Struktur dan Komposisi Plak Gigi Mekanisme Terbentuknya Plak a. Pembentukan Pelikel

pewarna disclosing solution untuk melihatnya, sedangkan akumulasi plak yang cukup banyak dapat terlihat berwarna abu - abu atau kekuningan.

2.2.1 Struktur dan Komposisi Plak Gigi

1,11 Plak gigi dapat diklasifikasikan sebagai plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva ditemukan pada atau di sekitar dan pada margin gingiva. Pembentukan plak supragingiva dipengaruhi oleh saliva dan asupan makanan. Plak subgingiva ditemukan di bawah margin gingiva, diantara gigi dan sulkus gingiva. Plak subgingiva dapat menyebabkan terjadinya periodontitis dan pembentukan poket periodontal. Komposisi plak gigi disusun terutama oleh mikroorganisme. Bakteri yang terkandung dalam 1 gr plak sekitar 2 x 10 11 11 . Bakteri diperkirakan lebih dari 325 spesies yang berbeda di temukan pada plak. Kadang kala dapat ditemukan mikro organisme non-bakteri di dalam plak meliputi spesies Mycoplasma, protozoa, virus dan ragi. Mikroorganisme yang terdapat dalam matriks intraseluler juga mengandung beberapa sel pejamu seperti sel epitelial dan leukosit. Kurang lebih 70 – 80 plak merupakan bakteri dan sisanya terdiri atas matriks ekstraseluler. Matriks intraseluler yang terdapat pada 20 massa plak, yang mengandung matriks organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus gingiva dan produk bakteri. Unsur utama dari materi organik adalah polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak.Karbohidrat yang paling banyak diproduksi oleh bakteri adalah golongan dekstran, golongan levan dan galaktosa. Materi anorganik yang utama adalah kalsium, fosfor, sisa magnesium, natrium, kalium dan fluorida. 11 11

2.2.2 Mekanisme Terbentuknya Plak a. Pembentukan Pelikel

Fase awal dari pembentukan plak adalah pembentukan pelikel pada permukaan gigi. Pada tahap awal ini, pelikel glikoprotein akan membalut permukaan gigi atau restorasi cekat maupun lepasan. Pelikel tersebut dihasilkan dari saliva dan cairan sulkular, produk sel bakteri dan pejamu serta debris. Pelikel berfungsi sebagai UNIVERSITAS SUMATERA UTARA penghalang protektif, dan akan bertindak sebagai pelumas permukaan serta mencegah pengeringan jaringan. Pelikel juga merupakan substrat kemana bakteri dari sekitarnya akan melekat.

b. Kolonisasi Awal Bakteri

Dokumen yang terkait

Efektivitas Obat Kumur Ekstrak Daun Serai 3% (Cymbopogon Nardus (L.)Rendle) Dalam Menurunkan Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

3 88 78

Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

4 95 78

Efektivitas Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea Canephora) 1,5% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

5 73 62

Efektifitas Ekstrak Biji Ketumbar 3% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Usu Angkatan 2011

13 91 69

Pengaruh Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya 5% Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Angkatan 2009 FKG USU

5 55 68

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 2 19

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TERATAI (NELUMBO NUCIFERA) 2 SEBAGAI OBAT KUMUR TERHADAP AKUMULASI PLAK PADA MAHASISWA FKG USU ANGKATAN 2011

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Bunga Rosella Rosella (Hibiscus sabdariffa) memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar didaerah tropis dan no tropis. Pohon Rosella mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1922.Tanaman ini dapat tumbuh subur terutama

0 0 8

MANFAAT EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa) SEBAGAI OBAT KUMUR DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN PLAK PADA MAHASISWA FKG USU ANGKATAN 2012

0 1 15