Latar Belakang Analisis Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Keputusan Ibu Rumah Tangga Pedesaan untuk Berbelanja pada Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Indonesia.

2 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial budaya. Pembangunan agar menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri self sustaining process tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1. Pembangunan ekonomi dapat memberikan manusia kemampuan lebih besar untuk menguasai alam sekitarnya dan mempertinggi tingkat kebebasannya dalam mengadakan suatu tindakan tertentu Irawan dan M.Suparmoko, 2002:8-9. Pembangunan ekonomi perlu dilakukan demi kehidupan manusia yang layak, salah satunya dengan meningkatkan sektor perdagangan agar siklus ekonomi tetap berjalan. Pembangunan pusat perdagangan pada saat ini sangat sering terjadi di Indonesia. Menurut Ayuningsasi2011, pembangunan pusat perdagangan merupakan suatu variabel yang dapat dijadikan untuk mengukur perkembangan perekonomian. Keberadaan pusat perdagangan merupakan bukti riil adanya kegaiatan perekonomian di suatu daerah. Kegiatan perekonomian tersebut ditandai dengan adanya suatu proses transaksi antara penjual dan pembeli. Tepat terjadinya proses transaksi antara penjual dan pembeli disebut pasar. Menurut Rasidin2011, secara umum pasar dapat didefinisikan sebagai aera tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu. Menurut Sudarman 2004:7, pasar merupakan tempat pembeli dan penjual bertemu dalam bertransaksimenjual 3 maupun membeli suatu barang dan jasa atau faktor-faktor produksi. Menurut Rahmadani2011, secara garis besar pasar dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam diantaranya pasar menurut jenis barang yang diperjualbelikan, pasar menurut waktu bertemunya penjual dan pembeli, pasar menurut luasnya kegiatan distribusi, pasar menurut bentuk fisiknya, pasar menurut strukturnya dan pasar berdasarkan bentuk atau manajemen pengolahannya. Pasar berdasarkan bentuk atau manajemen pengolahannya di bagi dua, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 70M-DAGPER122013 tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa kios dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dangan dengan melalui proses tawar menawar. Pasar modern atau toko modern adalah dengan sistem pelayan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Departemen Store, Hypermart. Pasar tradisional dan pasar modern memiliki persamaan yaitu sama-sama menyediakan kebutuhan masyarakat. Seiring dengan perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat, pasar tradisional mulai terusik dangan keberadaan pasar modern. 4 Menurut Ardiana2012, pasar tradisional memiliki empat fungsi ekonomis, yaitu : 1 Pasar tradisional merupakan tempat dimana berbagai lapisan masyarakat memperoleh barang-barang kebutuhan harian dengan harga yang relatif terjangkau, 2 Pasar tradisional adalah tempat bagi masyarakat untuk melakukan interaksi sosial dan diskusi formal tentang permasalahan yang dihadapi, 3 Pasar tradisonal merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah PAD melalui restribusi yang ditarik dari para pedagang, 4 Akumulasi aktivitas jual beli di pasar tradisional merupakan faktor penting pertumbuhan ekonomi skala lokal, regional maupun nasional. Menurut Kholis dkk.2011, perkembangan pasar modern yang cukup pesat dikhawatirkan akan menggeser posisi pasar tradisional karena pasar tradisional tidak mampu bersaing dengan pasar modern. Pasar tradisional mempunyai fungsi dan peranan yang tidak hanya bagi tempat perdagangan tetapi juga sebagai peninggalan kebudayaan yang sudah ada sejak dahulu Weda dan Rahadi, 2012. Pasar tradisional identik dengan kondisi lingkungan yang kumuh, kotor, becek dan bau berbeda halnya dengan pasar modern yang menawarkan fasilitas lebih menarik dengan sauna yang nyaman dan bersih. Kenyamanan berbelanja biasanya menjadi alasan konsumen untuk lebih memilih pasar modern dibandingkan pasar tradisional Isnaini, dkk. 2012. Munurut Rahadi2010, kondisi ini menjadi ancaman serius bagi bagi keberlangsungan usaha para pedagang tradisonal. Pasar tradisonal memiliki keunikan tersendiri, yaitu proses tawar menawar. Melalui proses tawar menawar mampu menjalin kedekatan personal 5 dan emosional antara penjual dan pembeli yang tidak didapatkan di pasar modern, sedangkan di pasar modern, konsumen tidak bisa melakukan proses tawar menawar karena harga barang sudah sesuai dengan kode atau barcode yang tertera sehingga proses transaksi akan lebih praktis. Pola pikir masyarakat terhadap ketidaknyamanan berbelanja di pasar tradisional sengat mempengaruhi minat masyarakat untuk berkunjung ke pasar tradisional, hal ini berakibat pada penurunan jumlah pembeli pasar tradisional, dimana dengan menurunnya jumlah pembeli secara langsung akan mempengaruhi pendapatan para pedagang. Selain itu isu-isu yang menyudutkan pasar tradisional sangat mempengaruhi citra pasar tradisional. Menurut Kuncoro2008, isu utama yang berkaitan dengan perkembangan pasar tradisional adalah jarak antara pasar tradisional dengan Hypermart yang saling berdekatan, tumbuh pesatnya Minimarketyang dimiliki pengelola jaringan ke wilayah pemukiman, penerapan berbagai macam syarat perdagangan oleh ritel modern yang memberatkan pemasok barang, kondisi pasar tradisional secara fisik yang sangat tertinggal, maka perlu ada program kebijakan untuk melakukan pengaturan. Kelemahan yang terdapat di pasar tradisional menyebabkan masyarakat beralih ke pasar modern. Natawidjaja2006 mengatakan selama tahun 1999 sampai 2004, terjadi tren pertumbuhan pangsa pasar modern terhadap total pangsa pasar industri makanan yang tajam dari 11 persen menjadi 30 persen. Penjualan pasar modern pun tumbuh rata-rata 15 persen pertahun, sedangkan penjualan pasar tradisional turun 2 persen pertahunnya. Situasi tersebut diperkuat juga oleh riset yang 6 dilakukan A.C Nielsen tahun 2005 yang menyatakan bahwa pasar modern di Indonesia memiliki tren tumbuh 31,4 persen pertahun, sedangkan pasar tradisional memiliki tren menurun 7 persen per tahun. Salah satu penyebab meningkatnya jumlah penjualan di pasar modern adalah salah satunya urbanisasi yang memacu pertumbuhan penduduk di perkotaan yang juga menyebabkan peningkatan pendapatan perkapita. Perkembangan pasar modern yang sangat pesat dan diiringi dengan masuknya jaringan pasar modern ke daerah ,akan dapat memanjakan konsumen karena akan ditawarkan berbagai pilihan dalam berbelanja. Namun hal ini juga akan menimbulkan efek negatif yaitu pasar tradisional yang selama ini menyediakan kebutuhan konsumen lambat laun akan mulai tergeser posisinya. Jika dilihat tren pertumbuhan, pasar modern menunjukkan gejala pertumbuhan yang semakin pesat. Jika kondisi seperti ini tetap dibiarkan maka jutaan pedagang kecil di Indonesia akan tenggelam seiring perkembangan didunia retail yang didominasi oleh pasar modern. Dampak dari keberadaan pasar modern akan menyebabkan penjualan dari pedagang pasar tradisional akan terus menurun Pengkajian Koperasi dan UKM2006. Jika hal ini dibiarkan oleh pemerintah maka eksistensi pasar tradisional lama kelamaan akan mulai hilang seiring berjalannya waktu. Pasar tradisional mempunyai peran dan fungsi yang tidak hanya sebagai tempat perdagangan, tetapi juga sebagai warisan kebudayaan yang telah ada sejak jaman dahulu Kupita, dan Bintoro. 2012: 46. 7 Pasar tradisional mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Kotler2005 berpendapat bahwa pasar merupakan kumpulan semua pembeli dan potensial atas tawaran tertentu. Pasar dapat membantu pembangunan dengan menyediakan barang dan jasa bagi produsen, konsumen, maupun pemerintah. Pasar tradisional dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara yang berasal dari pajak dan retribusi. Pfeffermann2000: 3 menyebutkan bahwa sektor informal, termasuk pedagang yang terdapat di pasar tradisional, menyumbang 58 persen kesempatan kerja dan mampu membebaskan seseorang dari belenggu kemiskinan. Penyerapan tenaga kerja yang dapat mengurangi angka pengangguran merupakan keuntungan lain yang diperoleh dari keberadaan pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah PAD. Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan hak dari Pemerintah Daerah yang dapat diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam satu periode pemerintahan yang bersangkutan. Defitri2011 mengatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah PAD melalui intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber PAD yang salah satunya berasal dari retribusi pelayanan pasar. Pasar sangat berperan dan berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah PAD karena akan menunjang pembangunan perekonomian suatu daerah sehingga keberadaan pasar tradisional harus mendapatkan perhatian yang lebih intensif dari pemerintah daerah. Untuk menunjang keberlanjutan pasar tradisional maka kesediaan konsumen untuk berbelanja di pasar tradisional menjadi keharusan. Keputusan untuk berbelanja di pasar tradisional atau pasar modern terkait dengan prilaku konsumen. 8 Perilaku konsumen menurut Handoko 2001 merupakan tindakan yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut. Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa pemahama terhadap perilaku konsumen bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi cukup sulit dan kompleks, khususnya disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi dan faktor-faktor tersebut cenderung saling berinteraksi. Keputusan ibu rumah tangga untuk berbelaja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendapatan yaitu pendapatan yang semakin tinggi cenderung mondorong keputusan untuk berbelaja akan semakin tinggi karena kemampuan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan. Begitu pula dengan konsumsi yang sangat mempengaruhi keputusan ibu rumah tangga untuk berbelanja adalah untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan karena meningkatnya pendapatan. Jumlah anggota keluarga sangat mempengaruhi dari besar kecilnya pengeluaran keluarga. Faktor umur juga mempengaruhi keputusan ibu rumah tangga untuk berbelanja karena selama seseorang masih mampu untuk memenuhi kebutuhan maka tidak ada batasan umur. Semakin besar pendapatan keluarga tersebut maka semakin besar keinginan ibu rumah tangga untuk berbelanja. Sehingga dapat dikaitkan bahwa semua faktor tersebut saling berkaitan antara tinggi besarnya pendapatan, konsumsi dan juga umur ibu rumah tangga itu sendiri. Berdasarkan dari asumsi-asumsi diatas dapat dikatakan bahwa pasar tradisional yang tersaingi oleh keberadaan pasar modern sehingga membuat 9 tergesernya pasar tradisional dan selain itu juga kondisi pasar tradisonal terkesan kumuh dan kurang nyaman membuat masyarakat beralih untuk berbelanja di pasar modern dan jika di asumsikan dengan jumlah peningkatan pendapatan yang semakin tinggi sehingga pergeseran pola konsumsi masyarakat yang awalnya berbelanja di pasar tradisional beralih untuk berbelanja di pasar modern. Berdasarkan hal tersebut, perlu dianalisis mengenai bagaimana ibu rumah tangga perdesaan sebagai pembuat keputusan untuk berbelanja pada pasar tradisional ataupun pada pasar modern sehingga nantinya jika terdapat terbedaan yang signifikan maka nantinya bisa diberikan solusi untuk kedepannya bagaimana menjaga agar pasar tradisional tetap diminati oleh masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah