Pengertian Tentang Prinsip Transparansi

B. Pengertian Tentang Prinsip Transparansi

Transparansi adalah suatu proses keterbukaan dari para pengelola manajemen, utamanya manajemen publik, untuk membangun akses dalam proses pengelolaannya sehingga arus informasi keluar dan masuk secara berimbang. Jadi dalam proses transparansi, informasi bukan saja diberikan oleh pengelola manajemen publik tetapi masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi yang menyangkut kepentingan publik. Kesadaran ini akan mengubah cara pandang manajemen publik di masa mendatang. Masyarakat tidak lagi pasif menunggu informasi dari pemerintah atau dinas-dinas penerangan pemerintah tetapi mereka berhak mengetahui segala sesuatu yang menyangkut keputusan dan kepentingan publik. 108 Transparansi harus seimbang, juga, dengan kebutuhan akan kerahasiaan lembaga maupun informasi-informasi yang mempengaruhi hak privasi individu. Keterbukaan membawa konsekuensi adanya kontrol yang berlebih-lebihan dari masyarakat dan bahkan oleh media massa. Karena itu, kewajiban akan keterbukaan harus diimbangi dengan nilai pembatasan, yang mencakup kriteria yang jelas dari para aparat publik tentang jenis informasi apa saja yang mereka berikan dan pada siapa informasi tersebut diberikan. 109 Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai 108 Joe Fernandez, “Partisipasi Dan Transparansi”, http:www.ipcos.or.idarticles32- participation23-partisipasi-dan-transparansi-dalam-pembangunan.html. 109 Loina Lalolo Krina P., “Indikator Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi Partisipasi”, http:goodgovernance.bappenas.go.idggfileconceptgood_governance.pdf. Universitas Sumatera Utara agar dapat dimengerti dan dipantau. Transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. 110 Dengan singkat dapat diartikan bahwa transparansi merupakan keterbukaan dalam pengelolaan pemerintahan dan pengelolaan lingkungan ekonomi. 111 Dalam mewujudkan transparansi, sebuah perusahaan, organisasi, ataupun lembaga harus menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Contohnya, dalam laporan keuangan yang wajib diungkapkan secara objektif dan mudah dimengerti. Selain laporan keuangan disarankan juga mengungkapkan informasi non-finansial yang diperlukan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk mengambil berbagai keputusan. Transparansi merupakan suatu prinsip yang sangat penting dalam suatu badan usaha. Prinsip ini menjamin adanya pengungkapan ataupun keterbukaan segala informasi yang berkaitan dengan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan badan usaha secara tepat waktu dan akurat. Pengertian transparansi memberikan suatu petunjuk agar pelaku kunci yang terlibat untuk bertanggung jawab dan menjamin kinerja pelayanan publik yang baik. Prinsip transparansi merupakan pelaksanaan keterbukaan dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh pihak terkait atas pelaksanaan kewenangan yang 110 Silahudin, “Good Governance”, http:lskp2m.wordpress.com20110222good- governance. 111 Haryono Umar, dkk, Op. Cit., hal. 16. Universitas Sumatera Utara diberikan padanya. Prinsip ini terutama berkaitan erat dengan keterbukaan terhadap efektivitas kegiatan dalam pencapaian sasaran atau target kebijakan ataupun program yang telah ditetapkan. Transparansi mempunyai karakteristik: 112 1. Adanya tujuan yang telah ditetapkan; 2. Penentuan standard yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan; 3. Mendorong penerapan atau pemakaian standarisasi; 4. Mengembangkan standard organisasi dan operasional secara ekonomis. Transparansi yayasan menurut Undang-Undang Yayasan adalah: 113 1. Pendokumentasian kegiatan usaha organisasi non profit ornop dan bukti pembukuan serta data pendukung administrasi keuangan; 2. Adanya mekanisme laporan tahunan keadaan dan kegiatan yayasan, laporan keuangan serta catatan lainnya; 3. Laporan tahunan di papan kantor, standard akuntansi, pengumuman di surat kabar dan audit independent kondisi tertentu. Yayasan menerapkan transparansi dalam beberapa model, yaitu: 114 1. Model legalisme legalism model yaitu model yang berdasarkan hukum, misalnya Undang-Undang Yayasan. Dalam hal ini adanya keharusan audit independent untuk kepentingan publik; 2. Model asositisme associatism model yaitu model yang berdasarkan kesepakatan sosial atau konsorsium. Dalam hal ini adanya kesepatan atas bentuk pelaporan tahunan, misalnya standard laporan Ikatan Akuntan 112 YB. Sigit Hutomo, Op. Cit., hal. 144. 113 Hamid Abidin, Akuntabilitas dan Transparansi Yayasan, www.yahoo.com. 114 Ibid. Universitas Sumatera Utara Indonesia; 3. Model komunalisme communalism model yaitu model yang berdasarkan kesepakatan komunitas atau masyarakat konstituen. Dalam hal ini masyarakatlah yang menentukan model terhadap kinerja yayasan. Pada hakekatnya tujuan transparansi pada yayasan mencakup: 115 1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola yayasan secara tepat, efisien, dan ekonomis atas aktivitas dan sumber daya ekonomis; 2. Memberikan informasi yang memungkinkan para pengurus yayasan melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif. Bagi manajemen yayasan, transparansi informasi digunakan sebagai proses pengendalian manajemen mulai dari strategi perencanaan, penyusunan program sampai dengan pelaporan kinerja. Dan transparansi tersebut mencakup penyediaan informasi bagi donator, pemerintah dan publik pada umumnya. Untuk mengembangkan transparansi yang baik dan sehat, yayasan perlu membangun sistem pengendalian manajemen yang dirancang untuk meningkatkan upaya pencapaian tujuan organisasi dan untuk menilai efektivitas sistim pengendalian manajemen dalam pencapaian tujuan. Pengelolaan yayasan secara profesional dan efisien dengan penerapan prinsip transparansi dalam setiap kegiatan operasionalnya sudah merupakan kebutuhan pokok pada masa sekarang ini. 115 YB. Sigit Hutomo, Op. Cit., hal. 142. Universitas Sumatera Utara C. Penerapan Prinsip Akuntabilitas Dan Transparansi Yayasan Dikaitkan Dengan Pencegahan Praktik Pencucian Uang Penerapan atau perbuatan mempraktikkan suatu prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam yayasan dapat dilihat dari aturan yang terletak dalam Undang- Undang Yayasan itu sendiri. Hal ini diketahui dari peraturan yang menyangkut mengenai kekayaan yayasan yang dapat diperoleh dari sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat, wakaf, hibah, hibah wasiat, dan perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan danatau peraturan perundang- undangan yang berlaku tersebut harus dapat dipastikan bahwa kekayaan yang diperoleh yayasan bukanlah merupakan suatu hasil tindak pidana pencucian uang. Maka organ yayasan yang terdiri atas pembina, pengurus, dan pengawas harus dapat lebih cermat dan teliti untuk dapat mengelola harta kekayaan yayasan dengan menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi untuk mencegah terjadinya praktik tindak pidana pencucian uang dalam yayasan. Selain itu, kedua prinsip ini dapat dilihat dalam Undang-Undang Yayasan mengenai laporan tahunan. Sesuai dengan Pasal 48 1 di atas, hal ini merupakan bentuk penerapan prinsip transparansi dalam manajemen kegiatan usaha yayasan berkaitan dengan penyediaan informasi bagi kinerja yayasan, secara tekhnis transparansi dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban dari pihak yang dipercaya agent untuk memberikan pertanggungjawaban, laporan dan mengungkapkan segala aktivitas serta kegiatan kepada pemberi kepercayaan principal yang Universitas Sumatera Utara memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. 116 Dalam konteks yayasan, organ yayasan dalam hal ini pengurus berperan sebagai pihak yang diberi kepercayaan agent dan publik atau masyarakat berperan sebagai pemberi kepercayaan principal, sedangkan pengawas yayasan berperan sebagai internal auditor yang berfungsi sebagai penjamin bahwa pengurus telah melakukan kegiatan yayasan sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah ditetapkan. 117 Dalam Pasal 52 Undang-Undang Yayasan, hasil laporan keuangan yayasan yang diaudit oleh akuntan publik disampaikan kepada pembina yayasan yang bersangkutan dan tembusannya kepada menteri dan instansi terkait. Akuntan publik tersebut haruslah melaksanakan kewajibannya dengan penuh bertanggung jawab sehingga kekayaan yang dimiliki oleh yayasan dalam jumlah tertentu dapat diketahui oleh masyarakat sesuai dengan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas. Menurut Chatamarrasjid Ais: 118 “Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, diharapkan akan menjadi dasar hukum yang kuat dalam mengatur kehidupan Yayasan di Indonesia, serta menjamin kepastian dan ketertiban hukum agar Yayasan berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas.” Pengelolaan yayasan yang profesional adalah pengelolaan yayasan yang memiliki prinsip keterbukaan dan akuntabilitas. Penjelasan Undang-Undang TPPU alinea 4 empat berbunyi: 116 YB. Sigit Hutomo, Reformasi Yayasan Perspektif Hukum dan Manajemen, The Jakarta Consulting Group Editor 360 o Approach on Fondation, Yogyakarta: Andi, 2002, hal. 143. 117 Ibid. 118 Chatamarrasjid Ais I, Op. Cit., hal. 2. Universitas Sumatera Utara “Selain itu, mengingat peranan Yayasan dalam masyarakat dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat, maka penyempurnaan Undang- undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan dimaksudkan pula agar Yayasan tetap dapat berfungsi dalam usaha mencapai maksud dan tujuannya di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas.” Penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi yayasan dikaitkan dengan pencegahan praktik pencucian uang tersebut dapat dilihat dalam contoh kasus berikut: Yayasan Fatmawati yang menerima uang pembayaran 119 aliran dana dari pemilik Bank Century, Robert Tantular, 120 yang masing-masing sebesar Rp 2 miliar, Rp 8 miliar, dan Rp 15 miliar. Dari jumlah total Rp 25 miliar, sebesar Rp 20 miliar di antaranya masuk ke yayasan, sedangkan sisanya masuk ke rekening perorangan. 121 Diketahui bahwa Robert Tantular mengalirkan dana melalui Toto Kuntjoro selaku Direktur PT. Graha Nusa Utama GNU dan PT. Nusa Utama Sentosa NUS kepada Yayasan Fatmawati. 122 119 Chairul Akhmad dan Bilal Ramadhan, “Pengurus Yayasan Fatmawati Simpan Uang Century”, Polisi Turun Tangan, http:www.republika.co.idberitanasionalhukum111209lvxkj3-pengurus-yayasan-fatmawati- simpan-uang-century-polisi-turun-tangan. PT. GNU menerima dana tersebut antara lain bersumber dari penjualan aset Bank Century. Toto Kuntjoro selaku Direktur PT. GNU menerima tanah seluas 44 kavling dari Bank Century untuk dijual. Hasil 120 Fiddy Anggriawan, “Rekening Yayasan Fatmawati Sebesar Rp59 M Disita”, http:news.okezone.comread20120124339562494rekening-yayasan-fatmawati-sebesar-rp59- m-disita. 121 Mahardika Satria Hadi, “Uang Robert Tantular Mengalir Ke Yayasan Fatmawati”, http:www.tempo.coreadnews20111207063370339Uang-Robert-Tantular-Mengalir-ke- Yayasan-Fatmawati. 122 Mega Putra Ratya, “Sita Dana Century ke Yayasan Fatmawati, Polri Tunggu Putusan Hakim”, http:news.detik.comread20111229183901180268710sita-dana-century-ke- yayasan-fatmawati-polri-tunggu-putusan-hakim. Universitas Sumatera Utara penjualan tersebut, seharusnya diserahkan kepada Bank Century. Bukannya menyerahkan hasil penjualan kepada Bank Century, Toto Kuntjoro malah memasukkan dana tersebut kepada PT. GNU dan dana yang masuk ke PT. GNU digunakan untuk membeli aset Yayasan Fatmawati. 123 Dana tersebut dialirkan untuk membayar peralihan hak atas seluas 22,8 hektar milik Yayasan Fatmawati di Jalan RS. Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan. Yayasan Fatmawati, mendatangi Badan Reserse dan Kriminal Polri untuk memberikan informasi mengenai adanya aliran dana tersebut. Hal itu dikarenakan, pihak yayasan khawatir itu terklasifikasi bahwa yayasan menerima itu sebagai money laundering 124 Sesuai contoh kasus di atas, menunjukkan bahwa kekayaan yayasan yang diperolehditerima tersebut merupakan hasil tindak pidana pencucian uang. Maka dalam hal tersebut, pihakorgan yayasan yang terdiri atas pembina, pengurus, dan pengawas harus dapat lebih bertanggung jawab dan terbuka dalam mengelola harta kekayaan yayasan dengan menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi untuk mencegah terjadinya praktik tindak pidana pencucian uang dalam yayasan. Dan hendaklah mereka sebagai organ yayasan melakukan tugas mereka masing- masing secara jujur dan bekerjasama dalam mengelola segala sesuatu yang terkait atau merupakan hasil tindak pidana pencucian uang dari orang yang tidak bertanggung jawab. 123 Maria Yuniar, “Polisi Menyita Duit Yayasan Fatmawati”, http:www.tempo.coreadnews20120427063400057Polisi-Menyita-Duit-Yayasan-Fatmawati. 124 Maria Natalia dan Laksono Hari W, “Yayasan Fatmawati Tak Terlibat Uang Kotor Century”, http:nasional.kompas.comread2011120717323123Yayasan.Fatmawati.Tak.Terlibat.Uang.K otor.Century. Universitas Sumatera Utara dengan kemajuan yayasan yang tidak terlepas dengan nilai sosial, kemanusiaan, dan keagamaan yang terkandung dalam yayasan itu sendiri. Penerapan prinsip akuntabilitas dan transparansi tersebut sangatlah penting dalam mengelola sebuah yayasan. Hal ini dikarenakan, organ yayasan yang terdiri atas pembina, pengurus, dan pengawas harus lebih bertanggung jawab dalam menjalankan kewajiban untuk menjelaskan bagaimana realisasi otoritas yang diperolehnya tersebut serta terbuka dalam segala laporan yang memuat catatan atau tulisan yang berisi keterangan mengenai hak dan kewajiban serta hal lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha yayasan ataupun dokumen keuangan yayasan berupa bukti pembukuan dan data pendukung administrasi keuangan. Selain itu, Akuntan publik yang memiliki kewajiban dalam hal mengaudit laporan keuangan yayasan haruslah melaksanakan kewajibannya dengan penuh bertanggung jawab sehingga kekayaan yang dimiliki oleh yayasan dalam jumlah tertentu dapat diketahui oleh masyarakat berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas yang terdapat dalam Undang-Undang Yayasan itu sendiri. Hal tersebut dilakukan agar dapat untuk mencegah terjadinya praktik tindak pidana pencucian uang dalam yayasan. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP