Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By dinas kesehatan
32 Grafik 19
Kasus dan Kematian DBD di Kabupaten Sleman Tahun 2002 sd 2012
Permasalahan sulitnya penanggulangan DBD antara lain karena belum adanya vaksin untuk upaya preventif, upaya promosi yang telah ada
belum dapat benar-benar membudayakan peran serta masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD PSN-DBD. Upaya aparat
pemerintah untuk memutus mata rantai penularan DBD dengan gerakan PSN tidak akan berarti tanpa adanya kesadaran dari masyarakat sendiri.
Dilihat dari siklus kejadian kasus DBD di Kabupaten Sleman dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2012 kasus tertinggi terjadi pada tahun 2007
sebesar 755.
5. Program Pemberantasan Penyakit Pes
Dalam kegiatan P2 Pes menunjang bebas pes dilakukan pengamatan dan pemantauan tikus di wilayah Kecamatan Cangkringan
yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, serta pengamatan pada manusia yang bergejala klinis pes. Kegiatan
pengamatan dan pemantauan dilaksanakan dengan trapping tikus dan pemeriksaan pinjal tikus serta pengambilan darah pada warga dikirim ke
BBTKL-PPM. Adapun hasil pemeriksaan laboratorium pada tahun 2012 dilakukan trapping tikus dan pemeriksaan serologi pada tikus dan human
manusia dengan hasil sebanyak 100 orang yang diperiksa serologi 100 dengan sampel titer negatif.
140 238
732
316 622
755 621
561 603
166 236
1 14
14 5
11 8
5 5
3 200
400 600
800
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012 Tahun
J um
la h
k a
s us
Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By dinas kesehatan
33
6. Program Pemberantasan Penyakit Antrax
Dalam rangka kegiatan kewaspadaan dini terhadap antraks dan surveilans di wilayah Kecamatan Pakem telah dilakukan penyuluhan di 2
desa dan terealisasi 100, kegiatan ini dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi antraksi. Adapun hasil yang didapat pada tahun 2012 dari 100
orang penduduk yang diperiksa didapatkan hasil serologi tes elisa 74 EU= 100 orang 100 yang berarti tidak terpapar bakteri antraks.
7. Surveillance PMSHIV- AIDS
Dalam rangka kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS dan penyakit menular seksual lainnya antara lain dilaksanakan serosurvey
HIV pada masyarakat rawan resiko tinggi yaitu pada warga binaan lembaga Pemasyarakatan di Sleman termasuk didalamnya para pecandu
narkoba suntik, pada wanita pekerja seksual komersial, dan pada pekerja salo
n kecantikan dan panti pijat yang terindikasi “plus”. Pada tahun 2012 dari 132 sampel darah yang diambil terdapat 1 yang positif HIV positif dan 1
penyakit infeksi menular seksual IMS berupa syphilis .
Sementara dari data register kasus HIV-AIDS sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2012 jumlah penderita HIVAIDS yang tercatat
berdomisili di wilayah Kabupaten Sleman ada 433 orang, dengan 225 HIV dan 208 AIDS, jenis kelamin laki-laki 306 orang, perempuan 108 orang,
tidak diketahui 19 orang. Status penderita saat ini hidup 383 orang dan mati 39 orang. Adapun faktor resiko dari penderita adalah pengguna narkoba
suntik penasun 79 orang 18,24, heteroseksual 207 kasus 47,81, perinatal 11 kasus 2,54, homoseksual 37 kasus 8,55, transfusi 2
kasus 4,46, dan tidak diketahui 94 kasus 21,71. Kegiatan penanggulangan HIVAIDS saat ini masih banyak yang
dibiayai dari sumber non APBD yaitu project Global Fund GF ATM Komponen HIVAIDS, seperti untuk pelayanan voluntary Conselling and
Testing VCT dan pengobatan ARV CSI di Rumah Sakit dan penyediaan reagen, kegiatan Infeksi Menular Seksual IMS, kegiatan Prevention
Maternal Transmitted Care Treatment PMTCT, pendampingan oleh
Profil Kesehatan Kabupaten Sleman By dinas kesehatan
34 tenaga peduli HIVAIDS lay support, penyediaan sarana promosi dan
sebagainya.
8. Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi PD3I