Tabel 4. Penggunaan benih padi petani di Desa Riak Siabun II Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.
No. Penggunaan Benih Padi
Jumlah Orang
1. Varietas selain IR yang pernah ditanam
30 100
Ciherang 2.
Jenis benih Berlabel
Tidak berlabel 24
80 6
20 Sumber : Analisis data primer Tahun 2012.
Banyaknya petani yang menggunkan benih berlabel disebabkan oleh adanya bantuan pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Seluma. Hal ini didukung oleh
hasil survei bahwa hanya terdapat 5 orang petani yang membeli benih berlabel untuk kebutuhan usahatani mereka.
Tabel 5. Sistem tanam responden dalam berusahatani padi.
No. Sistem tanam
Jumlah Pengguna Orang
Persentase
1. Tegel
27 90,00
2. Jalur
2 6,67
3. Tidak beraturan
1 3,33
Jumlah 20
100,00
Sumber : Analisis data primer Tahun 2012.
Tabel 5 memperlihatkan hasil kajian sistem tanam yang digunakan petani di lokasi pengkajian umumnya sistem tegel 90. Sistem tanam merupakan salah satu komponen teknologi
yang mempengaruhi indeks pertanaman, maka dianjurkan untuk menerapkan sistem tanam legowo 4:1 atau 2:1. Dimana pada sistem legowo jumlah tanaman perhektar lebih banyak dbandingkan
sistem tegel, jumlah benih yang digunakan juga lebih banyak dibandingkan sistem tegel. Pada sistem tegel dengan jarak tanam 20x20 cm dalam 1 ha terdapat 250.000 tanaman, sedangkan pada
sistem tanam legowo 4:1 dengan jarak tanam 20x20 cm dan jarak sisipan antar legowo 10 cm terdapat 300.000 tanamanha Daliani dan Taufik, 2011.
5. Penggunaan pestisida
Petani padi di Desa Bukit Peninjauan II menggunakan pestisida yang terdiri atas insektisida, herbisida, fungisida dan moluskasida selama siklus pertanaman padi. Penggunaan
pestisida disesuaikan dengan kebutuhan dan intensitas serangan hama penyakit pada pertanaman padi, seperti tergambar pada Tabel 6.
Tabel 6. Keragaan penggunaan pestisida petani padi sawah di Desa Bukit Peninjauan II Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.
No Jenis pestisida
Jumlah ml
1. Insektisida
200,00 2.
Herbisida 1.151,79
3. Fungisida
22,86 4.
Moluksisida 7,14
Sumber : Analisis data primer Tahun 2012.
Dari Tabel 6 diketahui bahwa, Herbisida paling banyak digunakan yaitu sebanyak 1.151,79 ml, kemudian disusul oleh Insektisida sebanyak 200 ml, Fungisida sebanyak 22,86 ml
dan Moluksisida sebanyak 7,14 ml. Herbisida dan insektisida juga cukup banyak dipakai untuk membasmi gulma dan mengendalikan serangga hama yang cukup banyak jenisnya di sawah seperti
belalang, ulat, wereng dan kepinding tanah. dan moluskasida relatif sedikit digunakan sesuai dengan kebutuhan.
6. Analisa usahatani padi sawah
Hasil kajian menggambarkan nilai tingkat keuntungan dan kelayakan usahatani padi sawah di Desa Bukit Peninjauan II menggunakan nilai RC dan BC, dimana terlihat bahwa hasil
perhitungan RC usahatani padi senilai 1,67 dan BC 0,67 Tabel 7. Menurut Suwasono 2004, RC merupakan perbandingan nisbah antara penerimaan dan biaya, RC = 1 artinya suatu usaha
impas, RC 1 berarti usaha tani memperoleh keuntungan, sedangkan RC 1 berarti usaha mengalami kerugian. Selanjutnya dikatakan bahwa BC 1 berarti usaha layak untuk dijalankan.
Dari hasil perhitungan tersebut artinya bahwa usahatani padi sawah memperoleh keuntungan dan tidak rugi, tapi kurang layak untuk dilaksanakan.
Tabel 7. Analisis usahatani padi sawah per hektar di Desa Bukit Peninjauan II Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.
No Uraian
Satuan Harga Satuan
Rp Jumlah
Harga Rp
A. Saprodi
a. Benih kg 31,07
6.700 208.169
b. Pupuk kg - Urea
- SP-36 - KCl
198,21 96,43
32,14 1.800
2.300 6.250
356.778 221.789
200.875 c. Pestisida ml
- Insektisida - Herbisida
- Fungisida - Moluksisida
200 1.151,79
22,86 7,14
151 57
500 230
30.200 65.652
11.430 1.642
d. Tenaga Kerja HKSP -
Pengolahan lahan -
Penanaman -
Penyiangan dan penyulaman -
Pemupukan -
Penyemprotan PHT -
Pengairan -
Panen diluar bawon -
Pengakutan hasil 16,00
31,54 13,86
5,39 9,36
4,32 43,29
10,57 50.000
50.000 50.000
50.000 50.000
50.000 50.000
50.000 800.000
1.577.000 693.000
269.500 468.000
216.000
2.164.500 528.500
Jumlah biaya produksi 7.813.035
B Hasil GKP kg
3.739 3.500
13.086.500 C
Keuntungan B-A 5.481.634
D RC Hasil Biaya Produksi
1,67 E
BC Keuntungan Biaya Produksi 0,67
Sumber : Analisis data primer Tahun 2012.
Produktivitas Padi Sawah
Tujuan usahatani padi sawah adalah untuk mendapatkan produktivitas yang optimal, sehingga akan diperoleh produktivitas yang tinggi. Agar tujuan itu tercapai maka penggunaan input
produksi yang tepat menjadi sangat penting, dengan memperhatikan efisiensi usahatani. Deskripsi penggunaan faktor-faktor tersebut disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Deskripsi penggunaan faktor-faktor produksi dan produktivitas padi sawah di Desa Bukit Peninjauan II.
No Faktor-Faktor Produksi
Deskripsi Penggunaan
1. Luas lahan
0,93 ha
2. Pupuk Urea
214,29 kg
3. Pupuk SP-36
107,14 kg
4. Pupuk KCl
42,86 kg
5. Tenaga kerja
134,33 HKSP
6. Benih
31,07 kg
7. Pestisida
1.381,79 ml
8. Produksi GKP
3,7 ton
Sumber : Analisis data primer Tahun 2012.
Terlihat pada Tabel 8., bahwa produktivitas padi sawah di Desa Bukit Peninjauan II hanya mencapai 3,7 tonha GKP. Produktivitas tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Propinsi
Bengkulu yang mencapai 3,9 tonha. Hasil pengolahan data faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas padi sawah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda
disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi sawah di Desa Bukit Peninjauan II.
No. Variabel
Koofisien Regresi t-hitung
1. Konstanta
162,687 0,308
2. Luas lahan
236,890 0,264
ns
3. Jumlah Pupuk Urea Kg
13,271 2,511
4. Jumlah Pupuk SP-36 Kg
11,391 2,801
5. Jumlah Pupuk KCl Kg
3,913 1,098
6. Jumlah Tenaga Kerja HKSP
-5,823 -1,464
ns
7. Jumlah Benih Kg
5,802 0,543
ns
8. Jumlah Pestisida Ml
0,055 0,461
ns
9. R
0,922
10. R
2
0,849
11. F-hitung
17,735
Keterangan : = berpengaruh sangat nyata pada taraf 99
ns
= tidak berbeda nyata t-tabel 0,01
= 2,75000 t-tabel 0,05
= 2,04227 F-tabel 0,01
= 3,71 F-tabel 0,05
= 2,52
Dari Tabel 8 diketahu bahwa koofisien korelasi R sebesar 0,849 menunjukkan korelasihubungan antara produktivitas padi sawah dengan 7 variabel faktor-faktor produksi adalah
kuat. Menurut Santoso 2010, korelasi antara variabel terikat dengan variabel bebas disebut kuat apabila nilai R di atas 0,5. Persamaan regresi dari hasil analisis data dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = 162,687+236,890 X1+13,271 X2+11,391 X3+3,913 X4-5,823 X5+5,802 X6+0,055 X7
Nilai koefisien determinasi R
2
yang diperoleh sebesar 0,849. Hal ini berarti bahwa 7 faktor produksi mampu menjelaskan 84,9 keragaman dari produkstivitas usahatani padi sawah, sedangkan
sisanya 15,1 ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Hasil uji F menunjukkan bahwa F-hitung 18,212 F-tabel 3,71 pada tingkat kepercayaan 99, yang
berati secara keseluruhan faktor-faktor produksi yaitu luas lahan, pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, tenaga kerja, benih, dan pestisida berpengaruh terhadap produktivitas padi sawah di Desa Bukit
Peninjauan II. Selanjutnya dilakukan uji t untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produktivitas padi sawah, yang diuraikan di bawah ini.
1. Luas lahan X