Rencana Pengolahan dan Analisis Data

• Beck Depression Inventory II: Merupakan interpretasi dari nilai-nilai keparahan: Nilai 0 - 13 : minimal. Nilai 14 - 19 : ringan. Nilai 20 - 28 : sedang. Nilai 29 - 63 : berat. • Usia : Lamanya hidup sejak lahir yang dinyatakan dalam satuan. Dikelompokkan dalam 4 kategori: - 18 – - 21 – - 31 – - 41 – 50 tahun • Jenis Kelamin: Laki-laki. • Pendidikan: Jenjang pendidikan sekolah terakhir yang diselesaikan dan berdasarkan jenjang pendidikan formal yaitu: - Tamat primary ibtidaiyah dikelompokkan menjadi tingkat pendidikan rendah. - Tamat High School lece dikelompokkan menjadi tingkat pendidikan sedang. - Tamat Diploma atau Perguruan Tinggi dikelompokkan menjadi tingkat pendidikan tinggi. • Status pernikahan: Ditentukan apakah subyek masih dalam ikatan pernikahan menikah, atau tidak dalam ikatan pernikahan cerai tidak menikah . • Keikutsertaan keluarga: irreguler migrants yang sudah menikah dengan membawa keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, dan sudah menikah tetapi tidak membawa keluarga inti.

3.11. Rencana Pengolahan dan Analisis Data

Analisis ini dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang akan diteliti. Data yang berhasil dikumpulkan diolah dan Universitas Sumatera Utara dianalisis dengan menggunakan program Statistical Package for Social Sciences SPSS 18.0. Untuk mengetahui sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan dihubungkan dengan usia, pendidikan, status pernikahan, dan keikutsertaan keluarga dilakukan analisis dengan menggunakan Chi Square bila memenuhi kriteria. Kriteria untuk signifikansi ada tidaknya hubungan dinyatakan dengan menggunakan nilai P 0,05. Hasil nilai yang bermakna selanjutnya akan dilakukan analisis dengan menggunakan regresi logistik dinyatakan dalam nilai OR IK 95. Universitas Sumatera Utara BAB 4. HASIL PENELITIAN Responden sejumlah 100 subyek penelitian yang berada di lokasi pengungsi Jl. Bunga Lau Pasar III Nomor 4 Padang Bulan. Subyek penelitian diikutsertakan pada penelitian ini adalah subyek penelitian yang berada di lokasi pengungsi periode 23 November 2011 sampai 30 November 2011. Tabel 4.1. Karakteristik demografik irreguler migrants Afganistan berdasarkan usia, pendidikan, status pernikahan Karakteristik Responden Jumlah Umur 18 - 14 14 21 - 30 30 31 - 38 38 41 - 50 tahun 18 18 Total 100 100 Pendidikan Tamat Ibtidaiyah rendah 75 75 Tamat Lecesedang 19 19 Tamat Diploma Perguruan Tinggi tinggi 6 6 Total 100 100 Status Pernikahan Menikah 65 65 Tidak Menikah 35 35 Total 100 100 Tabel 4.1. memperlihatkan karakteristik demografik dari irreguler migrants Afganistan terbanyak pada kelompok usia 31 – tahun sebanyak 38 Universitas Sumatera Utara orang yaitu 38, pendidikan tamat ibtidaiyah sebanyak 75 orang yaitu 75, menikah 65 orang yaitu 65. Tabel 4.2. Distribusi keikutsertaan keluarga pada irreguler migrants Afganistan yang telah menikah Keikutsertaan keluarga Jumla h Keikutsertaan keluarga Tidak membawa keluarga 55 84.6 Membawa keluarga 10 15.4 Total 65 100 Tabel 4.2. memperlihatkan keikutsertaan keluarga pada irreguler migrants Afganistan yang telah menikah 55 orang yaitu 84.6 tidak membawa keluarga. Tabel 4.3. Sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan Sindrom Depresif Jumlah Minimal 9 9 Ringan 15 15 Sedang 33 33 Berat 43 43 Total 100 100 Tabel 4.3. memperlihatkan sindrom depresif berat paling banyak pada irreguler migrants Afganistan sebanyak 43 orang yaitu 43, diikuti oleh sindrom depresif sedang sebanyak 33 yaitu 33, sindrom depresif ringan sebanyak 15 orang yaitu 15, dan sindrom depresif minimal sebanyak 9 orang yaitu 9. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Rerata dan standar deviasi BDI II pada Irreguler migrants Afganistan BDI II Rerata Standar Deviasi SD 24.4 7.3 Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan berdasarkan nilai rerata dan standar deviasi BDI II diperoleh 24.4 SD 7,3. Tabel 4.5. Hubungan kelompok usia dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan Usia Depresi P Minimal Ringan Sedang Berat n n n n 18 - 1 11.1 1 6.7 6 18.2 6 14.0 21 - 4 44.4 4 26.7 6 18.2 16 37.2 0.60 31 - 3 33.3 5 33.3 15 45.5 15 34.9 41 - 50 tahun 1 11.1 5 33.3 6 18.2 6 14.0 Total 9 100 15 100 33 100 43 100 Chi Square P 0,05, degree of freedom df=9 Tabel 4.5. memperlihatkan bahwa sindrom depresif pada kelompok usia 21 – tahun sebanyak 16 orang yaitu 37.2 berupa sindrom depresif berat, dan kelompok usia 31 – tahun 15 orang yaitu 45.5 berupa sindrom depresif sedang dan 15 orang yaitu 34.9 berupa sindrom depresif berat dan kelompok usia 21 – tahun 4 orang yaitu 44.4 minimal. Tidak terdapat hubungan bermakna antara kelompok usia dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan P = .0.60. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Hubungan tingkat pendidikan dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan Tingkat pendidikan Depresi P Minimal Ringan Sedang Berat n n n n Rendah 4 44.4 9 60 28 84.8 34 79.1 Sedang 4 44.4 5 33.3 3 9.09 7 16.3 0,03 Tinggi 1 11.1 1 6.67 2 6.06 2 4.7 Total 9 100 15 100 33 100 43 100 Chi Square P 0,05 df=6 Tabel 4.6. memperlihatkan bahwa sindrom depresif terbanyak pada tingkat pendidikan rendah 34 orang yaitu 79.1 berupa sindrom depresif berat, 28 orang yaitu 84.8 sindrom depresif sedang, 9 orang yaitu 60 sindrom depresif ringan dan 4 orang yaitu 44.4 minimal. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan P = 0.03. Tabel 4.7. Hubungan status pernikahan dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan Status pernikahan Depresi P Minimal Ringan Sedang Berat n n n n Menikah 8 88.9 11 73.3 21 63.6 25 58.1 0,89 Tidak menikah 1 11.1 4 26.7 12 36.4 18 41.9 Total 9 100 15 100 33 100 43 100 Universitas Sumatera Utara Chi Square P 0.05, df=3 Tabel 4.7. memperlihatkan bahwa sindrom depresif terbanyak pada kelompok yang menikah, 25 orang yaitu 58,1 berupa sindrom depresif berat, 21 orang yaitu 63.6 merupakan sindrom depresif sedang, 11 orang yaitu 73.3 merupakan sindrom depresif ringan dan 8 orang yaitu 88.9 minimal. Tidak terdapat hubungan bermakna antara status pernikahan dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan P = 0.89. Tabel 4.8. Hubungan keikutsertaan keluarga dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan Keikutsertaa n keluarga Depresi P Minimal Ringan Sedang Berat n n n n tidak membawa keluarga 4 44. 4 7 70 12 92.3 32 97 0,01 Membawa keluarga 5 55. 6 3 30 1 7.7 1 3 Total 9 100 10 100 13 100 33 100 Chi Square P 0.05 df=3 Tabel 4.8 dapat diamati bahwa status keikutsertaan keluarga yang tidak membawa keluarga 32 orang yaitu 97. berupa sindrom depresif berat, 12 orang yaitu 92.3 berupa sindrom depresif sedang, 7 orang yaitu 70 berupa sindrom depresif ringan dan 4 orang yaitu 44.4 minimal. Terdapat hubungan bermakna antara status keikutsertaan keluarga dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan P = 0.01. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Analisis hubungan pendidikan dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan Tidak di jumpai sindrom depresif Di jumpai sindrom depresif P OR IK 95 n n Pendidikan Rendah 8 88.9 66 72.5 0.03 3.03 1.34 4.97 Tinggi 1 11.1 25 27.5 Total 9 100 91 100 Regresi Logistik Tabel 4.9 dapat dianalisis pada kelompok pendidikan rendah sebanyak 8 orang yaitu 88.9 tidak dijumpai sindrom depresif dan 66 orang yaitu 72.5 dijumpai sindrom depresif. Dengan regresi logistik maka nilai OR Odd Ratio, yaitu sebesar 3.03 dengan IK Interval Kepercayaan 95 antara 1.34 sampai dengan 4.97 yang berarti kelompok pendidikan rendah pada irreguler migrants Afganistan mempunyai kemungkinan 3.03 kali untuk mengalami sindrom depresif Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10. Analisis hubungan keikutsertaan keluarga dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan Tidak di jumpai sindrom depresif Di jumpai sindrom depresif P OR IK 95 n n Keikutsertaan Tidak membawa 4 44.4 51 95.3 keluarga keluarga 0.01 2.83 1.67 7.34 Membawa 5 55.6 5 4.7 keluarga Total 9 100 56 100 Regresi logistik Tabel 4.10. dapat dianalisis pada kelompok keikutsertaan keluarga yang membawa keluarga sebanyak 5 orang yaitu 55.6 tidak dijumpai sindrom depresif dan kelompok keikutsertaan keluarga yang tidak membawa keluarga 51 orang yaitu 95.3 dijumpai sindrom depresif. Dengan regresi logistik maka nilai OR, yaitu sebesar 2.83 dengan IK 95 antara 1.67 sampai dengan 7.34 yang berarti kelompok keikutsertaan keluarga yang tidak membawa keluarga pada irreguler immigrants Afganistan mempunyai kemungkinan 2.83 kali untuk mengalami sindrom depresif. Universitas Sumatera Utara BAB 5. PEMBAHASAN Penelitian “Sindrom Depresif Pada Irreguler Migrant Afganistan di Lokasi Pengungsi Padang Bulan dihubungkan dengan Usia, Pendidikan, Status Pernikahan dan Keikutsertaan Keluarga ” merupakan suatu penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui berapa banyak proporsi irregular migrants Afganistan yang mengalami sindrom depresif dengan menggunakan kuesioner BDI II. Tujuan khususnya adalah untuk mengetahui hubungan sindrom depresif pada irregular migrants Afganistan berdasarkan karakteristik demografik berdasarkan usia, pendidikan, status pernikahan dan untuk mengetahui adanya hubungan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan berdasarkan keikutsertaan keluarga dengan membawa keluarga dan tidak membawa keluarga . Berdasarkan data demografik dijumpai bahwa sampel penelitian yang terbanyak adalah pada kelompok umur 31- tahun sebanyak 38 orang yaitu 38, tingkat pendidikan tamat ibtidaiyah sebanyak 75 orang yaitu 75, menikah sebanyak 65 orang yaitu 65. Berdasarkan keikutsertaan keluarga dijumpai irreguler migrants Afganistan yang tidak membawa keluarga sebanyak 55 orang yaitu 55. Tabel 4.3. memperlihatkan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan sebanyak 43 orang yaitu 43 merupakan sindrom depresif berat diikuti oleh sindrom depresif sedang sebanyak 33 yaitu 33, sindrom depresif ringan sebanyak 15 orang yaitu 15, dan sindrom depresif minimal sebanyak 9 orang yaitu 9. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aroian KJ, Norris AE tahun 2003 bahwa sindrom depresif berat dijumpai pada immigrants, lebih dari satu juta immigrants mengalami sindrom depresif salah satu penyebabnya oleh karena ketidakmampuan beradaptasi terhadap negara yang menjadi tujuan sering menimbulkan masalah emosional serius dan konsekuensi ekonomi yang dihadapi bagi immigrants dan keluarganya. 37 Universitas Sumatera Utara Menurut pandangan Bhugra pada tahun 1996 sindrom depresif seperti perasaan bersalah malu dan kehilangan minat dijumpai bervariasi pada setiap budaya. Murphy dan kawan-kawan pada tahun 1967 melaporkan para psikiater di 30 negara menjumpai prevalensi yang bervariasi dari sindrom depresif seperti rasa lelah, kehilangan selera, kehilangan ketertarikan seksual, kehilangan berat badan. Bhugra pada tahun 2003 menyebutkan adanya rasa bersalah, keluhan somatik dan malu pada migrants tergantung dari budaya asal mereka, sehingga kadang mereka mengabaikan sindrom depresif tersebut. 3 Peningkatan risiko sindrom depresif dihubungkan dengan banyak faktor antara lain kemiskinan, rendahnya sosial ekonomi, buruknya kualitas hidup, peperangan serta peningkatan kematian yang disebabkan oleh berbagai hal. 1,3,6,7 Diperkirakan prevalensi depresif bervariasi ditiap negara rentangnya antara 3 di Jepang dan 17 di Amerika Serikat. 13 Menurut World Health Organization pada tahun 2001 menyebutkan diperkirakan lebih dari lima juta laki-laki dan perempuan Afganistan mengalami berbagai distress jiwa termasuk didalamnya depresi, ansietas. 27 Tabel 4.5. memperlihatkan bahwa sindrom depresif terbanyak pada kelompok usia 21 – tahun 16 orang yaitu 37.2 berupa sindrom depresif berat, dan kelompok usia 31 - tahun 15 orang yaitu 45.5 berupa sindrom depresif sedang dan 15 orang yaitu 34.9 berupa sindrom depresif berat dan kelompok usia 21 – tahun 4 orang yaitu 44.4 minimal. Tidak terdapat hubungan bermakna antara kelompok usia dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan P=0.60. Hal ini sesuai dengan Ismail R, Siste K, 2010 yang menyebutkan depresi terjadi sekitar usia 40 tahun dengan onset usia 20 hingga 50 tahun. 6 Usia rata-rata onset gangguan depresif adalah 40 tahun dan 50 dari seluruh pasien onsetnya antara usia 20 hingga 50 tahun. 7 Data epidemiologi terbaru menyebutkan insiden gangguan depresi dapat meningkat pada usia lebih muda dari 20 tahun. 7 Tabel 4.6. memperlihatkan bahwa sindrom depresif terbanyak pada tingkat pendidikan rendah 34 orang yaitu 79.1 berupa sindrom depresif Universitas Sumatera Utara berat, 28 orang yaitu 84.8 sindrom depresif sedang, 9 orang yaitu 60 sindrom depresif ringan dan 4 orang yaitu 44.4 minimal. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan P=0.03. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Finch pada tahun 2000, Sodowsky dan Lai pada tahun 1997 immigrants yang memiliki pendidikan rendah sangat mudah mengalami pengalaman dalam kesehatan jiwa salah satunya adalah depresi. 40 Penelitian yang dilakukan Min dan Song tahun 1998 terhadap immigrants Korea yang bermigrasi ke Amerika Serikat dijumpai memiliki status pendidikan rendah yang banyak mengalami sindrom depresif. 38 Penelitian yang dilakukan oleh Levecque K, Lodewyckx I, dan Vranken J pada tahun 2006 dijumpai imigrants yang mengalami sindrom depresif secara umum adalah mereka yang memilliki tingkat pendidikan rendah, hal ini diakibatkan oleh karena sosioekonomi yang rendah menyebabkan immigrants mengalami kesulitan dalam mendapatkan pendidikan, adanya diskriminasi dalam pendidikan dan situasi tidak aman di negara mereka. Akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Van der Wurff pada tahun 2004 menyatakan bahwa rendahnya kondisi sosioekonomi tidak selalu menempatkan seseorang mengalami sindrom depresif. 39 Kehidupan immigrants dari negara konflik atau mengalami peperangan ke negara berkembang menyebabkan mereka mengalami kesulitan sehubungan dengan rendahnya keahlian mereka, tidak dapat membaca tulis, kendala bahasa, kondisi kesehatan, menimbulkan masalah kejiwaan sebelum mereka bermigrasi, sosioekonomi, konflik perang berkepanjangan di negara asal yang terkait dengan aspek sukuisme, politik keamanan dan lain sebagainya juga menjadi alasan immigrants melakukan migrasi, telah menempatkan mereka kedalam kelompok yang memiliki risiko menjadi gangguan jiwa yang kronis. 1,3,5.38 Aguilar Galioxa dan Galluta pada tahun 2008 dan Nicklett-Bulgard pada tahun 2009 dalam beberapa penelitiannya menunjukkan rendahnya pendapatan, pendidikan, dan sosial ekonomi menjadi penyebab Universitas Sumatera Utara meningkatnya risiko immigrants yang mengalami sindrom depresif dan episode depresi. 13 Tabel 4.7. memperlihatkan bahwa sindrom depresif terbanyak pada kelompok yang menikah, 25 orang yaitu 58,1 berupa sindrom depresif berat, 21 orang yaitu 63.6 merupakan sindrom depresif sedang, 11 orang yaitu 73.3 merupakan sindrom depresif ringan dan 8 orang yaitu 88.9 minimal. Tidak terdapat hubungan bermakna antara status pernikahan dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan P=0.89. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diaz MJ, Perez MA, Farley T, Cabanis CM tahun 2004 yang menyatakan sindrom depresif banyak dijumpai pada immigrants Meksiko yang menikah sebanyak 72,4. Kondisi ini disebabkan beberapa faktor antara lain proses akulturasi, culture shock, culture conflict. 3,5,9,40 Bertentangan dengan Ismail R, Siste K, 2010, Karasu TB, Gelenberg dan kawan-kawan tahun 2000 yang menyebutkan sindrom depresif paling sering terjadi pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat, perceraian atau perpisahan. 25,41 Brown dan Haris pada tahun 1978 mengobservasi sekitar 38 pasien depresi memiliki pengalaman dengan peristiwa kehidupan yang berat. Kesulitan terbesar dihubungkan dengan depresi antara lain sosial ekonomi, kurangnya dukungan sosial, keluarga, merasa tidak berguna, kekalahan, penghinaan, jebakan, rasa rendah diri. 4,42 Tabel 4.8 dapat diamati bahwa status keikutsertaan keluarga yang tidak membawa keluarga 32 orang yaitu 97. berupa sindrom depresif berat, 12 orang yaitu 92.3 berupa sindrom depresif sedang, 7 orang yaitu 70 berupa sindrom depresif ringan dan 4 orang yaitu 44.4 minimal. Terdapat hubungan bermakna antara status keikutsertaan keluarga dengan sindrom depresif pada irreguler migrants Afganistan P=0.01. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aroian KJ, Norris AE tahun 2003 yang menyatakan dukungan keluarga berupa keikutsertaan keluarga pada saat melakukan migrasi memegang peranan dalam berkembang atau tidaknya sindrom depresif, keluarga sebagai penyeimbang atau buffer atau mencegah Universitas Sumatera Utara kesukaran yang mungkin terjadi selama proses keimigrasian. Rendahnya dukungan keluarga serta keikutsertaan keluarga dihubungkan dengan tingginya sindrom depresif pada immigrants. 6,9,37,39,40,41 Penelitian yang dilakukan oleh Lackey GF pada tahun 2008 terhadap immigrants Meksiko yang bermigrasi ke Amerika menyebutkan sebagai penyebab timbulnya sindrom depresif pada immigrants adalah setiap individu yang terpisah dari keluarganya mengalami banyak kendala salah satunya ekonomi sehingga tidak memungkinkan bagi mereka untuk membawa keluarga mereka saat mereka melakukan migrasi, akan tetapi mereka tetap menginginkan keberadaan keluarga saat mereka melakukan migrasi dan tidak menginginkan untuk kembali ke negara asal mereka. 9,40 Penelitian yang dilakukan oleh Diaz MJ, Perez MA, Farley T, Cabanis CM tahun 2004 juga menyebutkan immigrants Meksiko yang bermigrasi ke Amerika Serikat sebanyak 70,4 adalah mereka yang menikah tetapi tidak mengikutsertakan keluarga mereka mengalami sindrom depresif. 5 Tabel 4.9. Analisis hubungan pendidikan dengan sindrom depresi pada irreguler migrants Afganistan dapat dianalisis pada kelompok pendidikan rendah sebanyak 8 orang yaitu 88.9 tidak dijumpai sindrom depresif dan pada kelompok pendidikan rendah 66 orang yaitu 72.5 dijumpai sindrom depresif. Dengan regresi logistik maka nilai OR, yaitu sebesar 3.03 dengan IK 95 antara 1.34 sampai dengan 4.97 yang berarti kelompok pendidikan rendah pada irreguler migrants Afganistan mempunyai kemungkinan 3.03 kali untuk mengalami sindrom depresif atau probalilitas pada irreguler migrants Afganistan dengan tingkat pendidikan rendah untuk mendapat sindrom depresif adalah sebesar 75. 35-36 Tabel 4.10. dapat dianalisis pada kelompok keikutsertaan keluarga yang membawa keluarga sebanyak 5 orang yaitu 55.6 tidak dijumpai sindrom depresif dan kelompok keikutsertaan keluarga yang tidak membawa keluarga 51 orang yaitu 95.3 dijumpai sindrom depresif. Dengan regresi logistik maka nilai OR yaitu sebesar 2.83 dengan IK Interval Kepercayaan 95 antara 1.67 sampai dengan 7.34 yang berarti kelompok keikutsertaan Universitas Sumatera Utara keluarga yang tidak membawa keluarga pada irreguler immigrants Afganistan mempunyai kemungkinan 2.83 kali untuk mengalami sindrom depresif atau probalilitas pada irreguler migrants Afganistan dengan tingkat pendidikan rendah untuk mendapat sindrom depresif adalah sebesar 66.6. 35-36 Hubungan antara usia, pendidikan, dan status pernikahan dan keikutsertaan keluarga dari hasil analisis dengan menggunakan Chi Square P 0,05 secara statistik dijumpai tidak ada hubungan bermakna, pada usia P = 0.60, pada status pernikahan P = 0.89 dan dijumpai hubungan bermakna pada pendidikan P = 0.03 dan keikutsertaan keluarga P = 0.01. Dari hasil yang diperoleh dijumpai dua variabel yang bermakna yaitu pendidikan dan keikutsertaan keluarga pada irreguler migrants Afganistan selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan regresi logistik untuk melihat kekuatan hubungan pada kedua variabel tersebut dilihat dari yang terbesar ke yang terkecil dan didapatkan hasil pada pendidikan OR = 3.03 keikutsertaan keluarga OR = 2.83. 35-36 Universitas Sumatera Utara BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan