Penyelesaian Sengketa Konsumen Upaya Hukum Bagi Penumpang Yang Mengalami Kerugian Pada Transportasi Udara

konsumen dan pelaku usaha,tanggung jawab pelaku usaha, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 juga menentukan tatacara penyelesaian sengketa konsumen. Pengaturan tentang penyelesaian sengketa dapatditafsirkan sebagai upaya hukum yang dapat ditempuh oleh penumpang.

1. Penyelesaian Sengketa Konsumen

Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 pada Pasal 45 dinyatakan: 1 Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yangbertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilanyang berada di lingkungan peradilan umum. 2 Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luarpengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa. 3 Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak menghilangkan tanggungjawab pidana sebagaimana diatur dalam Undang-undang. 4 Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan, gugatanmelalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasiloleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang bersengketa. Dalam penjelasan Ayat 2 dinyatakan: Penyelesaian sengketa konsumen sebagaimanadimaksud pada ayat ini tidak menutup kemungkinan penyelesaian damai oleh para pihak yangbersengketa. Pada setiap tahap diusahakan untuk menggunakan penyelesaian damai olehkedua belah pihak yang bersengketa.Yang dimaksud dengan penyelesaian secara damai adalah penyelesaian yang dilakukan olehkedua belah pihak yang bersengketa pelaku usaha dan konsumen tanpa Universitas Sumatera Utara melalui pengadilanatau badan penyelesaian sengketa konsumen dan tidak bertentangan dengan Undang-undang ini. Berdasarkan ketentuan di atas maka dapat dikemukakan bahwa konsumen yang merasadirugikan oleh pelaku usaha dapat melakukan gugatan. Penyelesaian sengketa konsumen dapatdilakukan melalui jalur di luar pengadilan atau melalui jalur pengadilan. Dikaitkan dengan konsumen transportasi udara niaga, maka pasal tersebut juga dapatdiberlakukan yaitu bahwa para penumpang yang dirugikan oleh perusahaan penerbangan dapatmengajukan gugatan terhadap perusahaan penerbangan. Penyelesaian sengketanya dapatditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan. Mengenai Penyelesaian SengketaMelalui Pengadilan diatur dalam Pasal 48 yang menyatakan: Penyelesaian sengketa konsumenmelalui pengadilan mengacu pada ketentuan tentang peradilan umum yang berlaku denganmemperhatikan ketentuan dalam Pasal 45. Sedangkan mengenai para pihak yang dapat mengajukan gugatan di atur pada Pasal 46yang menyatakan: 1 Gugatan atas pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan oleh: a. seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan; b. sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama; c. lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat, yaituberbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran dasarnya menyebutkan dengantegas bahwa tujuan didirikannya organisasi tersebut Universitas Sumatera Utara adalah untuk kepentingan perlindungankonsumen dan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya; d. pemerintah danatau instansi terkait apabila barang danatau jasa yang dikonsumsi ataudimanfaatkan mengakibatkan kerugian materi yang besar danatau korban yang tidak sedikit. 2 Gugatan yang diajukan oleh sekelompok konsumen, lembaga perlindungan konsumenswadaya masyarakat atau pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat1 huruf b, huruf c,atau huruf d diajukan kepada peradilan umum. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai kerugian materi yang besar danatau korban yang tidak sedikit sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf d diatur dengan Peraturan Pemerintah. Berdasarkan ketentuan di atas secara jelas dapat dikemukakan bahwa penumpang padatransportasi udara niaga termasuk dalam kategori konsumen yang dapat mengajukan gugatanterhadap perusahaan penerbangan, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 23, Pelaku usahayang menolak danatau tidak memberi tanggapan danatau tidak memenuhi ganti rugi atastuntutan konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 1, ayat 2, ayat 3, dan ayat4, dapat digugat melalui badan penyelesaian sengketa konsumen atau mengajukan ke badanperadilan di tempat kedudukan konsumen.

2. Penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan