4.2. Pengukuran Pengaruh Perilaku Masyarakat terhadap Penurunan Kualitas
Air
Menurut Darmawan, et al. 2010, krisis dan pencemaran air yang terjadi tidak terlepas dari pengetahuan, sikap, perilaku dan peranserta masyarakat yang buruk
dalam memanfaatkan dan mengolah sumber daya air secara berkelanjutan. Secara simultan, variabel pengetahuan, sikap, perilaku dan peranserta mempunyai pengaruh
positif terhadap kesanggupan membayar melalui kesadaran lingkungan hidup. Sub bab ini ingin mengetahui faktor-faktor perilaku masyarakat berupa
pengetahuan, sikap dan tindakan yang menyebabkan penurunan kualitas air di perairan Danau Toba. Penurunan kualitas air akan linier dengan jumlah konsumsi air dan
bahan-bahan rumah tangga yang mengandung bahan pencemar, untuk itu dilakukan penelitian :
4.2.1 Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji distribusi jumlah air, konsumsi bahan
cair, dan konsumsi bahan padat dari responden yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap Danau Toba. Pengambilan keputusan hipotesis dilakukan dengan
berdasarkan pada : Probabilitas 0,05 Ho diterima
Probabilitas 0,05 Ho ditolak Ho : distribusi populasi yang diwakili sampel terdistribusi secara normal
H1 : distribusi populasi tidak normal
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Uji statistik Kolmogorov Smirnov untuk menunjukkan distribusi jumlah konsumsi air, bahan cair dan bahan padat di semua lokasi pengamatan
Konsumsi Air Konsumsi
Bahan Cair Konsumsi
Bahan Padat N
90 90
90 Normal Parameters
Mean
a,b
18133,33 325,3704
651,9444 Std, Deviation
4449,972 128,93658
204,89884 Most Extreme Differences
Absolute 0,162
0,119 0,086
Positive 0,094
0,056 0,086
Negative -0,162
-0,119 -0,064
Kolmogorov-Smirnov Z 1,542
1,126 0,812
Asymp, Sig, 2-tailed 0,017
0,159 0,524
a. Distribusi Normal b. Dihitung berdasarkan data
Terlihat pada kolom Asymp. Sigasymptotic significance 2 sisi adalah 0,017
0,0170,05 untuk kolom jumlah konsumsi air, maka Ho ditolak atau distribusi jumlah konsumsi air pada ketiga lokasi pengamatan tidak normal, untuk kolom
konsumsi bahan cair adalah 0,159 0,1590,05, maka Ho diterima atau distribusi jumlah konsumsi bahan cair pada ketiga lokasi pengamatan adalah normal dan untuk
kolom konsumsi bahan padat dalah 0,524 0,5240,05, maka Ho diterima atau distribusi jumlah konsumsi bahan padat pada ketiga lokasi pengamatan adalah normal.
4.2.2. Analisis Sosial 4.2.2.1. Karakteristik Responden
Usia responden seperti tertera pada Tabel 4.12 bervariasi dan berada pada kisaran 23 – 71 tahun, sehingga data yang diperoleh dari pertanyaan dan pernyataan yang
terdapat dalam kuesioner diharapkan lebih baik. Adapun usia responden yang paling banyak terdapat pada kisaran 35 – 44 tahun yaitu sebanyak 33 responden 36,67 .
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. Distribusi Responden berdasarkan usia No
Usia Jumlah
1 25
2 2,22
2 25 – 34
29 32,23
3 35 – 44
33 36,67
4 45 – 54
20 22,22
5 55 – 64
4 4,44
6 64
2 2,22
Total 90
100 Sumber : Analisis Data, 2014
Tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 4.13, dimana pendidikan terendah adalah SD sebanyak 3 responden 3,33 dan tertinggi
AkademiPerguruan Tinggi sebanyak 39 responden 43,33. Tingkat pendidikan yang dicerminkan dari lamanya seseorang menempuh jalur pendidikan formal telah
memberikan sumbangan terhadap penguasaan atas ilmu pengetahuan teknologi. Dengan demikian tingkat pendidikan secara tidak langsung akan membentuk watak
dan perilaku masyarakat Budhiati, 2011 Tabel 4.13. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dengan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan
PetaniNelayan Wiraswasta PNSTNI
Polri Tidak Bekerja Total
Jlh Jlh
Jlh Jlh
SD 2
2,22 1
1,11 3
SMP 5
5,55 6
6,67 1
1,11 12
SMA 9
10 14
15,55 7 7,78
6 6,67
36 AkademiPT 2
2,22 8
8,89 28
31,11 1 1,11
39 Total
18 19,99 29
32,22 35 38,89 8
8,90 90
Sumber : Analisis Data, 2014 4.2.2.2. Pengetahuan responden tentang sumber limbah domestik dan dampaknya
terhadap Danau Toba Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, diajukan 5 pertanyaan
mencakup pengetahuan terhadap sumber bahan-bahan pencemar limbah domestik dan dampaknya terhadap perairan Danau Toba.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14. Kriteria Penilaian Interpretasi Pengetahuan Masyarakat Kriteria
Rata-rata Skala Persentase Pengetahuan
Tidak tahu 0 – 1
0 – 20 Kurang tahu
1,01 – 2,00 21 – 40
Cukup tahu 2,01 – 3,00
41 – 60 Tahu
3,01 – 4,00 61 – 80
Sangat tahu 4,01 – 5,00
81 – 100
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata pengetahuan responden tentang limbah domestik adalah 3,59 Lampiran 11 dan masuk dalam kriteria Tahu. Hal ini sejalan
dengan tingkat pendidikan responden terbanyak adalah AkademiPerguruan Tinggi sejumlah 43,33 akan mempengaruhi pengetahuan responden. Dari hasil wawancara,
pengetahuan yang dimiliki responden tidak semata-mata dibentuk oleh tingkat pendidikan saja tetapi juga oleh pengalaman di masa lalu, informasi dari media massa
serta interaksi dengan lingkungan sosial. 4.2.2.3. Sikap masyarakat dalam menjaga lingkungan
Untuk mengetahui sikap masyarakat, diuji dengan mengajukan 5 pernyataan mencakup sikap responden dalam menjaga Danau Toba dari pencemaran oleh limbah
domestik. Tabel 4.15. Kriteria Penilaian Interpretasi Sikap Masyarakat
Kriteria Rata-rata Skala
Persentase Sikap Tidak setuju
0 – 1 0 – 20
Kurang setuju 1,01 – 2,00
21 – 40 Cukup setuju
2,01 – 3,00 41 – 60
Setuju 3,01 – 4,00
61 – 80 Sangat setuju
4,01 – 5,00 81 – 100
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata sikap responden dalam menjaga Danau Toba dari pencemaran limbah domestik adalah 3,28 Lampiran 11 dan masuk dalam
kriteria Setuju menjaga kualitas Danau Toba. Responden mayoritas menginginkan agar saluran air limbah tidak langsung menuju sungai atau danau karena akan
Universitas Sumatera Utara
mencemari perairan. Sikap ini dibentuk oleh pengalaman dampak pencemaran seperti banyaknya eceng gondok dan pandangan terhadap Danau Toba sebagai salah satu
daerah wisata. 4.2.2.4. Tindakan masyarakat terhadap limbah domestik dan Danau Toba
Untuk mengetahui tindakan responden terhadap limbah domestik dan pengelolaan Danau Toba diajukan 5 pertanyaan terkait aktivitas dan kegiatan sehari-hari dalam
membuang limbah domestik dan penggunaan Danau Toba sebagai tempat mandi dan mencuci. Pertanyaan ini akan diambil rata-rata penilaiannya.
Tabel 4.16. Kriteria Penilaian Interpretasi Tindakan Masyarakat Kriteria
Rata-rata Skala Persentase Tindakan
Tidak pernah 0 – 1
0 – 20 Jarang
1,01 – 2,00 21 – 40
Kadang-kadang 2,01 – 3,00
41 – 60 Sering
3,01 – 4,00 61 – 80
Selalu 4,01 – 5,00
81 – 100
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata tindakan responden dalam membuang limbah domestik ke Danau Toba adalah 2,85 Lampiran 11 dan masuk dalam kategori
Kadang-kadang. Hal ini berarti bahwa responden kadang-kadang masih membuang limbah domestik ke Danau Toba baik secara langsung maupun tidak langsung mandi
dan mencuci. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden, mayoritas responden menyatakan bahwa tindakan mereka terhadap pengelolaan lingkungan
seperti pembuangan limbah langsung ke danau, karena tempat pengelolaan limbah domestik belum tersedia di lokasi penelitian. Di samping itu, edukasi dan sosialisasi
tentang pencemaran limbah domestik juga tidak dilakukan oleh pemerintah setempat. Kebiasaan mandi di danau lebih didorong karena kebiasaan responden yang tinggal di
tepi danau. Kegiatan mencuci di danau dilakukan oleh responden yang sumber air bersihnya berasal dari air gunung dan air sumur, dengan alasan jumlah air terbatas dan
Universitas Sumatera Utara
lebih mudah serta praktis bila mencuci di danau. Dari hasil analisis sosial, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap responden yang baik terhadap
pengelolaan Danau Toba tidak serta merta membuat tindakan pengelolaan menjadi baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor eksternal seperti peran serta pemerintah
dalam sosialisasiedukasi dan penyediaan fasilitas pengeleloan limbah domestik. 4.2.3. Analisis korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel perilaku masyarakat dengan penurunan kualitas air yang digambarkan oleh jumlah konsumsi
air dan bahan-bahan rumah tangga yang masuk ke perairan Danau Toba. Hasil analisis korelasi untuk semua variabel dapat dilihat pada lampiran 12.
Tabel 4.17. Uji statistik korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan variabel perilaku masyarakat dengan jumlah air
Jumlah Konsumsi Air Jumlah Konsumsi Air
Pearson Correlation 1
Sig0, 2-tailed N
90 Pengetahuan
Pearson Correlation 0,511
Sig0, 2-tailed 0,000
N 90
Sikap Pearson Correlation
0,715 Sig0, 2-tailed
0,000 N
90 Tindakan
Pearson Correlation 0,789
Sig0, 2-tailed 0,000
N 90
Tanda korelasi signifikan pada selang kepercayaan 0,01 Pemanfaatan air Danau Toba untuk PDAM berada di Pangururan dan Balige.
Sumber air bersih bagi penduduk di lokasi Marbun Toruan umumnya berasal dari air gunung, di lokasi Napitupulu Bagasan umumnya berasal PDAM, dan di Pangururan
berasal dari PDAM dan air sumur. Dari hasil wawancara diketahui bahwa responden
Universitas Sumatera Utara
yang menggunakan air gunung dan air sumur sebagai air bersih, pada umumnya sering mandi dan mencuci di danau.
Berdasarkan pengamatan terhadap lokasi penelitian, pada umumnya responden memiliki pembuangan air limbah rumah tangga berupa saluran menuju sungai yang
bermuara ke danau. Responden yang rumahnya berbatasan langsung dengan danau, sebagian besar langsung membuang air limbah domestiknya ke danau.
Perilaku masyarakat dalam mengelola lingkungan tergantung pada tingkat pengetahuan dan pemahaman. Karena rendahnya perilaku sehat, limbah rumah tangga
langsung disalurkan ke danau, termasuk hotel-hotel dan restoran yang berdiri di bibir pantai. Di sisi lain, masyarakat menggunakan air danau untuk sumber air minum,
mandi, mencuci dan buang air besar masih banyak dijumpai. Penelitian tentang kualitas air Danau Toba tahun 1993 menyatakan bahwa pemukiman penduduk adalah
sumber pencemaran utama, sekitar 47 hingga 58 di empat lokasi penelitian yang berpotensi tercemar Moedojo, et.al.
Berdasarkan tabel penilaian koefisien korelasi pada Tabel 3.2, variabel sikap dan tindakan mempunyai korelasi yang tinggi 0
,
715 dan 0,789 dengan jumlah konsumsi air, variabel pengetahuan mempunyai korelasi sedang 0,511 dengan jumlah
konsumsi air.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.18. Uji statistik korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan variabel perilaku masyarakat dengan jumlah konsumsi bahan cair
Konsumsi Bahan Cair Konsumsi Bahan Cair
Pearson Correlation 1
Sig0, 2-tailed N
90 Pengetahuan
Pearson Correlation 0,453
Sig0, 2-tailed 0,000
N 90
Sikap Pearson Correlation
0,520 Sig0, 2-tailed
0,000 N
90 Tindakan
Pearson Correlation 0,557
Sig0, 2-tailed 0,000
N 90
Tanda korelasi signifikan pada selang kepercayaan 0,01 Berdasarkan tabel penilaian koefisien korelasi pada Tabel 3.2, variabel
pengetahuan, sikap dan tindakan mempunyai korelasi sedang dengan konsumsi bahan cair.
Tabel 4.19.Uji statistik korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan variabel perilaku masyarakat dengan jumlah konsumsi bahan padat
Konsumsi Bahan Padat Konsumsi Bahan Padat
Pearson Correlation 1
Sig0, 2-tailed N
90 Pengetahuan
Pearson Correlation 0,405
Sig0, 2-tailed 0,000
N 90
Sikap Pearson Correlation
0,701 Sig0, 2-tailed
0,000 N
90 Tindakan
Pearson Correlation 0,712
Sig0, 2-tailed 0,000
N 90
Tanda korelasi signifikan pada selang kepercayaan 0,01
Berdasarkan tabel penilaian koefisien korelasi pada Tabel 3.2, variabel pengetahuan mempunyai korelasi sedang 0,405 dengan konsumsi bahan padat,
Universitas Sumatera Utara
sedang sikap dan tindakan mempunyai korelasi tinggi 0,701 dan 0,712 dengan konsumsi bahan padat.
Pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan lingkungan memiliki peranan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Secara sederhana, pengetahuan
tentang pengelolaan lingkungan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari antara lain, pengelolaan sampah rumah tangga, pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan lingkungan, serta penggunaan sumber daya air. Pengetahuan yang dicerminkan oleh tingkat pendidikan secara tidak langsung akan
membentuk watak dan perilaku masyarakat. Karena dukungan pengetahuan, seseorang mampu menghindarkan diri dari perilaku-perilaku yang kontra produktif terhadap
kesehatan pribadi dan lingkungannya Budhiati, 2011. Hasil penelitian terhadap hubungan antara pengetahuan dengan konsumsi air,
konsumsi bahan-bahan cair, dan konsumsi bahan-bahan padat menunjukkan hal yang signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Budhiati 2011 yang menemukan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan tentang pengelolaan lingkungan dengan perilaku hidup sehat masyarakat Surakarta. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan
oleh Gurdjita 2008 menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap berkorelasi positif dengan perilaku dalam memelihara kebersihan lingkungan hidup.
Kegiatan domestik masyarakat berkaitan dengan sungaibadan air seperti mandi, cuci, kakus. Kebiasaan membuang kotoran dan sampah lebih disebabkan karena
pandangan masyarakat yang keliru dengan fungsi sungai yang dianggap sebagai halaman belakang Suganda, et.al. 2009. Dari hasil pengamatan terhadap lokasi
penelitian, kebiasaan seperti ini ditemui di ketiga wilayah penelitian seperti saluran air limbah yang langsung menuju sungai dan danau tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Dari hasil wawancara dengan responden, alasan pembuangan limbah ke sungai dan
Universitas Sumatera Utara
danau adalah karena tidak adanya saluran pengelolaan limbah yang disediakan oleh pemerintah daerah di lokasi penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN