12
BABI PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual
belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta Husnan,2001.
Pasar modal setidaknya memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas
untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh
imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi penigkatan produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi
peningkatan kemakmuran. Fungsi tersebut juga dijalankan oleh perbankan dalam orientasi peningkatan kemakmuran ekonomi suatu masyarakat. Hanya bedanya
dalam pasar modal diperdagangkan dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung, tanpa perantara keuangan yang dalam hal ini adalah lembaga
perbankan itu sendiri Fungsi keuangan yang dijalankan pasar modalyakni mempercepat
likuiditas denganmenyediakantempatdanfasilitasyang mempertemukanantara
13 duapihakyang
berkepentinganyaitupihakyang membutuhkandanaissuerdan pihakyang mendanaiataupenanamsahaminvestor, jadi lebih kepada tempat atau
media penghimpun dana saja.Investormenanamkan dananya
denganharapanmemperolehkeuntunganatauimbalanatasdanayang merekatanam tersebut,sedangkanbagi pihak
perusahaanissuerdanatersebut berguna sebagaialternatif
pendanaansehingga perusahaandapatberoperasi dengansebagaimana mestinya.
Fama dalam Husnan,2003 mengklasifikasikan pasar modal menjadi tiga bentuk berdasarkan sifatnya masing-masing. Pertama bentuk efisiensi lemah
weak form efficient yakni hargayangterbentuk atassuatusaham, merupakan
cermindari pergerakan harga saham yang bersangkutan di masa lalu. Dalam hipotesisini harga saham diasumsikan mencerminkan semua informasi
yangterkandungdalamsejarahmasalalu tentanghargasekuritasyangbersangkutan.
Kedua, bentuk setengah kuat semistrong efficient yaitu dalam proses pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data, harga masa
lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keuangan, laporan tahunan, pengumuman bursa. Dan yang ketiga,
pasarefisienbentukkuat strong form efficient menyatakan bahwa harga yang terjadi mencerminkan semua informasi yang ada,baikinformasi publik public
informationmaupun informasi pribadiprivateinformation. Jadi, dalam hal ini, bentuk kuat mencakup semua informasi historis yang relevan dan juga informasi
yang ada di publik yang relevan, disamping itujuga informasi yang hanya
14 diketahui
oleh beberapa pihak
saja, misalnyamanajemenperusahaan,dewandireksi,dankreditor
Pasar modal dikatakan efisien jika suatu nilai surat berharga mencerminkan informasi yang berakibat langsung terhadap reaksi pasar efek
tersebut. Lebih lanjut Husnan 1998 menyatakan bahwa inefisiensi terjadi ketika harga saham tidak secara penuh mencerminkan informasi yang tersedia
mempengaruhi harga. Secara sederhana,investasidapatdiartikansebagaicara penanamanmodal,
baik langsung maupun tidak langsung, yang bertujuan untuk mendapatkan manfaatkeuntungantertentu sebagaihasilpenanaman modaltersebut.Investasi
yang dilakukan olehinvestor diasumsikan selalu didasarkan pada pertimbangan yang rasional sehingga berbagai
jenis informasi
diperlukan untukpengambilankeputusaninvestasi.Dalam pengambilan keputusan
investasi,sebagaiseorangyang rasional,perhatianinvestorakan
tertujupadatingkatpengembalianrateofreturn investasi.Sementara di sisi lain investasi yang dilakukan mengandung unsur ketidakpastian, ,maka investor juga
harus mempertimbangkan faktor risiko risk. Hubungan return dan risiko searah dan linier, artinya semakin besar return yang diharapkan, maka semakin besar
pula risiko yang harus ditanggung. Dengan kata lain investor
yangberharapmemperolehtingkatkeuntunganyangtinggi,berartibersediamenanggun g risiko yang tinggi pula.
Di dalam berinvestasi, kondisi ekonomi juga menjadi pertimbangan utama dalam membuat keputusan investasi.
Perubahan kondisi ekonomisangat
15 berpengaruh terhadap perilaku pasar di dalam pasar modal. Pengaruhekonomi
yang selalu berdampak padakinerja perusahaan,perubahantujuanperusahaan, pengumuman hasil laporan keuangan akan selalu ditanggapi oleh
pelakupasar.Tanggapanolehpelakupasar ini
berkaitandengankegiataninvestasi yangakanmereka lakukan.
Karenatiapkegiataninvestasiselaludipenuhi ketidakpastianmaka investor membutuhkaninformasiyang akurat, hal ini sebagai dasaruntuk pengambilan
keputusan dalam berinvestasi.Bentukinformasiyangsering digunakanyaituinformasikeuanganyang tertuang dalamlaporankeuanganyang
merupakansalahsatuukurankinerja perusahaan.Bila kinerjakeuanganperusahaanbaik,maka kemungkinanbesar
prospekperusahaandimasamendatang juga akanmenjanjikansehinggaharga saham perusahaan tersebut akan naik, begitu juga sebaliknya. Analisis terhadap
informasikeuangandifokuskanpada penilaiankemampuanperusahaanuntuk menciptakan dan mempertahankan laba di masa mendatang. Investor
membutuhkan informasi keuangan untuk menilai kinerja perusahaan yang tercermindalamlaporankeuangannya sepertilaporanneraca,laporanlaba
rugi, laporan perubahan modaldan laporan perubahan posisikeuanganyang akan
menentukanberbagaikeputusanyangakandiambilsesuaidengankepentingannya.Lap orankeuangan bermanfaatdalam pengambilan kepututsan bagi seorang
investor,dimanadalamjangka pendek
informasi sepertilababersihbermanfaatdalammemprediksireturn investasi Setiowati, 2002.
16 Return investasi yang dalam hal ini adalah returnsaham saham itu sendiri nantinya
dapat digunakan untuk memprediksi abnormalreturn. Abnormal return atau excessive return merupakan kelebihan dari
darireturn actual yang merupakanreturnyang sesungguhnya terjaditerhadap return normal Jogiyanto,2003. Return normal merupakanreturn ekspektasi yaitu
return yang diharapkan olehinvestor. Husnan 2001 mendefinisikan abnormal return sebagai selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan tingkat
keuntungan yang diharapkan. Sedangkan definisi abnormal return menurut Samsul 2006 adalah selisih antara return aktual dan return yang diharapkan
expected return yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi leakage of information sesudah informasi
resmi diterbitkan. Dalam abnormal return, return yang sesungguhnya terjadiinimerupakanreturnyang
terjadipadawaktuket yang merupakanselisihhargasekarangdenganharga sebelumnya atau dapat dihitung
dengan rumus Pi - Pi,
t-1
Pi,
t-1,
Abnormalreturnumumnyamenjadifokusdalam mengamati reaksihargadan khususnyaefisiensi pasar. Efisiensi pasar diuji dengan melihat return tidak normal
abnormal return yang terjadi. Pasar dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar dapat menikmati return yang tidak normal dalam jangka
waktu yang cukup lama, Jogiyanto, 2003. Beaver 1989 memberikan definisi Jogiyanto,2003. Sedangkan returnekspektasi
merupakan return yang harus diestimasi.Menurut Brown dalam Jogiyanto, 2001, return ekspektasi dapat diestimasi dengan menggunakan tiga model estimasi yakni
mean-adjusted model, market model dan market adjusted model.
17 efisiensi pasar yang didasarkan distribusi informasi yakni pasar dikatakan efisien
terhadap suatu sistem informasi, jika dan hanya jika harga-harga sekuritas bertindak seakan-akan setiap orang mengamati sistem informasi tersebut.
Definisi ini secara implisit mengatakan bahwa jika setiap orang mengamati suatu sistem informasi yang menghasilkan informasi, maka
setiap orang dianggap mendapatkan informasi yang sama. Definisi Beaver ini mempunyai arti bahwa pasar dikatakan efisien terhadap suatu set
informasi yang spesifik dihasilkan dari suatu sistem informasi jika harga yang terjadi setelah infomasi diterima oleh pelaku pasar sama
dengan harga yang akan terjadi jika setiap orang mendapatkan set informasi tersebut. Untuk menguji pasar yang efisien, masih dibutuhkan
suatu ukuran pembanding benchmark. Benchmark yang digunakan adalah return normal yang seharusnya diperoleh oleh pelaku pasar.Return
hasil dari informasi kemudian dibandingkan dengan return normal menurut benchmark. Jika hasilnya tidak menyimpang berarti pasar sudah
efisien dan sebaliknya jika hasilnya menyimpang, maka pasar dikatakan tidak efisien. Dengan demikian definisi Beaver ini juga membutuhkan
sebuah model untuk menghitung return normal benchmark tercebut. Model CAPM atau model pasar berdasarkan model indeks tunggal dapat
digunakan untuk menghitung return normal tersebut. Model CAPM atau model pasar berdasarkan model indeks tunggal dapat digunakan untuk
menghitung return normal tersebut. Return normal menurut benchmark kemudian dibandingkan dengan return sesungguhnya yaitu return aktual
18 yang terjadi hasil dari dari distribusi informasi yang diterima oleh
investor. Selisih dari return normal dengan return sesungguhnya ini merupakan return yang tidak normal ini merupakan return yang tidak
normal abnormal return atau disebut juga dengan return yang berkelebihan excessive return Jogiyanto, 2003. Maka dengan demikian
untuk pasar yang efisien menurut Beaver ini, investor tidak akan menikmati abnormal return. Di dalam pasar efisien, investor-investor
secara akurat dapat mengekspektasi harga dari sekuritas dan harga aktual di waktu yang akan datang sama dengan harga yang diekspektasikan.
Oleh karena itu di dalam pasar efisien, return yang diharapkan dari perubahan harga yang diestimasikan sama dengan return aktual dari
perubahan harga yang sesungguhnya terjadi atau dengan kata lain tidak ada abnormal return.
Dalam abnormal return, return yang sesungguhnya
terjadiinimerupakanreturnyang terjadipadawaktuket yang
merupakanselisihhargasekarangdenganharga sebelumnyasecararelatif,sedangkan returnyangdiharapkanmerupakan tingkat return yang diharapkan oleh.
Abarbanel 1997 mengatakan adanya kemungkinan bahwa abnormal return bisa ditentukan lewat analisis fundamental. Satu kondisi untuk
mendapatkan abnormal return adalah ketika informasi yang dihasilkan melalui analisis fundamental yang mampu memprediksi variabel ekonomis kedepannya,
pada akhirnya menentukan harga pasar Abarbanel, 1997. Lev dan Thiagarajan dalam Abarbanel, 1997memperkenalkan sekumpulan indikator fundamental
19 yang terambil dari data akuntansi untuk memprediksi perubahan keuntungan
perusahaan ke depan. Dari pengujiannya ditemukan bahwa indikator-indikator fundamental yang terambil dari laporan keuangan tersebut, yang memiliki
kemampuan memprediksi kemampulabaan perusahaan ke depan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan return saham.Indikatorfundamental
tersebutdapatdiperoleh dari rasiokeuangan. Ada beberapa indikator atau variabel fundamental yang berpengaruh terhadap harga saham.Penman dalam Rosauli
Simanjuntak,2007 menyatakan 4 fundamental screens yang mempengaruhi harga saham yakni PER,PBV, Price to Cashflow, dan Price to Dividen.
Pada penelitianini penulismengambilvariabel rasiokeuanganyaituPBV,PER,ROE
dan Total Asset.Keempatrasiotersebut
diperkirakandapat mempengaruhi hargasaham sehinggainvestorakan mendapatkanreturnsahamyaitu keuntunganyang didapat dari kegiatan investasi
yang pada akhirnya bisa dijadikan dasar dalam memprediksi abnormal return suatu saham.
Beberapa penelitian mengenai abnormal return dan hubungannya terhadap variabel fundamental telah dilakukan sebelumnya.
PenelitisebelumnyayaituSutrisno2001 mengujimengenai hubungan komponen variabel fundamentalyang mencerminkan informasilaba NPM,ROI,ROE
terhadapperubahanharga saham.Hasil penelitiannyayaitu hanyavariabel ROEyang berkorelasi signifikan terhadap perubahan harga saham.
Peneliti lainnya yaitu Setyowati 2002 meneliti mengenaipengaruh kandungan informasikeuangan
assets, liabilities, equity, net sales,netincome
20 terhadapabnormalreturnpadasahamdiBEI.Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa hanyaequityyang memilikipengaruh signifikan terhadap abnormal return. Setyowati menyimpulkan bahwa penelitiannyatersebut
menunjukkanbahwahasilpengujiannyatidakkonsisten denganteoriyang mendasarinya,sehinggakandunganinformasikeuangan dianggapkurang
informatif.Andinova2006menelitipengaruhtotalassets,total liability, NPM, dan ROE terhadap abnormal return. Hasil penelitiannya menunjukkanbahwa
secaraparsialhanyavariabelROEyangtidakpengaruh signifikan terhadapabnormalreturn. Halinitidak sesuaidengan teoriyang telah
ada,dimanasemakin naikROEberartiparapemegang
sahamshareholder menikmatiporsilaba
yang semakinbesar,dimanasahamperusahaanyang memilikiROEtinggicenderung membukukanreturnyang positif.Halini
menunjukkan bahwainformasi laporan keuangancukup mempengaruhi investor. Berdasarkan uraian sebelumnya dankontradiksiantarahasilpenelitianyang
adadiatasdenganteori-teoriyangada,jugaadanyapenelitiyang menyatakan bahwa informasi laporan keuangan cukup informatif dalam artian bahwa
informasi laporan keuangan dapat merubah kepercayaan investor dan juga sebaliknya, maka dalam penelitian ini akan diuji kembali penelitian yang
terdahulu ditelitiapakahinformasilaporan keuanganmemberikan perananyang penting dipasarmodal.
Demikian juga dengan pasar modal Indonesia yang semakin berkembang, menuntut pengetahuan yang baik dalam berinvestasi saham
di pasar modal, sehingga muncul ketertarikan untuk meneliti pengaruh rasio fundamental terhadap abnormal return saham. Oleh karena itu penulis tertarik
21
menelitinya dan memilih judul “Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Abnormal Return Saham pada Sektor Makanan dan Minuman di
Bursa Efek Indonesia BEI”
1.2 Perumusan Masalah