Transportation planning report adalah laporan yang berisikan perencanaan jumlah alat transportasi untuk pengiriman item ke DC tertentu.
Jaringan distribusi tidak hanya membuat penjadwalan persediaan, namun juga harus menjadwalkan bagaimana produk tersebut akan dikirim ke DC.
Pada beberapa perusahaan, biaya terbesar dalam distribusi berasal dari biaya transportasi sekitar 47, hampir setengah dari keseluruhan biaya distribusi.
Dengan menggunakan DRP, dapat dihitung biaya transportasi dengan akurat karena DRP adalah simulasi operasi distribusi yang detail. Dengan DRP, dapat
ditentukan berapa banyak produk yang akan dikirim dan kapan pengiriman akan dilakukan. Informasi ini dapat digunakan untuk menjadwalkan trasportasi dengan
efektif.
3.5. Sumber-sumber Perubahan yang Mempengaruhi Rencana DRP
5
Beberapa perubahan yang mungkin akan mempengaruhi renacan DRP adalah:
1. Kesalahan peramalan 2. Perbaikan-perbaikan peramalan
3. Variasi waktu tunggu 4. Kehilangan atau kerusakan dari inventori
5. Pemogokan karyawan pekerja
5
Gaspersz, Vincent, 1998, Production Planning and Inventory Control, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Universitas Sumatera Utara
3.6. Integrasi Sistem Distribusi dan Manufaktur
6
Integrasi sistem distribusi dan manufaktur bertemu pada jadwal induk produksi MPS dimana Planned order untuk central supply stocking point
menjadi satu input utama dalam pengembangan MPS. MPS juga memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan lain seperti pesanan-pesanan internal
atau antar pabrik. Tetapi ramalan untuk permintaan produk disaring melalui rencana distribusi, seharusnya menjadi penyumbang utama untuk MPS. Integrasi
sistem distribusi dan manufaktur dikenal sebagai DRPMRP connection yang bertemu pada MPS. Dengan Kata lain, titik dimana sistem distribusi dan sistem
produksi digabung secara bersama adalah melalui pengembangan dari sistem MPS.
Manajemen permintaan menggambarkan keterkaitan antara market place dan manufaktur. Pada umumnya dimulai dari peramalan berakhir dengan suatu MPS
yang konsisten sesuai dengan tujuan jangka panjang perusahaan dan kendala kapasitas. Melalui pengintegrasiaan sistem distribusi dengan produksi, dimana
data dan catatan time phased grid berada dalam format sesuai fungsi manajemen permintaan dapat menjadi lebih efektif, efisien, dan tepat waktu.
6
Gaspersz, Vincent, 1998, Production Planning and Inventory Control, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Universitas Sumatera Utara
3.7. Stok Pengaman dalam DRP
Stok pengaman dalam DRP digunakan untuk mengantisipasi ketidakpastiaan permintaan relatif terhadap ramalan-ramalan yang dibuat.
Ketidakpastian ini paling mungkin terjadi apabila permintaan benar-benar independent pada pusat-pusat distribusi yang secara langsung melayani
pelanggan. Sedangkan keadaan permintaan yang ditempatkan pada intermediate distribution center adalah dependent demand yang seharusnya dapat diperkirakan.
Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian permintaan dan penawaran adalah mengkondisikan data yang menunjukkan rata-rata
permintaan selama rata-rata lead time dan membangun distribusi probabilitas tunggal. Hal ini akan menghasilkan ukuran variasi yang lebih besar, namun dapat
diterapkan sebagai perhitungan dalam keadaan normal untuk menentukan stock pengaman guna mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan yaitu:
SS = z x s Dimana:
SS = stock pengaman yang disediakan untuk menghadapi ketidakpastian permintaan dan penawaran.
z = faktor pengganda pada tingkat pelayanan yang diinginkan s = simpangan baku disekitar rata-rata permintaan selama rata-rata lead time.
Sebagai contoh: diketahui bahwa simpangan baku selama waktu menunggu adalah 200 unit. Maka pada tingkat pelayanan 99 z = 2,33
ditetapkan stock pengaman sebesar: SS = z x s
Universitas Sumatera Utara
= 2,33 x 200 = 466 Bagaimanapun cara untuk mengurangi ketidakpastiaan waktu menunggu
dari pemasok adalah melalui sistem just in time JIT, sehingga mampu meminimumkan stock pengaman.
3.8. Peramalan