Penyerahan dimaksud dikarenakan pertimbangan adanya kemudahan serta kemampuan yang diberikan pemerintah dalam hal ini BPPN untuk mengurangi
debitor non PerformingLoan serta memperkecil risiko dalam penyelesaiannya.Dalam proses penyerahan dimaksud oleh pihak Kreditor menyampaiakan semua dokumen-
dokumen perkreditan milik debitro meliputi dokumen jaminan asli dan ulasan latar belakang debitor bersangkutan dari awal hingga kondisi yang terakhir.
Setelah proses serah terima kewajiban dan tanggung jawab debitor antara pihak kreditor dengan BPPN tersebut dilaksanakan, penanganan selanjutnya terhadap
debitor dimaksud delakukan sepenuhnya oleh pihak BPPN.
C. Kendala Pelaksanaan Mediasi pada PT. Bank Danamon Tbk Cabang
Medan
Melalui analisis kasus sengketa perbankan yang sering terjadi pada PT.Bank Danamon Tbk, maka ada 2 hal yang menjadi pokok kendala yang menghambat
penyelesaian kredit bermasalah melalui jalur non litigasi tersebut, yaitu: 1. Itikad baik dari debitor
Itikad disini merupakan suatu keamanan atau niat dari pihak debitor berupa keinginan untuk menyelesaiakn suatu permasalahan. Keinginan ini
biasanya terwujud dalam kesediaan secara pribadi unutk melaksanakan kesepakatan yang telah dibuat bersama antara debitor dengan kreditor,
baik dalam hal ketepatan waktu, jumlah dana yang harus diserahkan maupun tindakan yang bersifat kooperatif sehingga hasil akhir sesuai
dengan apa yang disepakati.
2. Ketidaktepatan waktu Ketidaktepatan waktu disini merupakan suatu keterlambatan debitor
dalam membayar kembali hutangnya yang mengakibatkan penyelesaian menjadi berlarut-larut sehingga beban yang akan ditanggung debitor
semakin besar.
D. Upaya-upaya Mengatasi Kendala Pelaksanaan Mediasi
Bank Indonesia berharap para nasabah sejumlah bank di Indonesia memahami dengan baik mediasi perbankan, sarana mediasi perbankan bertujuan untuk
menyelesaikan persoalan sengketa antara bank dan nasabah melalui win-win solution.
Hubungan antara nasabah dan bank harus berkesinambungan dan saling menguntungkan. Jika ada satu pihak yang merasa dirugikan, apalagi terus menerus
maka hubungan bisa tidak langgeng, hubungan yang sangat lumrah antara struktur, perilaku
dan kinerja
dalam perbankan,
termasuk kinerja
perlindungan konsumen.Aturan yang kurang menyadari perbedaan dan kelemahan itu akan selalu
tidak berhasil untuk mengantisipasi penyalahgunaan oleh salah satu pihak. jika terjadi sengketa, para nasabah, terutama nasabah skala kecil, terancam hak dan
kepentingannya karena sulit untuk menyewa perlindungan hukum atau kuasa hukum guna mengajukan pembelaan. Sedangkan untuk nasabah kecil memang selalu
kesulitan dalam melindungi hak-hak dan kepentingannya. Oleh karena itu ada mediasi sebagai bentuk perlindungan dimana solusinya tidak selalu win-lose namun
berusaha mencari solusi yang damai.
Mekanisme yang ditawarkan oleh mediasi perbankan Bank Indonesia bagi nasabah bersifat murah, cepat dan seimbang bagi kedua pihak yang mengalami
sengketa.BI mengaku masih terdapat kendala untuk menyelesaikan sengketa yang berada di daerah terpencil. Namun BI berusaha mengatasinya dengan cara melakukan
penyelesaian melalui telekonferensi. Mediasi Perbankan berupaya untuk melindungi konsumen nasabah seoptimal
mungkin yang memerlukan perlindungan terhadap tabungannya.Langkah mediasi Sejumlah langkah yang disarankan BI untuk mendapat mediasi perbankan adalah
pertama nasabah harus mencari keterangan dari bank mengenai penyelesaian sengketa melalui mediasi perbankan. Nasabah juga harus memahami surat hasil
penyelesaian pengaduan dari bank sebagai tanggapan terhadap permasalahan yang terjadi. Sengketa dapat diselesaikan oleh mediasi perbankan apabila hal tersebut
belum pernah diupayakan penyelesaiannya oleh bank dan tidak sedang dalam proses hukum.
Hal kedua adalah nasabah dapat mengajukan permohonan penyelesaian sengketa kepada pelaksana fungsi mediasi perbankan secara tertulis dengan
memenuhi dokumen yang dibutuhkan. Dalam hal ini nasabah diharap memberi penjelasan lengkap kepada pelaksana fungsi mediasi perbankan mengenai
permasalahan yang diajukan dan upaya penyelesaian yang telah dilakukan oleh bank. Pada proses ketiga akan dilakukan pertemuan antara nasabah dengan bank
bersangkutan serta mediator perbankan. Hal ini bertujuan untuk mencapai penyelesaian masalah dan mediator dipastikan bersifat netral serta tidak memberikan
rekomendasi dan keputusan. Setelah didapat kesepakatan penyelesaian, nasabah dan
bank bisa mengesahkan Akta Kesepakatan yang bisa memuat kesepakatan penuh, kesepakatan sebagian atas hal yang dipersengketakan ataupun pernyataan tidak
dicapainya kesepakatan dalam proses mediasi. Langkah keempat menurut BI yang harus dilakukan adalah menaati Akta
Kesepakatan dan jika kedua pihak nasabah dan bank belum mencapai kesepakatan maka nasabah tetap bisa melanjutkan upaya penyelesaian melalui jalur arbitrase atau
peradilan. Nasabah berhak meminta informasi yang lebih lengkap kepada bank dan bank terkait wajib memberikan penjelasan mengenai mediasi perbankan sesuai
Peraturan Bank Indonesia Nomor 85PBI2005 dan SE BI Nomor 814DPNP.
75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan