteliti Belkaoui, 2003. Resources-based view yang dipelopori oleh Penrose 1959 ini juga mengemukakan bahwa perusahaan sebagai kumpulan sumber daya heterogen yang dapat menciptakan keunggulan bersaing. Sumber daya itu sendiri harus memenuhi kriteria VRIN agar dapat memberikan keunggulan kompetitif dan kinerja yang berkelanjutan Madhani, 2009. Kriteria VRIN tersebut adalah 1. Berharga Valuable Sumber daya berharga jika memberikan nilai strategis bagi perusahaan. Sumber daya memberikan nilai jika membantu perusahaan dalam memanfaatkan peluang pasar atau membantu dalam mengurangi ancaman Universitas Sumatera Utara 10 pasar. Tidak ada keuntungan dari memiliki sumber daya jika tidak menambah atau meningkatkan nilai perusahaan; 2. Langka Rareness Sumber daya yang sulit untuk ditemukan di antara pesaing dan menjadi potensi perusahaan. Oleh karena itu sumber daya harus langka atau unik untuk menawarkan keunggulan kompetitif. Sumber daya yang dimiliki oleh beberapa perusahaan di pasar tidak dapat memberikan keunggulan kompetitif, karena mereka tidak dapat merancang dan melaksanakan strategi bisnis yang unik dibandingkan dengan kompetitor lain; 3. Tidak dapat ditiru Inimitability Sumber daya dapat menjadi dasar keunggulan kompetitif yang berkelanjutan hanya jika perusahaan yang tidak memegang sumber daya ini tidak bisa mendapatkan mereka atau tidak dapat meniru sumber daya tersebut; 4. Tidak dapat diganti Non-substitutability. Non-substitusi sumber daya menunjukkan bahwa sumber daya tidak dapat diganti dengan alternatif sumber daya lain. Di sini, pesaing tidak dapat mencapai kinerja yang sama dengan mengganti sumber daya dengan sumber daya alternatif lainnya. Melalui penjelasan tersebut menurut resources-based view, modal intelektual memenuhi kriteria-kriteria sebagai sumber daya unik yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga dapat menciptakan value added bagi perusahaan. Perusahaan harus menyadari pentingnya pengelolaan intellectual Universitas Sumatera Utara 11 capital yang dimiliki. Apabila kinerja modal intelektual tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal, maka perusahaan akan memiliki suatu value added yang dapat memberikan suatu karakteristik tersendiri. Sehingga dengan adanya karakteristik tersendiri yang dimiliki, perusahaan mampu berdaya saing terhadap para kompetitornya karena mempunyai suatu keunggulan kompetitif yang hanya dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.

2.1.3 Intellectual Capital IC

Intellectual Capital IC merujuk pada modal-modal non fisik atau yang tidak berwujud intangible assets atau tidak kasat mata invisible. Intellectual Capital IC terkait dengan pengetahuan dan pengalaman manusia serta teknologi yang digunakan. Intellectual Capital IC memiliki potensi memajukan organisasi dan masyarakat Lonnqvist dan Mettanen, 2002. Petty and Guthrie 2000 menyatakan bahwa Komponen Intellectual Capital IC adalah employee competence, internal structure, dan external structure, dengan pengertian : 1. Human capital, terdiri atas seluruh kemampuan, ketrampilan, dan pengalaman manusia pelaksana. 2. Structural capital berisikan infrastruktur pendukung manusia seperti database dan paten. 3. Customer capital berisikan seluruh potensi terkait hubunganrelasi perusahaan dengan konsumen. Selaras dengan pernyataan diatas Bontis et al. 2000 dalam Ulum et al. 2008 menyatakan bahwa secara umum, para peneliti mengidentifikasi tiga Universitas Sumatera Utara 12 konstruk utama dari IC, yaitu: human capital HC, structural capital SC, dan customer capital CC. Selanjutnya Bontis et al., 2000 menjelaskan pengertian komponen Intellectual Capital IC sebagai berikut : 4. HC merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance; education; experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis. 5. SC meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organizational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. 6. CC adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui jalannya bisnis Bontis et al., 2000 dalam Ulum et al., 2008. Saleh et al., 2008 menyebutkan bahwa IC telah menjadi sumber yang penting bagi perusahaan untuk mencapai kesuksesan ekonominya. Selain itu, peran IC dalam penciptaan nilai perusahaan menjadi penting karena IC juga merupakan salah satu pembentuk keunggulan kompetitif dalam pasarnya dan menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik. IC yang dimaksud dalam hal ini terdiri dari human capital, capital stucture internal structure, dan relational capital external structure. Human capital merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan yang berupa inovasi, fleksibilitas, toleransi, motivasi, kepuasan, kapasitas belajar, loyalitas, pelatihan dan pendidikan Universitas Sumatera Utara 13 formal CIMA, 2000 dalam Farih, 2010. Internal Structure merupakan pengetahuan keorganisasian dengan orang-orang yang independen atau dapat pula didefinisikan sebagai pengetahuan keorganisasian, seperti intellectual properties, kontrak, database, informasi-informasi, sistem, budaya, prosedur- prosedur, manual, sistem administratif dan rutinitas, praktik-pratik terbaik CIMA, 2000 dalam Farih, 2010. Intellectual capital IC ini juga yang menjadi salah satu pertimbangan investor dalam menginvestasikan modalnya dengan menilai kinerja perusahaan melalui pengungkapan intellectual capital IC. Variasi bentuk dalam pengungkapan intellectual capital IC merupakan informasi yang bernilai bagi investor, yang dapat membantu mereka mengurangi ketidakpastian mengenai prospek ke depan dan memfasilitasi ketepatan penilaian terhadap perusahaan Bukh, 2003. Nilai perusahaan berhubungan erat dengan human capital dan structural capital yang merupakan bagian dari intellectual capital IC. Pada penelitian ini intellectual capital IC diukur dengan metode VAIC™ yang dikembangkan oleh Pulic 1998. Metode ini didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud tangible asset dan aset tidak berwujud intangible assets yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added VA. VA adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai value creation. VA dihitung sebagai selisih antara output dan input Ulum et al., 2008. Metode VAIC™ ini mengukur intellectual Universitas Sumatera Utara 14 capital IC dengan cara menghitung value added yang dihasilkan dari tiga kombinasi rasio yang menjadi variabel independen dari penelitian ini yaitu Human Capital Efficiency HCE, Structural Capital Efficiency SCE, dan Capital Employed Efficiency CEE. Metode VAIC TM mengukur efisiensi tiga jenis input perusahaan yaitu modal manusia, modal struktural, serta modal fisik dan finansial yang terdiri dari: 1. Human Capital Efficiency HCE adalah indikator efisiensi nilai tambah modal manusia. HCE merupakan rasio dari Value Added VA terhadap Human Capital HC. Hubungan ini mengindikasikan kemampuan modal manusia membuat nilai pada sebuah perusahaan. HCE dapat diartikan juga sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan nilai tambah setiap rupiah yang dikeluarkan pada modal manusia. HCE menunjukkan berapa banyak Value Added VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja Ulum, 2008. 2. Structural Capital Efficiency SCE adalah indikator efisiensi nilai tambah modal struktural. SCE merupakan rasio dari SC structural capital terhadap VA value added. Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai Tan et al., 2007. 3. Capital Employed Efficiency CEE adalah indikator efisiensi nilai tambah modal yang digunakan. CEE merupakan rasio dari VA value added terhadap CE capital employed. CEE menggambarkan berapa banyak Universitas Sumatera Utara 15 nilai tambah perusahaan yang dihasilkan dari modal yang digunakan. CEE yaitu kalkulasi dari kemampuan mengelola modal perusahaan Imaningati, 2007.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Tirta Pratama 2011 Studi Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Return on Asset dari Badan Usaha Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009 Variabel independen: Human Capital Efficiency HCE, Structural Capital Efficiency SCE, dan Capital Employed Efficiency CEE Variabel dependen: Return on Asset ROA • Human Capital Efficiency HCE tidak berpengaruh signifikan parsial • Structural Capital Efficiency SCE berpengaruh signifikan parsial • Capital Employed Efficiency CEE tidak berpengaruh signifikan parsial • Human Capital Efficiency HCE, Structural Capital Efficiency SCE, Capital Employed Efficiency CEE berpengaruh signifikan simultan 2. Hasna Fatima 2012 Analisis Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Perusahaan di Indonesia Periode Variabel independen: Value Added Intellectual Coefficient VAIC TM Variabel dependen: • Intelectual Capital VAIC TM berpengaruh positif terhadap Return on Assets ROA, • Intelectual Capital VAIC TM Universitas Sumatera Utara 16 Return on Assets ROA, Market to Book Value MB berpengaruh positif terhadap Market to Book Value MB. 3. Niswah Baroroh 2013 Analisis Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur di Indonesia Variabel independen: Intelectual Capital VAIC TM dan Rate of Growth of Intelectual Capital ROGIC Variabel dependen: Return on Assets ROA • Intelectual Capital VAIC TM berpengaruh positif terhadap Return on Assets ROA • Rate of Growth of Intelectual Capital ROGIC berpengaruh positif terhadap Return on Assets ROA 4. Nila Butsainati 2016 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 Variabel independen: Human Capital Efficiency HCE, Structural Capital Efficiency SCE, dan Capital Employed Efficiency CEE Variabel dependen: Return on Equity ROE • Human Capital Efficiency HCE tidak berpengaruh signifikan parsial • Structural Capital Efficiency SCE tidak berpengaruh signifikan parsial • Capital Employed Efficiency CEE berpengaruh signifikan parsial • Human Capital Efficiency HCE, Structural Capital Efficiency SCE, Capital Employed Efficiency CEE berpengaruh signifikan simultan 5. Nurul Iman Sari 2016 Pengaruh Human Capital Efficiency HCE, Structural Capital Efficiency SCE, dan Capital Employed Efficiency CEE terhadap Kinerja Perusahaan Variabel independen: Human Capital Efficiency HCE, Structural Capital Efficiency SCE, dan Capital Employed • Human Capital Efficiency HCE tidak berpengaruh signifikan parsial • Structural Capital Universitas Sumatera Utara 17 Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Efficiency CEE Variabel dependen: Return on Assets ROA Efficiency SCE tidak berpengaruh signifikan parsial • Capital Employed Efficiency CEE berpengaruh signifikan parsial • Human Capital Efficiency HCE, Structural Capital Efficiency SCE, Capital Employed Efficiency CEE berpengaruh signifikan simultan Universitas Sumatera Utara 18 Modal Intelektual

2.3 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 139 103

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

2 12 33

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 2 15

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 5 16

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 11

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 2

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 6

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 1 16

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 3

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 17