1. Skala intensi turnover
Skala intensi turnover disusun berdasarkan aspek-aspeknya yang
dikemukakan Cumman dalam Tull, 2006 yaitu : a. Pemikiran untuk berhenti
Individu sering memikirkan dirinya untuk berhenti dari pekerjaan yang dilakukannya saat ini.
b. Pencarian secara aktif pekerjaan yang baru Individu secara aktif melakukan pencarian-pencarian informasi pekerjaan
yang baru, diluar dari tempat individu tersebut bekerja saat ini. c. Pindah ke pekerjaan yang baru.
Individu mencari pekerjaan baru di perusahaan atau organisasi lain dan berhenti dari perusahaan tempat ia bekerja saat ini.
Setiap aspek-aspek di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan favorabel dan unfavorabel, dimana subjek diberikan lima alternatif pilihan yaitu
Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Untuk aitem yang favorabel, pilihan SS akan mendapatkan skor
empat, pilihan S akan mendapatkan skor tiga, pilihan N akan mendapatkan skor dua, pilihan TS akan mendapatkan skor satu, dan pilihan STS akan mendapatkan
skor nol. Sedangkan untuk aitem yang unfavorabel pilihan SS akan mendapatkan skor nol, pilihan S mendapatkan skor satu, pilihan N akan mendapatkan skor dua,
pilihan TS akan mendapatkan skor tiga, dan pilihan STS akan mendapatkan skor empat. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka
semakin tinggi tingkat intensi turnover.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Distribusi Aitem-aitem Skala Intensi Turnover Komponen Objek Sikap
Komponen Sikap Total
Favorabel Unfavorabel
Pemikiran untuk berhenti 6
6 12
Pencarian secara aktif pekerjaan yang baru 6
6 12
Pindah ke pekerjaan yang baru 6
6 12
Total 18
18 36
2. Skala kepuasan kerja
Skala kepuasan kerja disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Smith, Kendall, dan Hulin dalam Wexley Yukl, 1984, yaitu:
a. Pekerjaan itu sendiri Pekerjaan itu sendiri berorientasi kepada apakah kerja yang ada merupakan
kerja yang secara mental menantang dan kondisi kerja secara fisik. b. Gaji
Kepuasan kerja tergantung dari tingkat perolehan imbalan. Jika perolehan imbalan dirasakan kurang adil, maka pemegang pekerjaan akan mengalami
ketidakpuasan dan mencari jalan untuk mencari imbalan yang lebih besar. c. Hubungan dengan teman sekerja
Hubungan yang baik dalam kerja timbul karena adanya komunikasi dan kepercayaan diantara mereka yang berinteraksi selama masa kerja Robbins,
1996.
Universitas Sumatera Utara
d. Pengawasan Positifnya nilai-nilai kepemimpinan seorang atasan juga tercermin dalam
pengawasan yang dilakukannya, dalam arti pengawasan positif akan menghasilkan kepuasan kerja seseorang.
e. Promosi dan pengembangan karir Pengembangan karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-
pegawai merencanakan karir masa depan mereka di perusahaan agar perusahaan dan pegawai bersangkutan dapat mengembangkan dirinya secara maksimum
yaitu melalui promosi. Setiap aspek-aspek di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan
favorabel dan unfavorabel, dimana subjek diberikan lima alternatif pilihan yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak
Setuju STS. Untuk aitem yang favorabel, pilihan SS akan mendapatkan skor empat, pilihan S akan mendapatkan skor tiga, pilihan N akan mendapatkan skor
dua, pilihan TS akan mendapatkan skor satu, dan pilihan STS akan mendapatkan skor nol. Sedangkan untuk aitem yang unfavorabel pilihan SS akan mendapatkan
skor nol, pilihan S mendapatkan skor satu, pilihan N akan mendapatkan skor dua, pilihan TS akan mendapatkan skor tiga, dan pilihan STS akan mendapatkan skor
empat. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi kepuasan kerja karyawan.
Tabel 2. Distribusi Aitem-aitem Skala Kepuasan Kerja Komponen Objek Sikap
Komponen Sikap Total
Favorabel Unfavorabel
Jumlah
Universitas Sumatera Utara
Sikap terhadap pekerjaan 6
6 12
Teman Sekerja
6 6
12
Pengawasan
6 6
12
Promosi 6
6 12
Upah 6
6 12
Total 30
30 60
E. Uji Coba Alat Ukur