Pupuk Kandang TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk kandang kotoran sapi adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak sapi, baik berupa kotoran padat faeces yang bercampur sisa makanan maupun air kencing urine, sehingga kualitas pupuk kandang kotoran sapi beragam tergantung pada jenis, umur serta kesehatan ternak, jenis dan kadar serta jumlah pakan yang dikonsumsi, jenis pekerjaan dan lamanya ternak bekerja, lama dan kondisi penyimpanan, jumlah serta kandungan haranya. Pupuk kandang sapi biasanya terdiri atas campuran 0,5 N; 0,25 P2O5 dan 0,5 K2O. Pupuk kandang sapi padat dengan kadar air 85 mengandung 0,40 N; 0,20 P2O5 dan 0,1 K2O dan yang cair dengan kadar air 95 mengandung 1 N; 0,2 P2O5 dan 1,35 K2O Soepardi,1983. Hasil analisis pupuk kandang di laboratorium tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2016, menunjukkan bahwa kadar C-organik kulit biji kopi adalah 13,87 , 1,72 N, 23,91 bahan organik, 8,02 CN dan kadar lengas 97,76 . Pupuk kandang sapi mempunyai kadar serat tinggi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter CN rasio yang cukup tinggi 40. Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekompser akan menggunakan N yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organic tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. untuk memaksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi harus dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pupuk kandang sapi dengan rasio CN di bawah 20. Sehingga inilah salah satu kelemahan dari pupuk kandang tidak dapat diaplikasikan secara langsung ke dalam tanah, tetapi harus melalui suatu proses dekomposisi dan masalah lapangan lainnya adalah semakin jarangnya jumlah ternak yang dimiliki petani, sehingga menyebabkan produksi pupuk kandang semakin berkurang akan relatif sulit memperolehnya dalam jumlah yang banyak. Hasibuan, 2006. Selain masalah rasio CN, pemanfaatan pupuk kandang sapi secara langsung juga berkaitan dengan kadar air yang tinggi. Petani umumnya menyebutnya sebagai pupuk dingin. Bila pupuk kandang dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung akan memerlukan tenaga yang lebih banyak dalam pengangkutan dan aplikasinya sehingga biayanya mahal karena jumlahnya banyak, serta proses pelepasan amoniak masih berlangsung.

E. Hipotesis

1. Adanya pengaruh aplikasi kompos kulit biji kopi sebagai pengganti pupuk kandang pada budidaya stroberi. 2. Di duga aplikasi 16,5 tonha kompos kulit biji kopi merupakan dosis yang tepat sebagai pengganti pupuk kandang pada budidaya stroberi. 27

III. TATA CARA PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Ngargosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Untuk analisis hasil pengomposan dan aplikasi kompos dilaksanakan di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk kandang kotoran sapi, limbah kulit biji kopi, bibit stroberi varietas California, pupuk Urea, SP36, KCl, pestisida, fungisida, polybag ukuran 20 x 30 cm, gula merah, EM-4, air, bekatul, dan tanah. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, sekop, gembor, meteran, handsprayer, karung, gunting, timbangan, termometer, bambu, sendok, ayakan, penggaris, kamera dan alat tulis.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental dalam polybag. Menggunakan Rancangan perlakuan faktor tunggal yang terdiri dari 5 perlakuan dan di susun dalam Rancangan Lingkungan Acak Lengkap. Perlakuan yang diujikan yaitu 20 tonh pupuk kandang kontrol, 14,5 tonh kompos limbah kulit biji kopi, 16,5 tonh, 18,5 tonh kompos limbah kulit biji kopi dan 20,5 tonh kompos limbah kulit biji kopi.