Latar Belakang Hubungan Antara Brand Image Dan Keputusan Membeli.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah mahkluk hidup yang memiliki anggota tubuh terlengkap dibandingkan dengan spesies mahkluk lain yang ada di muka bumi. Terdapat berbagai macam anggota tubuh manusia diantaranya, kaki, tangan, mata, telinga, dan sebagainya. Salah satu anggota tubuh yang memiliki peran penting pada fungsi tubuh manusia adalah kaki. Kaki adalah salah satu organ tubuh manusia yang memiliki fungsi utama sebagai sistem gerak tubuh manusia. Tanpa kaki, manusia tidak bisa berjalan dan beraktivitas dengan leluasa. Salah satu fungsi kaki lainnya yaitu menopang berat tubuh manusia. Kaki memiliki otot seperti halnya bagian anggota tubuh lainnya. Aktivitas fisik yang sering dilakukan orang pada umumnya adalah berjalan kaki dan berdiri. Berjalan kaki dan berdiri adalah aktivitas fisik yang murah dan aman. Namun, aktivitas fisik yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan. Kelelahan pada otot akan membuat seluruh badan ikut lelah. Aktivitas fisik yang menimbulkan kelelahan otot yaitu berlari, berjalan kaki, dan berdiri terlalu lama. Dalam melakukan aktivitas fisik berjalan kaki dan berdiri, diperlukan alat yang menunjang kinerja optimal kaki sebagai sistem gerak. Alat penunjang tersebut adalah alas kaki. Terdapat berbagai macam jenis alas kaki, diantaranya adalah sepatu, sandal, dan sepatu sandal. Salah satu alas kaki yang populer adalah sepatu. Sepatu yang pada awalnya berfungsi sebagai alas kaki yang menutupi kaki kemudian bertambah fungsinya untuk berlari, bergaya, keamanan, dan kenyamanan. Setiap orang menyukai keindahan dan kenyamanan. Penggunaan sepatu adalah kebutuhan utama bagi setiap orang. Begitu pula setiap orang menginginkan penampilan terbaik di depan umum. Setiap orang juga ingin menjadi pusat perhatian. Salah satunya dengan menggunakan sepatu. Kendala yang dihadapi dalam mencari sepatu adalah yang sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Hal ini penting karena sepatu yang memenuhi syarat adalah sepatu yang mampu menyatu dengan kaki dan menopang seluruh berat badan dengan baik, serta berfungsi sebagai aksesoris. Beberapa jenis sepatu menonjolkan fungsinya masing-masing. Diantaranya, sepatu olahraga yang dikhususkan untuk olahraga, running shoes, sepatu hak tinggi yang dikhususkan untuk bergaya, sepatu untuk pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi, dan jenis sepatu lainnya. Namun, pada zaman era modern sekarang sudah mulai bermunculan merek sepatu yang multifungsi, yaitu merek sepatu yang menawarkan kenyamanan, keamanan, dan fashionable. Sepatu membantu pekerjaan kaki dalam menopang berat tubuh. Sepatu juga difungsikan sebagai fashion sehingga menambah kepercayaan diri jika dipakai. Di Indonesia, sepatu bermerek sangat diminati. Masing-masing produsen sepatu memberikan tawaran menarik dari produk sepatu yang dijual kepada konsumen agar konsumen memilih produk sepatu yang mereka tawarkan. Tawaran menarik tersebut, misalnya dari segi kualitas produk, harga, pelayanan, tempat penjualan, serta cara promosi. Berbagai macam produk sepatu juga menjadi alternatif merek sepatu yang ada untuk melakukan pembelian. Ada yang menawarkan anti bau, kenyamanan dipakai, unik, model yang menarik, konvensional, berwarna-warni, dan sebagainya. Munculnya berbagai macam jenis sepatu merupakan salah satu penyebab mengapa perusahaan-perusahaan kemudian berlomba-lomba menciptakan macam sepatu yang dapat memenuhi kebutuhan untuk pengguna sepatu. Di Indonesia saat ini terdapat berbagai macam merek sepatu terkenal seperti crocs, PUMA, HushPuppies, GOSH, Reebook, NIKE, Yongki Komaladi, Misyelle, Bata, Forever21, dan masih banyak merek lainnya. Diantara produsen itu saling bersaing untuk menonjolkan kekhasan ciri yang membedakan antara merek satu dengan yang lain. Salah satu produk sepatu yang sangat dikenal luas oleh konsumen adalah crocs. Crocs adalah produk sepatu berlogo buaya yang sedang menggejala di Indonesia. Hal ini terlihat dari acara ‘crocs gives back’ yang pernah diadakan beberapa kali di pusat perbelanjaan di tiga kota berbeda, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Fenomena ini sudah menggejala hampir dua tahun belakangan ini. Dimana acara tersebut menawarkan diskon besar untuk pembelian sepatu crocs. Acara ‘crocs gives back’ selalu dihadiri ratusan pengunjung yang rela mengantri berjam-jam. Crocs sendiri dalam acara ‘gives back’ menargetkan 6000 penjualan sepatu setiap hari selama 3 hari acara berlangsung. www.vivanews.com Sejarah sepatu sendiri bermula dari sepatu bersol karet yang pertama kali dibuat pada tahun 1800 dan dinamakan Plimsolls. Kemudian pada tahun 1950- an, Sneakers menjadi sepatu pilihan di mana-mana. Murah dan mudah diperoleh oleh seluruh anak muda di seluruh dunia. Sepatu bertumit tinggi alias stiletto menjadi tren di awal 1950-an. Platform shoes dengan tumit setinggi 2-5 inci menjadi incaran pria dan wanita. Pada era 70-an merupakan awal bagi sepatu model bakiak yang menjadi popular. Tahun 1990, awal era ini diramaikan dengan jenis sepatu bersol rata, berwarna dan persegi. Sekitar 2006-2008, model wedges shoes bertumit sebiji yang cocok dengan banyak jenis outfit, warp dan strappy shoes menjadi incaran wanita. www.ebayman84.co.cc Kisah crocs sendiri diawali pada bulan Juli, 2002 di Boulder, Colorado, Amerika. Ketika itu tiga orang penggagas crocs yaitu, George Boedecker, Scott Seamans dan Duke Hanson memutuskan untuk memasarkan sepatu yang berbeda dari biasanya. Sepatu yang pada awalnya dibuat untuk olahraga memancing ternyata digemari oleh banyak orang termasuk orang yang menyukai kegiatan olahraga. Sepatu tersebut kemudian dikembangkan dan diproduksi oleh Foam Creations, Inc. www.crocs.co.id Sebagai pendatang baru, crocs sangat diminati masyarakat Indonesia. Crocs adalah produk sepatu yang berasal dari Colorado, Amerika. Crocs memproduksi sepatu di China, Italia, Meksiko, Romania dan Amerika Serikat. Crocs memiliki moto Feel Good Revolution dan saat ini terjual di 125 negara. Varian harga sepatu crocs dari 299.000 rupiah hingga 799.000 rupiah. Perkembangan crocs sangat pesat dalam waktu 9 tahun. Peningkatan penjualan rata-rata 46 per tahunnya. Dari tahun 2005 hingga 2007 pendapatan crocs mengalami peningkatan yang sangat signifikan hingga hampir 900. www.kaskus.us Crocs sebagai produsen sepatu, saat ini berusaha mempertahankan pangsa pasarnya dengan melakukan program-program yang berkaitan dengan kepuasan konsumen. Selain inovasi dan diferensiasi yang tak pernah berhenti, pemahaman terhadap karakteristik konsumen berdasarkan profil, perilaku, dan preferensi juga perlu dilakukan. Melalui informasi tersebut, nantinya dapat dilakukan segmentasi pelanggan dan perumusan program tersebut. Sehingga akhirnya dapat diimplementasikan suatu program yang dapat mempertahankan kepuasan pelanggan dan menciptakan loyalitas. Selain itu, berbagai promosi juga dilakukan oleh crocs. Crocs tidak melakukan promosi melalui media massa seperti layaknya produsen sepatu lainnya. Namun, crocs melakukan promosi dengan social media network seperti Facebook, Friendster, forum-forum, blog sampai bekerjasama dengan detik.com. Crocs menggunakan cara ini untuk meningkatkan penjualannya. Crocs menggunakan promosi dengan cara WOM Word of Mouth atau lebih dikenal dengan iklan dari mulut ke mulut. Crocs memiliki beberapa jenis model sepatu dan setiap jenisnya memiliki arti dan ciri tertentu. Produk ini mengeluarkan berbagai macam tipe. Tipe yang digemari di Indonesia adalah beach, prima, malindi, santa cruz man, santa cruz woman, lily woman, dan crocband. Model sepatu crocs dapat digunakan untuk kalangan muda seperti pelajar dan mahasiswa. Hal tersebut dapat dilihat dalam keseharian di kampus atau di pusat perbelanjaan, banyak mahasiswa dan pelajar yang menggunakan sepatu crocs. Selain itu, Foam Creation, Inc juga lebih banyak memproduksi model sepatu crocs untuk kalangan remaja dibandingkan untuk kalangan umur lainnya. Hal ini dapat dilihat dari situs resmi sepatu crocs. Kalangan muda seperti pelajar dan mahasiswa termasuk dalam karakteristik remaja akhir. Seiring perkembangan biologis, psikologis, sosial ekonomi, remaja memasuki tahap dimana sudah lebih bijaksana dan sudah lebih mampu membuat keputusan sendiri Steinberg, 1996 dalam Steinberg, 2002. Hal ini meningkatkan kemandirian remaja termasuk juga posisinya sebagai konsumen. Remaja memiliki pilihan mandiri mengenai apa yang dilakukan dengan uangnya dan menentukan sendiri produk apa yang ingin ia beli. Namun, di pihak lain, remaja sebagai konsumen memiliki karakteristik mudah terpengaruh, mudah terbujuk iklan, tidak berpikir hemat, dan kurang realistis. Salah satu fungsi aktivitas remaja adalah fungsi ekonomi. Jumlah populasi remaja dan fakta bahwa remaja kurang terampil dalam mengelola keuangan daripada kelompok usia lainnya menyebabkan remaja menjadi target menarik bagi bermacam-macam bisnis Fine et al., 1990 dalam Steinberg, 2002. Dalam kaitannya dengan remaja sebagai perilaku konsumen, walaupun sebagian besar tidak memiliki penghasilan tetap, tetapi ternyata mereka memiliki pengeluaran yang cukup besar. Sebagian besar remaja belum memiliki pekerjaan tetap karena masih sekolah. Namun, para produsen tahu bahwa sebenarnya pendapatan mereka tidak terbatas, dalam arti bisa meminta uang kapan saja pada orang tuanya Loudon Bitta, 1984 dalam Loudon Bitta, 1998 . Selain itu, diusianya, remaja akhir mulai memperhatikan penampilannya dan mulai mendengarkan pendapat orang lain tentang dirinya. Mahasiswa termasuk dalam kategori remaja akhir 19-22 tahun Steinberg, 2002. Tidak terkecuali mahasiswa Psikologi Universitas Padjadjaran. Pada umumnya mahasiswa Psikologi Universitas Padjadjaran termasuk mahasiswa yang memperhatikan penampilan. Hal ini dapat dilihat dari pakaian dan aksesoris yang digunakan oleh mahasiswa sehari-hari di kampus. Jadi, dapat dikatakan mahasiswa Psikologi Universitas Padjadjaran adalah mahasiswa yang fashionable. Berdasarkan pengamatan sehari-hari yang dilakukan oleh peneliti di lingkungan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, banyak mahasiswa yang menggunakan sepatu merek crocs. Hal ini diperkuat dengan hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap konsumen mahasiswa angkatan 2007-2010 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Hasil survey awal adalah dari 224 orang mahasiswa didapatkan bahwa 100 orang mahasiswa menggunakan sepatu merek crocs, dan 124 orang mahasiswa lainnya menggunakan merek lain. Data tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1.1 Daftar Jumlah Orang dan Nama Merek Sepatu Nama Merek Sepatu Jumlah crocs 100 orang CONVERSE ALL STAR 10 orang YONGKI KOMALADI 10 orang adidas 4 orang Misyelle 22 Bata 12 NIKE 7 Marie claire 9 Tidak bermerek 50 Total 224 orang Sebagai konsumen, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dihadapkan pada sejumlah pilihan merek sepatu yang beredar di pasaran. Diantara tersedianya pilihan-pilihan merek sepatu lain, ternyata crocs menjadi merek sepatu yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Menurut 100 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang menggunakan sepatu merek crocs terdapat beberapa alasan kenapa mereka memilih untuk menggunakan sepatu merek crocs, yaitu : Tabel 1.2 Persentase Alasan Menggunakan Sepatu crocs No Alasan Persentase 1. Pemberian orang lain keluarga, kerabat dekat 5,7 2. Modelnya simpel, sederhana, dan warnanya bagus 9,02 3. Mudah dibersihkan 19,67 4. Tahan air dan awet 20,49 5. Ringan dan nyaman digunakan 45,08 Total 100 Selain itu juga terdapat 124 orang mahasiswa yang tidak menggunakan crocs. Beberapa alasan mereka tidak memilih sepatu crocs adalah tidak tertarik dengan modelnya, mahal, terlalu banyak yang pakai, tidak menyukai sepatu dengan bahan karet, terlalu simpel, dan ada juga yang menyatakan suka dengan sepatu crocs tapi harganya tidak sesuai untuk sebuah sepatu karet. Alasan-alasan yang telah diungkapkan tersebut merupakan brand image sepatu crocs yang sangat kuat melekat dalam ingatan mereka. Ketika seseorang mempersepsikan merek, maka yang dipersepsikan adalah citra atau image. Sebuah merek dapat memberikan gambaran mengenai produk, pelayanan, kualitas, dan perusahaan itu sendiri. Persepsi individu mengenai informasi-informasi tentang merek tertentu dapat membentuk brand image tentang merek produk tersebut. Brand Image adalah persepsi menyeluruh yang terbentuk melalui informasi dan pengalaman yang diperoleh konsumen terhadap suatu merek, yang meliputi karakteristik produk, pelayanan, tempat penjualan, harga, promosi Stanton, 1987. Sepatu crocs membentuk brand image melalui produk, pelayanan, tempat penjualan, harga, promosi. Melalui produk sepatu, Foam Creation, Inc membuat sepatu yang inovatif yaitu nyaman, trendi, mudah dibersihkan. Produk yang berbeda dari sepatu lainnya ini membuat sepatu crocs diminati banyak orang. Pelayanan dan tempat penjualan juga dibuat sesuai dengan standar dan kualitas yang baik sehingga menarik perhatian konsumen. Harga yang dikeluarkan pun oleh sepatu crocs kompetitif dengan sepatu merek yang sekelas dengan sepatu crocs. Selain itu, promosi yang berbeda yaitu dari mulut ke mulut semakin membuat sepatu crocs sebagai sepatu yang unik daripada sepatu merek lain. Kelima hal ini tidak lain adalah upaya dari Foam Creation, Inc untuk menaikkan brand image sepatu crocs sehingga semakin tinggi pula penjualan sepatu crocs. Dari pernyataan tersebut dapat diasumsikan bahwa sebagian besar merupakan brand image yang dibentuk oleh konsumen dari sepatu merek crocs. Persepsi itu terbentuk dari pengalaman dan informasi yang didapat oleh mahasiswa. Dimana, persepsi yang terbentuk terhadap sepatu crocs mempengaruhi sikap individu dalam keputusan membeli. Dari alasan menggunakan sepatu crocs maka disimpulkan mereka memilih karena menganggap crocs adalah produk yang sesuai kebutuhan mereka. Kebutuhan ini tergambar dari alasan yang dikemukakan oleh mereka. Dapat disimpulkan mereka membutuhkan sepatu yang nyaman, ringan, fleksibel, awet, dan model yang menarik. Kebutuhan tiap mahasiswa berbeda satu dengan yang lainnya maka dari alasan dan produk yang mereka pilih pun berbeda-beda. Pada dasarnya konsumen memilih produk atau jasa adalah untuk memenuhi kebutuhan dirinya A.B. Sutanto, 2004. Dalam proses pengambilan keputusannya konsumen akan mencoba mengenali kebutuhannya, mencari informasi yang dibutuhkannya, mengevaluasi alernatif-alternatif yang ada dan keputusan membeli Kotler, 2000. Tahapan tersebut tidak berlaku untuk semua produk terutama atas pembelian dengan keterlibatan rendah. Tahapan keputusan membeli ini digunakan untuk menampung seluruh cakupan pertimbangan yang muncul saat seorang konsumen menghadapi pembelian baru dengan keterlibatan tinggi. Keputusan membeli dengan keterlibatan tinggi biasanya berlaku pada produk dengan nilai jual yang tinggi. Dan crocs adalah salah satu produk sepatu yang melewati tahapan keputusan membeli dengan keterlibatan tinggi. Bila diamati, sebenarnya sepatu merek lain menawarkan keunggulan yang kompetitif bahkan melakukan promosi melebihi sepatu merek crocs Dari segi keunggulan yang kompetitif, sepatu merek lain juga menawarkan jenis sepatu yang ringan, nyaman dipakai, mudah dibersihkan, model sepatu yang up to date, dan lain sebagainya. Kemudian dari segi media promosi, sepatu merek lain lebih banyak menggunakan media massa elektronik dan cetak yang, dimana promosi ini tidak digunakan sepatu merek crocs untuk mempromosikan produk sepatu mereka. Seperti iklan di media massa, penggunaan artis-artis terkenal sebagai model iklan, harga yang lebih murah, tempat penjualan yang mudah dijangkau, kualitas produk yang baik, dan pelayanan yang baik. Namun kenyataannya, merek sepatu crocs tetap menjadi sepatu yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, sementara sepatu merek lainnya tidak menunjukkan hal yang demikian. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diasumsikan bahwa brand image bisa menjadi salah satu faktor dalam keputusan membeli. Hal-hal tersebut yang kemudian melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai brand image sepatu merek crocs dan hubungannya dengan keputusan membeli sepatu merek crocs pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

1.2 Identifikasi Masalah