Sengketa Perbankan Yang Dapat Diselesaikan Melalui Mediasi

D. Sengketa Perbankan Yang Dapat Diselesaikan Melalui Mediasi

Seiring meningkatnya jumlah nasabah dan bertambahnya produk-produk perbankan, jumlah sengketa perbankan yang diterima Direktorat Investigasi dan Mediasi Perbankan DIMP Bank Indonesia BI juga ikut meningkat. Berdasarkan data BI, sejak 2006-2011 total sengketa yang diterima DIMP mencapai 1.525 laporan. 46 Mediator Senior BI Sondang Martha Samosir mengungkapkan di tahun 2011 jumlah sengketa yang ditangani BI mencapai 510 kasus. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan pengaduan yang diterima 12 bank peserta working group mediasi sepanjang 2011, yakni sekitar 853.000 laporan. 47 Sengketa yang ditangani TIM Mediasi BI adalah yang tidak mencapai kesepakatan atau penyelesaian di tingkat bank. Sengketa tersebut juga tidak sedang dalam proses atau belum pernah diputus oleh pengadilan maupun lembaga arbitrase, atau belum terdapat kesepakatan. Adapun nilai tuntutan finansial yang diajukan paling besar Rp. 500 juta per sengketa. Selain itu, pengajuan sengketa paling lambat 60 hari kerja sejak tanggal surat penyelesaian pengaduan disampaikan bank kepada nasabah. Sondang menuturkan dari total 512 kasus kelompok produk yang banyak disengketakan adalah yang terkait sistem pembayaran 206 sengketa. Sengketa tersebut paling banyak karena paling dekat dengan kehidupan masyarakat sehari- hari. 48 46 http:www.tribunnews.com20120405bi-selama-5-tahun-mediasi-1.525-sengketa-nasabah pada tanggal 20 Juni 2012 pukul 13.29 WIB. 47 ibid 48 ibid Menurut data dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI ada 105 laporan masalah kartu kredit untuk periode Januari-Februari 2012. Angka ini melonjak tajam dibandingkan 68 laporan sepanjang tahun 2011. Ada 10 masalah kartu kredit bank lokal dan bank asing di Indonesia. Masalah-masalah tersebut misalnya, tagihan kartu kredit, minim informasi dan layanan dari bank, kesalahan sistem, penggunaan jasa pihak ketiga atau debt collector yang tidak sesuai etika, permainan data konsumen, bunga berbunga dan denda, pembobolan kartu kredit, pemblokiran, penutupan kartu kredit yang dipersulit serta penjadwalan ulang. 49 Dari data YLKI tersebut ada 14 bank penerbit kartu kredit yang dilaporkan nasabah ke YLKI yakni HSBC, Bank Permata, Citibank, Bank Danamon, Bank Central Asia BCA, BNI, Bank Mandiri, ANZ, Bank Mega, Bank Internasional Indonesia BII, UOB Buana, Bank Rakyat Indonesia BRI, Standard Chartered, dan CIMB Niaga. Citibank tercatat paling banyak bermasalah dengan 17 kasus, Bank Mega 15 kasus, menyusul HSBC dan UOB Buana dengan 11 kasus. Masalah yang paling dominan adalah tagihan dan pembobolan, untuk masalah tagihan misalnya ada nasabah yang tidak melakukan registrasi permintaan kartu kredit tetapi mereka terdaftar dan memiliki tagihan sehingga mereka harus membayara tagihan itu dan ini merugikan konsumen. Terdaftarnya nasabah walaupun belum registrasi terjadi karena penyalahgunaan data nasabah oleh tim pemasaran, hal ini dilakukan untuk mengejar target penyaluran kredit. Kemudian utnuk masalah pembobolan kartu kredit, YLKI menilai seharusnya perbankan melakukan konfirmasi 49 http:www.tribunnews.com20120405data-YLKI -sengketa-nasabah pada tanggal 23 Juni 2012 pukul 13.47 WIB 49 ibid kepada debitur ketika ada transaksi dengan nilai besar, misalnya transaksi senilai Rp. 5 juta – Rp.9 juta per hari seharusnya bank patut curiga dengan transaksi itu. Karena hal ini dapat menjadi kerugian bagi debitur akibat tidak adanya perlindungan bank. 50 Permasalahan klasik kartu kredit lain adalah penawaran kartu kredit maupun Kredit Tanpa Agunan KTA melalui pesan singkat atau telepon yang mengganggu nasabah. Untuk hal ini Bank Indonesia sedang menyusun Surat Edaran SE mengenai tata cara penawaran kartu kredit dan penagihannya. BI menjanjikan SE akan keluar Maret 2012, tetapi SE belum juga diterbitkan hingga awal April. 51 Dalam Forum Group Discussion FGD yang dilaksanakan BI dan YLKI pada Maret lalu, ada beberapa masalah yang diselesaikan oleh FGD. Misalnya, penagihan di Citibank. Namun masalah nasabah hanya selesai jika ada yang melapor pada FGD. Ketika melapor diluar FGD masalah menjadi sulit selesai. 52 Menurut pendapat dari Steve Martha, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia AKKI bahwa nasabah berhak menolak jika ada bank yang mendaftarkan naman mereka sebagai debitur kartu kredit tanpa kesepakatan nasabah. Jika ada bank yang bermasalah dengan kartu kredit, hanya BI yang mampu memberikan tindakan langsung kepada bank tersebut. Sedangkan Kepala Biro Humas BI, Difi Ahmad Johnsyah memberikan penjelasan bahwa BI akan mempelajari laporan permasalahan nasabah dan bank penerbit kartu kredit yang datanya ada pada YLKI ini. Jika dibutuhkan, regulator akan mengadakan mediasi. Bila memang bank terbukti melakukan kesalahan, BI akan menegur atau menindak apabila nasabah dirugikan, 50 ibid 51 ibid 52 ibid bank yang bersangkutan dapat diadukan ke Direktorat Investigasi dan Mediasi Perbankan DIMP. 53 Menurut data Bank Indonesia BI hingga akhir triwulan I-2012 ini, Bi telah menerima 148 kasus sengketa perbankan. Dari jumlah tersebut, BI menangani 25 kasus melalui layanan mediasi, total kasus sengketa yang diterima BI mencapai 510 kasus. Mayoritas dari kasus tersebut merupakan kasus terkait ATM dan Kartu kredit. Biasanya penyelesaian kedua jenis kasus itu relatif cepat. Namun apabila sifatnya perbedaan pendapat, maka penyelesaiannya menjadi agak lama. 54 Menurut Deputi Gubernur BI Muliaman Darmansyah Hadad bahwa fokus dari mediasi perbankan yaitu melindungi nasabah sebelum terpaksa dibawa ke pengadilan. Oleh sebab itu bagi nasabah-nasabah kecil, tidak ada pembebanan biaya dalam mediasi BI karena gratis dan prosedurnya sederhana. Sekitar 90 persen dari total kasus sengketa yang diterima BI, telah berhasil dimediasi tahun ini. Dengan adanya edukasi lebih banyak kepada nasabah, nilai sengketa dapat semakin menurun. Namun, mediasi Bi hanya merupakan pertahanan terakhir setelah nasabah dan banknya tidak bisa menyelesaiakn sengketanya. Di Bank sendiri terdapat mekanisme Dispute Resolution, yang jika diselesaikan, nasabah tidak perlu melanjutkan ke mediasi BI. 55 53 ibid 54 Seminar Nasional : Optimalisasi Perlindungan Nasabah di Jakarta 55 ibid 60 BAB IV MEDIASI PERBANKAN SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DAN NASABAH DI PT. BANK DANAMON CABANG MEDAN

A. Pengaturan Mediasi dalam Hukum Perbankan