plak, yang dominan adalah koagregrasi Fusobacterium nucleatum dengan Porphyromonas gingivalis.
13,19
2.3 Kontrol Plak
Kontrol plak merupakan suatu prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk: a Menyingkirkan dan mencegah pertumbuhan plak dan
deposit lunak materi alba dan debris makanan pada permukaan gigi dan gingiva sekitarnya. b Menstimulasi atau memasase gingiva sehingga terjadi peningkatan
tonus gingiva, keratinisasi permukaan, vaskularisasi gingiva dan sirkulasi gingiva. Kontrol plak secara mekanis seperti sikat gigi dan benang gigi merupakan alat
bantu untuk menghilangkan plak. Kontrol plak secara mekanis merupakan metode yang sulit dilakukan bagi anak kecil dan orang – orang yang kurang terampil. Sebagai
akibatnya, plak tidak dapat dihilangkan secara sempurna apabila hanya menggunakan metode mekanis.
12,22
7,11
Oleh karena itu, diperlukan metode tambahan yaitu kontrol plak secara kimiawi berupa pasta gigi dan obat kumur. Namun, metode ini hanya sebagai
penunjang kontrol plak mekanis karena memiliki kandungan zat aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan menghilangkan plak.
12,21
2.4 Obat Kumur
Obat kumur merupakan bahan kimia yang dapat membunuh mikroorganisme atau menganggu kolonisasi bakteri dipermukaan gigi. Bahan kimia ini efektif sebagai
bahan anti plak dan antibakteri. Bahan aktif yang terdapat dalam obat kumur dapat dikelompokkan menjadi bisguanide, senyawa amoniak, senyawa fenol, antiseptik dan
ekstrak herbal.
4,21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.5 Komposisi Obat Kumur
Obat kumur umumnya terdiri dari beberapa bahan aktif yang dikombinasikan untuk menjaga kesehatan mulut seperti:
a Humectant seperti sorbitol untuk mencegah kekeringan.
11
b Surfactant untuk menjaga bahan – bahan tetap berada dalam larutan. c Gliserol sebagai bahan pemanis.
d Flavorings agensebagai bahan perasa. e Bahan pewarna.
f Air. Beberapa jenis obat kumur seperti klorheksidin, glukonate dan bisbiguanide
masih dianggap sebagai bahan yang paling efektif untuk menghilangkan plak. Efek samping yang ditimbulkan oleh bahan-bahan tersebut seperti terbentuknya stain pada
gigi, gangguan pengecapan, meningkatkan pembentukan kalkulus supragingiva dan deskuamasi mukosa oral, sehingga mulai banyak dilakukan penelitian untuk mencari
bahan lain sebagai alternatif. Saat ini produk natural yang dianggap lebih aman, lebih sehat dan tanpa zat
kimia beracun atau bahan sintetik merupakan alasan mulai dikembangkannya penggunaan bahan herbal sebagai bahan utama obat kumur.
14
Sebuah penelitian yang dilakukan Suwandi T tentang potensi antibakteri ekstrak bunga RosellaHibiscus sabdariffa terhadap Streptococcus sanguis, hasil
penelitian tersebut menyatakan ekstrak bunga Rosella memiliki efek antibakteri dan dapat menurunkan potensi pertumbuhan biofilm S. sanguis.
6
Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa ekstrak etanol kelopak bunga Rosella mengandung senyawa fenol, flavonoid, tannin dan saponin yang bersifat
sebagai anti bakteri. Uji aktivitas anti bakteri ekstrak etanol kelopak bunga Rosella terhadap bakteri S. sanguis mempunyai nilai konsentrasi hambat minimum KHM
yaitu pada konsentrasi 0,78 serta aman dan tidak toksik terhadap sel epitel maupun fibroblast pada pemakaian jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan uji
toksisitas akut dan uji toksisitas subkronis.
16
16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.6 Kerangka Teori