Aspek –Aspek Penyesuaian Sosial

16 hubungan secara diplomatis dengan orang lain, baik teman maupun orang yang tidak dikenal sehingga sikap mereka terhadap oranglain menyenangkan. Biasanya orang yang berhasil melakukan penyesuaian sosial dengan baik akan membangun sikap sosial yang menyenangkan, seperti kesediaan membantu oranglain Hurlock, 1978: 287. Penyesuaian yang tidak baik akan menimbulkan masalah dan mengalami kesulitan dalam penyesuaian. Jika anak laki-laki atau perempuan yang masih memikirkan jati dirinya dan hubungan personal kebanyakan mengalami kesulitan yang serius dalam penyesuaian sosial. Agresivitas, penarikan diri merupakan bentuk dari masalah penyesuaian sosial. Kemudian Syamsu Yusuf 2004: 131 menambahkan bahwa penyesuaian yang tidak sehat ditandai dengan karakteristik seperti mudah marah tersinggung, menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan, sering merasa tertekan atau stress, bersikap kejam dan senang mengganggu orang lain, ketidakmampuan untuk menghindar perilaku yang menyimpang, mempunyai kebiasaan berbohong, hiperaktif, bersikap memusuhi semua bentuk otoritas, senang mengkitikmencemooh orang lain, sulit tidur, kurang memiliki rasa tanggung jawab, kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama, bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan, dan kurang bergairah dalam menjalani kehidupan. Banyak kondisi yang menimbulkan kesulitan bagi anak untuk melakukan penyesuaian diri dengan baik Hurlock 1978: 287-288. 17 Kondisi yang menyebabkan kesulitan dalam penyesuaian diri secara sosial, antara lain: a. Apabila pola perilaku buruk dikembangkan di rumah mengakibatkan anak akan kesulitan dalam penyesuaian di luar rumah. b. Apabila di rumah atau lingkungan keluarga anak kurang memberi model perilaku untuk ditiru, anak akan mengalami hambatan serius dalam penyesuaian sosial di luar rumah. Anak yang ditolak oleh orangtuanya atau meniru perilaku menyimpang dari orangtuanya akan mengembangkan kepribadian yang tidak stabil, agresif serta dapat mendorong anak untuk melakukan tindakan kriminalitas bila ia dewasa. c. Kurang motivasi untuk belajar melakukan penyesuaian sosial sering timbul dari pengalaman sosial awal yang tidak menyenangkan, sehingga anak tidak memiliki motivasi kuat untuk berusaha melakukan penyesuaian sosial yang baik di rumah. d. Meskipun memiliki motivasi kuat untuk belajar melakukan penyesuaian sosial yang baik, namun jika anak tidak mendapat bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajar dari orang yang lebih dewasa. Panut dan Ida 2005: 37 menambahkan bahwa orang yang mempunyai penyesuain sosial adalah orang yang suka bekerjasama dengan orang lain dalam suasana saling menghargai, adanya keakraban, 18 empati, dan disiplin. Sedangkan orang yang tidak dapat menyesuaikan diri mempunyai ciri-ciri seperti, menipu, egois, suka bermusuhan, suka merendahkan oranglain dan berburuk sangka. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk penyesuaian sosial itu ada dua yaitu penyesuaian sosial yang baik dan penyesuaian sosial yang tidak baik atau buruk. Penyesuaian yang baik seperti orang yang suka bekerjasama dengan orang lain dalam suasana saling menghargai, adanya keakraban, empati, dan disiplin, sedangkan penyesuaian sosial yang tidak baik disebabkan oleh ketidakmampuan individu dalam menghadapi hambatan-hambatan dan mengatasi kegagalan-kegagalan yang terjadi dan mengakibatkan ketegangan, rasa frustasi, perasaan bersalah serta rendah diri yang akan membuat individu tidak nyaman bila berada pada suatu lingkungan atau kelompok baru. Seorang anak atau individu harus bisa melakukan penyesuaian sosial yang baik agar dimasa depannya anak atau individu tersebut merasa bahagia.

5. Penyesuaian Sosial Siswa di Sekolah

Sofyan Willis 2005: 61 mengemukakan bahwa penyesuaian sosial siswa di sekolah adalah penyesuaian diri terhadap guru, mata pelajaran, teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pertama penyesuaian diri siswa terhadap guru banyak dipengaruhi oleh sikap guru itu sendiri dalam menghadapi siswa-siswinya. Sikap guru yang lebih bersahabat dan penuh keakraban dengan anak-anak didiknya akan banyak membantu 19 siswa untuk dapat lebih mudah mengenal, memahami dan menyesuaikan diri dengan karakteristik dan pribadi guru itu. Kedua, penyesuaian diri terhadap mata pelajaran dalam hal ini kurikulum hendaknya disesuaikan dengan usia, tingkat kecerdasan, dan kebutuhan- kebutuhan siswa. Dengan demikian siswa akan mudah menyesuaikan diri terhadap mata pelajaran yang disampaikan guru. Ketiga, penyesuaian diri terhadap teman sebaya. Hal ini penting bagi perkembangan sosialnya. Teman sebaya ialah kelompok anak-anak yang hampir sama umur, kelas dan motivasi bergaulnya. Kelompok teman sebaya dapat membantu penyesuaian diri yang baik bagi anak. Keempat, penyesuaian diri terhadap lingkungan fisik dan sosial sekolah. Yang dimaksud dalam hal ini adalah gedung, alat-alat sekolah, fasilitas sekolah. Selanjutnya Schneiders Syamsu Yusuf, 2004: 199 menambahkan karakteristik penyesuaian sosial di sekolah adalah sebagai berikut. 1 hormat dan mau menerima peraturan yang ada di sekolah, 2 menunjukkan rasa terbaik dan partisipasi dalam kegiatan sekolah, 3 menjalin hubungan yang baik dengan teman-teman di sekolah, 4 bersikap hormat terhadap guru, pemimpin sekolah, dan staff lainnya, dan 5 membantu sekolah untuk melaksanakan tujuan sesuai dengan fungsinya.