Migrasi dan depresi PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

berkonsentrasi atau mereka mudah terganggu. Mereka sering meragukan kemampuan mereka untuk membuat pertimbangan yang baik dan mereka menemukan bahwa diri mereka tidak sanggup untuk membuat keputusan bahkan yang kecil sekalipun. 7,23 Ide bunuh diri beberapa pasien mengalami pikiran kematian yang berulang. Dalam rentang dari perasaan yang sementara, yang lainnya melaporkan lebih baik mati, sampai rencana nyata dan melaksanakan bunuh diri. Risiko bunuh diri dijumpai sepanjang episode depresif tapi kemungkinan yang paling tinggi adalah segera setelah awal pengobatan dan selama 6-9 bulan setelah pemulihan. 23-27

2.3. Migrasi dan depresi

Menurut World Health Organization WHO pada tahun 2001 menyebutkan diperkirakan lebih dari lima juta laki-laki dan perempuan Afganistan mengalami berbagai distress jiwa termasuk didalamnya depresi, ansietas. Kendati studi epidemiologi terbatas jumlahnya terhadap kejadian gangguan mental yang terjadi. Depresi memainkan peranan yang sangat penting untuk sebuah negara Afganistan dengan populasi penduduk 28 juta hal ini merupakan sinyal khusus. 27 Depresif merupakan gangguan psikiatri yang paling sering dijumpai terutama pada wanita yang frekuensinya lebih sering tiga kali pada wanita daripada pria. Sekitar 20 wanita dan 12 pria pada suatu waktu kehidupannya pernah mengalami depresi. 19,21 Diperkirakan prevalensi depresif bervariasi ditiap negara rentangnya antara 3 di Jepang dan 17 di Amerika Serikat. 13 Bhugra melakukan review dan hipotesis yang menjelaskan hubungan antara migrasi dan gangguan mental, dimana pengaruh etnik juga berpengaruh terhadap gangguan mental pada kelompok immigrants. Sebagai tambahan individu yang bermigrasi secara berkelompok atau sosial sentris kemudian Universitas Sumatera Utara memasuki ke lingkungan yang bersifat individual dan egosentris akan memiliki perasaan terasing dan mengalami mental distress dengan konsekuensi mereka mengalami kesukaran masuk dalam kelompok baru. Perubahan sosial, asimilasi dan identitas budaya merupakan faktor yang signifikan dalam hubungannya antara migrasi dan gangguan mental. 4 Nazroo pada tahun 1997 dan Shaw dan kawan-kawan pada tahun 1999 menyebutkan keterbatasan jumlah data yang tersedia menunjukkan bahwa kejadian kehidupan seperti peristiwa kehidupan secara umum secara signifikan berhubungan dengan depresi. Beberapa penelitian menunjukkan rerata yang tinggi untuk terjadinya depresi pada kelompok etnik minoritas di komunitasnya dengan beberapa penjelasan termasuk paparan terhadap kehilangan, tidak bekerja, kemiskinan dan rasis. 4 Hubungan antara peristiwa kehidupan dan gangguan jiwa tersering telah dilaporkan oleh Vadher dan Ndetel tahun 1981, Guereje tahun 1986, Bebbington tahun 1998. Brown dan Haris pada tahun 1978 mengobservasi sekitar 38 pasien depresi memiliki pengalaman dengan peristiwa kehidupan yang berat. Kesulitan terbesar dihubungkan dengan depresi antara lain sosial ekonomi, kurangnya dukungan sosial, keluarga, merasa tidak berguna, kekalahan, penghinaan, jebakan, rasa rendah diri. 4 Perreira dan Pottocnick pada tahun 2010 menyebutkan saat ini beberapa studi telah mendokumentasikan bagaimana pengalaman para imigran berkontribusi terhadap sindrom depresif. 13,28

2.4 . Beck Depression Inventory