Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal PT. Proskuneo Kadarusman Baru Jakarta

(1)

Galangan Kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta. Dibimbing oleh MOHAMMAD IMRON dan VITA RUMANTI KURNIAWATI.

Berdasarkan data aktivitas kapal PPS Nizam Zachman tahun 2007 sampai 2010, jumlah kapal yang melakukan kegiatan tambat labuh terus meningkat. Dengan demikian, peningkatan jumlah kapal akan menjadi target potensial pasar bagi galangan yang ada di sekitar PPS Nizam Zachman. Salah satu galangan kapal yang berperan dalam melayani kapal-kapal di sekitar PPS Nizam Zachman adalah PT. Proskuneo Kadarusman. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang meningkat, PT. Proskuneo Kadarusman harus dapat mengimbangi dengan meningkatkan produktivitas dan daya saing. Upaya meningkatkan produktivitas galangan salah satunya dengan cara meningkatkan teknologi. Peningkatan teknologi perlu didahului dengan penilaian terhadap tingkat teknologi. Penilaian tingkat teknologi dilakukan dengan menghitung nilai TCC (technology contribution coefficient) dari komponen teknologi technoware

(fasilitas rekayasa), humanware (kemampuan manusia), infoware (informasi) dan

orgaware (organisasi). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 dengan menggunakan metode studi kasus di PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta. Analisis data yang digunakan adalah analisis TCC (technology contribution coefficient) dengan menilai kontribusi komponen teknologi yang meliputi komponen technoware, humanware, infoware dan orgaware. Galangan PT. Proskuneo Kadarusman merupakan salah satu galangan yang aktif melayani reparasi dan produksi kapal dengan memiliki manajemen galangan yang baik yang meliputi struktur organisasi, sumberdaya manusia, pelayanan reparasi dan produksi serta sistem informasi internal dan eksternal. Nilai kontribusi komponen

humanware memiliki nilai kontribusi tetinggi sebesar 0,6778 sedangkan komponen infoware memiliki kontribusi terendah sebesar 0,4398. Nilai TCC dari galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman sebesar 0,5206 menunjukkan bahwa teknologi di galangan tersebut berada pada level semi modern.


(2)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Galangan kapal merupakan suatu industri yang menghasilkan keluaran (output) berupa kapal, bangunan lepas pantai atau alat-alat apung lainnya (Widjaja 1996). Mutu keterampilan dan pengalaman serta dukungan sejumlah mesin dan peralatan dengan teknologi merupakan faktor-faktor utama yang berpengaruh dalam kekuatan dan kemampuan kapal yang diproduksi oleh galangan kapal.

Galangan kapal di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dalam pembuatan kapal. Hal ini berdasarkan tujuan pembuatan kapal dan teknologi yang tersedia di galangan. Berdasarkan tujuannya kapal dapat dibedakan menjadi kapal perikanan dan kapal pengangkut. Berdasarkan teknologinya, dapat dibedakan menjadi kapal yang dibangun dengan teknologi modern dan tradisional. Dengan demikian setiap galangan kapal memiliki kualitas dan kemampuan produksi yang berbeda-beda.

Secara garis besar pembangunan kapal perikanan di galangan kapal Indonesia terdiri dari cara tradisional dan cara modern. Galangan kapal dengan cara tradisional mengandalkan kemampuan yang diturunkan secara tradisi dan turun menurun serta tidak memiliki perencanaan umum dalam proses produksinya. Sementara itu, galangan kapal dengan cara modern telah menggunakan perencanaan pembuatan sesuai dengan acuan perkapalan yang berlaku di Indonesia.

Muara baru merupakan salah satu pusat kegiatan perikanan daerah Jakarta yang terletak di Jakarta bagian utara. Muara baru ini menjadi pusat kegiatan perikanan laut yakni dengan adanya Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman yang memiliki fasilitas pendukung termasuk galangan kapal di sekitar pelabuhan. Berdasarkan data aktivitas kapal di PPS Nizam Zachman tahun 2007 sampai 2010, jumlah kapal yang melakukan kegiatan tambat labuh terus meningkat (KKP 2010). Dengan demikian peningkatan jumlah kapal akan menjadi target potensial pasar bagi galangan yang ada di sekitar PPS Nizam Zachman. Salah satu galangan kapal yang berperan dalam melayani kapal-kapal di sekitar PPS Nizam Zachman adalah PT. Proskuneo Kadarusman. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang meningkat, PT. Proskuneo


(3)

Kadarusman harus dapat mengimbangi dengan meningkatkan produktivitas dan daya saing. Upaya meningkatkan produktivitas galangan salah satunya dengan cara meningkatkan teknologi.

Peningkatan teknologi perlu didahului dengan penilaian terhadap tingkat teknologi. Saat ini, penilaian tentang tingkat teknologi pada galangan PT. Proskuneo Kadarusman belum dilakukan. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan penilaian tingkat teknologi pada galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman. Penilaian tingkat teknologi berguna untuk mengetahui sejauh mana tingkat teknologi yang mencakup komponen humanware, technoware, infoware

dan orgaware dalam pembuatan dan perbaikan kapal pada galangan kapal tersebut. Dengan demikian, pihak galangan dapat mengidentifikasi komponen teknologi mana yang paling tepat sebagai sasaran pengembangan teknologi demi kemajuan galangan kapal tersebut.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mendeskripsikan manajemen galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta; dan

2) Menganalisis tingkat teknologi di PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta berdasarkan komponen teknologi yang diteliti.

1.3 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak yang terkait mengenai tingkat teknologi galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan atau masukan bagi pihak galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman untuk pengembangan teknologi dan kemajuan galangan kapal.

1.4 Kerangka Penelitian

Kegiatan penelitian dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu pendahuluan penelitian, pelaksanaan penelitian serta pengolahan dan analisis data. Tahap pendahuluan


(4)

  administrasi perizinan. Tahap pelaksanaan penelitian meliputi pengamatan dan wawancara, pengambilan data sekunder dan pengambilan dokumentasi. Tahap selanjutnya yaitu pengolahan dan analisis data yang telah diperoleh dari lapangan sehingga data dapat diinterpretasikan. Kerangka penelitian tersebut disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka Penelitian Menyusun usulan penelitian

Survey pendahuluan

Pelaksanaan penelitian

Pengamatan dan wawancara

Pengambilan data sekunder

Pengambilan dokumentasi

Pengolahan data

Analisis data

Pembahasan Data pembanding


(5)

2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknologi

Salah satu cara yang dapat ditempuh manusia agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan tuntutan zaman adalah melalui penerapan dan pengembangan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Menurut Sewoyo (2001) dalam Suryansyah (2005) mengemukakan bahwa teknologi dapat berupa teknik, metode atau cara serta peralatan yang digunakan untuk menyelenggarakan suatu rancangan transformasi input menjadi output dengan sasaran tertentu yang didasarkan atas hasil ilmu pengetahuan dan rekayasa tercapai. Menurut Nazaruddin (2008), teknologi dapat dipandang dalam konteks produksi sebagai kombinasi dari empat komponen dasar yang berintegrasi secara dinamis dalam suatu proses trasformasi.

Sistem transformasi memerlukan keempat komponen teknologi secara simultan. Transformasi tidak dapat dilakukan tanpa salah satu dari keempat komponen tersebut. Berikut penjelasan dari keempat komponen teknologi (UNESCAP 1989 dalam Wiratmaja et al 2004).

1) Fasilitas rekayasa (technoware) merupakan teknologi yang melekat pada objek (object-embodied technology). Fasilitas ini mencakup peralatan, perlengkapan, mesin-mesin, alat pengangkutan dan infrastruktur fisik;

2) Kemampuan manusia (humanware) merupakan teknologi yang melekat pada manusia (human-embodied technology). Kemampuan manusia ini mencakup pengetahuan, ketrampilan, kebijakan, kreativitas dan pengalaman;

3) Informasi (infoware) merupakan teknnologi yang melekat pada dokumen (document-embodied technology). Informasi berkaitan dengan proses, prosedur, teknik, metode, teori, spesifikasi, pengamatan dan keterkaitan;

4) Organisasi (orgaware) merupakan teknologi yang melekat pada kelembagaan (institution-embodied technology). Organisasi ini mencakup praktik-praktik manajemen, linkages dan pengaturan organisasional.


(6)

  demikian, keempat komponen teknologi tersebut saling melengkapi dan diperlukan secara simultan pada setiap fasilitas transformasi. Komponen-komponen teknologi juga berinteraksi dalam bentuk yang kompleks. Gambar interaksi dinamis antara komponen teknologi disajikan pada Gambar 2.

Sumber : Wiratmaja et al (2004)

Gambar 2 Interaksi dinamis antara komponen teknologi

2.2 Penilaian Teknologi

Dalam dunia industri yang terus menerus berkembang menuntut perusahaan agar dapat mengikuti perkembangan teknologi sehingga dapat lebih berperan dalam persaingan industri. Untuk itu, perusahaan harus dapat mengidentifikasi tingkat muatan teknologi yang digunakan. Penilaian teknologi merupakan tinjauan teknologi yang teratur tentang kekuatan dan kelemahan teknologi yang berkaitan dengan produk dan proses. Penilaian teknologi dapat berupa : melakukan pemeriksaan dan audit terhadap teknologi yang digunakan serta melakukan perbandingan dengan dasar bench-marking antara teknologi yang digunakan terhadap praktek industri terbaik. Penilaian teknologi menurut Lowe (1995) dalam Fauzan (2009) bertujuan untuk :

1) Menjelaskan dan menilai teknologi yang sedang digunakan;

2) Melakukan evaluasi biaya dan nilai tambah dari teknologi yang digunakan;


(7)

3) Melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan dari operasi teknologi perusahaan;

4) Menunjukkan cara membangun atau meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan melalui pemanfaatan yang lebih baik dari teknologi yang ada; 5) Melakukan indentifikasi teknologi yang ada dan tersedia yang dapat

dimanfaatkan perusahaan dalam produk dan operasi bisnisnya;

6) Menentukan dampak dan nilai tambah dari suatu penggunaan teknologi baru; dan

7) Menilai pilihan teknologi yang mungkin bagi perusahaan.

2.2.1 Alat penilaian teknologi

Salah satu metode untuk menilai teknologi diantaranya metode teknometrik. Menurut Indrawati (2003) metode teknometrik mendefinisikan koefisien kontribusi teknologi (Technology Contribution Coeffisien/TCC) dalam suatu fasilitas transformasi dan diberikan dalam persamaan : TCC = Tβt x Hβh x Iβi x Oβo T, H, I, O adalah konstribusi dari masing-masing komponen teknologi dan β merupakan intensitas kontribusi dari masing-masing komponen terhadap koefisien TCC.

2.2.2 Alasan menggunakan metode teknometrik

Penilaian teknologi dengan metode teknometrik memiliki sifat yang menguntungkan dalam penggunaannya. Menurut Indrawati (2003), sifat-sifat TCC antara lain :

1) Fungsi TCC tidak memungkinkan bernilai nol karena tidak ada aktifitas transformasi tanpa keterlibatan seluruh komponen teknologi;

2) Persamaan memenuhi “Law of Diminishing Return” , artinya bila ingin meningkatkan teknologi melalui salah satu komponennya, sementara yang lain dipertahankan tetap secara matematis dapat dilakukan dengan menurunkan persamaan TCC terhadap salah satu komponen teknologi;

3) Proporsi kenaikan TCC akan sama dengan jumlah proporsi kenaikan pada keempat komponen teknologi yang diboboti oleh β-nya.


(8)

  Terdapat lima langkah untuk mengestimasi nilai TCC (Nazaruddin 2008), yaitu :

1) Estimasi derajat kecanggihan

Untuk menentukan derajat kecanggihan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Melakukan penelitian kualitatif untuk keempat komponen teknologi dan mengumpulkan semua informasi teknologi yang relevan;

(2) Mengidentifikasikan semia item utama masing-masing komponen teknologi, berdasarkan penelitian kualitatif yang dilakukan;

(3) Menentukan batas atas dan batas bawah derajat kecanggihan masing-masing komponen teknologi pada fasilitas yang diamati.

2) Pengkajian state of the art

Pendekat yang digunakan untuk mengkaji state of the art komponen teknologi didasarkan pada kriteria generik, yaitu kriteria yang dikembangkan dengan sistem rating state of the art keempat teknologi. Setiap kriteria diberi skor 10 untuk spesifikasi terbaik dan skor 0 untuk spesifikasi terendah yang diijinkan. Sementara skor untuk nilai spesifikasi diantaranya dilakukan dengan bantuan interpolasi.

3) Penentuan kontribusi komponen

Konstribusi komponen ditentukan dengan menggunakan nilai-nilai yang telah diperoleh dari batasan derajat kecanggihan dan rating state of the art

melalui persamaan :

T = ………...…….. (1)

H = ……….. (2)

I = ………...…..…… (3)

O = ………...………. (4) Keterangan : LT = batas bawah technoware LI = batas bawah infoware

ST = SOTA technoware SI = SOTA infoware

UT = batas atas technoware UI = batas atas infoware

LH = batas bawah humanware LO = batas bawah orgaware

SH = SOTA humanware SO = SOTA infoware


(9)

4) Pengkajian intensitas kontribusi komponen

Berikut ini adalah prosedur untuk melakukan estimasi intensitas kontribusi komponen :

(1) Untuk fasilitas transformasi yang sedang diamati keempat komponen teknologi disusun secara hierarki menurut kenaikkan tingkat kepentingan;

(2) Tingkat kepentingan relatif ditentukan dengan matriks perbandingan berpasangan;

(3) Perbandingan berpasangan harus memenuhi syarat konsistensi, artinya memenuhi aturan ordinal.

5) Perhitungan TCC

Dengan menggunakan nilai T, H, I, O dan nilai β-nya, koefisien kontribusi teknologi (TCC) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

TCC = Tβt x Hβh x Iβi x Oβo ……….….. (5) Keterangan :

TCC = technology contribution coefficient

T = nilai konstribusi komponen technoware

βt = nilai intensitas konstribusi komponen technoware

H = nilai konstribusi komponen humanware

βh = nilai intensitas konstribusi komponen humanware

Nilai TCC dari suatu perusahaan menunjukkan kontribusi teknologi dari operasi transformasi total terhadap output. Menurut Wiraatmaja dan Ma’ruf (2004) nilai dari TCC dapat menunjukkan level teknologi pada suatu perusahaan seperti yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Penilaian kualitatif TCC

Nilai TCC Klasifikasi 0 < TCC ≤ 0,3 Tradisional 0,3 < TCC ≤ 0,7 Semi Modern 0,7 < TCC ≤ 1,0 Modern Sumber: Wiratmaja, Masni dan Diawati (2004)


(10)

  2.3 Galangan Kapal

Galangan kapal adalah suatu industri yang berorientasi untuk menghasilkan suatu produk seperti kapal (ship), bangunan lepas pantai (offshore) dan bangunan terapung (floating plant) untuk kebutuhan pelanggan (Stroch 1995). Galangan kapal merupakan bangunan atau tempat yang terletak ditepi pantai perairan laut atau ditepi sungai yang berfungsi sebagai tempat untuk membangun dan mereparasi kapal (Mazurkiewich 1981 dalam Prawitaningrum 2002).

2.3.1 Pelayanan yang diberikan oleh galangan

Perawatan kapal bertujuan agar kapal selalu dalam keadaan baik, bersih dan rapi baik bagian luar maupun bagian dalam kapal, sehingga bila sewaktu-waktu diperlukan kapal tetap dapat menjalankan fungsinya dengan baik (Novita 2007). Menurut Simbolon D (1992) dalam Fauziyah (1997), perawatan kapal baik kapal kayu maupun kapal besi pada umumnya terdiri dari empat bagian utama, yaitu : 1) Pemeliharaan harian (pemeliharaan rutin)

2) Pemeliharaan tahunan (servis tahunan) 3) Dok besar (servis besar)

4) Pemeliharaan darurat (servis darurat).

Korniak dalam Rusman (1982) menyatakan bahwa klasifikasi perbaikan kapal perikanan dapat dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu :

1) Badan kapal, meliputi perbaikan kapal pada umumnya (perbaikan jangkar, baling-baling, perkayuan, pengecatan, dll)

2) Mesin kapal, meliputi perbaikan mesin utama dan mesin bantu, instalasi pipa, cerobong dan tangki-tangki, instalasi dan perawatan elektrik, peralatan pengukur, dll)

3) Instalasi khusus, meliputi perbaikan alat penangkapan ikan, peralatan navigasi dan penelitian, instalasi pendingin, instalasi pengangkutan dan perlengkapan processing hasil tangkapan.


(11)

2.3.2 Fasilitas pokok galangan

Galangan kapal untuk pembangunan dan perbaikan memiliki fasilitas khusus yang biasanya disebut struktur utama galangan (Widjaja 1996).

1. Dok kapal

Dok kapal adalah landasan di tepi laut/perairan yang dipergunakan untuk membangun/merakit kapal (Soegiono 2006). Umumnya landasan tersebut miring kearah permukaan air dan memanjang sampai ke bawah permukaan air yang dimaksudkan untuk meluncurkan kapal ke air setelah selesai dibangun. 1) Slipway

(1) Memanjang (longitudinal) digunakan untuk peluncuran kapal secara memanjang.

(2) Melintang (transversal) digunakan untuk peluncuran kapal secara melintang.

2) Marine railway digunakan untuk peluncuran baik kapal baru atau docking

untuk perbaikan kapal.

3) Lift digunakan untuk pembangunan kapal baru atau docking.

4) Floating Dock (dok apung) digunakan terutama untuk pekerjaan reparasi, tetapi dapat digunakan untuk peluncuran kapal baru.

5) Graving Dock (dok kolam) merupakan suatu bangunan dari beton dengan bentuk seperti kolam yang dilengkapi dengan pintu kedap di mulut galangan dan pompa sebagai modal utama dalam pengoperasiannya.

6) Drydock (dok kering)

(1) Dok darurat untuk docking kapal yang memiliki draught yang lebih dari normal dan kerusakan badan kapal yang serius.

(2) Dok perbaikan dan perawatan kapal tanpa cargo.

(3) Membangun kapal terutama bagi konstruksi kapal dengan dalam yang cukup.

(4) Membangun dan docking kapal untuk konstruksi kapal dengan kedalaman yang cukup.

Menurut A. Koniak dalam Ikhlas (1992), terdapat dua jenis instalasi doking yang sering digunakan kapal-kapal perikanan, yaitu :


(12)

  (2) Dok apung (floating dok) untuk kapal-kapal perikanan yang berukuran

sampai 500 GT.

2. Gudang material

Gudang material merupakan salah satu fasilitas yang sangat diperlukan untuk menunjang proses produksi kapal, khususnya sebagai tempat penyimpanan sementara material atau komponen yang dibutuhkan dalam suatu galangan kapal.gudang material ini merupakan suatu starting point dari suatu proses produksi, sehingga lokasi dari gudang material ini diusahakan agar sedekat mungkin dengan pintu masuk galangan kapal. Gudang material memiliki fungsi utama untuk menunjang proses produksi khususnya untuk memberikan fasilitas penerimaan, pemeriksaan dan penyimpanan material yang dibutuhkan galangan kapal.

3. Bengkel

1) Bengkel persiapan

Pada bengkel persiapan, material yang telah dikirim dari gudang mendapat perlakuan pemeliharaan atau perawatan agar siap untuk dikerjakan dalam proses produksi selanjutnya. Pada umumnya, proses pekerjaan perawatan dilaksanakan otomatis sebagai satu kesatuan operasi secara terus menerus. 2) Bengkel pabrikasi

Pada bengkel pabrikasi, material yang telah mengalami pekerjaan perawatan kemudian dipotong atau dibentuk menjadi beberapa komponen kapal yang siap diproses lebih lanjut.

3) Bengkel assembly

Pada bengkel assembly, material yang telah dipotong dan dibentuk sesuai dengan kontur yang diinginkan kemudian diassembly atau dirangkai sesuai dengan posisi dari komponen blok-blok dalam suatu kerangka kapal yang utuh.

4. Kantor galangan merupakan salah satu fasilitas yang digunakan sebagai tempat memulainya kegiatan pokok dalam proses pembangunan kapal,yaitu penyusunan persyaratan teknis, rancangan awal, rancangan kontrak kemudian proses kontrak.


(13)

3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2011. Pengamatan dan pengumpulan data akan dilaksanakan bulan Agustus 2011 di PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta. Hingga pengolahan data akan dilakukan pada bulan September 2011. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Peta lokasi penelitian

3.2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner dan kamera digital. Objek penelitian ini adalah kapal dan galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Hasan (2002) studi kasus merupakan penelitian mengenai suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari


(14)

  gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus yang kemudian hasilnya dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Kasus yang dikaji dari penelitian ini adalah tingkat teknologi pada galangan PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta.

3.3.1 Jenis data

Jenis data terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung sesuai dengan tujuan studi. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari suatu sumber publikasi (pihak lain yang mengumpulkan dan mengolahnya).

Jenis data Data yang diperlukan Metode pengambilan

Primer (1)Data keadaan umum galangan kapal

(2)Data komponen teknologi galangan kapal

(1)Teknik pengamatan dan wawancara dengan kuisioner

(2)Teknik pengamatan dan wawancara dengan kuisioner

Sekunder (1) Laporan resmi (2) Data pembanding

(1) Studi pustaka (2) Studi pustaka

3.3.2 Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan cara mengelompokkan data hasil wawancara berdasarkan jenis kompenen teknologi ke dalam tabel penilaian dasar komponen teknologi untuk kemudian dilakukan analisis data.

3.3.3 Analisis data

Untuk menilai tingkat teknologi PT. Proskuneo Kadarusman digunakan analisis TCC (Technologi Contibution Coefficient). Kriteria komponen teknologi yang diteliti mengacu pada kriteria yang digunakan oleh Wiraatmaja (2004). Terdapat lima langkah untuk mengestimasikan nilai TCC, yaitu:

1) Estimasi derajat kecanggihan

Nilai derajat kecanggihan menunjukkan kecanggihan dari setiap komponen teknologi yang ada di galangan. Estimasi derajat kecanggihan dilakukan dengan mengacu pada salah satu prosedur yang diusulkan UN-ESCAP (1989). Untuk lebih jelasnya, prosedur tersebut disajikan pada Tabel 2.


(15)

Tabel 2 Kriteria pemberian skor derajat kecanggihan komponen teknologi Derajat Kecanggihan Komponen Teknologi

Skor Technoware Humanware Infoware Orgaware Fasilitas manual (manual facilities) Kemampuan mengoperasikan (operating abilities) Fakta pengenalan (familianzing facts) Kerangka kerja usaha (striving frameworks)

1 2 3

Fasilitas tenaga penggerak (power facilities) Kemampuan memasang (setting-up abilities) Fakta penguraian (describing facts) Kerangka kerja ikatan (tie-up frameworks)

2 3 4

Fasilitas serbaguna

(general purpose facilities) Kemampuan mereparasi (repairing abilities) Fakta pengkhususan (specifying fact)

Kerangka kerja bertindak berani (venturing frameworks)

3 4 5

Fasilitas penggunaan khusus (special purpose facilities)

Kemampuan reproduksi (reproducing abilities) Fakta penggunaan (utilizing facts)

Kerangka kerja proteksi (protecting frameworks)

4 5 6

Fasilitas otomatisasi (automatic facilities) Kemampuan mengadaptasi (adaptation abilities) Fakta pemahaman (comprehending facts) Kerangka kerja stabilitasi (stabiling frameworks)

5 6 7

Fasilitas terkomputerisasi (computerized facilities) Kemampuan mengembangkan (improving abilities) Fakta pembiasaan (generalizing facts) Kerangka kerja perluasan cakrawala (prospecting frameworks)

6 7 8

Fasilitas integrasi (integrated facilities) Kemampuan inovasi (innovation abililities) Fakta pengkajian (assessing facts) Kerangka kerja memimpin (leading frameworks)

7 8 9

Sumber: Wiratmaja, Masni dan Diawati (2004)

2) Pengkajian state of the art

State of the art adalah tingkat kompleksitas dari masing-masing komponen teknologi. Sebelum dilakukan pengkajian terhadap rating state of the art setiap komponen, terlebih duhulu dilakukan penilaian terhadap masing-masing kriteria pada setiap komponen teknologi.


(16)

  Tabel 3 Matriks penilaian kriteria komponen technoware

No Kriteria Komponen

Technoware Keterangan Skor

1 Tipe mesin yang

digunakan

Manual (0); mekanik (5); otomatis (10)

2 Tipe proses yang

diterapkan

Sederhana: hanya satu operasi diterapkan dalam tiap proses (2,5); kombinasi lebih dari satu operasi yang sama pada satu pekerjaan (5); kombinasi lebih dari satu operasi berbeda pada suatu pekerjaan (7,5); progresif: lebih dari satu operasi yang diselenggarakan paralel pada pekerjaan yang berbeda pos (10)

3 Tipe operasi yang

diselenggarakan

Tiap poin 2,5: Pemotongan; pembengkokkan; Penggambaran; penekanan

4 Rata-rata kesalahan yang terjadi pada saat reparasi kapal

0% (10); 6-10% (5); 25%(0)

5 Frekuensi untuk perawatan mesin

Pemeliharaan preventif (10); pemeliharaan dilakukan tetapi tidak secara periodik (5); pemeliharaan pemulihan (0)

6 Keahlian teknis operator yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin

Tidak perlu keahlian teknis (10); perlu tingkat keterampilan tertentu (5); perlu keahlian teknis yang spesifik (0)

7 Pemeriksaan pada setiap pekerjaan

Pemeriksaan terkomputerisasi (10); pemeriksaan manual (5); tidak diperlukan pemeriksaan (0)

8 Pengukuran pada setiap pekerjaan

Kompleks dan terkomputerisasi (10); sederhana dan sketsa tangan (0)

9 Tingkat keselamatan dan keamanan kerja

Aman (10); wajar (5); bahaya (0)


(17)

Tabel 4 Matriks penilaian kriteria komponen humanware

No Kriteria Komponen

Humanware Keterangan Skor

1 Kesadaran dalam tugas Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)

2 Kesadaran kedisiplinan dan tanggung jawab

Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)

3 Kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah

Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)

4 Kemampuan memelihara fasilitas produksi

Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)

5 Kesadaran bekerja dalam kelompok

Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)

6 Kemampuan untuk memenuhi tanggal jatuh tempo

100% (10); <50% (0)

7 Kemampuan untuk

menyelesaikan masalah perusahaan

Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)

8 Kemampuan bekerja sama Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)

9 Kepemimpinan Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)

Sumber: Wiratmaja dan Ma’ruf, 2004

Tabel 5 Matriks penilaian kriteria komponen infoware

No Kriteria Komponen Infoware Keterangan Skor 1 Bentang informasi manajemen Bentang informasi termasuk

perusahaan eksternal (10); informasi sebagian (5); bentang informasi tidak termasuk perusahaan eksternal (0)

2 Perusahaan menginformasikan masalah dan kondisi internal dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan

Selalu (10); tidak pernah (0)

3 Jaringan informasi di dalam perusahaan

Online (10); offline (0)

4 Prosedur untuk komunikasi antara anggota di perusahaan

Mudah dan transparan (10); rumit (0)

5 Sistem informasi perusahaan untuk mendukung aktivitas perusahaan

Akses global (10); akses nasional (7.5); akses lokal (5); tidak ada (0)

6 Penyimpanan dan pengambilan informasi kembali

Terkomputerisasi (10); manual (5); tidak terarsip (0)


(18)

  Tabel 6 Matriks penilaian kriteria komponen orgaware

No Kriteria Komponen Orgaware Keterangan Skor 1 Otonomi perusahaan Otonomi penuh (10); kontrol

dari perusahaan induk (0)

2 Visi perusahaan Mengorientasi masa depan (10); tidak ada (0)

3 Kemampuan perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas

Sangat tinggi (10); rendah (5); sangat rendah (0)

4 Kemampuan perusahaan untuk memotivasi karyawan dengan kepemimpinan yang efektif

Sangat tinggi (10); rendah (5); sangat rendah (0)

5 Kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang berubah dan permintaan eksternal

Sangat tinggi (10); rendah (5); sangat rendah (0)

6 Kemampuan perusahaan untuk bekerjasama dengan supplier

Sangat tinggi (10); rendah (5); sangat rendah (0)

7 Kemampuan perusahaan untuk memelihara hubungan dengan pelanggan

Sangat tinggi (10); rendah (5); sangat rendah (0)

8 Kemampuan perusahaan untuk

mendapat dukungan sumberdaya dari luar

Sangat tinggi (10); rendah (5); sangat rendah (0)

Sumber: Wiratmaja dan Ma’ruf, 2004

Penentuan skor pada Tabel 3 sampai 6 adalah berdasarkan hasil identifikasi di lapangan dan wawancara. Setelah dilakukan penilaian pada masing-masing kriteria sebagaimana dipaparkan di atas, maka pengkajian state of the art dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut:

(1) Technoware

ST1 = ……….(6)

k = 1,2,...,kt

dimana tik adalah nilai kriteria ke-k dari technoware katagori i

(2) Humanware

SHj = ……….(7)

l = 1,2,...,lh


(19)

(3) Infoware

SI = ……….(8)

m = 1,2,...,mf dimana fm adalah nilai kriteria ke-m dari infoware pada tingkat perusahaan (4) Orgaware SO = ……….(9)

n = 1,2,...,no dimana On adalah nilai kriteria ke-n dari infoware pada tingkat perusahaan 3) Penentuan konstribusi komponen (1) T = ………..……….(10)

(2) H = ………..………….(11)

(3) I = ………..……….(12)

(4) O = ………..……..………….(13)

Keterangan :

LT = batas bawah technoware LI = batas bawah infoware

ST = SOTA technoware SI = SOTA infoware

UT = batas atas technoware UI = batas atas infoware

LH = batas bawah humanware LO = batas bawah orgaware

SH = SOTA humanware SO = SOTA infoware

UH = batas atas humanware UO = batas atas infoware

4) Pengkajian intensitas konstribusi komponen

Skala kepentingan relatif yang digunakan untuk menghitung intensitas kontribusi komponen disajikan pada Tabel 7.


(20)

  Tabel 7 Skala tingkat kepentingan relatif untuk menghitung intensitas kontribusi

komponen Intensitas

Kepentingan Definisi Keterangan

1 Sama pentingnya Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama terhadap sebuah tujuan

3 Agak lebih penting daripada Suatu aktivitas terbukti lebih penting dibandingkan aktivitas lainnya, tetapi kelebihan tersebut kurang meyakinkan atau tidak signifikan

5 Lebih penting daripada Terdapat bukti yang bagus dan kriteria logis yang menyatakan bahwa salah satu aktivitas memang lebih penting daripada aktivitas lainnya 7 Jauh lebih penting daripada Salah satu aktivitas lebih

penting dibandingkan aktivitas lainnya dapat dibuktikan secara meyakinkan 9 Mutlak lebih penting

daripada

Suatu aktivitas secara tegas memiliki kepentingan yang paling tinggi

2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua pendapat yang berdampingan

Dibutuhkan kesepakatan untuk menentukan tingkat

kepentingannya Sumber: Saaty, 1991

5) Penghitungan TCC

TCC = Tβt x Hβh x Iβi x Oβo ………..…….……….(14) Keterangan :

TCC = technology contribution coefficient

T = nilai konstribusi komponen technoware

βt = nilai intensitas konstribusi komponen technoware

H = nilai konstribusi komponen humanware

βh = nilai intensitas konstribusi komponen humanware

I = nilai konstribusi komponen infoware

βi = nilai intensitas konstribusi komponen infoware

O = nilai konstribusi komponen orgaware


(21)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Manajemen Galangan

Galangan PT. Proskuneo Kadarusman memiliki fungsi sebagai tempat membangun, merawat, dan memperbaiki kapal. Jumlah kapal yang dibangun di galangan tersebut rata-rata adalah 1 kapal per tahun. Hal ini dikarenakan keterbatasan luas lahan yang digunakan untuk membangun kapal dan jumlah sumberdaya manusia yang kurang mencukupi menangani bangunan kapal. Galangan mampu memproduksi kapal kayu maupun kapal fiber. Kapasitas galangan dalam memeperbaiki kapal kurang lebih 40 unit kapal per bulan, dengan rata-rata waktu perbaikan 6 hari. Terdapat 14 tempat yang disediakan untuk memperbaiki kapal. Jenis kapal yang diperbaiki galangan didominasi oleh kapal ikan (70%), sisanya adalah kapal pengangkut dan patroli.

Galangan PT. Proskuneo Kadarusman merupakan salah satu galangan yang aktif melayani reparasi dan produksi kapal di lingkungan PPS Nizam Zachman. Galangan kapal yang terdapat di lingkungan PPS Nizam Zachman sebanyak dua galangan. Kedua galangan tersebut yaitu, galangan milik negara berbendera Perum Prasarana Perikanan Samudera di dermaga timur, sedangkan satu lagi milik PT Proskuneo Kadarusman di Blok A dermaga timur. Kedua galangan melayani perbaikan kapal dengan berbagai tingkat kerusakan. Galangan yang memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi ini, juga dikenal dengan nama dok gantung. Hal ini dikarenakan galangan Proskuneo menggunakan dok angkat (crane beroda) untuk membantu proses naik dan turun kapal. Alat setinggi 15 meter ini memiliki 4 kaki yang masing-masing dilengkapi roda berdiameter 2 meter. Kapasitas angkat maksimum alat ini adalah 200 ton, sehingga galangan yang berdiri 5 tahun lalu ini hanya mampu menangani produksi dan perbaikan kapal dengan kapasitas maksimum 200 ton. Gambar crane beroda yang dimiliki oleh galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman disajikan pada Gambar 4.


(22)

  Gambar 4 Crane beroda milik PT. Proskuneo kadarusman

Peralatan yang digunakan pada galangan kapal ini sebagian besar masih manual, meskipin demikian terdapat beberapa peralatan mekanik dan elektrik. Penggunaan alat modern (peralatan mekanik) pada proses transformasi mempermudah pekerja untuk melakukan kegiatan produksi dan reparasi. Beberapa peralatan yang digunakan pada galangan kapal Proskuneo, baik peralatan mekanik maupun manual disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Peralatan yang digunakan pada galangan PT. Proskuneo Kadarusman

No Peralatan yang digunakan

Jenis peralatan (mekanik/manual/elektrik/

fasilitas sebaguna)

1 Crane beroda Mekanik

2 Fork lift Mekanik

1 Palu Manual

2 Gergaji Manual

3 Sekrap Manual

4 Penggaris besi Manual

5 Meteran Manual

6 Kuas cat Manual

7 Pahat besi Manual

11 Bor listik Peralatan elektrik 12 Gerinda mesin Peralatan elektrik

13 Komputer Fasilitas serbaguna

14 Alat pertukangan lainnya Manual

Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan dalam fasilitas galangan dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk menghindari kerusakan alat. Pengoperasian mesin tidak membutuhkan keahlian teknis tertentu sehingga


(23)

seluruh pekerja dapat mengoperasikannya. Namun pada beberapa fasilitas seperti

crane beroda, fork lift dan komputer, dibutuhkan keahlian teknis tertentu untuk mengoperasikannya.

Galangan kapal tersebut terletak di tepi pantai luar komplek Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman (PPS Nizam Zachman). Layout galangan disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Layout galangan PT. Proskuneo Kadarusman

4.1.1 Struktur organisasi

Galangan PT. Proskuneo Kadarusman merupakan galangan yang aktif dalam melayani kegiatan membangun dan mereparasi kapal. Galangan ini dipimpin oleh direktur utama yang bertanggung jawab atas kegiatan di perusahaannya. Galangan memiliki 47 tenaga kerja tetap. Tenaga kerja tersebut


(24)

  Struktur organisasi galangan PT. Proskuneo Kadarusman disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6 Struktur organisasi PT. Proskuneo Kadarusman

Bagian keuangan bertugas untuk mengatur keuangan perusahaan. Bagian administrasi bertugas sebagai mengatur perusahaan secara global yang menyangkut surat menyurat. Bagian teknik dan logistik bertugas sebagai pelaksana jasa di lapangan. Pembagian kerja dari setiap bagian dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Tabel alokasi tenaga kerja PT. Proskuneo Kadarusman Bagian Jumlah

(orang)

Keuangan 2 Administrasi 3 Enginering 2 Gudang 4 Supertenden 5 Purchasing 7

Dok master 16

Security 8

Visi galangan PT. Proskuneo Kadarusman adalah ingin menuju industri galangan kapal yang mampu melayani kebutuhan industri maritim nasional dan internasional sesuai standar dalam dunia maritim.

Direktur Utama

Direktur Keuangan

Direktur Administrasi

Direktur Teknik dan Logistik

Staf Staf

Dok Master Purchasing

Supertenden Gudang


(25)

4.1.2 Sumberdaya manusia

Sumberdaya manusia yang ada di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman terdiri atas berbagai latar belakang pendidikan. Direktur memiliki latar belakang pendidikan tertinggi dengan pendidikan terakhir S1. Pendidikan terendah berada pada tingkat SMA sebanyak tiga orang. Latar belakang pendidikan yang bervariasi, tidak mempengaruhi kemampuan seluruh karyawan untuk melakukan kerjasama dalam proses transformasi. Kesadaran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan sudah baik. Hal tersebut terlihat dari kesadaran dan kedisiplinan karyawan untuk datang tepat waktu dan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Alokasi beberapa tenaga kerja pada galangan kapal Proskuneo disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Tenaga kerja di PT. Proskuneo Kadarusman

No. Nama Pekerjaan Pendidikan

1 Slamet Dok Master SMA

2 Budining Keuangan S1

3 Sumiati Administrasi S1

4 Emile P. Lumena Purchasing SMA

5 Erlan Gudang S1

6 Anam Enginering S1

7 Choirul Supertenden S1

Berdasarkan status pegawai, tenaga kerja yang ada di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman terbagi menjadi tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga kerja tetap merupakan tenaga kerja yang memiliki ikatan kerja sama terhadap pihak perusahaan, sedangkan tenaga kerja tidak tetap merupakan tenaga kerja yang memiliki ikatan kerja sama berdasarkan kontrak yang ada. Berdasarkan jenis pekerjaannya, tenaga kerja terbagi menjadi tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Tenaga kerja langsung yaitu tenaga kerja yang langsung mengendalikan lapangan baik produksi maupun reparasi seperti staf

enginering dan dok master, sedangkan tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang hanya mengatur keuangan maupun administrasi perusahaan.


(26)

  4.1.3 Aktivitas galangan

4.1.3.1 Pelayanan produksi

Proses produksi secara umum terdiri atas pra produksi dan proses produksi kapal. Pra produksi dimulai dari pemilik kapal menentukan spesifikasi umum, kemudian galangan menawarkan harga. Penawaran harga ditentukan berdasarkan berat dan spesifikasi kapal. Selanjutnya galangan kapal melakukan kontrak dengan pihak pemilik kapal.

Proses produksi dimulai dengan mendirikan bangunan baru yang diserahkan sepenuhnya kepada sub kontraktor yang telah terikat kontrak dengan pihak galangan. Pihak galangan kapal melakukan pembuatan surat-surat kapal kepada pihak yang terkait. Waktu penyelesaian produksi kapal disesuaikan dengan kontrak yang berlaku antara pemilik kapal dengan pihak galangan. Prosedur produksi kapal adalah sebagai berikut:

1) Pihak galangan menjalin kontrak dengan sub kontraktor;

2) Pihak sub kontraktor melakukan perhitungan kebutuhan material pembangunan kapal;

3) Pembelian material oleh bagian purchasing sesuai dengan rencana kebutuhan sub kontraktor;

4) Proses produksi;

5) Pihak galangan melakukan pengurusan surat-surat kapal seperti akta kepemilikan kapal dan pas tahunan penangkapan ikan;

6) Selama pembuatan, bagian enginering melaporkan perkembangan produksi kepada pihak galangan dan pemilik kapal untuk melihat kekurangan maupun keperluan dalam proses produksi;

7) Setelah selesai produksi, mandor pembangunan kapal melakukan docking report kepada pihak galangan bahwa pembangunan telah selesai dan siap melakukan uji coba (sea trial);

8) Selanjutnya, bagian dok master melakukan penurunan kapal dan uji coba. Apabila terjadi kekurangan, maka kapal dinaikkan kembali untuk dilakukan perbaikan selanjutnya;


(27)

10) Pemilik kapal melakukan penyelesaian administrasi keuangan dan meminta pas turun kapal;

11) Pihak galangan mengurus pas turun kapal;

12) Setelah semua administrasi selesai, maka bagian dok master menurunkan kapal;

13) Pemilik kapal dan pihak galangan melakukan serah terima.

Secara ringkas, tahapan proses produksi kapal di galangan PT. Proskuneo disajikan pada Gambar 7.

Pemilik Galangan Sub Kontraktor

Gambar 7 Prosedur Produksi Kapal di PT. Proskuneo Kadarusman Spesifikasi umum Penentuan harga

Kontrak dengan pemilik kapal

Produksi Kontrak dengan

sub kontraktor

Pembelian material

Kapal selesai dibangun

PAS Turun Pengurusan

surat kapal

Sea trial

Administrasi

Serah terima

Menyusun kebutuhan material


(28)

  4.1.3.2 Pelayanan reparasi

Proses reparasi di galangan Proskuneo pada umumnya terdiri atas pra reparasi dan proses reparasi kapal. Pra reparasi dimulai dari pemilik kapal menginput data kapal dan repair list, kemudian pemilik kapal mendapatkan Surat Ijin Kerja Dingin (Cold Work Permit) dari galangan kapal. Surat Ijin Kerja Dingin tersebut menjadi persyaratan wajib untuk melakukan reparasi. Contoh Surat Ijin Kerja Dingin disajikan pada Lampiran 6. Selanjutnya pihak galangan menginformasikan biaya per paket selama 6 hari kepada pemilik kapal. Biaya untuk memperbaiki sebuah kapal kayu disajikan pada Tabel 4.

Tabel 11 Daftar biaya sewa tempat untuk perbaikan kapal Ukuran (GT) Harga (Rupiah)

0 – 50 7.500.000

50 – 75 9.500.000

75 – 100 10.500.000 100 – 200 13.000.000

Proses reparasi dimulai dari memperbaiki kapal yang diserahkan sepenuhnya kepada sub kontraktor yang telah terikat kontrak dengan pemilik kapal. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk reparasi adalah enam hari, terhitung dari proses penaikan sampai penurunan kapal. Prosedur perbaikan kapal adalah sebagai berikut:

1) Pemilik kapal bekerjasama dengan sub kontraktor yang menggarap perbaikan kapal;

2) Pembelian material oleh bagian purchasing sesuai dengan rencana kebutuhan sub kontraktor;

3) Kapal mulai di reparasi;

4) Setelah selesai reparasi, pemilik atau pengurus kapal melakukan docking report

kepada pihak galangan bahwa perbaikan telah selesai dan siap melakukan uji coba (sea trial);

5) Selanjutnya, bagian dok master melakukan penurunan kapal dan uji coba. Apabila terjadi kekurangan, maka kapal dinaikkan kembali untuk dilakukan perbaikan selanjutnya;


(29)

7) Pemilik kapal melakukan penyelesaian administrasi keuangan dan meminta pas turun kapal;

8) Setelah semua administrasi selesai, maka bagian dok master menurunkan kapal;

9) Pemilik kapal dan pihak galangan melakukan serah terima.

Secara ringkas, prosedur reparasi kapal di galangan PT. Proskuneo Kadarusman disajikan pada Gambar 8.

Pemilik Galangan Sub Kontraktor

Gambar 8 Prosedur Perbaikan Kapal di PT. Proskuneo Kadarusman

4.1.4 Sistem informasi internal dan eksternal

Sistem informasi yang berjalan di dalam galangan kapal PT. Proskoneo Kadarusman cukup sederhana. Direktur dapat berkomunikasi kepada para stafnya dengan baik. Pihak pengelola galangan selalu menginformasikan prosedur kerja yang jelas kepada seluruh karyawannya. Komunikasi antar anggota di dalam perusahaan mudah dan transparan, hal ini dibuktikan dengan sedikitnya kesalahan penyampaian informasi antara direktur dengan staf, sehingga memperlancar kinerja.

Kapal selesai direparasi

PAS Turun Spesifikasi umum Penentuan harga

Reparasi Kontrak dengan

pemilik

Kontrak dengan sub kontraktor

Pembelian material

Sea trial

Administrasi

Serah terima

Menyusun kebutuhan material


(30)

  Penggunaan komputer di galangan ini hanya sebatas pembuatan laporan keuangan dan layout tanpa adanya penyimpanan data produksi yang membuat pengambilan data dari komputer lebih mudah dan cepat. Secara umum pendokumentasian data dilakukan dengan arsip surat-surat doking yang masuk ke pihak galangan pada suatu tempat tanpa sistem komputerisasi untuk mempermudah pengarsipan.

Sistem informasi eksternal terjadi antara pihak galangan dengan sub kontraktor, perusahaan supplier maupun badan usaha lain seperti Dirjen Perhubungan Laut (Hubla). Pihak galangan mengkomunikasikan langsung kepada sub kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan membangun dan memperbaiki kapal sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Perusahaan

supplier bertugas memenuhi kebutuhan reparasi dan produksi seperti material serta bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses reparasi maupun produksi. Pihak galangan menginformasikan kepada supplier secara langsung untuk memenuhi kebutuhan galangan. Beberapa perusahaan supplier yang menjalin kerjasama dengan galangan disajikan pada Tabel 4. Pihak galangan menginformasikan spesifikasi dan keperluan pembangunan kapal kepada Hubla yang selanjutnya dibutuhkan untuk pembuatan surat-surat kapal.

Tabel 12 Perusahaan supplier yang bekerjasama dengan galangan PT. Proskuneo Kadarusman.

Nama Perusahaan Bentuk Kerjasama Sejak Tahun

PT. Aneka Makmur Supply alat 2007

PT. Kimia Raya Supply material 2003

PT. Surya Logam Supply material 2004


(31)

4.2 Tingkat Teknologi di Galangan Kapal PT. Proskuneo Kadarusman

Penilaian tingkat teknologi galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman dilakukan menggunakan model teknometrik. Model teknometrik mendefinisikan koefisien kontribusi teknologi (Technology Contribution Coeffisien/TCC) dalam suatu fasilitas transformasi di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman. Kriteria komponen teknologi menggunakan metode scoring berdasarkan penilaian subyektif terhadap kriteria komponen technoware, humanware, infoware dan

orgaware. Terdapat lima langkah untuk mengestimasikan nilai TCC, yang akan dijelaskan dalam sub-sub bab berikut.

4.2.1 Estimasi derajat kecanggihan

Penilaian derajat kecanggihan menunjukkan kecanggihan dari setiap komponen teknologi yang ada di galangan yang mengacu pada Tabel 2. Berdasarkan hasil penilaian derajat kecanggihan diperoleh nilai pada masing-masing komponen seperti terlihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Penilaian batas bawah dan batas atas komponen teknologi

Komponen Limit

Lower Upper

Technoware 1 6

Humanware 1 7

Infoware 1 6

Orgaware 1 5

Berdasarkan tinjauan di lapangan, dihasilkan bahwa fasilitas produksi yang terkait dengan komponen technoware terdiri dari fasilitas manual (manual facilities) dan fasilitas penggunaan khusus (special purpose facilities). Mengacu pada Tabel 2 yang memuat kriteria pemberian skor derajat kecanggihan maka nilai derajat kecanggihan komponen technoware pada galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman berada pada batas bawah 1 dan batas atas 6. Hal ini dikarenakan galangan tersebut meskipun telah memiliki fasilitas penggunaan khusus tetapi masih terdapat fasilitas yang dioperasikan secara manual. Fasilitas penggunaan khusus yaitu crane beroda dan forklift. Sementara itu, fasilitas yang masih dioperasikan secara manual adalah fasilitas yang digunakan dalam proses


(32)

  pemotongan, proses skrap, pendempulan dan pengecatan seperti gergaji, alat skrap, palu dan kuas cat.

Komponen humanware pada galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman memiliki kemampuan mengoperasikan (operating abilities), kemampuan memasang (setting-up abilities), kemampuan mereparasi (repairing abilities), kemampuan reproduksi (reproducing abilities) dan kemampuan mengadaptasi (adaptation abilities). Mengacu pada Tabel 2 maka nilai derajat kecanggihan komponen humanware berada pada batas bawah 1 dan batas atas 7. Kemampuan mengoperasikan merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki semua pekerja yang ada di galangan. Berbekal kemampuan dasar tersebut, pekerja dapat mengoperasikan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan untuk mempermudah pekerjaannya. Kemampuan mengadaptasi merupakan kemampuan yang dimiliki pekerja untuk memenuhi permintaan konsumen. Kemampuan ini hanya dimiliki oleh beberapa orang yang bekerja di galangan tersebut seperti manajer galangan, staf administrasi dan koordinator lapangan. Dalam hal ini, galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman sudah mampu menerapkan teknologi crane beroda yang merupakan fasilitas galangan yang sedang berkembang saat ini. Kemampuan mengembangkan sangat dibutuhkan dalam sebuah proses transformasi sehingga galangan dapat mengaplikasikan teknik baru untuk proses transformasi yang lebih baik.

Berdasarkan tinjauan di lapangan terhadap komponen infoware diketahui bahwa pada galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman terdapat fakta pengenalan, fakta penguraian, fakta pengkhususan, fakta penggunaan dan fakta pemahaman. Mengacu pada Tabel 2 maka nilai derajat kecanggihan komponen

infoware pada galangan tersebut berada pada batas bawah 1 dan batas atas 6. Batas bawah 1 menunjukkan bahwa galangan memiliki informasi tentang fakta-fakta pengenalan untuk karyawan baru. Fakta pengenalan yang dimaksud adalah pihak galangan selalu mengenalkan fasilitas transformasi yang digunakan pada seluruh karyawan. Batas atas 6 menunjukkan bahwa informasi di galangan sudah masuk pada fakta-fakta pemahaman. Fakta pemahaman merupakan fakta dimana karyawan paham terhadap penggunaan peralatan transformasi yang disediakan oleh pihak galangan. Seluruh karyawan tetap maupun tidak tetap telah paham


(33)

dengan penggunaan fasilitas transformasi yang disediakan seperti halnya karyawan mampu menggunakan dan merawat fasilitas dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman telah digali dengan baik oleh sumberdaya manusia yang ada di galangan tersebut.

Komponen orgaware pada galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman memiliki kerangka kerja usaha, kerangka kerja ikatan dan kerangka kerja bertindak berani. Kerangka kerja usaha merupakan kerangka kerja dasar perusahaan untuk membangun usaha yang ditekuni. Kerangka kerja ikatan merupakan kerangka kerja yang memiliki ikatan dengan pihak luar perusahaan. Kerangka kerja bertindak berani merupakan kerangka kerja yang mampu memperluaskan jaringan ikatan perusahaan. Mengacu pada Tabel 2 maka nilai derajat kecanggihan komponen orgaware pada galangan tersebut berada pada batas bawah 1 dan batas atas 5. Hal ini menunjukkan bahwa pemilik galangan kapal mampu menangani perusahaan yang dipimpin sendiri dengan dukungan tenaga kerja dan menjalin kontrak dengan perusahaan supplier dalam memenuhi kebutuhan produksi, selain itu galangan bertindak berani dalam memperluas jaringan kerjasama.

Nilai derajat kecanggihan terdiri atas nilai batas bawah (lower limit) dan nilai batas atas (upper limit). Rentang nilai terbesar diperoleh oleh komponen

humanware dengan nilai batas bawah 1 dan batas atas 7. Rentang nilai yang besar menunjukkan variasi yang tinggi pada kemampuan sumberdaya manusia yang ada di galangan. Komponen teknologi orgaware memiliki rentang nilai terkecil di antara komponen teknologi lainnya. Rentang nilai yang kecil tersebut menunjukkan bahwa organisasi atau kelembagaan PT. Proskuneo Kadarusman belum mampu menciptakan kerangka kerja yang proteksi dan stabil di dalam kelembagaan serta perluasan cakrawala dan memimpin untuk kelembagaan di luar PT. Proskuneo Kadarusman.


(34)

  4.2.2 Pengkajian state of the art (SOTA)

Berdasarkan hasil kuisioner diperoleh nilai state of the art pada masing-masing komponen technoware, humanware, infoware dan orgaware. Hasil penilaian subyektif terhadap kriteria komponen teknologi, secara rinci disajikan pada Tabel 14, 15, 16 dan 17.

Tabel 14 Matriks hasil penilaian kriteria komponen technoware

No Kriteria Komponen Technoware Keterangan Skor

1 Tipe mesin yang digunakan Mekanik 5

2 Tipe proses yang diterapkan Kombinasi lebih dari satu operasi berbeda pada suatu pekerjaan

7,5

3 Tipe operasi yang diselenggarakan Penggambaran,

pemotongan, dan pem- bengkokan

7,5

4 Rata-rata kesalahan yang terjadi pada saat reparasi kapal

< 10% 5

5 Frekuensi untuk perawatan mesin Rutin, namun service besar tidak dilakukan secara periodik

7,5

6 Keahlian teknis operator yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin

Hampir semua mesin tidak perlu keahlian teknis

8

7 Pemeriksaan pada setiap pekerjaan Pemeriksaan manual 5 8 Pengukuran pada setiap pekerjaan Sederhana dan sketsa

tangan

4

9 Tingkat keselamatan dan keamanan kerja Aman 9 Jumlah 58,5 Rata-rata 6,5 SOTA 0,65 .

Tipe mesin utama yang digunakan di galangan adalah mesin yang dioperasikan secara mekanik, yaitu crane beroda, forklift, gerinda dan bor listrik. Seluruh proses reparasi dan produksi yang dilakukan di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman memiliki kombinasi lebih dari satu operasi berbeda yang terdiri dari penggambaran, pemotongan dan pembengkokkan pada suatu pekerjaan. Operasi berbeda yang dilakukan pada proses produksi yaitu kayu yang telah dipotong langsung dibengkokkan tanpa harus menunggu semua kayu dipotong. Demikian pula pada proses reparasi, badan kapal yang telah di sekrap langsung dilakukan pemakalan dan pendempulan tanpa harus menunggu seluruh


(35)

badan kapal selesai di sekrap. Hal ini menunjukkan, galangan kapal telah mengenal manajemen kerja paralel yaitu manajemen kerja yang dilakukan bersamaan sesuai keterkaitan antara satu dengan yang lain. Berdasarkan informasi dari narasumber, kesalahan dalam proses reparasi dan produksi rata-rata 6-10% per tahun. Kesalahan tersebut berupa kebocoran kapal.

Perawatan rutin dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan mesin. Frekuensi untuk perawatan mesin seperti penggantian minyak pelumas dilakukan sebulan sekali, namun untuk service besar seperti tune-up untuk crane dan forklift

tidak dilakukan secara periodik.

Dilihat dari keahlian teknis operator yang dibutuhkan dalam mengoperasikan mesin, maka kriteria tersebut mendapat nilai yang sangat tinggi, karena hampir semua karyawan yang bekerja di galangan mampu mengoperasikan mesin dengan baik. Pemeriksaan yang dilakukan pada setiap pekerjaan dilakukan secara manual oleh koordinator lapangan dan kepala produksi. Pengukuran pada setiap pekerjaan dilakukan secara sederhana dan sketsa tangan oleh koordinator lapangan dan kepala produksi. Tingkat keselamatan dan keamanan kerja cukup terjamin, dengan adanya asuransi keselamatan untuk setiap karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap. Pekerja difasilitasi alat pengaman kerja seperti helm, sarung tangan dan kacamata dalam kegiatan produksi maupun reparasi. Jumlah kecelakaan tergolong rendah, namun pernah terjadi kecelakaan seperti hubungan pendek dengan arus listrik. Hal ini terjadi karena penggulungan kabel yang belum putus hubungan dengan kontak listrik.

Penilaian kriteria komponen technoware yang tertinggi terdapat pada kriteria tingkat keselamatan dan keamanan kerja. Kriteria tersebut mencapai spesifikasi tertinggi dengan nilai 9. Hal ini dikarenakan bahwa secara keseluruhan keselamatan dan keamanan pekerja pada galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman terjamin yaitu setiap karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap memiliki asuransi kecelakaan kerja meskipun di setiap unit kerja tidak menggunakan alat pengaman seperti helm dan sarung tangan. Spesifikasi terendah terdapat pada kriteria pengukuran pada setiap pekerjaan dengan nilai 4. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengukuran dan perencanaan kerja pada


(36)

  oleh para pekerja dan tidak menggunakan pengukuran dan perencanaan yang kompleks serta terkomputerisasi.

Skor rata-rata dari seluruh kriteria komponen technoware sebesar 6,5 menunjukkan bahwa kriteria-kriteria komponen technoware memiliki skor yang cukup tinggi. Sebanyak 55,56% kriteria komponen technoware berada di atas rata-rata. Faktor-faktor yang menyebabkan skor tersebut cukup tinggi adalah tipe proses yang diterapkan, tipe operasi yang diselenggarakan, frekuensi perawatan, keahlian teknis operator serta tingkat keselamatan dan keamanan kerja yang lebih tinggi daripada nilai rata-rata. Kriteria yang berada di bawah nilai rata-rata yaitu tipe mesin yang digunakan, rata-rata kesalahan pekerjaan, pemeriksaan pada setiap pekerjaan dan pengukuran pada setiap pekerjaan. Upaya untuk memperbesar skor pada kriteria tersebut dapat dilakukan dengan cara otomatisasi mesin-mesin yang digunakan dalam proses transformasi dan komputerisasi pada pemeriksaan dan pengukuran pekerjaan sehingga dapat memperkecil kesalahan pekerjaan.

Selanjutnya untuk melihat nilai kriteria komponen humanware disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15 Matriks hasil penilaian kriteria komponen humanware

No Kriteria Komponen Humanware Keterangan Skor

1 Kesadaran dalam tugas Sangat tinggi 9

2 Kesadaran kedisiplinan dan tanggung jawab

Tinggi 8,5

3 Kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah

Tinggi 9

4 Kemampuan memelihara fasilitas produksi

Tinggi 8,5

5 Kesadaran bekerja dalam kelompok

Sangat tinggi 10

6 Kemampuan untuk memenuhi tanggal jatuh tempo

Sangat tinggi 9

7 Kemampuan untuk menyelesaikan masalah perusahaan

Diatas rata-rata 7

8 Kemampuan bekerja sama Sangat tinggi 9

9 Kepemimpinan Rata-rata 6,5

Jumlah 76,5 Rata-rata 8,5


(37)

Kesadaran karyawan dalam bertugas dinilai tinggi, hal ini dibuktikan dengan kemampuan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum jatuh tempo cukup baik. Kesadaran, kedisiplinan dan tanggung jawab dinilai tinggi, hal ini dibuktikan dengan ketepatan waktu untuk hadir di galangan. Kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah dinilai tinggi, hal ini dikarenakan karyawan mampu memberikan solusi atas masalah yang dihadapi pada pekerjaanya, sebagai contoh bagian enginering berusaha memperbaiki fasilitas yang rusak tanpa harus mengadu kepada atasan. Kemampuan memelihara fasilitas produksi dinilai tinggi, karena secara umum karyawan mampu memelihara fasilitas yang disediakan galangan dengan mengembalikan peralatan yang digunakan ke tempat penyimpanan.

Kesadaran bekerja dalam kelompok dinilai sangat tinggi, hal ini dibuktikan dengan kemampuan karyawan dalam melakukan semua pekerjaan produksi dan reparasi secara berkelompok. Kemampuan untuk memenuhi tanggal jatuh tempo sangat tinggi, sampai saat ini belum terjadi keterlambatan pekerjaan yang melebihi jatuh temponya. Apabila hal tersebut terjadi, maka pihak galangan akan terkena denda. Kemampuan menyelesaikan masalah perusahaan dinilai rata-rata, karena tidak semua karyawan yang bekerja mampu menyelesaikan masalah yang terjadi. Karyawan memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan baik untuk menyelesaikan semua pekerjaan. Sifat kepemimpinan berada pada tingkat rata-rata. Dengan demikian, kemampuan sumberdaya manusia di PT. Proskuneo Kadarusman dinilai cukup tinggi, hal inilah yang menyebabkan pekerjaan di galangan PT. Proskuneo Kadarusman berjalan dengan baik dan mampu memenuhi tanggal jatuh temponya.

Penilaian kriteria komponen humanware yang tertinggi terdapat pada kriteria kesadaran bekerja dalam kelompok. Kriteria tersebut mendapat skor sebesar 10. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran karyawan PT. Proskuneo Kadarusman dalam tugas dan bekerja secara kelompok sangat tinggi yang ditunjukkan dengan kecenderungan mereka menyelesaikan produksi bangunan kapal dan mereparasi kapal dilakukan secara bersama-sama serta mampu menyelesaikan sebelum jatuh temponya. Kriteria kepemimpinan merupakan


(38)

  bahwa kemampuan karyawan masih rata-rata dalam halnya memimpin suatu pekerjaan di dalam perusahaan. Hanya beberapa karyawan yang memiliki kemampuan cukup tinggi untuk kriteria tersebut.

Skor rata-rata untuk seluruh kriteria komponen humanware sebesar 8,5 menunjukkan bahwa kemampuan sumberdaya manusia di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman tinggi. Nilai tersebut sangat tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata kriteria komponen teknologi lainnya. Sebanyak 77,78% kriteria komponen humanware berada pada tingkat diatas rata-rata. Faktor-faktor yang menyebabkan skor tersebut tinggi adalah kesadaran dalam bertugas, kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah, kesadaran bekerja dalam kelompok, kemampuan untuk memenuhi tanggal jatuh tempo dan kemampuan bekerjasama yang berada di atas skor rata-rata. Kriteria yang berada di bawah skor rata-rata yaitu kemampuan untuk menyelesaikan masalah perusahaan dan kepemimpinan. Nilai-nilai pada komponen humanware memungkinkan untuk dapat ditingkatkan lagi. Upaya untuk peningkatan nilai pada kriteria-kriteria tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan sumberdaya manusia seperti pelatihan

soft skill dan leadership agar para karyawan mampu berpikir lebih kritis dan mampu mengungkapkan pendapat. Secara umum, pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia yang bekerja di galangan.


(39)

Selanjutnya untuk melihat nilai kriteria komponen infoware disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16 Matriks hasil penilaian kriteria komponen infoware

No Kriteria Komponen Infoware Keterangan Skor 1 Bentang informasi manajemen Sebagian termasuk

perusahaan eksternal

7

2 Perusahaan menginformasikan masalah dan kondisi internal dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan

Pada umumnya perusahaan menginformasikan pada karyawan

8

3 Jaringan informasi di dalam perusahaan

Offline 0

4 Prosedur untuk komunikasi antar anggota di perusahaan

Mudah dan transparan 10

5 Sistem informasi perusahaan untuk mendukung aktivitas perusahaan

Akses lokal 3

6 Penyimpanan dan pengambilan informasi kembali

Tidak semua data terkomputerisasi

7,5

Jumlah 35,5 Rata-rata 5,917

SOTA 0,5917

Bentang informasi manajemen sebagian termasuk perusahaan eksternal, dalam hal ini perusahaan eksternal yang dimaksud adalah perusahaan supplier

yang menjalin kerjasama dengan galangan. Perusahaan supplier tersebut antara lain memenuhi kebutuhan reparasi dan produksi seperti material serta bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses reparasi maupun produksi. Perusahaan pada umumnya selalu menginformasikan masalah dan kondisi internal perusahaan dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan, hal ini dibuktikan dengan adanya rapat internal di dalam perusahaan untuk membahas masalah yang terjadi di galangan dan mencari solusi terbaik untuk perusahaan. Jaringan informasi di dalam perusahaan masih offline. Pembuatan data yang hanya sebatas pembuatan di komputer tanpa adanya penyimpanan dan pengambilan data terkomputerisasi secara menyeluruh. Komunikasi antara anggota di perusahaan sangat mudah, transparan dan langsung pada yang dituju tanpa adanya prosedur yang mengikat karyawan untuk berkomunikasi dengan karyawan lain, seperti halnya apabila kapal siap turun dock maka komunikasi langsung disampaikan kepada dok master


(40)

  tanpa ada syarat khusus. Sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan sudah mencapai akses lokal yaitu hanya bisa diakses oleh perusahaan yang terkait kerjasama.

Hasil penilaian kriteria komponen infoware pada Tabel 10 menunjukkan bahwa kriteria bentang informasi manajemen dan prosedur untuk komunikasi antar anggota di perusahaan mendapat skor tertinggi sebesar 10. Skor ini menunjukkan pihak galangan selalu menginformasikan prosedur untuk komunikasi antar anggota di dalam perusahaan secara mudah dan transparan. Kriteria jaringan komunikasi di perusahaan mendapat skor terendah sebesar 0. Hal ini menunjukkan bahwa jaringan komunikasi di dalam galangan sudah masih

offline. Pembuatan data mengenai galangan sudah dilakukan menggunakan komputer, namun penggunaan komputer ini hanya sebatas pembuatan tanpa adanya database yang membuat pengambilan data dari komputer lebih mudah dan cepat.

Skor rata-rata dari seluruh kriteria komponen infoware sebesar 5,917. Sebanyak 57,14% kriteria komponen infoware berada di atas rata-rata. Faktor-faktor yang menyebabkan skor tersebut tinggi adalah bentang informasi sebagian termasuk perusahaan eksternal, perusahaan menginformasikan masalah dan informasi internal dengan segera kepada karyawan dan kemudahan prosedur komunikasi di dalam perusahaan yang berada di atas skor rata-rata. Kriteria yang berada di bawah skor rata-rata yaitu sistem informasi manajemen untuk mendukung aktivitas perusahaan berakses lokal, jaringan informasi di dalam perusahaan yang masih offline, serta penyimpanan dan pengambilan informasi kembali belum seluruhnya secara komputerisasi. Nilai-nilai pada komponen

infoware memungkinkan untuk dapat ditingkatkan lagi. Upaya untuk peningkatan nilai pada kriteria-kriteria tersebut dapat dilakukan dengan upaya perlu dilakukan peningkatan dengan memperbaiki sistem jaringan online di perusahaan, memperluas bentang informasi eksternal dengan supplier serta meningkatkan penyimpanan dan pengambilan data dengan komputerisasi secara menyeluruh.


(41)

Selanjutnya untuk melihat nilai kriteria komponen infoware disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17 Matriks hasil penilaian kriteria komponen infoware

No Kriteria Komponen Orgaware Keterangan Skor

1 Otonomi perusahaan Diatur sendiri 9

2 Visi perusahaan Mengorientasi masa depan 10 3 Kemampuan perusahaan dalam

menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas

Sangat tinggi 10

4 Kemampuan perusahaan untuk memotivasi karyawan dengan kepemimpinan yang efektif

Sangat rendah 0

5 Kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang berubah dan permintaan eksternal

Rendah 3

6 Kemampuan perusahaan untuk bekerjasama dengan supplier

Sangat tinggi 10

7 Kemampuan perusahaan untuk memelihara hubungan dengan pelanggan

Sangat tinggi 10

8 Kemampuan perusahaan untuk mendapat dukungan sumberdaya dari luar

Sangat tinggi 10

Jumlah 62 Rata-rata 7,75

SOTA 0,775

Otonomi perusahaan diatur sendiri tanpa harus diganggu gugat oleh perusahaan lain. Visi galangan sudah berorientasi pada masa depan yaitu menuju industri galangan kapal yang mampu melayani kebutuhan industri maritim nasional dan internasional sesuai standar dalam dunia maritim. Kemampuan perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas sangatlah baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya instruksi dari galangan kepada seluruh karyawan untuk menghormati hak warga di sekitar galangan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dan kenyamanan karyawan kontrak dalam menyelesaikan pekerjaannya. Perusahaan dinilai tidak mampu untuk memotivasi karyawan dan membuat


(42)

  dengan lingkungan bisnis dinilai rendah, karena yang mampu menghadapi perubahan eksternal dengan mencari solusi metode kerja yang efektif dan efisien adalah para karyawan kontrak dan mampu menyesuaikan kebutuhan yang ada sehingga tetap menjaga kualitas kapal. Kemampuan perusahaan dalam menjalin hubungan dengan supplier sangat baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya perusahaan supplier material serta supplier bahan kebutuhan reparasi dan produksi. Kemampuan galangan menjalin hubungan baik antara pemilik kapal dan pengurus kapal sangat tinggi, jika terjadi masalah maka akan dilakukan pertemuan untuk mengambil keputusan dan kesepakatan bersama. Kemampuan perusahaan untuk mendapat dukungan sumberdaya dari luar sangat tinggi, perusahaan sudah mendapatkan dukungan sumberdaya dari perusahaan luar yang menjalin kerjasama.

Hasil penilaian dari kriteria komponen orgaware pada Tabel 17 dapat diketahui bahwa kriteria komponen orgaware yang mendapatkan skor tertinggi adalah kriteria visi perusahaan, kemampuan perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas, kemampuan perusahaan untuk bekerjasama dengan supplier, kriteria kemampuan perusahaan untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dukungan sumberdaya dari luar sebesar 10. Kriteria yang mendapat skor terendah adalah kemampuan perusahaan untuk memotivasi karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa galangan belum mampu memotivasi karyawan dengan kepemimpinan efektif.

Skor rata-rata dari seluruh kriteria komponen orgaware sebesar 7,75. Sebanyak 75% kriteria komponen orgaware berada di atas rata-rata. Faktor-faktor yang menyebabkan skor tersebut tinggi adalah otonomi perusahaan yang diatur sendiri, visi perusahaan mengorientasi masa depan, kemampuan perusahaan dalam menciptakan kemampuan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas, kemampuan perusahaan untuk bekerjasama dengan

supplier, kemampuan perusahaan untuk memelihara hubungan baik dengan pelanggan serta kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dukungan sumberdaya dari luar yang berada di atas skor rata-rata. Kriteria yang berada di bawah skor rata-rata yaitu kriteria kemampuan perusahaan untuk memotivasi


(43)

karyawan dengan kepemimpinan yang efektif, kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang berubah dan permintaan eksternal. Upaya untuk meningkatkan nilai pada kriteria tersebut yaitu perlu dilakukan motivasi pada karyawan sebelum melaksanakan pekejaannya serta memperbaiki sistem manajemen perusahaan agar mampu menyesuaikan lingkungan bisnis eksternal.

4.2.3 Perhitungan kontribusi komponen teknologi

Penilaian kontribusi komponen teknologi diperoleh dengan menggunakan nilai batasan derajat kecanggihan dengan nilai state of the art (SOTA). Perhitungan nilai tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil perhitungan nilai kontribusi komponen dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Nilai kontribusi komponen teknologi

Komponen Nilai kontribusi

Technoware 0.4722

Humanware 0.6778

Infoware 0.4398

Orgaware 0.4556

Nilai kontribusi infoware sebesar 0,4398 menjadi nilai kontribusi komponen terkecil jika dilihat dari pentingnya komponen infoware dalam proses transformasi galangan. Penyebab kecilnya nilai tersebut dikarenakan perusahaan belum memiliki jaringan informasi di dalam perusahaan yang online dalam mencari informasi terbaru. Jaringan komunikasi masih offline dalam hal pembuatan data yang hanya sebatas pembuatan di komputer tanpa adanya penyimpanan dan pengambilan data terkomputerisasi secara menyeluruh. Hal inilah yang menunjukkan nilai kontribusi infoware kecil dibandingkan dengan nilai kontribusi lainnya.

Nilai kontribusi tertinggi yaitu komponen humanware. Hal ini disebabkan karena sumberdaya manusia yang bekerja di galangan tersebut memiliki loyalitas tinggi terhadap perusahaan. Loyalitas tersebut ditunjukkan dengan kinerja yang baik dan selalu tepat pada jatuh tempo, serta mampu merawat fasilitas yang disediakan oleh galangan. Selain itu, suasana kerja yang mengutamakan


(44)

gotong-  baik. Kreativitas karyawan dalam menyelesaikan masalah menunjukkan bahwa karyawan mampu dalam menghadapi masalah yang sedang terjadi, misalnya apabila ada kesalahan dalam membuat cetakan maka karyawan mampu memodifikasi sebagaimana mestinya agar hasil kapal yang diproduksi tetap terlihat sempurna.

Nilai kontribusi technoware sebesar 0,4722 menjadi nilai kontribusi yang cukup. Hal ini disebabkan pihak galangan mampu memberikan fasilitas yang menunjang bagi karyawan dalam hal reparasi maupun produksi. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di galangan sudah mencapai fasilitas penggunaan khusus seperti adanya crane beroda yang memiliki kapasitas 200 ton dan forklift yang memiliki kapasitas 50 ton.

Nilai kontribusi orgaware sebesar 0,4556 menjadi nilai kontribusi yang cukup. Hal ini dikarenakan galangan mampu menjalin kerjasama dengan supplier

dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan-pelanggannya. Galangan juga mampu mendapatkan dukungan sumberdaya dari luar.

Berdasarkan nilai kontribusi komponen di atas, kontribusi komponen teknologi dapat diurutkan sebagai berikut : H > T > O > I. Nilai kontribusi

orgaware dan infoware perlu dilakukan peningkatan, yaitu dengan cara mengkaji ulang penugasan di struktur organisasi, adanya pembenahan struktur organisasi, menyusun data secara terkomputerisasi, membuat sistem jaringan komunikasi

online dan hal laninnya yang dapat meningkatkan nilai kontribusi komponen

orgaware dan infoware. Selain itu, kontribusi komponen humanware dan

technoware juga dapat ditingkatkan dengan melaksanakan pelatihan sumberdaya manusia yang dapat meningkatkan kemampuan karyawan di galangan dan penggunaan teknologi otomatisasi sehingga kontribusi komponen humanware dan

technoware dapat meningkat.

4.2.4 Pengkajian intensitas kontribusi komponen

Pengkajian intensitas konttribusi komponen teknologi dilakukan dengan menggunakan Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Prosess). Nilai intensitas kontribusi komponen teknologi disajikan pada Tabel 19.


(45)

Tabel 19 Nilai intensitas kontribusi komponen Komponen Intensitas

kontribusi

Technoware 0.4617

Humanware 0.3001

Infoware 0.0694

Orgaware 0.1688

Komponen technoware memiliki nilai intensitas terbesar yaitu 0.4617 dan nilai intensitas terendah yaitu pada komponen infoware sebesar 0.0694. Adapun nilai intensitas komponen humanware dan orgaware masing-masing sebesar 0,3001 dan 0,1688. Bila diurutkan maka nilai intensitas masing-masing komponen galangan tersebut sebagai berikut:       .  Nilai

consistency ratio sebesar 0,07 menunjukkan bahwa penilaian tingkat kepentingan yang dilakukan telah konsisten karena nilai tersebut ≤ 0,1.

4.2.5 Koefisien kontribusi teknologi (TCC)

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi derajat kecanggihan, state of the art

(SOTA), kontribusi komponen dan intensitas kontribusi komponen diperoleh nilai koefisien kontribusi teknologi (technology contribution coefficient) yang disebut TCC, disajikan dalam Tabel 14.

Tabel 14 Hasil perhitungan derajat kecanggihan, pengkajian SOTA, kontribusi komponen, intensitas komponen dan nilai TCC galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman

Komponen Limit SOTA Kontribusi Intensitas TCC Lower Upper

Technoware 1 6 0,6500 0.4722 0,4617

0,5206

Humanware 1 7 0,8500 0.6778 0,3001

Infoware 1 6 0,5917 0.4398 0,0694

Orgaware 1 5 0,7750 0.4556 0,1688

Nilai TCC sebesar 0,5178 menunjukkan bahwa tingkat teknologi di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman berada pada tingkat semi modern.


(46)

 

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1) Galangan telah memiliki susunan organisasi yang baik, sumberdaya manusia yang memadai dengan adanya sub kontraktor yang menjalin hubungan kerja, sistematika prosedur produksi dan reparasi dan hubungan dengan supplier; dan 2) Nilai TCC dari galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman sebesar 0,5206

menunjukkan bahwa teknologi di galangan tersebut dapat dikatakan tingkat teknologinya berada pada klasifikasi semi modern.

5.2 Saran

Saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah:

1) Perlu ditingkatkannya kontribusi komponen teknologi yang masih rendah, sehingga tingkat teknologi di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman dapat meningkat;

2) Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai tingkat teknologi yang diterapkan pada galangan-galangan kapal yang berbeda agar dapat mengetahui kualitas tingkat teknologi galangan-galangan kapal di Indonesia.


(47)

IZZA MAHDIANA APRILIANI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(48)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, 29 Maret 2012 Izza Mahdiana Apriliani


(49)

Galangan Kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta. Dibimbing oleh MOHAMMAD IMRON dan VITA RUMANTI KURNIAWATI.

Berdasarkan data aktivitas kapal PPS Nizam Zachman tahun 2007 sampai 2010, jumlah kapal yang melakukan kegiatan tambat labuh terus meningkat. Dengan demikian, peningkatan jumlah kapal akan menjadi target potensial pasar bagi galangan yang ada di sekitar PPS Nizam Zachman. Salah satu galangan kapal yang berperan dalam melayani kapal-kapal di sekitar PPS Nizam Zachman adalah PT. Proskuneo Kadarusman. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang meningkat, PT. Proskuneo Kadarusman harus dapat mengimbangi dengan meningkatkan produktivitas dan daya saing. Upaya meningkatkan produktivitas galangan salah satunya dengan cara meningkatkan teknologi. Peningkatan teknologi perlu didahului dengan penilaian terhadap tingkat teknologi. Penilaian tingkat teknologi dilakukan dengan menghitung nilai TCC (technology contribution coefficient) dari komponen teknologi technoware

(fasilitas rekayasa), humanware (kemampuan manusia), infoware (informasi) dan

orgaware (organisasi). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 dengan menggunakan metode studi kasus di PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta. Analisis data yang digunakan adalah analisis TCC (technology contribution coefficient) dengan menilai kontribusi komponen teknologi yang meliputi komponen technoware, humanware, infoware dan orgaware. Galangan PT. Proskuneo Kadarusman merupakan salah satu galangan yang aktif melayani reparasi dan produksi kapal dengan memiliki manajemen galangan yang baik yang meliputi struktur organisasi, sumberdaya manusia, pelayanan reparasi dan produksi serta sistem informasi internal dan eksternal. Nilai kontribusi komponen

humanware memiliki nilai kontribusi tetinggi sebesar 0,6778 sedangkan komponen infoware memiliki kontribusi terendah sebesar 0,4398. Nilai TCC dari galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman sebesar 0,5206 menunjukkan bahwa teknologi di galangan tersebut berada pada level semi modern.


(50)

© Hak cipta IPB, Tahun 2012 Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.


(1)

 

Lampiran 4 Penilaian intensitas kontribusi komponen dan

consistency ratio

Komponen

teknologi

T H I O

TOTAL

Intensitas

kontribusi

T

1 2 7 2

2,3003

0,4617

H

1/2 1 5 2 1,4953

0,3001

I

1/7 1/5 1 1/2 0,3457 0,0694

O

1/2 1/2 2

1 0,8409 0,1688

Jumlah 4,9823

Total T =

= 2,3003

Intensitas kontribusi T =

= 0,4617

Total H =

= 1,4953 Intensitas kontribusi T =

= 0,3001

Total I =

= 0,3457 Intensitas kontribusi T =

= 0,0694

Total O =

= 0,8409 Intensitas kontribusi T =

= 0,1688

Menentukan

consistency ratio

dengan menggunakan PHA (AHP) :

T

H

I

O

Matriks Dinormalisasi (MD)

VP

T

1 2 7 2

0,4667 0,5405 0,4667

0,3636

0,4594

H

1/2 1 5 2

0,2333 0,2703 0,3333

0,3636

0,3001

I

1/7 1/5 1 1/2

0,0667 0,0541 0,0667

0,0909

0,0696

O

1/2 1/2 2 1 0,2333 0,1351 0,1333

0,1818

0,1126

Total

2,1429 3,7 15 5,5

MD T =

=

= 0,4667 VP T =

= 0,4594

T

(0,4594)

H

(0,3001)

I

(0,0696)

O

(0,1126)

A

ij

x VP

VA

T

1 2 7 2

0,4594 0,6003 0,4870

0,2251

1,7718

H

1/2 1 5 2

0,2297 0,3001 0,3479

0,2251

1,1028

I

1/7 1/5 1 1/2

0,0656 0,0600 0,0696

0,0563

0,2515

O

1/2 1/2 2 1

0,2297 0,1501 0,1391

0,1126

0,6315


(2)

 

Lampiran 4 Lanjutan

Menghitung nilai VB

VA VP VB

1,7718 0,4594 3,8570

1,1028 0,3001 3,6744

0,2515 0,0696 3,6151

0,6315 0,1126 5,6096

VB = VA/VP

Menghitung

λ

maks =

=

= 4,1890

Indeks konsistensi (CI)

CI =

=

= 0,0630

Rasio konsistensi : CR =

= 0,07

konsisten

CR

0,1

konsisten


(3)

 

Lampiran 5 Perhitungan nilai TCC

TCC = T

βt

x H

βh

x I

βi

x O

βo

TCC= 0,4722

0,4617

x0,6778

0,3001

x0,4398

0,0694

x0,4556

0,1688

= 0,5206

semi modern

Nilai TCC

Klasifikasi

0.1 ≤ TCC < 0.4

Tradisional

0.4≤ TCC < 0.7

Semi modern


(4)

 

Lampiran 6 Surat ijin kerja dingin

COLD WORK PERMIT IJIN KERJA DINGIN

Vessel : Voyage No : Place :

Kapal No. Voyage Lokasi

Valid Date/Tanggal : / / to : ______________ Date/Tanggal : / / Berlaku Hours/Jam : am/pm Hingga Hours/Jam : am/pm

Cold Work Title : _______________________ Location of Work : ____________________ Nama pekerjaan Lokasi pekerjaan

Type of equipment and material used : _____________________________________________ Jenis peralatan dan bahan yang digunakan

Description Work /Uraian Kerja: ___________________________________________________

Officer / Supervisor in charge : ____________________________________________________ Perwira / Pengawas yang bertanggung jawab

Personel carrying out the cold work / Personil Pelaksana :

1. ___________________________________ 2. ________________________________ 3. ___________________________________ 4. ________________________________

A. Preparation and Safety Measure Prior to Cold Work / Persiapan dan Analisa Keselamatan Sebelum Cold Work

No. Item/Uraian Yes/No

Ya/Tidak Remark/Keterangan 1. Conduct safety pre-job meeting / Melaksanaakan

tool box

2. Review the Risk Assessment to carry out the task and conduct the job safety analysis as required / Melakukan penilaian resiko atas pekerjaan dan job safety analysis sesuai keperluan

3. Complete LOTO procedure / melengkapi prosedur LOTO

4. Adequate equipments are provided / Perlengkapan memadai terpenuhi : (please tick)  Drain or Flush system  Warning signs

 Inert gas pressure  Adequate lighting  Ventilate  Gas/Oxygen monitoring  Flammable remover  Stage/Scafolding

5. Precaution-Appropriate PEE using / Penggunaan PEE yang sesuai : (please tick)  Safety helmet  Face mask

 Safety shoes  Respirator  Overall  Life jacket

 Eye protector  Breathing aparatus  Ear plug  Fall protection and Harnes

Proposed by / Diajukan oleh : Verified by Supervisor in Charge / Diperiksa oleh Pengawas yang Bertanggung Jawab

Approved by Master / Disetujui oleh Nahkoda


(5)

  B. Extent Time / Perpanjangan waktu (as applicable)

(Ensure all safety measures, preparation and precations are still valid and permit can be extended / Yakinkan semua analisa keselamatan, persiapan dan tindakan pencegahan masih berlaku untuk perpanjangan izin kerja)

Date / / / / / /

From am/pm am/pm am/pm

To am/pm am/pm am/pm

Note / Keterangan :

Proposed by / Diajukan oleh : Verified by Supervisor in Charge / Diperiksa oleh Pengawas yang Bertanggung Jawab

Approved by Master / Disetujui oleh Nahkoda

Nama/Jabatan/Paraf/Tanggal Nama/Jabatan/Paraf/Tanggal Nama/Jabatan/Paraf/Tanggal

C. After Completion of Work / Setelah pekerjaan dingin selesai :

Item / Uraian Yes/No

Ya/Tidak Remark/Keterangan All material and equipments have been withdrawn and free

no hazard / Semua material dan perlengkapan telah disimpan dan tidak ada bahaya

Proposed by / Diajukan oleh : Verified by Supervisor in Charge / Diperiksa oleh Pengawas yang Bertanggung Jawab

Approved by Master / Disetujui oleh Nahkoda


(6)

 

Lampiran 7 Aktifitas galangan

Aktivitas naik dan turun kapal

Aktivitas produksi