B. Keberadaan Yayasan Dalam Sistem Hukum Indonesia
Yayasan di masa lalu, sebelum negara Republik Indonesia memiliki Undang-Undang Yayasan Tahun 2001, landasan hukumnya tidak begitu jelas,
karena belum ada aturannya secara tertulis. Yayasan yang didirikan pada waktu itu menggunakan hukum kebiasaan yang ada dalam praktik. Demikian pula dalam
menjalankan kegiatannya, mendasarkan pada hukum kebiasaan. Meskipun demikian, selama itu yayasan dikehendaki berstatus badan hukum. Belum adanya
peraturan tertulis mengenai yayasan, berakibat tidak ada keseragaman hukum yang dijadikan dasar bagi sebuah yayasan dalam menjalankan kegiatan untuk
dapat mencapai tujuan yang dicita-citakan. Keadaan yang demikian tidak luput
dari kelemahan yang dialami oleh yayasan.
Ada beberapa kelemahan yang dapat dijumpai dalam praktik, antara lain bahwa yayasan bersifat tertutup, status hukumnya tidak jelas, dan pengelolaannya
belum ke arah profesional. Dengan belum adanya ketentuan tertulis tentang yayasan, menjadikan yayasan yang ada di negara kita pada waktu itu tampak
bersifat tertutup. Sifat tertutup tersebut terasa di masyarakat, karena masyarakat pada umumnya tidak mengetahui tentang struktur organisasi suatu yayasan. Orang
luar tidak mengetahui apa saja yang menjadi organ yayasan itu. Kemudian dari segi administrasi pendaftaran, tidak ada kewajiban bagi yayasan untuk melakukan
pendaftaran ke salah satu instansi pemerintah, sehingga pihak pemerintah tidak dapat melakukan pengawasan terhadap kegiatan yayasan yang telah berdiri. Di
samping itu juga tidak ada kewajiban bagi yayasan untuk mengumumkan dalam Berita Negara sehingga masyarakat tidak mengetahui secara resmi tentang adanya
Universitas Sumatera Utara
yayasan. Dari segi keuangan, tidak ada kewajiban bagi yayasan untuk mengumumkan laporan tahunan dengan menempel di papan pengumuman
yayasan atau diumumkan melalui surat kabar, sehingga masyarakat tidak dapat mengetahui kondisi suatu yayasan. Selain sifatnya tertutup, yayasan juga berstatus
tidak jelas, apakah sebagai badan hukum atau tidak. Suatu organisasi dapat dikatakan sebagai badan hukum, harus melalui suatu proses yaitu adanya
pengesahan dari pemerintah. Dengan tidak adanya peraturan tertulis tentang yayasan pada waktu itu, mengalami kesulitan untuk dapat mengatakan bahwa
yayasan itu adalah badan hukum.
Di Indonesia setelah 56 tahun merdeka baru mempunyai peraturan mengenai yayasan, yaitu Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, yang diundangkan pada tanggal 6 Agustus 2001 dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 112 dan Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4132, dan mulai berlaku sejak tanggal 6
Agustus 2002.
Pemberlakuan Undang-Undang Yayasan satu tahun setelah tanggal pengundangan, dimaksudkan agar masyarakat mengetahui dan memahami
peraturannya dan dapat mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan yayasan. Lambatnya membentuk Undang-Undang Yayasan dapat
berakibat lambatnya masyarakat untuk menyesuaikan diri terhadap undang- undang tersebut terutama bagi yayasan yang telah berdiri sebelumnya, karena
masyarakat telah terbiasa mengelola yayasan secara tradisional yang norma- normanya telah internalized atau mendarah daging. Sedangkan Undang-Undang
Universitas Sumatera Utara
Yayasan dibentuk dengan tujuannya digunakan untuk melakukan perubahan masyarakat agent of change,
64
agar yayasan dapat sebagai lembaga yang
dikelola secara profesional dan mampu berperan maksimal di masyarakat. Setelah
Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tersebut berjalan kurang lebih dua tahun, diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, yang
diundangkan pada tanggal 6 Oktober 2004 dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 115 dan Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4430, dan mulai berlaku sejak tanggal 6 Oktober 2005, satu tahun setelah diundangkan.
65
Perubahan Undang-Undang Yayasan sesuai dengan konsideran Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2004 disebabkan karena Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2001 dalam perkembangannya belum menampung seluruh kebutuhan dan perkembangan hukum dalam masyarakat, serta terdapat beberapa substansi yang
dapat menimbulkan berbagai penafsiran. Tujuan diubahnya undang-undang ini dimaksudkan untuk lebih menjamin kepastian dan ketertiban hukum, serta
memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat mengenai yayasan, sehingga dapat mengembalikan fungsi yayasan sebagai pranata hukum dalam
rangka mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 yang memuat 73 pasal, diantaranya sebanyak 21 pasal yang diubah dan tiga alinea dalam penjelasan
umum yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004. Oleh karena itu, pasal-pasal yang tidak diubah dan penjelasan yang tidak diubah dalam
64
Gatot Supramono, Hukum Yayasan di Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hal. 8.
65
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
undang-undang tersebut masih berlaku. Dengan adanya perubahan tersebut, kedua undang-undang itu saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
Dengan adanya perubahan tersebut, kedua undang-undang itu saling berkaitan dan merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Biasanya
undang-undang yang mengalami perubahan ditulis dengan kata sambung juncto disingkat jo. yang artinya berhubungan. Jadi dalam hal ini, dengan adanya
perubahan Undang-Undang Yayasan dimaksud, ditulis demikian: Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan. Adapula yang menulis seperti ini: Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2001 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004.
Kedua cara penulisan itu tidak ada masalah, dan maksudnya tidak berbeda.
Sebagaimana telah diketahui di atas, bahwa suatu undang-undang dilakukan perubahan, tujuannya tidak lain adalah untuk memperbaiki peraturan
yang ada di dalam undang-undang agar sesuai dengan keadaan perkembanggan zaman, namun di lain pihak perubahan itu membawa pengaruh kepada masyarakat
akan mengalami perubahan karena masyarakat harus membaca dua undang- undang yang saling berkaitan.
66
Pertumbuhan Badan Hukum Yayasan cukup pesat dalam masyarakat Indonesia. Keberadaan yayasan pada dasarnya merupakan pemenuhan kebutuhan
bagi masyarakat yang menginginkan adanya wadah atau lembaga yang bersifat
66
Ibid., hal. 10.
Universitas Sumatera Utara
dan bertujuan sosial, kemanusiaan, dan keagamaan yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan amal dan kedermawanan secara terorganisasi dan sistematis.
Dengan adanya yayasan, maka segala keinginan sosial, kemanusiaan, dan keagamaan itu dapat diwujudkan di dalam suatu lembaga yang telah diakui dan
diterima keberadaannya. Bahkan ada pendapat mengatakan bahwa yayasan merupakan nirlaba, artinya tujuannya bukan mencari keuntungan, melainkan
melaksanakan sesuatu yang bersifat amal.
Namun tidak semua yayasan yang ada dalam masyarakat itu didaftarkan untuk menjadikannya suatu badan hukum menurut peraturan yang berlaku.
67
Di Indonesia kegiatan sosial kemanusiaan yang dilakukan yayasan diperkirakan
muncul dari kesadaran masyarakat kalangan mampu yang memisahkan kekayaannya untuk membantu masyarakat yang mengalami kesusahan.
68
Pengakuan yayasan sebagai badan hukum berarti ada subyek hukum yang mandiri, yang secara teoritis adanya kekayaan yang terpisah tidak membagi
kekayaan atau penghasilan kepada pendiri atau pengurusnya, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai organisasi yang teratur, dan didirikan dengan akta notaris.
69
Ciri tersebut memang cocok dengan ciri-ciri badan hukum pada umumnya, yaitu adanya kekayaan yang terpisah, adanya tujuan tertentu, adanya kepentingan
sendiri, dan adanya organisasi yang teratur.
70
67
Arie Kusumastuti dan Maria Suhardiadi, Hukum Yayasan Di Indonesia, Jakarta: PT. Abadi, 2003, hal. 1.
68
Ibid.
69
Ibid., hal. 6.
70
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Undang-Undang Yayasan, legalisasi badan hukum adalah saat akta pendiriannya yang dibuat di hadapan Notaris dan disahkan oleh Menteri
Hukum dan Perundang-undangan dan Hak Asasi Manusia. Yayasan yang tidak menyesuaikan anggaran dasarnya dalam jangka waktu 5 lima tahun dapat
dibubarkan berdasarkan putusan pengadilan atas permohonan kejaksaan atau
pihak yang berkepentingan.
Yayasan yang sebagian kekayaannya berasal dari bantuan negara, bantuan luar negeri, dan sumbangan masyarakat sebagai akibat berlakunya suatu peraturan
perundang-undangan wajib mengumumkan ikhtisar laporan tahunan sebagaimana dimaksud oleh Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang Yayasan yang mencakup
kekayaan selama 10 tahun, sebelum Undang-Undang Yayasan diundangkan. Pengumuman ini tidak menghapus hak dari pihak berwajib untuk melakukan
pemeriksaan, penyidikan, dan penuntutan apabila terjadi pelanggaran hukum.
71
Setelah keluarnya Undang-Undang Yayasan, maka penentuan status badan hukum yayasan harus mengikuti ketentuan yang ada didalam undang-undang
tersebut. Dalam undang-undang tersebut menyatakan bahwa yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Dengan ketentuan tersebut dapat diketahui yayasan menjadi badan hukum karena undang-undang atau berdasarkan undang-undang bukan berdasarkan
sistem terbuka yaitu berdasarkan pada kebiasaan, dokrin dan yurisprudensi. Modal awal yayasan berupa kekayaan pendiri yang dipisahkan dari kekayaan
71
Ibid., hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
pribadinya yang lain.
72
Yayasan sebagai suatu badan hukum, memiliki hak dan kewajiban yang independen, yang terpisah dari hak dan kewajiban orang atau
badan yang mendirikan yayasan, maupun para pengurus serta organ yayasan lainnya.
73
Status badan hukum yang jelas pada sebuah yayasan diperoleh setelah ada
akta pendirian yayasan, dan syarat-syarat pendiriannya adalah sebagai berikut:
1.
Didirikan oleh satu orang atau lebih.
2.
Ada kekayaan yang dipisahkan dari kekayaan pendirinya.
3.
Dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam Bahasa Indonesia.
4. Harus memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM Republik
Indonesia.
5.
Diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
6. Tidak boleh memakai nama yang telah dipakai secara sah oleh yayasan lain
atau bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan.
7.
Nama yayasan harus didahului dengan kata “yayasan”.
Selanjutnya menurut Chatamarrasjid Ais, suatu yayasan sekurang- kurangnya harus meliputi hal-hal sebagai berikut:
74
1.
Harus bertujuan sosial dan kemanusiaan;
2. Tujuan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
ketertiban umum dan kesusilaan;
72
Chatamarrasjid Ais III, Badan Hukum Yayasan Edisi Revisi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006, hal. 2.
73
Gunawan Wijaya, Yayasan di Indonesia Suatu Panduan Komprehensif, Jakarta: Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, 2002, hal. 4.
74
Chatamarrasjid Ais II, Op. Cit., hal. 146-147.
Universitas Sumatera Utara
3. Dana yayasan berasal dari harta kekayaan para pendiri yang dipisahkan dan
sumbangan masyarakat;
4.
Kekayaan yang dipisahkan harus sesuai dengan tujuan pendirian yayasan;
5. Fasilitas yang diperoleh dan dana yang berhasil dihimpun harus digunakan
sesuai dengan tujuan yayasan;
6. Yayasan dapat melakukan usaha yang menghasilkan laba, tapi bukan
merupakan tujuan dan harus digunakan untuk tujuan sosial;
7.
Yayasan harus terbuka untuk partisipasi masyarakat;
8.
Pertanggungjawaban pengurus yayasan harus jelas;
9. Yayasan harus ditujukan untuk menegakkan hak asasi manusia dan keadilan
sosial;
10. Kalau yayasan bubar, kekayaan yayasan harus dilimpahkan pada badan atau
yayasan yang bertujuan sama atau hampir sama; dan
11. Yayasan baik pendiriannya maupun pengaturan lainnya harus diatur oleh atau
dengan undang-undang.
Ketentuan tersebut dimaksudkan agar penataan administrasi pengesahan suatu yayasan sebagai badan hukum dapat dilakukan dengan baik guna mencegah
berdirinya yayasan tanpa melalui prosedur yang ditentukan dalam undang-undang
ini. Dalam lalu lintas hukum di Indonesia, keberadaan yayasan sudah diakui oleh
masyarakat Indonesia. Berbagai macam yayasan dengan berbagai karakteristiknya dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kenyataannya keberadaan
yayasan tumbuh dan berkembang begitu pesat dengan berbagai kegiatan, maksud, dan tujuannya. Selama ini keberadaan yayasan mulai dari proses berdiri, kinerja
Universitas Sumatera Utara
dan pembubarannya dilakukan berdasarkan atas kebiasaan yang terjadi dalam
masyarakat maupun yurisprudensi dari Mahkamah Agung.
Undang-Undang Yayasan isinya selain bersifat mengatur, juga bersifat memaksa. undang-undang ini bukan hanya berlaku terhadap yayasan yang
didirikan setelah Undang-Undang Yayasan tersebut berlaku, melainkan berlaku
pula terhadap yayasan yang ada sebelum Undang-Undang Yayasan tersebut ada.
Pada prinsipnya, terkait status badan hukum, yayasan yang telah ada sebelum berlakunya Undang-Undang Yayasan, berdasarkan pada yurisprudensi dan
doktrin, tetap diakui menjadi badan hukum apabila memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam Undang-Undang Yayasan tersebut.
C. Pengaturan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004
Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 diubah dengan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2004, hal tersebut dimaksudkan untuk lebih menjmain
kepastian dan ketertiban hukum, serta memberikan pemaaman yang benar kepada masyarakat mengenai yayasan, sehingga dapat mengembalikan fungsi yayasan
sebagai pranata hukum dalam rangka mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
kemanusiaan, dan keagamaan. Perubahan Undang-Undang Yayasan dilakukan
bukan untuk penggantian undang-undang, dalam arti undang-undang yang lama diganti dengan yang baru. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tidak
menggganti Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001. Perubahan itu hanya sekadar mengubah sebagian pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tidak sampai mengubah seluruh pasal
Universitas Sumatera Utara
dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001.
Menurut Undang-Undang Yayasan, disebutkan dengan tegas menyatakan bahwa yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
75
Ada 4 empat prinsip yang harus dimiliki Yayasan sesuai dengan harapan Undang-Undang Yayasan, yakni:
Dari ketentuan tersebut, maka pengurus mempunyai tanggung jawab agar dapat mengelola harta kekayaan yang
dipisahkan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada akta pendirian yayasan. Dalam melakukan pengelolaan harta tersebut sepenuhnya
diarahkan untuk dapat mencapai tujuan pendirian yayasan dengan melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha yayasan yang sebaik mungkin.
76
1. Kemandirian Yayasan sebagai badan hukum; 2. Keterbukaan seluruh kegiatan Yayasan;
3. Akuntabilitas publik; dan 4. Prinsip nirlaba.
Prinsip yang ingin diwujudkan dalam ketentuan Undang-Undang Yayasan adalah kemandirian yayasan sebagai badan hukum, keterbukaan seluruh kegiatan
yang dilakukan yayasan, dan akuntabilitas kepada masyarakat mengenai apa yang telah dilakukan oleh yayasan, serta prinsip nirlaba yang merupakan prinsip yang
75
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 1 angka 1.
76
Helex Wirawan, “Tanggung Jawab Hukum Bagi Organ Yayasan”, http:www.baganintheworld.comtanggung-jawab-hukum-bagi-organ-yayasan.
Universitas Sumatera Utara
fundamental bagi suatu yayasan. Namun, prinsip yang sangat menonjol adalah prinsip akuntabiitas dan transparansi yayasan, yang bahkan telah dinyatakan
dalam penjelasan Undang-Undang Yayasan alinea 4 empat. Dalam Undang-Undang Yayasan diatur tentang kekayaan yayasan baik
berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh yayasan berdasarkan undang-undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak
langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada pembina, pengurus dan pengawas.
77
Dalan ketentuan Undang-Undang Yayasan menyatakan bahwa: Dengan adanya ketentuan ini maka dengan sendirinya setiap pengurus yayasan
tidak dibenarkan menerima pengalihan harta yayasan dengan alasan apapun.
78
1. Kekayaan yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang
diperoleh yayasan berdasarkan undang-undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah,
maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada
pembina, pengurus dan pengawas.
2. Pengecualian atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dapat
ditentukan dalam anggaran dasar yayasan bahwa pengurus menerima gaji,
upah, atau honorarium, dalam hal pengurus yayasan :
a. Bukan pendiri yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, pembina, dan
pengawas; dan
77
Ibid.
78
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 5.
Universitas Sumatera Utara
b.
Melaksanakan kepengurusan yayasan secara langsung dan penuh.
3. Penentuan mengenai gaji, upah, atau honorarium sebagai-mana dimaksud
pada ayat 2, ditetapkan oleh pembina sesuai dengan kemampuan kekayaan
yayasan.”
Undang-Undang Yayasan menyatakan bahwa:
79
1. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian
harta kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal.
2. Pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan dengan
akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia.
3.
Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat.
4. Biaya pembuatan akta notaris sebagaimana dimaksud dalam ayat 2
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
5. Dalam hal yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 didirikan oleh
orang asing atau bersama-sama orang asing, mengenai syarat dan tata cara
pendirian yayasan tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Guna mendapatkan status badan hukum sebuah yayasan harus melalui proses pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Yayasan, ditentukan bahwa:
80
1. Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian yayasan
79
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 9.
80
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 11.
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 2, memperoleh pengesahan dari
Menteri.
2. Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, pendiri
atau kuasanya mengajukan permohonan kepada Menteri melalui notaris yang
membuat akta pendirian yayasan tersebut.
3. Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat 2, wajib menyampaikan
permohonan pengesahan kepada menteri dalam jangka waktu paling lambat 10 sepuluh hari terhitung sejak tanggal akta pendirian yayasan
ditandatangani.
4. Dalam memberikan pengesahan akta pendirian yayasan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1, menteri dapat meminta pertimbangan dari instansi terkait dalam jangka waktu paling lambat 7 tujuh hari terhitung sejak
tanggal permohonan diterima secara lengkap.
5. Instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 4, wajib menyampaikan
jawaban dalam jangka waktu paling lambat 14 empat belas hari terhitung
sejak tanggal permintaan pertimbangan diterima.
6. Permohonan pengesahan akta pendirian yayasan dikenakan biaya yang
besarnya ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
Ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Yayasan menyatakan bahwa:
81
1. Akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain yang dianggap
81
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 14.
Universitas Sumatera Utara
perlu.
2.
Anggaran dasar yayasan sekurang-kurangnya memuat:
a.
Nama dan tempat kedudukan;
b. Maksud dan tujuan serta kegiatan untuk mencapai maksud dan tujuan
tersebut;
c.
Jangka waktu pendirian;
d. Jumlah kekayaan awal yang dipisahkan dari kekayaan pribadi pendiri
dalam bentuk uang atau benda;
e.
Cara memperoleh dan penggunaan kekayaan;
f.
Tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian anggota pembina, pengurus, dan pengawas;
g.
Hak dan kewajiban anggota pembina, pengurus, dan pengawas;
h.
Tata cara penyelenggaraan rapat organ yayasan;
i.
Tetentuan mengenai perubahan anggaran dasar;
j.
Penggabungan dan pembubaran yayasan; dan
k.
Penggunaan kekayaan sisa likuidasi atau penyaluran kekayaan yayasan setelah pembubaran.
3. Keterangan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 memuat sekurang-
kurangnya nama, alamat, pekerjaan, tempat dan tanggal lahir, serta
kewarganegaraan pendiri, pembina, pengurus, dan pengawas.
4. Jumlah minimum harta kekayaan awal yang dipisahkan dari kekayaan pribadi
Pendiri sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huruf d ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Undang-Undang Yayasan, wewenang pengesahan Yayasan berada di tangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Notaris wajib mengajukan permohonan pengesahan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam jangka waktu 10 hari sejak
Yayasan ditandatangani.
Guna mencegah kesamaan nama dalam yayasan maka dalam Undang- Undang Yayasan, ditentukan bahwa:
82
1.
Yayasan tidak boleh memakai nama yang:
a.
Telah dipakai secara sah oleh Yayasan lain; atau
b.
Bertentangan dengan ketertiban umum danatau kesusilaan.
2.
Nama yayasan harus didahului dengan kata “yayasan”.
3. Dalam hal kekayaan yayasan berasal dari wakaf, kata “wakaf” dapat
ditambahkan setelah kata “yayasan”.
4. Ketentuan mengenai pemakaian nama yayasan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Dalam Undang-Undang Yayasan menyatakan bahwa:
83
1. Kekayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam
bentuk uang atau barang. 2.
Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, kekayaan yayasan dapat diperoleh dari:
82
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 15.
83
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 26.
Universitas Sumatera Utara
a. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat;
b. Wakaf;
c. Hibah;
d. Hibah wasiat; dan
e. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan
danatau peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.
Dalam hal kekayaan yayasan berasal dari wakaf, maka berlaku ketentuan hukum perwakafan.
4. Kekayaan yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2
dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat adalah sumbangan atau
bantuan sukarela yang diterima yayasan, baik dari negara, bantuan luar negeri, masyarakat, maupun pihak lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan yang dimaksud dengan perolehan lain, misalnya dividen, bunga tabungan bank, sewa gedung, dan perolehan dari
hasil usaha yayasan. Jika kekayaan yayasan berasal dari wakaf, maka berlaku ketentuan hukum perwakafan. Kekayaan yayasan yang dimiliki tersebut
dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan. Dalam hal tertentu, negara dapat memberikan bantuan kepada yayasan.
84
Undang-Undang Yayasan tidak mengatur tentang tanggung jawab pendiri yayasan, sebelum yayasan didirikan. Setelah yayasan didirikan, jelas pendiri
menjadi hilang tidak ada pendiri yayasan dapat menduduki jabatan sebagai
84
Indra Bastian, Op. Cit., hal. 4.
Universitas Sumatera Utara
pembina. Namun pihak lainpun dapat menjadi pembina sepanjang memenuhi ketentuan yang disyaratkan. Tanggung jawab terhadap tindakan yang diambil
yayasan sebelum disahkan sebagai badan hukum berada di tangan pengurus. Karena semua tindakan yang dilakukan atas nama yayasan setelah yayasan
didirikan dilakukan oleh pengurus. Sebelum diundangkannya Undang-Undang Yayasan di Indonesia, dalam
praktiknya yayasan tidak mempunyai anggota, melainkan hanya pengurus. Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata belum ada keseragaman dalam
kepengurusan yayasan. Bermacam-macam istilah untuk penyebutan pengurus. Selain pengurus, dijumpai pula pengurus harian, dewan pendiri, dewan
penyantun, dewan pelindung, dewan kehormatan, dewan penasihat, dan sebagainya, bahkan ada yang sangat keliru dengan menyebutkan anggota.
Keseragaman yang dimiliki oleh yayasan adalah struktur pengurusnya terdiri dari; ketua, sekretaris, dan bendahara.
85
Yayasan sangat tergantung pada wakil-wakilnya dalam melakukan perbuatan hukum, karenanya agar yayasan dapat dengan mudah melakukan
perbuatan hukum tersebut yayasan harus mempunyai organ. Ketiadaan organ menyebabkan yayasan tidak dapat berfungsi dan mencapai maksud dan tujuan
pendiriannya. Dalam menjalankan kegiatan usahanya yayasan dibina, diurus, dan Setelah diundangkannya Undang-Undang
Yayasan Nomor 16 Tahun 2001, maka terhadap pengurus yayasan yang sekarang dikenal dengan organ yayasan, terdiri dari pembina, pengurus dan pengawas.
85
Anwar Borahima, Kedudukan Yayasan Di Indonesia: Eksistensi, Tujuan, Dan Tanggung Jawab Yayasan, ed.1, cet. 1, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 208.
Universitas Sumatera Utara
diawasi oleh organ yayasan. Yang termasuk sebagai organ yayasan adalah:
86
1. Pembina;
2. Pengurus;
3. Pengawas.
Mengenai organ-organ dalam yayasan, dalam Undang-Undang Yayasan mengatakan bahwa “Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas pembina,
pengurus, dan pengawas.”
87
1. Pembina
Dalam Undang-Undang Yayasan dan dalam anggaran dasar yayasan, ditentukan bahwa pembina adalah orang yayasan yang mempunyai
kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus atau pengawas yang meliputi kewenangan mengenai:
88
a. Keputusan untuk melakukan perubahan anggaran dasar yayasan;
b. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan anggota
pengawas yayasan; c.
Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran dasar yayasan;
d. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan; dan
e. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran yayasan.
86
Arie Kusumastuti Maria Suhardiadi, Hukum Yayasan di Indonesia, Jakarta: Abadi, 2001, hal. 93.
87
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 2.
88
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 28.
Universitas Sumatera Utara
Pihak yang dapat diangkat menjadi anggota adalah orang perseorangan yang merupakan pendiri yayasan danatau mereka yang
berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan. Menurut Undang-
Undang Yayasan, dikatakan bahwa “Anggota pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota pengurus danatau anggota pengawas.”
89
2. Pengurus
Undang-Undang Yayasan menentukan bahwa “Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan.”
90
Pengurus yayasan bertanggung jawab penuh atas kepengurusan yayasan untuk kepentingan dan
tujuan yayasan serta berhak mewakili yayasan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Ini berarti setiap pengurus menjalankan tugas dengan itikad baik,
dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan yayasan. Dalam menjalankan tugasnya tersebut, pengurus tidak harus melakukannya sendiri,
pengurus dapat mengangkat dan memberhentikan pelaksana kegiatan yayasan. Untuk keperluan itu maka segala ketentuan yang berhubungan
dengan syarat dan tata cara pengangkatan dan pemberhentikan pelaksana kegiatan Yayasan harus diatur dalam anggaran dasar Yayasan.
91
89
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 29.
90
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 31 ayat 1.
91
Rita M, Risiko Hukum Bagi Pembina, Pengawas, dan Pengurus Yayasan, Jakarta: Forum Sahabat, 2009, hal. 71-72.
Universitas Sumatera Utara
Pihak yang dapat diangkat menjadi pengurus adalah orang perseorangan yang mampu dan cakap untuk melakukan perbuatan hukum.
Sama halnya larangan bagi pembina, maka pengurus pun dilarang untuk merangkap sebagai pembina atau pengawas Yayasan.
Menurut Undang-Undang Yayasan, ditentukan bahwa “Pengurus yayasan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan rapat
pembina.”
92
3. Pengawas
Dalam hal pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian pengurus dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan anggaran dasar, atas
permohonan yang berkepentingan atau atas permintaan Kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan umum, pengadilan dapat membatalkan pengangkatan,
pemberhentian, atau penggantian tersebut dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal permohonan pembatalan diajukan.
Dalam Pasal 40 Undang-Undang Yayasan, ditentukan bahwa Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta
memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. Yayasan memiliki Pengawas sekurang-kurangnya 1 satu orang Pengawas
yang wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya diatur dalam Anggaran Dasar. Pihak yang dapat diangkat menjadi Pengawas adalah orang
perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum. Pengawas tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengurus. Menurut Pasal 42 Undang-
92
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 34 ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
Undang Yayasan, dikatakan bahwa “Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan yayasan.”
Dalam Undang-Undang Yayasan, ditentukan bahwa pengawas yayasan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan rapat
pembina. Dalam hal pengangkatan, pemberhentian dan penggantian pengawas dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan anggaran dasar, atas
permohonan yang berkepentingan atau atas permintaan kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan umum, pengadilan dapat membatalkan pengangkatan,
pemberhentian, atau penggantian Pengawas tersebut dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal permohonan
pembatalan diajukan.
93
Mengenai laporan tahunan yayasan yang terdapat dalam Undang-Undang Yayasan, ditentukan bahwa:
94
1. Pengurus wajib membuat dan menyimpan catatan atau tulisan yang berisi
keterangan mengenai hak dan kewajiban serta hal lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha Yayasan.
2. Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pengurus wajib
membuat dan menyimpan dokumen keuangan Yayasan berupa bukti pembukuan dan data pendukung administrasi keuangan.
93
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 46.
94
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 48.
Universitas Sumatera Utara
Ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Yayasan, ditentukan bahwa:
95
1. Dalam jangka waktu paling lambat 5 lima bulan terhitung sejak tanggal
tahun buku yayasan ditutup, pengurus wajib menyusun laporan tahunan secara tertulis yang memuat sekurang-kurangnya:
a. Laporan keadaan dan kegiatan yayasan selama tahun buku yang lalu serta
hasil yang telah dicapai; b.
Laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan laporan
keuangan. 2.
Dalam hal Yayasan mengadakan transaksi dengan pihak lain yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi Yayasan, transaksi tersebut wajib
dicantumkan dalam laporan tahunan. Prinsip akuntabilitas dan transparansi juga dapat dilihat dalam Undang-
Undang Yayasan, ditentukan bahwa:
96
1. Ikhtisar laporan tahunan Yayasan diumumkan pada papan pengumuman di
kantor Yayasan. 2.
Ikhtisar laporan keuangan yang merupakan bagian dari ikhtisar laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, wajib diumumkan dalam surat
kabar harian berbahasa Indonesia bagi Yayasan yang:
95
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 49.
96
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 52.
Universitas Sumatera Utara
a. Memperoleh bantuan Negara, bantuan luar negeri, danatau pihak lain
sebesar Rp.500.000.000,00 lima ratus juta rupiah atau lebih, dalam 1 satu tahun buku; atau
b. Mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp. 20.000.000.000,00
dua puluh miliar rupiah atau lebih. 3.
Laporan keuangan Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, wajib diaudit oleh Akuntan Publik.
4. Hasil audit terhadap laporan keuangan Yayasan sebagaimana dimaksud pada
ayat 3, disampaikan kepada Pembina Yayasan yang bersangkutan dan tembusannya kepada Menteri dan instansi terkait.
5. Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku. Sedangkan mengenai pemeriksaan terhadap yayasan menurut Undang-
Undang Yayasan, ditentukan bahwa:
97
1. Pemeriksaan terhadap Yayasan untuk mendapatkan data atau keterangan
dapat dilakukan dalam hal terdapat dugaan bahwa organ Yayasan: a.
Melakukan perbuatan melawan hukum atau bertentangan dengan Anggaran Dasar;
b. Lalai dalam melaksanakan tugasnya;
c. Melakukan perbuatan yang merugikan yayasan atau pihak ketiga; atau
d. Melakukan perbuatan yang merugikan negara.
97
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 53.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a, huruf b, dan
huruf c hanya dapat dilakukan berdasarkan penetapan Pengadilan atas permohonan tertulis pihak ketiga yang berkepentingan disertai alasan.
3. Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf d dapat dilakukan
berdasarkan penetapan Pengadilan atas permintaan Kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan umum.
Dalam Undang-Undang Yayasan ditentukan bahwa yayasan akan bubar karena:
98
1. Jangka waktu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar berakhir;
2. Tujuan Yayasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah tercapai atau
tidak tercapai; 3.
Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap berdasarkan alasan:
a. Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan;
b. Tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit; atau
c. Harta kekayaan Yayasan tidak cukup untuk melunasi utangnya setelah
pernyataan pailit dicabut. Sedangkan mengenai ketentuan pidana yang terletak dalam Undang-
Undang Yayasan menentukan bahwa:
99
1. Setiap anggota organ Yayasan yang melanggar ketentuan sebagaimana
98
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 62.
99
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 70.
Universitas Sumatera Utara
dimaksud dalam Pasal 5, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun.
2. Selain pidana penjara, anggota organ yayasan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 juga dikenakan pidana tambahan berupa kewajiban mengembalikan uang, barang, atau kekayaan yayasan yang dialihkan atau dibagikan.
Ketentuan peralihan yang terletak dalam Undang-Undang Yayasan, ditentukan bahwa:
100
1. Pada saat undang-undang ini mulai berlaku, yayasan yang:
a. Telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia; atau b.
Telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan mempunyai izin melakukan kegiatan dari instansi terkait; tetap diakui sebagai badan hukum dengan
ketentuan dalam jangka waktu paling lambat 3 tiga tahun terhitung sejak tanggal undang-undang ini mulai berlaku, yayasan tersebut wajib
menyesuaikan anggaran dasarnya dengan ketentuan undang-undang ini. 2.
Yayasan yang telah didirikan dan tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dapat memperoleh status badan hukum dengan cara
menyesuaikan anggaran dasarnya dengan ketentuan undang-undang ini, dan mengajukan permohonan kepada menteri dalam jangka waktu paling lambat 1
satu tahun terhitung sejak tanggal undang-undang ini mulai berlaku.
100
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan, Pasal 71.
Universitas Sumatera Utara
3. Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, wajib diberitahukan kepada
menteri paling lambat 1 satu tahun setelah pelaksanaan penyesuaian. 4.
Yayasan yang tidak menyesuaikan anggaran dasarnya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan yayasan sebagaimana dimaksud
pada ayat 2, tidak dapat menggunakan kata “yayasan” di depan namanya dan dapat dibubarkan berdasarkan putusan pengadilan atas permohonan
kejaksaan atau pihak yang berkepentingan.”
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENERAPAN PRINSIP AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI