Intellectual Capital IC Landasan Teori

11 capital yang dimiliki. Apabila kinerja modal intelektual tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal, maka perusahaan akan memiliki suatu value added yang dapat memberikan suatu karakteristik tersendiri. Sehingga dengan adanya karakteristik tersendiri yang dimiliki, perusahaan mampu berdaya saing terhadap para kompetitornya karena mempunyai suatu keunggulan kompetitif yang hanya dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.

2.1.3 Intellectual Capital IC

Intellectual Capital IC merujuk pada modal-modal non fisik atau yang tidak berwujud intangible assets atau tidak kasat mata invisible. Intellectual Capital IC terkait dengan pengetahuan dan pengalaman manusia serta teknologi yang digunakan. Intellectual Capital IC memiliki potensi memajukan organisasi dan masyarakat Lonnqvist dan Mettanen, 2002. Petty and Guthrie 2000 menyatakan bahwa Komponen Intellectual Capital IC adalah employee competence, internal structure, dan external structure, dengan pengertian : 1. Human capital, terdiri atas seluruh kemampuan, ketrampilan, dan pengalaman manusia pelaksana. 2. Structural capital berisikan infrastruktur pendukung manusia seperti database dan paten. 3. Customer capital berisikan seluruh potensi terkait hubunganrelasi perusahaan dengan konsumen. Selaras dengan pernyataan diatas Bontis et al. 2000 dalam Ulum et al. 2008 menyatakan bahwa secara umum, para peneliti mengidentifikasi tiga Universitas Sumatera Utara 12 konstruk utama dari IC, yaitu: human capital HC, structural capital SC, dan customer capital CC. Selanjutnya Bontis et al., 2000 menjelaskan pengertian komponen Intellectual Capital IC sebagai berikut : 4. HC merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance; education; experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis. 5. SC meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organizational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. 6. CC adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui jalannya bisnis Bontis et al., 2000 dalam Ulum et al., 2008. Saleh et al., 2008 menyebutkan bahwa IC telah menjadi sumber yang penting bagi perusahaan untuk mencapai kesuksesan ekonominya. Selain itu, peran IC dalam penciptaan nilai perusahaan menjadi penting karena IC juga merupakan salah satu pembentuk keunggulan kompetitif dalam pasarnya dan menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik. IC yang dimaksud dalam hal ini terdiri dari human capital, capital stucture internal structure, dan relational capital external structure. Human capital merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan yang berupa inovasi, fleksibilitas, toleransi, motivasi, kepuasan, kapasitas belajar, loyalitas, pelatihan dan pendidikan Universitas Sumatera Utara 13 formal CIMA, 2000 dalam Farih, 2010. Internal Structure merupakan pengetahuan keorganisasian dengan orang-orang yang independen atau dapat pula didefinisikan sebagai pengetahuan keorganisasian, seperti intellectual properties, kontrak, database, informasi-informasi, sistem, budaya, prosedur- prosedur, manual, sistem administratif dan rutinitas, praktik-pratik terbaik CIMA, 2000 dalam Farih, 2010. Intellectual capital IC ini juga yang menjadi salah satu pertimbangan investor dalam menginvestasikan modalnya dengan menilai kinerja perusahaan melalui pengungkapan intellectual capital IC. Variasi bentuk dalam pengungkapan intellectual capital IC merupakan informasi yang bernilai bagi investor, yang dapat membantu mereka mengurangi ketidakpastian mengenai prospek ke depan dan memfasilitasi ketepatan penilaian terhadap perusahaan Bukh, 2003. Nilai perusahaan berhubungan erat dengan human capital dan structural capital yang merupakan bagian dari intellectual capital IC. Pada penelitian ini intellectual capital IC diukur dengan metode VAICâ„¢ yang dikembangkan oleh Pulic 1998. Metode ini didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud tangible asset dan aset tidak berwujud intangible assets yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added VA. VA adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai value creation. VA dihitung sebagai selisih antara output dan input Ulum et al., 2008. Metode VAICâ„¢ ini mengukur intellectual Universitas Sumatera Utara 14 capital IC dengan cara menghitung value added yang dihasilkan dari tiga kombinasi rasio yang menjadi variabel independen dari penelitian ini yaitu Human Capital Efficiency HCE, Structural Capital Efficiency SCE, dan Capital Employed Efficiency CEE. Metode VAIC TM mengukur efisiensi tiga jenis input perusahaan yaitu modal manusia, modal struktural, serta modal fisik dan finansial yang terdiri dari: 1. Human Capital Efficiency HCE adalah indikator efisiensi nilai tambah modal manusia. HCE merupakan rasio dari Value Added VA terhadap Human Capital HC. Hubungan ini mengindikasikan kemampuan modal manusia membuat nilai pada sebuah perusahaan. HCE dapat diartikan juga sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan nilai tambah setiap rupiah yang dikeluarkan pada modal manusia. HCE menunjukkan berapa banyak Value Added VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja Ulum, 2008. 2. Structural Capital Efficiency SCE adalah indikator efisiensi nilai tambah modal struktural. SCE merupakan rasio dari SC structural capital terhadap VA value added. Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai Tan et al., 2007. 3. Capital Employed Efficiency CEE adalah indikator efisiensi nilai tambah modal yang digunakan. CEE merupakan rasio dari VA value added terhadap CE capital employed. CEE menggambarkan berapa banyak Universitas Sumatera Utara 15 nilai tambah perusahaan yang dihasilkan dari modal yang digunakan. CEE yaitu kalkulasi dari kemampuan mengelola modal perusahaan Imaningati, 2007.

2.2 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 139 103

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

2 12 33

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 2 15

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 5 16

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 11

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 2

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 6

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 1 16

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 3

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 0 17