Gotong Royong Hidup Rukun Saling Berbagi Tolong Menolong

16 kewajiban waraga negara, 4 bela negara, 5 dekomkasi, 6 wawasan nusantara, 7 ketahanan nasional, 8 politik strategi nasional. Menurut Ariyani dan Susantim 2010:18 kewarganegaraan merupakan materi yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam, baik dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, trampil, dan berkarakter. Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia bertujuan untuk menjadikan siswa mampu berkembang menjadi pribadi yang cerdas, dan menggunakan kecerdasaannya tersebut untuk memajukan diri sendiri dan lingkungan. Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil diterapkan akan mampu untuk mengembangkan sikap mental yang cerdas, penuh tanggung jawab dalam diri siswa. Menurut Sumiati 2008, mengemukakan bahwa tujuan PKn di Indonesia akan tercapai yaitu dengan menanamkan konsep dan nilai yang sudah di anggap baik sebagai titik tolak untuk menumbuhkan warga negara yang baik. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu pendidikan yang memfokuskan pada pendidikan nilai dan moral serta pembentukkan jati diri dan cinta tanah air untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter.

2.1.5 Materi Kelas II Membiasakan Hidup Bergotong Royong

2.1.5.1 Gotong Royong

Made 1996:53 mendefinisikan gotong royong sebagai bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu dengan azaz timbal balik yang mewujudkan adanya 17 ketentuan sosial dalam masyarakat. Gotong royong sebagai tindakan bekerja sama antara banyak orang yang rukun berkumpul untuk mengerjakan suatu keperluan yang besar yang biasanya tidak dapat dilakukan oleh satu orang Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa gotong royong adalah kegiatan bekerjasama antara individu, untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama-sama.

2.1.5.2 Hidup Rukun

Adalah sikap tolong-menolong, bekerja sama dalam masyarakat dan berbangsa dalam kehidupan setiap harinya. Sehingga terwujud kehidupan yang berdampingan secara harmonis. Hidup rukun adalah keadaaan masyarakat yang hidup bersama secara selaras, serasi, seimbang sehingga terjalin sikap hidup tolong-menolong antar sesama manusia. Hidup rukun bertujuan untuk menciptakan ketentraman dan kedamaian dalam bermasyarakat.

2.1.5.3 Saling Berbagi

Manusia tidak bisa hidup sendirian kita hidup bersama orang lain karena itu kita harus saling berbagi juga saling bekerja sama. Perbedaan jenis kelamin suku dan agama tidak menjadi penghalang untuk berbagi pekerjaan atau tugas dengan berbagi bersama keluarga teman dan tetangga hidup akan terasa lebih ringan.

2.1.5.4 Tolong Menolong

Menolong artinya membantu orang yang mengalami kesulitan. Tolong menolong artinya saling membantu, orang yang suka menolong biasanya punya 18 banyak teman. Tolong menolong dapat dilakukan di rumah juga di sekolah serta di masyarakat.

2.2 Penelitian-penelitian yang Relevan

Pada bagian ini peneliti menyajikan beberapa hasil penelitian dari beberapa orang sebelumnya yang relevan dalam masalah yang diteliti: 1. Penelitian dilakukan oleh Kuncoroningsih 2013 yang berjudul “hubungan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar pada siswa kelas VIII smp negri 2 pabelan tahun 20122013 ”. Sikap siswa dalam pembelajaran matematika bermacam-macam, ada siswa yang menunjukan sikap positif dengan cara memperhatikan dan tenang dalam proses pembelajaran, namun ada juga siswa yang menunjukan sikap negatif dengan mengobrol sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara sikap siswa dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kolerasional. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negri 2 Pabelan yang berjumlah 167 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan cluster sampling. Berdasarkan teknik cluster sampling diperoleh dua kelas yang digunakan sebagai sampel, yaitu kelas VIII A dan VIII B yang berjumlah 70 siswa. Pengambilan data dilakukan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi skala sikap dalam pembelajaran matematika. Data prestasi belajar diambil berdasarkan nilai raport tes tengah semester 2. Uji kolerasi pearson product moment digunakan untuk mengetahui hubungan antara sikap dalam pembelajaran matematika dengan prestasi belajar. Berdasarkan uji kolerasi diperoleh nilai koefisien kolerasi seesar 0,268 dengan nila signifikan sebbesar 0,012. Oleh karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI