Penggunaan pupuk Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian 2012

Keragaan Usahatani Padi Sawah 1. Lahan Lahan pertanian adalah tanah yang disiapkan untuk diusahakan sebagai usahatani, misalnya lahan sawah, tegalan dan perkarangan. Ukuran lahan pertanian dinyatakan dalam hektar, akan tetapi petani di pedesaan sering menggunakan istilah petak atau depa. Rata-rata luas lahan sawah responden adalah 0,93 ha. Ditinjau dari kepemilikan lahan sebanyak 28 orang responden 93,33 merupakan petani pemilik lahan, sedangkan sisanya 2 orang 6,67 merupakan petani penggarapsewa dengan sistem bagi hasil. Tabel 1 menyajikan luas lahan sawah dan status kepemilikan responden. Tabel 1. Luas lahan sawah dan status kepemilikan. No. Luas dan Kepemilikan Lahan Jumlah Orang Persentase 1. Luas lahan ha - 0,50 – 0,80 - 0,81 – 1,00 - 1,01 – 2,00 6 23 1 20,00 76,67 3,33 2. Kepemilikan lahan - Milik sendiri - Garap 28 2 93,33 6,67 Sumber : Analisis data primer Tahun 2012. Pada Tabel 1 terlihat bahwa umumnya luas lahan sawah yang diusahakan responden relatif luas yaitu antara 0,81 – 1 ha. Kepemilikan lahan sebagian besar 93,33 merupakan milik sendiri, sedangkan 6,67 adalah garapan dengan sistem bagi hasil terhadap hasil bersih produksi gabah kering panen setelah dikurangi biaya perontokan gabah. Terdapat 2 pola bagi hasil yang diterapkan di lokasi penelitian yaitu bagi 2 atau bagi 3. Bagi 2 berarti bahwa pemilik lahan dan penggarap masing-masing mendapatkan 50 hasil bersih produksi gabah kering panen. Dalam pola ini, pemilik lahan menanggung biaya pengolahan lahan. Bagi 3 berarti bahwa pemilik lahan menerima 13 bagian hasil bersih produksi gabah kering panen, sedangkan penggarap mendapatkan 23 bagian. Seluruh biaya produksi pada pola ini ditanggung oleh penggarap.

2. Penggunaan pupuk

Pupuk yang digunakan oleh responden merupakan pupuk tunggal terdiri atas Urea 46 N, SP-36 36 P2O5 Kedua pupuk tersebut merupakan pupuk bersubsidi dan pupuk KCL 60 K2O merupakan pupuk non subsidi. Rata-rata penggunaan pupuk petani per hektar adalah Urea 198,21 kg, SP-36 96,43 kg, KCl 32,14 kg. Penggunaan jenis pupuk oleh petani responden disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan penggunaan dosis pupuk petani dan pupuk rekomendasi. No Dosis per ha Kandungan kg N P2O5 K2O 1. Petani - Urea 198,21 kg - SP-36 96,43 kg - KCL 32,14 kg 91,18 34,71 19,28 2. Rekomendasi Permentan NO. 402007 - Urea 250 kg - SP-36 75 kg - KCL 50 kg 115,00 27,00 30,00 3. Selisih kandungan - 23,82 + 7,71 - 10,72 Sumber : Analisis data primer Tahun 2012. Umumnya responden melakukan pemupukan hanya dua kali dalam satu musim tanam. Sebaiknya pemupukan dasar dilakukan pada umur tanaman 7 - 14 HST, pemupukan susulan I umur 21 - 30 HST dan pemupukan susulan II pada umur 35 - 45 HST. Pupuk memegang peranan penting dalam keberhasilan usahatani padi sawah. Pemupukkan yang tidak berimbangseperti yang dilakukan petani sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Menurut BPTP Bengkulu 2009, pupuk N diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sepanjang musim, pupuk P diperlukan pada stadia awal pertumbuhan yaitu meningkatkan perkembangan akar, pembentukan anakan, dan mempercepat tanaman berbungan. Sedangkan pupuk K diperlukan untuk memperkuat dinding sel tanaman, memperluas kanopi daun untuk proses fotosintesis, serta meningkatkan jumlah gabah per malai dan persentase gabah bernas. Ketiga pupuk ini merupakan jenis pupuk makro. Kekurangan dosis pupuk N yang sumber utamanya berasal dari pupuk Urea dapat menurunkan produksi tanaman padi. Menurut Gani dan Sembiring 2007, Nitrogen adalah unsur hara paling penting bagi tanaman dan respon tanaman padi terhadap N biasanya lebih tinggi dibandingkan P dan K, karena kekurangan N dan P dapat mengurangi jumlah anakan tanaman padi.

3. Tenaga kerja