perasan seseorang terhadap pekerjaannya, yang nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi lingkungan
pekerjaannya. Robin 1996 mengartikan kepuasan kerja dengan merujuk kepada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya, seorang yang memiliki
kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan, orang yang memiliki kepuasan kerja rendah menunjukkan sikap negatif terhadap pekerjaan.
Hoppeck dalam As’ad, 2003 menarik kesimpulan setelah mengadakan penelitian terhadap 309 karyawan pada suatu perusahaan di New Hope
Pennsylvania USA bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya.
As’ad 2003 kemudian memberikan batasan yang sederhana dan operasional mengenai kepuasan kerja, yaitu perasaan seseorang terhadap pekerjaan. Konsepsi
kepuasan kerja semacam ini melihat kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya.
Berdasarkan uraian di atas, kepuasan kerja merupakan perasaan orang terhadap pekerjaan dan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan.
2. Aspek-aspek kepuasan kerja
Smith, Kendall, dan Hulin dalam Wexley Yukl, 1984 mengungkap aspek- aspek kepuasan kerja dalam pengukuran kepuasan kerja. Mobley 1986 juga
menjelaskan aspek-aspek tersebut dalam hubungannya dengan turnover. 1.
Pekerjaan itu sendiri Pekerjaan itu sendiri berorientasi kepada apakah kerja yang ada merupakan
kerja yang secara mental menantang. Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan
Universitas Sumatera Utara
keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan.
Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi yang terlalu banyak
menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal Robin, 1996. Hal kedua yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri adalah kondisi kerja
secara fisik. Kondisi kerja secara fisik yang sesuai dan nyaman serta peralatan, alat bantu kerja, informasi, dan sumber daya lain yang cukup mempunyai
pengaruh positif terhadap tingkat usaha karyawan secara keseluruhan dalam suatu organisasi. Kondisi ini akan memicu tumbuhnya kepuasan kerja terhadap diri
karyawan Jewell Siegall, 1998. 2.
Gaji Berkowitz dalam Jewell Siegall, 1998 menyatakan bahwa nilai yang
dirasakan dari kerja dan penghargaan seseorang merupakan peramal yang penting untuk kepuasan atas gaji dibandingkan dengan gaji yang diterima orang
lain. Hal ini menunjukkan bahwa gaji yang didasarkan pada kerja pribadi menyebabkan kepuasan terhadap gaji tersebut.
Kepuasan kerja tergantung dari tingkat perolehan imbalan. Jika perolehan imbalan dirasakan kurang adil, maka pemegang pekerjaan akan mengalami
ketidakpuasan dan mencari jalan untuk mencari imbalan yang lebih besar Gibson, 1992.
3. Hubungan dengan teman sekerja
Anggapan dari karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Jika seseorang mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung, akan
Universitas Sumatera Utara
menghantar kepada kepuasan kerja yang meningkat. Hubungan yang baik dalam kerja timbul karena adanya komunikasi dan kepercayaan diantara mereka yang
berinteraksi selama masa kerja Robbins, 1996. 4.
Pengawasan Beck dan Hilman dalam Davis Newstorm, 1996 menyatakan bahwa
kepemimpinan yang positif umumnya menghasilkan kepuasan kerja dan prestasi kerja. Positifnya nilai-nilai kepemimpinan seorang atasan juga tercermin dalam
pengawasan yang dilakukannya, dalam arti pengawasan positif akan menghasilkan kepuasan kerja seseorang.
5. Promosi dan pengembangan karir
Fubrin dalam Mangkunegara, 2000 mengemukakan bahwa pengembangan karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai
merencanakan karir masa depan mereka di perusahaan agar peruhaan dan pegawai bersangkutan dapat mengembangkan dirinya secara maksimum.
Hasibuan 1997 menyatakan salah satu cara mengembangkan karir pegawai adalah melalui promosi, yakni beralih kekeadaan dimana wewenang dan tanggung
jawab karyawan diperbesar dengan cara perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi sehingga kewajiban, hak, status dan penghasilan
semakin besar.
C. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Turnover