Cara Penelitian TATA CARA PENELITIAN
h. tumpukan disimpan di tempat yang kering dan terlindungi dari hujan serta
sinar matahari secara langsung i.
Proses fermentasi ditandai dengan suhu kompos dalam tumpukan hangat j.
Kompos yang sudah jadi siap dijadikan kompos dicirikan dengan warna hitam, gembur, tidak panas dan tidak berbau
2. Budidaya Tanaman Stroberi
a. Persiapan bibit
Bibit stroberi yang digunakan adalah bibit yang berasal dari stolon berusia tiga minggu.
Bibit stroberi dipilih yang seragam yaitu memiliki 4 helai daun, tinggi relatif sama, pertumbuhan baik tidak terserang hama dan
penyakit. Bibit stroberi diperoleh dari Kecamatan Kertek Kabupaten
Wonosobo dengan menggunakan varietas california.
b. Persiapan Media Tanam
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tanah dari Desa Ngargosari, Kec. Samigaluh, Kab. Kulon Progo. Tanah diambil dari
lapisan atas dengan kedalaman 0-20 cm, kemudian dikeringanginkan terlebih dahulu selama 7-14 hari, selanjutnya tanah diayak dengan ayakan
yang berukuran 2 mm. Sampel tanah tersebut diambil untuk diukur kadar air tanahnya. Kemudian tanah ditimbang sebanyak 6 kg, lalu dimasukkan
kedalam polibag dengan ukuran 20 x 30 cm sebanyak 45 polybag. Adapun perhitungan kebutuhan tanah per polybag Lampiran 2.
c. Aplikasi Perlakuan Kompos Kulit Biji Kopi
Setelah persiapan media tanam, kemudian diberikan pupuk kompos kulit biji kopi dan pupuk kandang sapi. Aplikasi sesuai dengan perlakuan yang
dicobakan yaitu: 20 ton ha pupuk kandang kontrol, 14,5 tonh kompos limbah kulit biji kopi, 16,5 tonh kompos limbah kulit biji kopi, 18,5 tonh
kompos limbah kulit biji kopi dan 20,5 tonh kompos limbah kulit biji kopi. Dosis pemberian masih dalam satuan ton, oleh karena itu dilakukan
konversi kedalam gram dan dikoreksi berdasarkan kadar lengasnya. Adapun perhitungannya pada Lampiran 4.. kompos kulit biji kopi
kemudian ditimbang sesuai dengan hasil perhitungan, kemudian diaplikasikan dengan cara dicampur rata dengan tanah pada saat persiapan
media tanam yaitu 7 hari sebelum tanam. Aplikasi pupuk kandang dilakukan sama seperti aplikasi kompos kulit biji kopi.
d. Penanaman
Tata cara penanaman bibit stroberi ke dalam polybag yaitu pertama bibit stroberi dikeluarkan bersama media tanamnya dengan cara menyobek
polybag berisi bibit dengan hati-hati. Setelah itu pembuatan lubang tanam dan penanaman bibit stroberi. Bibit stroberi ditanam tepat ditengah-tengah
polybag pada posisi tegak, kemudian timbun bagian pangkal batang tanaman dengan media tanam sambil dipadatkan secara pelan-pelan.
Selanjutnya dilakukan pemupukan dasar sebanyak 13 dari dosis pupuk anjuran dosis anjuran 200 kgha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kgha KCl.
Pupuk diberikan di dalam lubang sejauh ± 5 cm di kiri-kanan tanaman dan
dilakukan penyiraman tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab.
e. Pemeliharaan Tanaman
i. Penyulaman
Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 HST. Tanaman yang disulam adalah yang mati atau tumbuh abnormal. Cara
penyulaman dengan menggantikan tanaman yang mati, terkena OPT, atau pertumbuhannya kurang baik dengan bibit yang baru, seperti
pada langkah penanaman. Setelah penyulaman sebaiknya langsung disiram.
ii. Penyiangan
Penyiangan pada tanaman stroberi dilakukan satu minggu sekali atau bersama saat pemupukan susulan tergantung dari keadaan
pertumbuhan gulma. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma secara hati-hati hingga bersih.
iii. PerempelanPemangkasan
Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun
tuarusak. iv.
Pemupukan Pupuk susulan diberikan 1,5-2 bulan setelah tanam sebanyak 23 dosis
anjuran dosis anjuran 200 kgha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kgha
KCl. Pupuk diberikan di dalam lubang sejauh ± 5 cm di kiri-kanan tanaman, kemudian ditutup tanah.
v. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan menyemprotkan fungisida Benlate® dengan konsentrasi 0.7 gliter dan
penyemprotan pestisida Curacron® 500 EC dengan konsentrasi 1 ccliter. Penyemprotan dilakukan apabila tanaman menunjukkan
gejala penyakit atau serangan hama. Penyemprotan di usahakan tidak dilakukan pada musim panen. Apabila harus dilakukan maka tanaman
stroberi minimal disemprot 2 hari sebelum buah dipanen. f.
Panen Buah stroberi mulai dapat dipanen saat 3 bulan setelah tanam melalui
bibit. Pemanenan dilakukan pada pagi hari saat intensitas cahaya matahari dan suhu belum terlampau tinggi. Kematangan buah ditandai dengan kulit
buah dominan berwarna merah atau hijau kemerah-merahan hingga kuning kemerah-merahan. Cara panen dilakukan dengan memetik pada bagian
tangkai buah beserta kelopaknya, pememetikan pada tangkai buah dan
kelopak E.
Parameter yang Diamati
1. Parameter Kompos
a. Pengukuran derajat keasaman pH
Pengamatan pH mengacu pada AOAC 1990, yaitu dengan menggunakan pH meter, pengukuran dilakukan pada awal dan akhir pengomposan.
Sebanyak 10 g sampel dicampur dengan 50 ml air mineral, didiamkan selama 24 jam dan kemudian dilakukan pengukuran pH. Sebelum dilakukan
pengukuran, pH meter harus distandarisasi dahulu dengan menggunakan larutan buffer pH 7,0 atau pH 4,0. Selanjutnya dilakukan pengukuran
terhadap larutan sampel dengan elektrodanya ke dalam larutan sampel dan biarkan beberapa saat sampai diperoleh pembacaan yang stabil.
b. Pengamatan kadar air
Penentuan kadar air dari tumpukan kompos mengacu pada penentuan kadar air cara pemanasan menggunakan oven AOAC 1990. Pengamatan ini
dilakukan pada akhir pengomposan. Sebanyak 25 g sampel ditimbang dalam botol timbang yang telah diketahui berat keringnya. Kemudian dikeringkan
dalam oven pada suhu 100-105 C selama 12 jam, didinginkan dalam
desikator dan ditimbang. Selanjutnya sampel dipananskan kembali dalam oven selama 30 menit, didinginkan kembali dalam desikator dan ditimbang
kembali beratnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh berat konstan selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0,2 mg. Selisih
antara berat basah dan berat kering merupakan kandungan air dalam bahan atau dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
c. Nitrogen Total
Kandungan N-total pada tumpukan kompos dianalisis dengan menggunakan Metode Semi-Mikro Kjeldahl Thom dan Utomo, 1991. Pengukuran ini
Kadar air = Berat Basah – Berat Kering X 100
Berat Basah
dilakukan pada akhir proses pengomposan. Sebanyak 1 g sampel ditempatkan dalam labu semi-mikro Kjeldahl 100 ml, kemudian ditambahkan 5 ml larutan
asam sulfat salisilat dan dibiarkan selama beberapa jam pada suhu ruangan. Setelah itu labu dipanaskan dalam dengan alat pemanas sampai berhenti
berbuih. Kemudian labu didinginkan dan ditambahkan 1,1 g campuran katalis. Labu diletakkan di atas alat pemanas, panas ditingkatkan hingga
proses perombakan selesai dan campuran dalam labu mendidih secara perlahan-lahan selama 5 jam. Suhu pemanasan selama pendidihan ini diatur
sehingga asam sulfat mengkondensasi kira-kira sampai sepertiga bagian atas leher labu. Setelah perombakan selesai, labu dibiarkan dingin dan
ditambahkan 10 ml air destilata. Kemudian diaduk secara perlahan hingga padatan berubah menjadi suspensi dan labu dibiarkan menjadi dingin.
Sampai tahap ini, labu ditutup untuk dilakukan detilasi. Peralatan destilasi disiapkan dengan pemanasan generator uap sampai mendidih. Cairan dari
labu destilasi ditransfer dan labu pengurai dibilas dengan air destialata 5 ml sebanyak 2 kali dan air bilasannya ditransfer ke labu destilasi. Labu
dihubungkan ke peralatan destilasi uap, sistem destilasi uap ditutup,dan kemudian diletakkan sebuah erlenmeyer 100 ml yang berisi 25 ml asam borat
dibawah kondensor. Kemudian ditambahkan NaOH 40 sebanyak 20 ml dengan menggunakan corong dan dialirkan secara perlahan ke dalam labu
destilata. Generator uap dihentikan ketika larutan destilata mencapai kira-kira 40 ml. Ujung tabung destilasi dibilas dan labu erlenmeyer yang mengandung
bahan destilata diambil. Titrasi larutan destilata dengan HCL 0,025 N standar
dengan menggunakan buret. Perubahan warna pada titik akhir adalah dari hijau menjadi merah jambu.
Perhitungan:
d. Total C-organik dan Bahan Organik
Kandungan C-organik dianalisis dengan menggunakan metode Walkey and Black Thom dan Utomo, 1991. Analisis ini dilakukan pada akhir proses
pengomposan. Sampel sebanyak 0,2 g yang lolos ayakan 2 mm ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml. Sebanyak 10 ml kalium
bikromat 1 N ditambahkan ke dalam labu. Kemudian ditambahkan 15 ml asam sulfat pekat dan digoyang secara perlahan dengan cara memutar labu
selama 2 menit. Diusahakan agar sampel tidak naik keatas sisi bagian atas gelas labu sehingga tidak terjadi kontak dengan pereaksi. Labu akan menjadi
panas saat asam sulfat ditambahkan dan dibiarkan selama 30 menit. Sebanyak 100 ml air ditambahkan dan dibiarkan hingga dingin. Tambahkan 5 ml asam
fosfat pekat, 2,5 ml larutan NaF 4 dan 5 tetes indikator difenilamin. Sampel dititrasi dengan larutan ammonium sulfat besi 2
+
0,5 N hingga warna larutan berubah dari coklat kehijauan menjadi lebih keruh turbid blue.
Kemudian dititrasi tetes demi tetes dan labu digoyang terus menerus hingga warna berubah dengan tajam menjadi hijau terang. Sampel blangko disiapkan
dan dilakukan prosedur yang sama. Perhitungan :
N= N x ml x 14 x 100 Berat sampel mg
C = ml K2Cr2O7 × 1-
s
t × 0,3886 berat sampel kompos
Keterangan : s = ml titrasi sampel t = ml titrasi blanko
Bahan Organik = C x 1,724 e.
Rasio CN Pengukuran rasio CN dilakukan dengan menghitung perbandingan nilai
Total C-organik dan Nitrogen Total yang diperoleh dari data hasil analisis. Perhitungan :
Rasio CN = Nilai C-Organik Nilai N-Total
2. Parameter Tanaman Stroberi
a. Tinggi Tanaman cm
Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan media hingga titik tumbuh bibit dengan menggunakan penggaris. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap
seminggu sekali pada saat tanaman berumur 1 MST hingga 16 MST. b.
Jumlah Daun helai Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan cara mengitung daun yang
membuka. Penghitungan jumlah daun dilakukan setiap seminggu sekali pada saat tanaman berumur 1 MST hingga 16 MST.
c. Jumlah Anakan Per-tanaman anakan
Jumlah anakan dihitung dari jumlah anakan yang tumbuh pada setiap tanaman. Perhitungan dilakukan setiap minggu sekali dimulai saat tanaman
berumur 1 MST hingga 16 MST.
d. Bobot Basah Tajuk g
Tajuk tanaman adalah bagian atas tanaman yang terdiri dari batang, serta daun-daun pada tanaman. Bobot basah tajuk ditimbang setelah pengamatan
terakhir. Tanaman dibersihkan lalu dipisahkan dari akarnya. Kemudian ditimbang dengan timbangan digital.
e. Bobot Kering Tajuk g
Bobot kering tajuk diukur setelah panen.
Bobot kering akar diperoleh dengan cara menimbang bagian tajuk yang sudah dipisahkan dari akar, kemudian dioven
pada suhu 70 ºC selama 48 jam sampai kering mutlak, lalu ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik sampai diperoleh bobot konstan.
f. Bobot Basah Akar g
Bobot basah akar ditimbang setelah pengamatan terakhir. Tanaman yang telah dipanen dipotong pada bagian pangkal akarnya. Akar kemudian
dibersihkan dan ditimbang dengan timbangan digital. g.
Panjang Akar cm Panjang akar diukur setelah pengamatan terakhir. Tanaman yang telah
dipanen dipotong pada bagian pangkal akarnya. Kemudian diukur panjang akar dengan menggunakan penggaris.
h. Bobot Kering Akar g
Bobot kering akar diperoleh dengan cara menimbang bagian akar yang sudah dipisahkan dari tajuk dan dibersihkan dari kotoran yang ada, kemudian dioven pada
suhu 70 ºC selama 48 jam sampai kering mutlak, lalu ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik sampai diperoleh bobot konstan.
i. Jumlah Buah Per-tanaman buah
Jumlah buah per tanaman stroberi dihitung dari jumlah buah yang dipanen pada setiap tanaman.
Pemanenan buah dilakukan setiap 2 kali seminggu setelah tanaman mulai berbuah.
j. Diameter buah cm
Setiap buah stroberi per tanaman dipanen diukur diameter buah dengan cara mengukur
bagian terlebar buah menggunakan jangka sorong. k.
Bobot Buah Per-tanaman g Setiap buah stroberi per tanaman dipanen kemudian ditimbang dengan
menggunakan timbangan digital, Pemanenan buah dilakukan setiap 2 kali seminggu setelah tanaman mulai berbuah