Pengertian Tentang Yayasan KEBERADAAN YAYASAN DALAM SISTEM HUKUM INDONSIA

BAB III KEBERADAAN YAYASAN DALAM SISTEM HUKUM INDONSIA

A. Pengertian Tentang Yayasan

Istilah Yayasan pada mulanya digunakan dari sebagai terjemahan dari istilah “stichting” dalam Bahasa Belanda dan “foundation” dalam Bahasa Inggris. 52 Yayasan Inggris: foundation adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004 menyetujui undang-undang ini, dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri mengesahkannya pada tanggal 6 Oktober 2004. Sama halnya dengan istilah Yayasan yang berasal dari penterjemahan bahasa Belanda, lembaga Yayasan pun sebenarnya sejak zaman Hindia Belanda sudah dikenal dan banyak digunakan dalam masyarakat. Hal ini berlaku terus sampai Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Karena bentuknya yang sudah melekat pada masyarakat luas di Indonesia maka bentuk Yayasan tumbuh, hidup dan berkembang sehingga setiap kegiatan non profit yang dilembagakan akan memakai lembaga bentuk yayasan. 53 52 Chatamarassjid Ais yang selanjutnya disebut dengan II, Tujuan Sosial Yayasan dan Kegiatan Usaha Bertujuan Laba, Bandung: PT. Citra Aditya Bhakti, 2000, hal. 5. 53 Anonim, “Yayasan”, http:id.wikipedia.orgwikiYayasan. Universitas Sumatera Utara Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan dalam mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan. 54 Menurut NH. Bregstein, yayasan adalah: 55 “Suatu badan hukum, yang didirikan dengan suatu perbuatan hukum, yang tidak bertujuan untuk membagikan kekayaan dan sutau penghasilan kepada pendiri atau penguasanya di dalam yayasan itu, atau kepada orang-orang lain kecuali sepanjang mengenai yang terakhir ini adalah sesuai dengan tujuan yayasan yang idealistisi.” Menurut Hayati Soeroredjo, yayasan harus bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan serta idealistis dan pasti tidak diperbolehkan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum dan atau kesusilaan. 56 Rochmat Soemitro, mengemukakan bahwa yayasan merupakan suatu badan hukum yang lazimnya bergerak di bidang sosial dan bukan menjadi tujuannya untuk mencari keuntungan, melainkan tujuannya ialah untuk melakukan usaha yang bersifat sosial. 57 Sri Sudewi, merumuskan yayasan adalah sebagai setiap organisasi yang didirikan oleh seorang atau lebih dengan pernyataan sebelah pihak untuk tujuan 54 Dedi Koswara, “Pengertian Yayasan”, http:tikmaalmuthmainnah.wordpress.com20111226pengertian-yayasan, diakss pada 26 Desember 2011. 55 NH. Bregstein, Badan Hukum Yayasan Suatu Analisis Mengenai Yayasan Sebagai Suatu Badan Hukum Sosial, Bandung: Mandar Madju, 2003, hal. 110. 56 Hayati Soeroredjo, Hukum Yayasan Di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, Jakarta: Sinar Grafika, 2005, hal. 71. 57 Rochmat Soemitro, Hukum Perseroan Terbatas, Yayasan dan Wakaf, Bandung: Alumni, 2002, hal. 161. Universitas Sumatera Utara tertentu dengan menyisihkan harta kekayaan sendiri oleh pendirinya. 58 Menurut pendapat maupun pandangan beberapa pakar hukum yayasan tersebut di atas, dan pengertian yayasan berdasarkan Undang-Undang Yayasan, maka sifat-sifat yayasan adalah sebagai berikut: 59 1. Sosial Dalam bidang sosial yang meliputi mendirikan rumah yatim piatu, mendirikan rumah pemeliharaan orang yang lanjut usia, mendirikan sekolah lemah mental, pendidikan informal seperti kursus-kursus keterampilan, pendidikan formal seperti pendidikan dari tingkat kelompok bermain sampai perguruan tinggi, kesenian, olah raga, dan perlindungan konsumen serta kegiatan usaha lainnya yang terkait. 2. Kegamaan Dalam bidang keagamaan yang meliputi mendirikan rumah ibadah masjid, vihara, gereja, klenteng, pesantren, pemeliharaan taman makam, menyalurkan infaq dan sedekah serta kegiatan usaha lainnya yang terkait. 3. Kemanusiaan Dalam bidang kemanusiaan yang meliputi mendirikan rumah sakit, mendirikan poliklinik, mendirikan rumah singgah, pelayanan jenazah, penampungan pengungsi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup serta kegiatan usaha lainnya yang terkait. 58 Sri Sudewi, Hukum dan Pribadi, Yogyakarta: Gajah Mada, 2004, hal. 32. 59 H. Budi Untung, dkk, Reformasi Yayasan, Perspektif Hukum Dan Manajemen, Yogyakarta: Andi, 2002, hal. 16-17. Universitas Sumatera Utara Menurut Gunawan Widjaya 60 1. Yayasan jelas merupakan suatu kumpulan modal dan bukan kumpulan orang; , bahwa yayasan juga dimungkinkan didirikan berdasarkan surat wasiat. Ini berarti bahwa: 2. Dikatakan bukan kumpulan orang, karena yayasan dapat didirikan hanya oleh satu orang yang menyisihkan harta kekayaan pribadinya menjadi harta kekayaan awal yayasan; dan 3. Selanjutnya oleh karena akta pendirian yayasan harus dibuat dalam bentuk akta notaris, maka surat wasiat yang memungkinkan pendirian yayasan juga harus merupakan surat wasiat yang dibuat oleh atau dihadapan notaris. Yayasan merupakan suatu badan yang melakukan berbagai kegiatan yang bersifat sosial dan mempunyai tujuan idiil. 61 Yayasan berbeda dengan perkumpulan karena perkumpulan memiliki pengertian yang lebih luas, yaitu meliputi suatu persekutuan, koperasi, dan perkumpulan saling menanggung. Selanjutnya, perkumpulan terbagi atas 2 jenis, yaitu: 62 1. Perkumpulan yang berbentuk badan hukum, seperti Perseroan Terbatas, koperasi, dan perkumpulan saling menanggung; 2. Perkumpulan yang tidak berbentuk badan hukum, seperti persekutuan perdata, CV, dan firma. 60 Gunawan Widjaya, Yayasan Di Indonesia Suatu Panduan Komprehensif, Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo, 2001, hal. 11. 61 I.G.Rai Widjaya, Hukum Perusahaan, Jakarta: Kesaint Blanc, 2002, hal. 60. 62 Indra Bastian, Akuntansi Yayasan Dan Lembaga Politik, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007, hal. 1. Universitas Sumatera Utara Yayasan memiliki perbedaan yang sangat jelas dengan perkumpulan. Yayasan memiliki sifat dan bertujuan sosial, keagamaan, kemanusiaan; tidak semata-mata mengutamakan keauntungan atau mengejarmencari keuntungan dan penghasilan yang sebesar-besarnya; serta tidak mempunyai anggota. Sedangkan perkumpulan, bersifat dan bertujuan komersial; mementingkan keuntungan profit oriented; serta mempunyai anggota. Yayasan sebagai suatu badan hukum mampu dan berhak serta berwenang untuk melakukan tindakan-tindakan perdata. Pada dasarnya, keberadaan badan hukum yayasan bersifat permanen, yaitu hanya dapat dibubarkan memlaui persetujuan para pendiri atau anggotanya. Yayasan hanya dapat dibubarkan jika segala ketentuan dan persyaratan dalam anggaran dasarnya telah dipenuhi. Hal tersebut sama kedudukannya dengan perkumpulan yang berbentuk badan hukum, yaitu subyek hukum yang dapat melakukan perbuatan hukum dan yang menyandang hak dan kewajiban dapat digugat maupun menggugat di pengadilan. Dengan demikian, yayasan dan perkumpulan yang berbentuk badan hukum mempunyai kekuatan hukum yang sama, yaitu sebagai subyek hukum dan dapat melakukan perbuatan hukum. Hak dan kewajiban yang dimiliki oleh yayasan dan perkumpulan yang berbentuk badan hukum adalah sama, yaitu berhak untuk mengajukan gugatan dan berkewajiban untuk mendaftarkan perkumpulan atau yayasan kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan status badan hukum. 63 63 Ibid., hal. 2. Universitas Sumatera Utara

B. Keberadaan Yayasan Dalam Sistem Hukum Indonesia