Latar Belakang Masalah Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Abnormal Return Saham pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2011

12 BABI PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta Husnan,2001. Pasar modal setidaknya memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi penigkatan produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran. Fungsi tersebut juga dijalankan oleh perbankan dalam orientasi peningkatan kemakmuran ekonomi suatu masyarakat. Hanya bedanya dalam pasar modal diperdagangkan dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung, tanpa perantara keuangan yang dalam hal ini adalah lembaga perbankan itu sendiri Fungsi keuangan yang dijalankan pasar modalyakni mempercepat likuiditas denganmenyediakantempatdanfasilitasyang mempertemukanantara 13 duapihakyang berkepentinganyaitupihakyang membutuhkandanaissuerdan pihakyang mendanaiataupenanamsahaminvestor, jadi lebih kepada tempat atau media penghimpun dana saja.Investormenanamkan dananya denganharapanmemperolehkeuntunganatauimbalanatasdanayang merekatanam tersebut,sedangkanbagi pihak perusahaanissuerdanatersebut berguna sebagaialternatif pendanaansehingga perusahaandapatberoperasi dengansebagaimana mestinya. Fama dalam Husnan,2003 mengklasifikasikan pasar modal menjadi tiga bentuk berdasarkan sifatnya masing-masing. Pertama bentuk efisiensi lemah weak form efficient yakni hargayangterbentuk atassuatusaham, merupakan cermindari pergerakan harga saham yang bersangkutan di masa lalu. Dalam hipotesisini harga saham diasumsikan mencerminkan semua informasi yangterkandungdalamsejarahmasalalu tentanghargasekuritasyangbersangkutan. Kedua, bentuk setengah kuat semistrong efficient yaitu dalam proses pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data, harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan seperti laporan keuangan, laporan tahunan, pengumuman bursa. Dan yang ketiga, pasarefisienbentukkuat strong form efficient menyatakan bahwa harga yang terjadi mencerminkan semua informasi yang ada,baikinformasi publik public informationmaupun informasi pribadiprivateinformation. Jadi, dalam hal ini, bentuk kuat mencakup semua informasi historis yang relevan dan juga informasi yang ada di publik yang relevan, disamping itujuga informasi yang hanya 14 diketahui oleh beberapa pihak saja, misalnyamanajemenperusahaan,dewandireksi,dankreditor Pasar modal dikatakan efisien jika suatu nilai surat berharga mencerminkan informasi yang berakibat langsung terhadap reaksi pasar efek tersebut. Lebih lanjut Husnan 1998 menyatakan bahwa inefisiensi terjadi ketika harga saham tidak secara penuh mencerminkan informasi yang tersedia mempengaruhi harga. Secara sederhana,investasidapatdiartikansebagaicara penanamanmodal, baik langsung maupun tidak langsung, yang bertujuan untuk mendapatkan manfaatkeuntungantertentu sebagaihasilpenanaman modaltersebut.Investasi yang dilakukan olehinvestor diasumsikan selalu didasarkan pada pertimbangan yang rasional sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untukpengambilankeputusaninvestasi.Dalam pengambilan keputusan investasi,sebagaiseorangyang rasional,perhatianinvestorakan tertujupadatingkatpengembalianrateofreturn investasi.Sementara di sisi lain investasi yang dilakukan mengandung unsur ketidakpastian, ,maka investor juga harus mempertimbangkan faktor risiko risk. Hubungan return dan risiko searah dan linier, artinya semakin besar return yang diharapkan, maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung. Dengan kata lain investor yangberharapmemperolehtingkatkeuntunganyangtinggi,berartibersediamenanggun g risiko yang tinggi pula. Di dalam berinvestasi, kondisi ekonomi juga menjadi pertimbangan utama dalam membuat keputusan investasi. Perubahan kondisi ekonomisangat 15 berpengaruh terhadap perilaku pasar di dalam pasar modal. Pengaruhekonomi yang selalu berdampak padakinerja perusahaan,perubahantujuanperusahaan, pengumuman hasil laporan keuangan akan selalu ditanggapi oleh pelakupasar.Tanggapanolehpelakupasar ini berkaitandengankegiataninvestasi yangakanmereka lakukan. Karenatiapkegiataninvestasiselaludipenuhi ketidakpastianmaka investor membutuhkaninformasiyang akurat, hal ini sebagai dasaruntuk pengambilan keputusan dalam berinvestasi.Bentukinformasiyangsering digunakanyaituinformasikeuanganyang tertuang dalamlaporankeuanganyang merupakansalahsatuukurankinerja perusahaan.Bila kinerjakeuanganperusahaanbaik,maka kemungkinanbesar prospekperusahaandimasamendatang juga akanmenjanjikansehinggaharga saham perusahaan tersebut akan naik, begitu juga sebaliknya. Analisis terhadap informasikeuangandifokuskanpada penilaiankemampuanperusahaanuntuk menciptakan dan mempertahankan laba di masa mendatang. Investor membutuhkan informasi keuangan untuk menilai kinerja perusahaan yang tercermindalamlaporankeuangannya sepertilaporanneraca,laporanlaba rugi, laporan perubahan modaldan laporan perubahan posisikeuanganyang akan menentukanberbagaikeputusanyangakandiambilsesuaidengankepentingannya.Lap orankeuangan bermanfaatdalam pengambilan kepututsan bagi seorang investor,dimanadalamjangka pendek informasi sepertilababersihbermanfaatdalammemprediksireturn investasi Setiowati, 2002. 16 Return investasi yang dalam hal ini adalah returnsaham saham itu sendiri nantinya dapat digunakan untuk memprediksi abnormalreturn. Abnormal return atau excessive return merupakan kelebihan dari darireturn actual yang merupakanreturnyang sesungguhnya terjaditerhadap return normal Jogiyanto,2003. Return normal merupakanreturn ekspektasi yaitu return yang diharapkan olehinvestor. Husnan 2001 mendefinisikan abnormal return sebagai selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Sedangkan definisi abnormal return menurut Samsul 2006 adalah selisih antara return aktual dan return yang diharapkan expected return yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi leakage of information sesudah informasi resmi diterbitkan. Dalam abnormal return, return yang sesungguhnya terjadiinimerupakanreturnyang terjadipadawaktuket yang merupakanselisihhargasekarangdenganharga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus Pi - Pi, t-1 Pi, t-1, Abnormalreturnumumnyamenjadifokusdalam mengamati reaksihargadan khususnyaefisiensi pasar. Efisiensi pasar diuji dengan melihat return tidak normal abnormal return yang terjadi. Pasar dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar dapat menikmati return yang tidak normal dalam jangka waktu yang cukup lama, Jogiyanto, 2003. Beaver 1989 memberikan definisi Jogiyanto,2003. Sedangkan returnekspektasi merupakan return yang harus diestimasi.Menurut Brown dalam Jogiyanto, 2001, return ekspektasi dapat diestimasi dengan menggunakan tiga model estimasi yakni mean-adjusted model, market model dan market adjusted model. 17 efisiensi pasar yang didasarkan distribusi informasi yakni pasar dikatakan efisien terhadap suatu sistem informasi, jika dan hanya jika harga-harga sekuritas bertindak seakan-akan setiap orang mengamati sistem informasi tersebut. Definisi ini secara implisit mengatakan bahwa jika setiap orang mengamati suatu sistem informasi yang menghasilkan informasi, maka setiap orang dianggap mendapatkan informasi yang sama. Definisi Beaver ini mempunyai arti bahwa pasar dikatakan efisien terhadap suatu set informasi yang spesifik dihasilkan dari suatu sistem informasi jika harga yang terjadi setelah infomasi diterima oleh pelaku pasar sama dengan harga yang akan terjadi jika setiap orang mendapatkan set informasi tersebut. Untuk menguji pasar yang efisien, masih dibutuhkan suatu ukuran pembanding benchmark. Benchmark yang digunakan adalah return normal yang seharusnya diperoleh oleh pelaku pasar.Return hasil dari informasi kemudian dibandingkan dengan return normal menurut benchmark. Jika hasilnya tidak menyimpang berarti pasar sudah efisien dan sebaliknya jika hasilnya menyimpang, maka pasar dikatakan tidak efisien. Dengan demikian definisi Beaver ini juga membutuhkan sebuah model untuk menghitung return normal benchmark tercebut. Model CAPM atau model pasar berdasarkan model indeks tunggal dapat digunakan untuk menghitung return normal tersebut. Model CAPM atau model pasar berdasarkan model indeks tunggal dapat digunakan untuk menghitung return normal tersebut. Return normal menurut benchmark kemudian dibandingkan dengan return sesungguhnya yaitu return aktual 18 yang terjadi hasil dari dari distribusi informasi yang diterima oleh investor. Selisih dari return normal dengan return sesungguhnya ini merupakan return yang tidak normal ini merupakan return yang tidak normal abnormal return atau disebut juga dengan return yang berkelebihan excessive return Jogiyanto, 2003. Maka dengan demikian untuk pasar yang efisien menurut Beaver ini, investor tidak akan menikmati abnormal return. Di dalam pasar efisien, investor-investor secara akurat dapat mengekspektasi harga dari sekuritas dan harga aktual di waktu yang akan datang sama dengan harga yang diekspektasikan. Oleh karena itu di dalam pasar efisien, return yang diharapkan dari perubahan harga yang diestimasikan sama dengan return aktual dari perubahan harga yang sesungguhnya terjadi atau dengan kata lain tidak ada abnormal return. Dalam abnormal return, return yang sesungguhnya terjadiinimerupakanreturnyang terjadipadawaktuket yang merupakanselisihhargasekarangdenganharga sebelumnyasecararelatif,sedangkan returnyangdiharapkanmerupakan tingkat return yang diharapkan oleh. Abarbanel 1997 mengatakan adanya kemungkinan bahwa abnormal return bisa ditentukan lewat analisis fundamental. Satu kondisi untuk mendapatkan abnormal return adalah ketika informasi yang dihasilkan melalui analisis fundamental yang mampu memprediksi variabel ekonomis kedepannya, pada akhirnya menentukan harga pasar Abarbanel, 1997. Lev dan Thiagarajan dalam Abarbanel, 1997memperkenalkan sekumpulan indikator fundamental 19 yang terambil dari data akuntansi untuk memprediksi perubahan keuntungan perusahaan ke depan. Dari pengujiannya ditemukan bahwa indikator-indikator fundamental yang terambil dari laporan keuangan tersebut, yang memiliki kemampuan memprediksi kemampulabaan perusahaan ke depan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan return saham.Indikatorfundamental tersebutdapatdiperoleh dari rasiokeuangan. Ada beberapa indikator atau variabel fundamental yang berpengaruh terhadap harga saham.Penman dalam Rosauli Simanjuntak,2007 menyatakan 4 fundamental screens yang mempengaruhi harga saham yakni PER,PBV, Price to Cashflow, dan Price to Dividen. Pada penelitianini penulismengambilvariabel rasiokeuanganyaituPBV,PER,ROE dan Total Asset.Keempatrasiotersebut diperkirakandapat mempengaruhi hargasaham sehinggainvestorakan mendapatkanreturnsahamyaitu keuntunganyang didapat dari kegiatan investasi yang pada akhirnya bisa dijadikan dasar dalam memprediksi abnormal return suatu saham. Beberapa penelitian mengenai abnormal return dan hubungannya terhadap variabel fundamental telah dilakukan sebelumnya. PenelitisebelumnyayaituSutrisno2001 mengujimengenai hubungan komponen variabel fundamentalyang mencerminkan informasilaba NPM,ROI,ROE terhadapperubahanharga saham.Hasil penelitiannyayaitu hanyavariabel ROEyang berkorelasi signifikan terhadap perubahan harga saham. Peneliti lainnya yaitu Setyowati 2002 meneliti mengenaipengaruh kandungan informasikeuangan assets, liabilities, equity, net sales,netincome 20 terhadapabnormalreturnpadasahamdiBEI.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanyaequityyang memilikipengaruh signifikan terhadap abnormal return. Setyowati menyimpulkan bahwa penelitiannyatersebut menunjukkanbahwahasilpengujiannyatidakkonsisten denganteoriyang mendasarinya,sehinggakandunganinformasikeuangan dianggapkurang informatif.Andinova2006menelitipengaruhtotalassets,total liability, NPM, dan ROE terhadap abnormal return. Hasil penelitiannya menunjukkanbahwa secaraparsialhanyavariabelROEyangtidakpengaruh signifikan terhadapabnormalreturn. Halinitidak sesuaidengan teoriyang telah ada,dimanasemakin naikROEberartiparapemegang sahamshareholder menikmatiporsilaba yang semakinbesar,dimanasahamperusahaanyang memilikiROEtinggicenderung membukukanreturnyang positif.Halini menunjukkan bahwainformasi laporan keuangancukup mempengaruhi investor. Berdasarkan uraian sebelumnya dankontradiksiantarahasilpenelitianyang adadiatasdenganteori-teoriyangada,jugaadanyapenelitiyang menyatakan bahwa informasi laporan keuangan cukup informatif dalam artian bahwa informasi laporan keuangan dapat merubah kepercayaan investor dan juga sebaliknya, maka dalam penelitian ini akan diuji kembali penelitian yang terdahulu ditelitiapakahinformasilaporan keuanganmemberikan perananyang penting dipasarmodal. Demikian juga dengan pasar modal Indonesia yang semakin berkembang, menuntut pengetahuan yang baik dalam berinvestasi saham di pasar modal, sehingga muncul ketertarikan untuk meneliti pengaruh rasio fundamental terhadap abnormal return saham. Oleh karena itu penulis tertarik 21 menelitinya dan memilih judul “Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Abnormal Return Saham pada Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia BEI”

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 84 79

Analisis Pengaruh ROA, ROE, DAN TATO Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 55 95

Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

0 64 91

Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 59 80

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Perusahaan Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 62

PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013.

0 2 17

PENGARUH INFORMASI FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 27

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Harga Saham pada Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2011.

0 0 18

ANALISIS PENGARUH VARIABEL PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 9 155

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 20