normal,  sehingga  variabel  pengalaman  X
1
,  pendanaan  X
2
,  mental  kewirausahaan  X
3
dan keberhasilan usaha kecil Y sudah berdistribusi normal. Gambar 4.18
Uji Normalitas
2 1
-1 -2
-3
Regression Standardized Residual
12 10
8 6
4 2
Frequency
Mean = -1.32E-16 Std. Dev. = 0.952
N = 33
Dependent Variable: keberhasilan industri kecil Y Histogram
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Ex pec
ted C
um P
rob Dependent Variable: keberhasilan industri kecil Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber : Lampiran 9 Grafik  histogram  di  atas  memberikan  pola  distribusi  yang  mendekati
normal, seperti halnya grafik normal plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal,  serta  penyebarannya  mengikuti  arah  garis  diagonal.  Sehingga,  dapat  ditarik
kesimpulan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
4.3.2.  Uji Asumsi Klasik
Persamaan  regresi  harus  bersifat  BLUE  Best  Linier  Unibased  Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji f dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan
keputusan  yang  BLUE  maka  harus  dipenuhi  diantaranya  3  unsur  dasar,  yaitu:  tidak  boleh ada autokorelasi, tidak boleh ada multikolinieritas dan tidak boleh ada heterokedastisitas.
Apabila  salah  satu  dari  ketiga  asumsi  dasar  tersebut  dilanggar,  maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan uji F dan
uji t menjadi bias.
4.3.2.1.  Uji Autokorelasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Seperti  yang  diungkapkan  Santoso,  2001:  219  autokorelasi
menunjukkan  dalam  model  regresi  linier  ada  korelasi  antara  kesalahan  pengganggu  pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah
model  regresi  yang  bebas  dari  autokorelasi.  Adanya  autokorelasi  dalam  regresi  dapat diketahui dengan menilai besaran Durbin Watson DW, tidak terjadi autokorelasi jika nilai
Durbin  Watson  berada  antara  -2  hingga  +2.  Adapun  hasil  uji  autokorelasi  adalah  sebagai berikut:
Tabel 4.8 Uji Durbin Watson
Model  Summary
b
.757
a
.574 .529
.65605 1.598
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
St d.  Error of the Estimate
Durbin- Wat son
Predictors:  Constant, ment al  kewirausahaan  X3, pendanaan X2, pengalaman X1
a. Dependent  Variable: keberhasilan  industri  kecil Y
b.
Sumber : Lampiran 7 Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  nilai  DW  durbin  watson  yang
didapat  sebesar  1,598  dimana  nilai  tersebut  berada  diantara  -2  hingga  +2    sehingga  dapat ditarik  kesimpulan  bahwa  antar  residual  kesalahan  pengganggu  tidak  terdapat  korelasi
atau persamaan regresi linier berganda yang digunakan bebas autokorelasi.
4.3.2.2.  Uji Multikolinieritas
Menurut  santoso  2002:  206  syarat  suatu  model  regresi  liniernya  tidak terdapat  multikolinieritas adalah nilai  VIF kurang dari 10 dan angka  tolerance   mendekati
angka 1. Adapun hasil dari nilai VIF adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Nilai VIF Variabel Bebas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Variabel VIF
Tolerance Pengalaman X
1
Pendanaan X
2
Mental kewirausahaan X
3
1,429 1,419
1,054 0,700
0,705 0,949
Sumber : Lampiran 9 Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel
kurang  dari  10  dan  angka  tolerance    mendekati  angka  1,  yang  berarti  tidak  terjadi multikolinieritas pada variabel pengalaman X
1
, pendanaan X
2
dan mental kewirausahaan X
3
atau bebas dari multikolinieritas.
4.3.2.3.  Uji Heteroskedastisitas