PENGARUH PENGALAMAN, MOTIVASI, DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL LAUNDRY DI KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh : REZA RISTANTI 1013010104/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

PENGARUH PENGALAMAN, MOTIVASI, DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL

LAUNDRY DI KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS

Progdi Akuntansi

Diajukan Oleh : REZA RISTANTI 1013010104/FE/EA

KepadaFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2014


(3)

LAUNDRY DI KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO Yang diajukan

REZA RISTANTI 1013010104/FE/EA

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Sjafii, MM, Ak Tanggal : …………... NIP. 19510807 198303 1001

Mengetahui, Ketua Progdi Akuntansi


(4)

SKRIPSI

PENGARUH PENGALAMAN, MOTIVASI, DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL

LAUNDRY DI KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO Yang diajukan

REZA RISTANTI 1013010104/FE/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Sjafii, MM, Ak Tanggal : …………... NIP. 19510807 198303 1001

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis

DRS. H. RAHMAN A. SUWAIDI, MS NIP. 19600330 1986031003


(5)

DisusunOleh : RezaRistanti 1013010104/FE/AK telahdipertahankandihadapan danditerimaoleh Tim PengujiSkripsi ProgdiAkuntansiFakultasEkonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur

Padatanggal17 April 2014

Pembimbing: Tim Penguji:

PembimbingUtama Ketua

Drs. Ec. Sjafii, MM, Ak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si Sekretaris

Drs. Ec. Sjafii, MM, Ak Anggota

Dr. Gideon Setyo B, M.Si

Mengetahui, DekanFakultasEkonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur

Dr. DhaniIchsanudinNur, MM NIP. 196309241989031001


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan judul : “PENGARUH PENGALAMAN, MOTIVASI, DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL LAUNDRY DI

KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO”. dengan baik.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. H. Rahman A. Suwaidi, MS, selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSi, Ak, CA selaku Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Drs. Ec. Sjafii, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun skripsi ini.


(7)

7. Ibu, Ayah, Adik dan seluruh keluarga yang telah memberi doa restu, kasih sayang, dukungan moril dan materiil selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

8. Septi, Bunga,Adita,Joko,Apri serta sahabat-sahabat sebimbingan Pak Sjafii serta sahabat-sahabat lainnya yang telah menjadi sahabat seperjuangan, teman diskusi dan banyak memberikan dukungan, doa dan perhatian kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh Pemilik Usaha Laundry di Kecamatan Sedati, Sidoarjo telah membantu meluangkan waktunya untuk mengisi kuisioner dan memberikan data-data yang dibutuhkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran dan kritik sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi akademika UPN “Veteran” umumnya, serta bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi khususnya.

Surabaya, April 2014


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL………. vii

DAFTAR GAMBAR………. viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

ABSTRAKSI……….. xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Landasan Teori ... 12

2.2.1 Pengalaman ... 12

2.2.1.1 Pengertian Pengalaman ... 12

2.2.1.2 Macam-Macam Pengalaman ... 13

2.2.2 Motivasi ... 14

2.2.2.1 Definisi Motivasi ... 14


(9)

2.2.3.2 Mental Kewirausahaan ... 20

2.2.4 Keberhasilan Usaha Kecil ... 21

2.2.4.1Pengertian Keberhasilan ... 21

2.2.4.2Cara Mengukur Keberhasilan ... 21

2.2.4.3Pengertian Usaha Kecil ... 23

2.3 Kerangka Pikir ... 25

2.4 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Deskripsi Obyek Peneltian ... 27

3.1.1 Laundry ... 27

3.1.2 Sejarah Laundry ... 28

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

3.2.1 Definisi Operasional Variabel ... 29

3.2.2 PengukuranVariabel ... 30

3.3.3 Penentuan Sampel ... 31

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.3.1 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.3.1.1 Jenis Data ... 33


(10)

3.3.1.2 Pengumpulan Data………. 34

3.4 Teknik Analisis Data ... 35

3.4.1 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 35

3.4.1.1Uji Validitas……….. 35

3.4.1.2Uji Reliabilitas……… 36

3.4.1.3Uji Normalitas Data……… 36

3.4.2 Asumsi Klasik ... 37

3.5 Teknik Analisis ... 39

3.6 Uji Hipotesis 3.6.1 Uji F ... 40

3.6.2 Uji t... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

4.2. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas ... 46

4.2.1. Uji Validitas ... 46

4.2.2. Uji Reliabilitas ... 49

4.2.3. Uji Normalitas ... 50

4.3. Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda ... 52

4.3.1. Uji Autokorelasi ... 52

4.3.2. Uji Multikolonieritas ... 52


(11)

4.4.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji Kesesuaian

Model (Uji F) ... 56

4.4.3. Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji T) ... 58

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 63

5.3. Keterbatasan Penelitian dan Implikasi ... 65

5.3.1. Keterbatasan Penelitian ... 65


(12)

PENGARUH PENGALAMAN, MOTIVASI, DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL

LAUNDRY DI KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO Oleh :

REZA RISTANTI Abstrak

Perkembanganekonomitelahmembawakonsekuensiterjadinyapergeseranstr

ukturekonomi yang

bersifatagrarismenjadiusahamandiri.Eksistensiusahakecilmempunyaiperanbesarda

lampembangunan Usaha kecilinimampumenekan

danmeningkatkanderajatkesejahteraanmasyarakatdanmampumenghidupkanpereko

nomianpengangguran di kota metropolitan,

selainituusahakecilinidapatmenyeraptenagakerjadanmenambahpendapatanmasyar akatkelasbawah.

Olehsebabituusahasemacaminiperludikembangkandanmendapatperhatiankhususda ripemerintah.Namundemikianusahakeciltidakterlepasdarimasalah yang dihadapibaik internal maupuneksternal.Masalah internal yang dihadapiantaralainadanyakelemahandalambidangpermodalan, teknologi, manajemen, sumberdayamanusia, pemasarandansebagainya. Masalaheksternal yang dihadapiantara lain ialah bargaining position, dayasaingdan lain sebagainya.

Akan tetapiadabeberapafaktor yang

sangatmempengaruhikeberhasilanusahakecildiantaranyayaitu :tingkatpendidikan, kepribadian, pengalaman, motivasidan mental kewirausahaan. Penelitianinibertujuanuntukmeneliti,

danmembuktikansertamengetahuipengaruhdaripengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaanterhadapkeberhasilanusahakecil Laundry di kecamatanSedati, Sidoarjo.

Sampel yang digunakandalampenelitianiniadalah33responden (pengusahakecil Laundry di kecamatanSedati, Sidoarjo), Sedangkansumber data yang digunakanberasaldarijawabankuesioner yang disebarkanpada 33 respondendankuisionertersebutterdiridari 16 item pertanyaan yang dibagimenjadi 4 bagian. Data yang diperolehdianalisisdenganmenggunakanteknikanalisisregresi linear bergandadenganalatbantu computer, yang menggunakan program SPSS. 17.0 For Windows.

Dari hasilanalisisdapatdisimpulkanbahwahipotesis yang menyatakanbahwadidugapengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaanberpengaruhterhadapkeberhasilanusahakecil Laundry di kecamatanSedati, Sidoarjo, terujikebenarannya.


(13)

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam pengembangan ekonomi lokal, keberadaan usaha kecil memiliki peranan yang penting.Usaha kecil umumnya berkembang karena adanya semangat kewirausahaan lokal. Disamping itu aktifitas ekonomi Usaha kecil lebih mengutamakan pemanfaatan sumberdaya manusia. Dengan demikian dapat dikatakan keberadaan usaha kecil dapat berpotensi sebagai penggerak tumbuhnya kegiatan ekonomi lokal di suatu wilayah.

Dalam pemberdayaan usaha kecil tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, akan tetapi merupakan tanggungjawab bersama antara masyarakat dan swasta. Salah satu strategi pengembangan usaha kecil untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal adalah kemitraan usaha. Kemitraan usaha juga merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan lokalitas dengan memadukan, mengorganisasi dan mentransformasi seluruh potensi lokal yang ada. Melalui kemitraan, seluruh potensi ekonomi lokal dan aspek-aspek lain terutama aspek pemasaran dan pendanaan dapat dipadukan sehingga dapat menciptakan sinergi pembangunan.


(15)

Usaha kecil dapat menjadikan lahan kehidupan sebagian masyarakat karena menyediakan lapangan usaha,menyediakan lapangan kerja dan mendatangkan pendapatan bagi masyarakat. Usaha ini juga dapat menimbulkan dampak multiplier terhadap perekonomian lokal dan nasional.

Salah satu solusi yang tepat untuk mewujudkan karya nyata tersebut yang berguna mengurangi angka pengangguran salah satunya dengan mendirikan usaha kecil menengah atau usaha rumahan yaitu Laundry Kiloan. Laundry adalah salah satu jenis usaha dimana para wirausahawan tersebut telah menyediakan serta menwarkan jasa yang berhubungan dengan pencucian. Hal ini juga ditunjang dengan trend menggunakan jasa Laundry kiloan yang sudah menjadi trend gaya hidup juga karena tuntutan kesibukan yang memakan waktu dan tenaga, biasanya terjadi pada karyawan, mahasiswa, dan bahkan sampai ibu rumah tangga, yang merasa tidak memiliki waktu untuk mencuci pakaian, dan energy mereka sudah digunakan untuk aktifitas mereka yang padat, sehingga lebih memilih menyerahkannya pada usaha Laudry kiloan.

Usaha laundry kiloan merupakan salah satu contoh usaha kecil rumah tangga yang jenis usahanya adalah menawarkan berbagai jasa yaitu jasa cuci mamel, setrika, cuci kering, sampai cuci kering setrika. Uniknya bukan pakaian saja yang bisa dikerjakan pada usaha laundry kiloan ini,


(16)

3

usaha ini juga menerima jasa cuci sprei tempat tidur, bed cover, boneka, bahan kain/halus lainnya.

Dalam perkembangannya bisnis ini telah menjadi tren di kalangan pebisnis. Persaingan untuk bisnis ini pun sudah terbilang cukup tinggi. Tak lagi hanya sebagai pengelola. Bahkan saat ini jarang bisnis ini ditekuni oleh para karyawan yang merasa yakin dengan target pasar yang dicari. Mereka mengandalkan promosi dari mulut ke mulut di daerah sekitar, dan adapula yang lebih kreatif dengan menyebarkan brosur.

Meskipun demikian usaha kecil tidak terlepas dari masalah yang dihadapi baik internal maupun eksternal. Masalah internal yang dihadapi antara lain adanya kelemahan-kelemahan dibidang permodalan ,teknologi ,manajemen,sumberdaya manusia, dan sebagainya, Masalah eksternal yang dihadapi antara lain adalah kelemahan-kelemahan dalam bargaining position, daya saing dengan usaha kecil lainnya.

Menurut Hafsah (2000 : 150) dalam Soedorowerdi (2008) UKM di Indonesia mengalami permasalahan internal meliputi:

1. Rendahnya profesionalisme tenaga pengelola usaha kecil dalam aspek kewirausahaan, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, kualitas kontrol, karena tingkat pendidikan pengusaha yang rendah. 2. Keterbatasan permodalan dan kurangnya akses perbankan dan pasar,

mengakibatkan lemah dalam struktur kapitalnya.


(17)

Menurut Musa (2001) dalam Soedorowerdi (2008) menyatakan bahwa pengembangan UKM di Jawa Timur dalam problem diatas dapat tumbuh dan ditempuh melalui tiga pendekatan yaitu :

1. Pendekatan kultura, yang mengasumsikan perlunya pemahaman setting budaya dimana UKM berkembang dalam rangka menumbuhkan inovasi dan memenuhi kebutuhan pasar sehingga tumbuh daya kompetisi secara sehat untuk memajukan usahanya.

2. Pendekatan struktural, yang diperlukan untuk mengatasi persoalan struktural seperti permodalan, teknologi, manajemen dan organisasi, bahan baku, perluasan pasar, dan kemampuan mengakses informasi global.

3. Pendekatan jaringan yang diperlukan untuk memperbesar peluang bisnis dan pasar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil diantaranya: tingkat pendidikan, kepribadian, motivasi, kualitas produk, mental kewirausahaan, dan lain sebagainya. Diantara faktor-faktor tersebut, ada tiga faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan usaha kecil yang telah penulis lakukan.

Faktor yang pertama adalah pengalaman, maksudnya adalah bagaimana seorang wirausahawan dalam mencapai keberhasilan usaha diperlukan pengalaman yang diukur dari perjalanan waktu yang telah


(18)

5

dialami oleh pengusaha bagi pelaksana usahanya selama jangka waktu tertentu dalam mengembangkan usahanya.

Faktor kedua adalah motivasi, yaitu kekuatan yang mendorong untuk bertindak atau dorongan oleh kekuatan dari dalam ataupun dari luar. Motivasi jelas datang dari berbagai macam sumber. Motivasi dapat digerakan oleh kebutuhan seseorang, ataupun dorongan dari seorang motivator yang telah memberi pengaruh motivasi kepada orang lain. Motivasi sangat dibutuhkan seorang wirausahawan untuk mencapai keberhasilan usaha karena dapat menciptakan suatu keinginan untuk bekerja keras / giat, berprestasi dan sukses. Keinginan untuk bekerja keras, berprestasi, dan sukses dapat didorong dengan memberikan tantangan sugestif yang memberi motivasi untuk bertindak.

Faktor ketiga adalah mental kewirausahaan, sebagai seorang wirausahaan harus mempunyai sifat mental kewirausahaan, yaitu keyakinan, ketidak tergantungan, individualisme, kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras mempunyai dorongan kuat, enerjik dan inisiatif, kemampuan mengambil resiko, dan suka tantangan.

Salah satu usaha kecil yang berkembang di Sedati Sidoarjo adalah usaha kecil rumah tangga Laundry. Laundry merupakan alternatif yang banyak digemari konsumen dan sebagian banyak beralih menyerahkan cucian rumah tangga pada jasa Laundry kiloan daripada mengerjakan


(19)

sendiri, hal ini dilakukan karena lebih praktis dan tarif yang ditawarkan pada Laundry kiloan sangat terjangkau dan bervariatif dengan harga yang relatif terjangkau sesuai dengan permintaan jasa pelanggan. Oleh sebab itu para pemilik Laundry tetap harus menjaga image dan meningkatkan kualitas pelayanan yang ramah agar konsumen bisa nyaman dan tidak akan lari ketempat lain, sehingga dapat meningkatkan usahanya disamping juga akan menambah keuntungan dalam menjalankan usaha.

Sekarang bukan rahasia lagi atau tepatnya telah diketahui bahwa krisis global yang juga berdampak ke Indonesia memaksa banyak pengusaha gulung tikar. Namun demikian usaha kecil Laundry di Sedati ini tetap tumbuh dan tetap bertahan meskipun banyak mengalami hambatan -hambatan dalam menjalankan usahanya.

Berdasarkan survey lapangan dan wawancara yang telah peneliti lakukan, usaha kecil Laundry di kecamatan Sedati periode awal 2013 sampai akhir 2013 banyak mengalami sedikit penurunan, dimana pada tahun 2012 pendapatan pertahunnya sebesar Rp 90.000.000 ,di tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 30%, hal ini dikarenakan naiknya tarif dasar listrik dan banyaknya pesaing dengan usaha yang sama, keuntungan yang diterima berkurang dari periode-periode sebelumnya sehingga banyak usaha mengurangi jam bukanya.


(20)

Sehubungan dengan adanya latar belakang permasalahan diatas maka penulis mencoba untuk mengamati dan mencermati pengalaman, motivasi, mental kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha kecil Laundry di Sedati,Sidoarjo yang dituangkan dalam skripsi dengan judul :

PENGARUH PENGALAMAN, MOTIVASI, DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL LAUNDRY DI KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO.

1.2. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah dapat diterapkan sebagai berikut : “Apakah pengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaan berpengaruh terhadap Keberhasilan usaha kecil Laundry di Sedati, Sidoarjo?”

1.3. Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh pengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha kecil Laundry di Sedati, Sidoarjo.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi Pengusaha


(21)

yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan atau perubahan dalam upaya meningkatkan keberhasilan usaha.

b. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang sama, sehingga hasil penelitian tersebut akan lebih sempurna. c. Bagi Peneliti

Dapat dipakai sebagai tambahan pengetahuan yaitu dengan tujuan langsung pada pengusaha yang bersangkutan, sehingga dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh serta untuk mengetahui sampai seberapa jauh hubungan teori yang diterima dengan prakteknya. d. Bagi UPN “Veteran” Jawa Timur

Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan skripsi ini. Serta sebagai Dharma Bhakti terhadap perguruan tinggi khususnya Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.


(22)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Djunaedi (2006) dengan judul “Pengaruh Pengalaman, Pendidikan, Curahan waktu, dan Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Industri Kecil Krupuk di Dusun Pojok Desa Bulusari Kediri”.Permasalahan yang diambil ialah dari variabel pengalaman, pendidikan, curahan waktu, dan mental kewirausahaan manakah yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap Keberhasilan Industri Kecil Krupuk di Dusun Pojok Bulusari-kediri.Kesimpulan penelitian dari analisis regresi berdasarkan curahan waktu (X3) dan mental kewirausahaan (X4) yang berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan hanya mental kewirausahaan (X4) . Sedangkan pengalaman (X1), pendidikan (X2) dan curahan waktu (X3) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan .Dan berdasarkan uji F secara bersama-sama keempat variabel yang dimaksudkan dalam analisis yaitu pengalaman, pendidikan, curahan waktu, mental kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan.


(23)

Soedewi Soedorowerdi (2008) dengan judul “Pengaruh Kemampuan wirausaha Pada Kinerja Keuangan Usaha Kecil”.Berdasarkan hasil penelitiannya kemampuan manajerial wirausaha dalam perencanaan, keserasian berorganisasi dan motivasi kemampuan manajerial wirausaha tidak mempengaruhi kinerja keuangan usaha kecil kerajinan kulit dan imitasi di Jawa Timur.Pada umumnya menjadi wirausaha melanjutkan usaha orang tua, profesionalisme pengelola usaha kecil masi rendah.

Rachmad Hariansyah (2011) dengan judul “Pengaruh Pengalaman, Motivasi, dan Mental Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Kecil Warung Kopi di Surabaya Selatan”.Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel pengalaman (X1) secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel keberhasilan usaha kecil (Y), maka hipotesis yang diajukan terbukti kebenarannya. Variabel motivasi (X2) secara parsial berpengaruh negatif terhadap variabel keberhasilan usaha kecil (Y), maka hipotesis yang diajukan tidak terbukti kebenarannya. Variabel mental kewirausahaan (X3) secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel keberhasilan usaha kecil (Y), maka hipotesis yang dajukan terbukti kebenarannya.

Dian Tri Prasetya (2012) dengan judul “Pengaruh Pengalaman, Motivasi, Dan Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Industri Kecil Kerajinan Kulit Di Magetan”.Permasalahan yang diambil ialah dari


(24)

11

variabel pengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaan manakah yang memiliki pengaruh signifikan dalam keberhasilan Industri Kecil Kerajinan Kulit di Magetan.Kesimpulan yang diperoleh ialah bahwa variabel motivasi tidak berpengaruh signifikan sedangkan Pengalaman dan Mental Kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan Industri Kecil.Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menjadikan industri kecil sebagai tempat melaksanakan penelitian.Sedangkan untuk perbedaannya yaitu tahun periode penelitian, dan lokasi objek penelitian.

Alam Adrian Putranto (2013)dengan judul “Pengaruh Pengalaman, Motivasi, dan Mental Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Industri Sandal dan Sepatu di Wedoro”. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan Partial Least Square(PLS) dapat disimpulkan bahwa : Pengalaman dan Motivasi tidak mempunyai kontribusi terhadap keberhasilan industri kecil sandal dan sepatu di Wedoro, sedangkan Mental Kewirausahaan mempunyai kontribusi terhadap keberhasilan industri kecil sandal dan sepatu di Wedoro.

Sundring Pantja Djati (22-35) dengan judul “Pengaruh Variabel-Variabel Motivasi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan pada Industri Rumah Tangga di kabupaten Sidoarjo”. Berdasarkan penelitiannnya diperoleh hasil kesimpulan bahwa variabel-variabel


(25)

motivasi secara nyata berpengaruh terhadap produktivitas kerja untuk data gabungan maupun untuk masing-masing kecamatan.Didapatkan pula, bahwa variabel kebutuhan aktualisasi diri untuk seluruh kecamatan maupun data gabungan tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap produktivitas.Bahwa variabel kebutuhan fisiologis berpengaruh secara dominan terhadap produktivitas tenaga kerja karyawan, hal ini terbukti dengan hasil nilai t maupun F yang sangat signifikan.

2.2. Landasan Teori

Dalam bab ini disajikan beberapa teori atau konsep yang merupakan dasar utama dari kerangka pikir dalam usaha pencarian cara ilmiah untuk pemecahan masalah yang di ajukan dalam penelitian.

2.2.1. Pengalaman

2.2.1.1. Pengertian Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek.(Knoers & Haditono, 1999).


(26)

13

Orang yang terbuka terhadap pengalaman pengalaman-pengalaman baru akan siap untuk menanggapi segala peluang, tantangan, dan perubahan social. Orang-orang yang terbuka akan ide-ide baru ini merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam kewirausahaan Suryana (2003 : 30).

Dengan pengalaman seseorang dapat belajar tentang sesuatu hal yang bernilai sebagai modal dalam menjadi kehidupan, selain itu dengan pengalaman yang dimiliki, dapat membantunya dalam memberikan kemahiran dan keterampilan baginya untuk berbuat sesuatu. (Saydam, 1996 : 25 dalam Novianti, 2006).

Dari pengertian pengalaman kerja diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman sangat penting bagi seseorang, sebab pengalaman sering dikatakan orang sebagai guru terbaik. Dengan memiliki suatu pengalaman seseorang akan mempunyai wawasan luas, sehingga akan terbiasa untuk melaksanakan pekerjaan tertentu sesuai dengan pengalaman yang telah dimilikinya dan dia juga akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya tanpa melalui bimbingan yang intensif dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya, maka akan meningkatkan keuntungan

2.2.2.2. Macam-macam Pengalaman


(27)

a. Pengalaman yang berupa pengetahuan b. Pengalaman yang berupa keterampilan

c. Pengalaman yang berupa sikap atau nilai informasi yaitu (Soemanto 1992 : 22) dalam Novianti (2006) :

1. Pemaparan(eksposure) 2. Perhatian

3. Pemahaman 4. Penerimaan 5. Ingatan 2.2.2. Motivasi

2.2.2.1. Definisi Motivasi

Motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan (Handoko, 1995 dalam Trisnaningsih, 2004).Memotivasi seseorang adalah menunjukkan arah tertentu kepada mereka dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk memastikan bahwa mereka sampai kesuatu tujuan.Reksohadiprodjo (1990), mendefinisikan motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.

Menurut Anggraeni Pramesti (general manajer,aksata marketing communication, 2010), menyatakan bahwa motivasi adalah sebuah


(28)

15

Atkinson menyebutkan, “Motivasi memberikan pengaruh langsung tindakan yang terarah, penuh semangat dan menetap” (Djati : 1999).

Jones menyatakan, “Membuat suatu perilaku muncul, dipacu, diteruskan, dihentikan, dan diikuti oleh reaksi-reaksi subyektif” (Djati : 1999).

Vroom menjelaskan sebagai “Suatu proses memilih alternatif kegiatan yang disadari oleh manusia atau organisasi lainnya” (Djati : 1999).

Selanjutnya, Campbell dan Pritchard, “Motivasi bekerja dengan satu perangkat variabel dengan satu perangkat variabel independen atau dependen yang saling berhubungan, dan selanjutnya mengarahkan perilaku individu” (Djati : 1999).

Koontz (1989 : 115 ), menyatakan : Motivasi adalah sebagai suatu reaksi,yang diawali dengan adanya kebutuhan yang menimbulkan keinginan atau upaya mencapai tujuan, yang selanjutnya menimbulkan tensi (ketegangan) yaitu keinginan yang belum terpenuhi, yang kemudian menyebabkan timbulnya tindakan yang mengarah pada tujuan dan akhirnya memuaskan keinginan (Djati : 1999).

Dewey dan Thordike (108 : 449) telah menekankan pada segi motivasi yang sama sekali diabaikan oleh kebanyakan psikolog, yakni kemungkinan. Faktor kemungkinan untuk mencapai hasil ini penting sekali diperhatikan dalam usaha memahami perbedaan motivasi di antara


(29)

berbagai kelas dan kasta dalam kalangan penduduk kita sendiri, dan antara mereka dengan Negara-negara dan kebudayaan-kebudayaan yang kurang berkembang (Abraham Maslow 1993:36).

Dari pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan motivasi adalah suatu sugesti / dorongan yang muncul karena diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar orang tersebut menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Motivasi juga bisa diartikan sebagai sebuah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.

2.2.2.2. Dasar Pengembangan Motivasi

Eviriyanti (2007) mengatakan seorang pemimpin yang bijak dapat mengembangkan motivasi para karyawannya dengan dasar-dasar berikut ini :

1. Perlu ada sasaran (target) pencapaian kerja yang jelas bagi setiap individu dalam setiap unit kerja.

2. Doronglah setiap orang untuk mencintai tugas dan dorong pula mereka untuk mengembangkan keinginan kuat untuk mencapai sasaran (target) kerja(sukses).

3. Jelaskanlah secara rinci dan terang manfaat pencapaian sasaran (target) kerja untuk pribadi, kelompok dan organisasi, serta imbalan yang akan diperoleh setiap individuyang bekerja dengan baik.


(30)

17

4. Doronglah / kembangkanlah sikap kebanggaan akan pekerjaan dan setiap hasil (kesuksesan) yang dicapai dalam pelaksanaan kerja. Ajarilah setiap karyawan untuk belajar bersyukur atas hasil kerja yang mereka capai.

5. Ciptakanlah kondisi, peluang dan keinginan untuk menyenangi serta menikmati lingkungan kerja bagi setiap individu.

6. Ciptakan dan gerakanlah keinginan kuatdari setiap individu untuk berorientasi kepada prestasi serta keberhasilan kerja.

2.2.2.3. Teori Motivasi

Teori hierarki yang dikembangkan oleh (Abraham Maslow, 984:39) dalam Djati (1999) adalah bahwa manusia harus bisa memenuhi hubungannya agar bisa berfungsi secara efektif. Sejumlah kebutuhan yang diidentifikasikan oleh Maslow disusun menurut hierarki :

a. Kebutuhan Fisiologi

b. Kebutuhan akan Keselamatan

c. Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta d. Kebutuhan akan harga diri

e. Kebutuhan akan perwujudan diri

Mc Gregor (1960) dalam Wahyuni (2009) mengembangkan Teori X dan Y


(31)

yang merupakan suatu konsep teori motivasi yang dalam kenyataanya merupakan rangkaian asumsi yang menggaris bawahi sikap manajemen dan kepercayaan tentang perilaku karyawan.

Teori Hygiene, program pelibatan karyawan dapat memotivasi intrinsik karyawan dengan meningkatkan kesempatan untuk tumbuh bertanggung jawab, dalam kerja itu sendiri. Biarkan karyawan berpartisipasi dalam keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka (Soedorowedi, 2008).

2.2.3. Mental Kewirausahaan 2.2.3.1. Definisi Kewirausahaan

Para wirausahawan adalah individu-individu yang berorientasi tinggi yang berani mengambil resiko dalam mengejar tujuannya. Menurut Meidith (1995) dalam Wahyuni (2009) profil dari wirausaha mempunyai ciri-ciri dan sifat mental sebagai berikut : percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan keorsinilan dan berorientasi ke masa depan.

Menurut Fadel Muhammad (Buchari Alma, 2001 : 16) dalam Teddy Oswari (2005), wirausaha adalah orang yang memfokuskan pada peluang bukan pada resiko. Wirausaha bukanlah pengambilan resiko melainkan penentu resiko. Menurut Moh As’ad (1991 : 148) wirausaha harus memiliki karakteristik sifat kepribadian yang cukup menonjol yang secara kualitatif lebih dari kebayakan manusia pada umumnya.


(32)

19

Menurut Steinfoff dan Burgess (1993 : 35) dalam Soedorowerdi (2008), wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko keuangan, materi dan sumber daya manusia untuk menciptakan usaha baru dan peluang usaha.

Menurut Skinner (1992) dalam Anorogo (2004 : 40), wirausaha merupakan seseorang yang mengambil resiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerima imbalan / jasa berupa profit financial dan maupun non financial.

Menurut Drucker (1959) dalam Suryana (2006 : 2), kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Jadi kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolahan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, seperti :

a. Pengembangan teknologi b. Penemuan pengetahuan ilmiah

c. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada

d. Menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien.

Dari pengertian Kewirausahaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan untuk mengembangkan ide-ide dan cara baru dalam menghadapi / memecahkan permasalahan serta kemampuan untuk


(33)

mendeteksi dan menemukan sebuah peluang yang kemudian dapat diterapkannya hal-hal tersebut untuk menuju kesuksesannya.

2.2.3.2. Mental Kewirausahaan

Sifat mental kewirausahaan yaitu keyakinan, ketidak tergantungan, individualisme, kebutuhan akan prestasi berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras mempunyai dorongan kuat enerjik dan iniatif, kemampuan mengambil resiko, suka tantangan bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik, inovatif dan kreatif ,fleksibel, mempunyai banyak sumber serta bisa dan pandangan kedepan (Geoffrey dan Meredith (1995) dalam Djunaedi (2006).

Seorang wirausaha harus mempunyai sifat-sifat keberanian, ketabahan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.Secara lebih luas kewirausahaan merupakan mental yang perlu menekankan aspek percaya diri, merubah kebiasaan meminta menjadi member (Djunaedi, 2006).

Berdasarkan berbagai pernyataan diatas maka dapat disimpulkan mental kewirausahaan ialah sifat percaya diri, bertanggung jawab, berani mengambil resiko/keputusan, kreatif dan inovatif, berorientasi masa depan.


(34)

21

2.2.4. Keberhasilan Usaha Kecil 2.2.4.1. Pengertian Keberhasilan

Menurut Kiryanto (2001 : 204) dalam Novianti (2006) Keberhasilan Usaha Kecil ditinjau dari sudut pandang yaitu :

1. Segi Ekonomi

Ditinjau dari adanya peningkatan kekayaan perusahaan diluar pinjaman misalnya kenaikan laba, tambahan modal sendiri dan rasio-rasio yang lain.

2. Sosial

Ditinjau dari adanya kelangsungan hidup perusahaan yang dikaitkan dengan keberadaan karyawan di perusahaan.

2.2.4.2. Cara Mengukur Keberhasilan

Dalam mengukur keberhasilan masing-masing bidang memiliki tolak ukur yang berbeda-beda. Untuk mengukur keberhasilan dilihat dari analisis kemampuan perubahan (profitabilitas) yang dibedakan berdasarkan pada keputusan manajer yang diperlukan Guilton and Paul (1994) dalam Wahyuni (2009),yaitu :

1. Untuk keputusan marjin

Ini adalah keputusan-keputusan mengenai biaya, biaya variabel serta biaya pemasaran langsung yang dapat dikendalikan


(35)

Untuk ini diperlukan oleh manajer dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai jumlah investasi ruang (kekayaan dalm bentuk fisik) dan persediaan (kekayaan dalam bentuk dana) yang sesuai untuk suatu produk, lini produk atau departemen tertentu.

Sedangkan Aaker (1984) dalam Wahyuni (2009) berpendapat bahwa untuk mengukur keberhasilan didasarkan pada pendekatan yaitu : 1. Pendekatan Finansial

Dalam penedekatan ini didasarkan pada frofitabilitas dan penjualan. Salah satu dasar pengukurannya yaitu, (Return On Asset, ROA= Profit : Asset).

2. Pendekatan Long term bussines health

Pendekatan ini mengukur keberhasilan didasarkan pada prospek long term (jangka panjang) seperti :

a. Customer Satisfaction b. Product and service quality c. Brand/firm association d. Relative Cost

e. New Product Activity


(36)

23

2.2.4.3. Pengertian Usaha Kecil

Pengertian Usaha kecil sampai saat ini masi belum terdapat kesepakatan dikalangan ahli maupun lembaga-lembaga yang terkait.

Menurut Suryana (2003 : 87) di Indonesia sendiri belum ada batasan dan kriteria yang baku mengenai usaha kecil. Berbagai instansi menggunakan batsan fokus permasalahan yang dituju. Dalam undang undang No.9/1995 pasal 5 tentang usaha kecil disebutkan beberapa kriteria usaha kecil sebagai berikut :

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah)

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

Sedangkan usaha kecil menurut Supriyadi (2004) dalam Djunaedi (2006).Termasuk dalam istilah usaha kecil, sedang pengertiannya secara difinitif beberapa lembaga mendiskripsikan secara berbeda yaitu menurut sudut pandang masing-masing.

Komisi untuk perkembangan ekonomi (community for Economic Development – CED), mengemukakan kriteria usaha kecil sebagai berikut:

1. Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik. 2. Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil. 3. Daerah operasional bersifat lokal.


(37)

4. Ukuran dan keseluruhan relatif kecil (Suryana, 2006 : 87).

Disamping cirri-ciri diatas, usaha kecil memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Beberapa keunggulan dan kelemahan usaha kecil antara lain (Djunaedi, 2006) :

1. Hubungan yang lebih pribadi dengan langganan, pensuplai, karyawan.

2. Hubungan Interpersonal yang lebih erat. 3. Lebih efisien dalam berbagai hal.

4. Sumber inovasi, termasuk fleksibilitas dalam berbagai tindakan.

5. Kehidupan bermasyarakat yang lebih luas.

6. Produksi atau pengembangan pemimpin-pemimpin. Kelemahan-kelemahan khusus usaha kecil adalah :

1. Kurangnya kemampuan mengelola akibat kurangnya latihan dan pengembangan

2. Lemahnya daya financial, termasuk pajak “tidak wajar” 3. Posisi bersaing yang kurang kuat.

4. Kurangnya terkoordinasi membeli barang dengan penjualan. 5. Sistem pencatatan kurang sempurna.

6. Teknik pemasaran yang kurang efektif. 7. Meningkatnya kompleksitas operasi.


(38)

25

2.3. Kerangka pikir

Adapun kerangka pikir yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam melakukan penelitian dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

 Adanya Pengaruh Pengalaman terhadap keberhasilan Usaha Kecil  Adanya Pengaruh Motivasi terhadap keberhasilan Usaha Kecil  Adanya Pengaruh Mental Kewirausahaan terhadap Keberhasilan

Usaha Kecil

Berdasarkan kerangka pikir diatas, dapat disusun alur pemikiran yang merupakan formulasin secara sistemastis antara konsep atau variabel penelitian dalam upaya pemecahan masalah yang dapat disajikan dalam suatu diagram skema hubungan berikut ini :


(39)

DIAGRAM KERANGKA PIKIR

Regresi Linier Berganda

2.4. Hipotesis

Di duga pengalaman motivasi dan mental kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil Laundry di Sedati ?

Pengalaman

(X

1

)

Mental

Kewirausahaan

(X

3

)

Motivasi

(X

2

)

Keberhasilan Usaha Kecil

(Y)


(40)

27

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Obyek Penelitian

3.1.1 Laundry

Penelitian ini disusun dengan mengambil objek penelitian pada usaha Laundry. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data yang lebih lengkap, lebih kredibel, lebih mendalam dan bermanfaat, sehingga peneliti merasa bahwa tujuan penelitian ini telah dicapai.

Saat ini kita telah mengenal satu usaha home industri yang dinamakan Laundry, usaha inipun tidak terlepas dari teknologi yang ada. Melalui jasa Laundry kita bisa mengurangi kesibukan dan lebih menghemat tenaga. Dengan adanya jasa Laundry masyarakat bisa lebih praktis dalam mencuci pakaian, dengan upah yang standar kita bisa dapatkan hasil yang memuaskan. Pentingya jasa Laundry juga makin disadari oleh masyarakat dari berbagai kalangan termasuk kalangan yang melakukan usaha bisnisnya melalui penerimaan jasa cuci.

Semenjak tahun 2010 usaha Laundry terus berkembang pesat sampai adanya Laundry paket kilat. Bisnis Laundry terus tumbuh, mereka yang terjun menekuni usaha Laundry ini terus bermunculan. Setelah banyaknya laundry kiloan di banyak tempat, peluang bisnis laundry


(41)

terbaru datang dari laundry kilat 24 jam. Di samping itu, dapat dilihat juga fenomena makin meluasnya perkembangan jasa Laundry yang menyediakan jasa cuci lainnya, bukan hanya mencuci pakaian atau dari bahan kain saja tetapi juga menerima jasa cuci boneka, karpet, dan sepatu.

3.1.2. Sejarah Laundry

Sekarang ini, konsumen yang mendominasi usaha jasa Laundry berasal dari kalangan Mahasiswa. Laundry mahasiswa pertama kali muncul sekitar tahun 1998 di Yogyakarta. Laundry mahasiswa yang bisa disebut perintis adalah Hanif Laundry di Wirobrajan dan IQ Laundry di Pogung. Bisnis ini mulai berkembang sekitar tahun 2002 – 2003. Saat itu,Hanif laundry mencatat pelanggan tetap hingga 1.762 orang. Seiring dengan meluasnya kebiasaa mahasiswa mencuci laundry, bisnis ini pun tumbuh seperti cendawan di musim hujan.Bahkan disana terbentuk asosiasi khusus yang bernama “Laundry kilo-an Jogja (Alkijo), yang dibentuk Aditya J. Trituranta bersama 30 teman pebisnis Laundry kiloan lain di Jogja. Seperti Bandung dan Surabaya.

Dan dapat kita rasakan perkembangan bisnis ini, hampir di setiap tempat di kota Surabaya banyak ditemui usaha Laundry yang beroperasi, dengan menawarkan harga yang sangat variatif, Jika pengusaha tidak pandai – pandai mengelola usaha ini dan pandai berstrategi untuk


(42)

29

menguasai pasar, bukan tidak mungkin usaha ini tidak akan lama beroperasi untuk bertahan menghadapi pangsa pasar yang ada.

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.2.1. Definisi Operasional

Untuk mengetahui ketidakjelasan arti dari masing-masing variabel yang akan diteliti, maka perlu diberikan definisi operasional dan skala pengukuran dari masing-masing tersebut sebagai berikut :

a. Pengalaman (X1)

Merupakan sesuatu pribadi yang merupakan kesimpulan oleh peserta tertentu atas suatu kejadian dimana pada penelitian ini mengutamakan perjalanan waktu yang telah dialami oleh pengusaha bagi pelaksana usahanya selama jangka waktu tertentu dalam menyesuaikan tugasnya. Dalam hal ini untuk mengukur variabel instrumennya menggunakan kuesioner yang dikembangkan dalam bentuk 4 pertanyaan diadobsi dari Hariansyah (2011).

b. Motivasi (X2)

Merupakan suatu kesediaan dalam mengeluarkan tingkat upaya dalam diri setiap manajer untuk mencapai tujuan dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini dipengaruhi oleh upah, keamanan kerja, status, pencapaian prestasi dan tanggung jawab.


(43)

Dalam hal ini instrumennya menggunakan kuesioner yang dikembangkandalam bentuk 3 pertanyaan diadopsi dari kuesioner Hariansyah (2011).

c. Mental Kewirausahaan (X3)

Merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai inovator, sebagai individu yang mempunyai kemampuan naluriah. Dalam mengembangkan usaha. Variabel instrumennya menggunakan kuesioner yang dikembangkan dalam bentuk 4 pertanyaan diadopsi dari Hariansyah (2011).

d. Keberhasilan Usaha Kecil (Y)

Merupakan keberhasilan perusahaan yang ditinjau dari adanya peningkatan kekayaan perusahaan diluar pinjaman, misal : kenaikan laba, yang diperoleh dari omzet penjualan, jumlah biaya pembelian bahan baku, jumlah biaya operasional, dan jenis biaya promosi dan keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini untuk mengukur variabel instrumennya menggunakan kuesioner yang dikembangkan dalam bentuk 5 pertanyaan diadopsi dari Hariansyah (2011).

3.2.2. Teknik Pengukuran Variabel


(44)

31

Semantik deferensial yang mempunyai skala point 1 sampai dengan 7. Skala yang akan memberikan petunjuk kepada responden untuk memberikan penilaian terhadap sejumlah pertanyaan sebagai penelitian yang akan diteliti dan diukur dengan tujuh skala yang ditampilkan sebagai berikut :

Sangat tidak setuju sangat setuju

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, nilai 2 sampai 3 cenderung tidak setuju terhadap pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju terhadap pertanyaan yang diberikan. Jawaban antara 5 sampai dengan 7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2.3. Teknik Penentuan Sampel

Obyek pada penelitian ini adalah pengusaha kecil Laundry di Sedati dan data yang diperoleh adalah berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada para pengusaha kecil Laundry.


(45)

a. Populasi

Adalah sekelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek orang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004:44)

Populasi dalam penelitian ini adalah 50 pengusaha kecil Laundry di kecamatan Sedati, Sidoarjo yang diambil melalui observasi langsung :

1. Di kelurahan Semampir terdapat 10 usaha kecil laundry 2. Di kelurahan Betro terdapat 15 usaha kecil laundry 3. Di kelurahan Pabean terdapat 15 usaha kecil laundry 4. Di kelurahan Sedati Gede terdapat 10 usaha kecil laundry b. Sampel

Adalah bagian dari populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sample harus representatif dari sebuah populasi (Sumarsono, 2004 : 44). Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik probability sampling karena populasi memiliki peluang yang besarnya sudah diketahui untuk terpilih sebagai sampel. Metode probability sampling yang digunakan adalah simple random sampling yaitu sampel yang besarnya n ditarik dari sebuah populasi yang diketahui


(46)

33

yang besarnya N. Sehingga tiap unit dalam sampel mempunyai peluang sama untuk dipilih (Nazir : 334).

Untuk menghitung jumlah sampel yang diperlukan untuk penyebaran kuesioner berikutnya, maka digunakan rumus (Umar, 2001: 74).

n = N 1 + Ne2

n = 50

1 + 50 (0,1)2

33 orang (Pengusaha UKM) Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau yang diinginkan.

Jadi sampel yang minimal yang diperoleh 33 orang (Pengusaha UKM).

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber data 3.3.1.1. Jenis Data


(47)

Data yang akan digunakan untuk mendukung analisis dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah data Primer. Data primer dapat didefinisikan sebagai sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti (Sugiono, 2003 : 156). Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan dan wawancara (in-depth interview).

3.3.1.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa :

a. Sumber data intern data primer dan sekunder yang diperoleh langsung dari obyek penelitian secara perorangan.

b. Sumber data ekstern yaitu berupa literatur yang diperlukan untuk penelitian.

3.3.1.3. Pengumpulan Data a. Wawancara

Pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara langsung dengan pemilik usaha kecil dengan cara Tanya Jawab antara peneliti dengan responden ( Nazir, 1998 : 234).

b. Observasi

Pengamatan langsung kepada obyek yang diteliti dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian guna mencocokan hasil


(48)

35

dari wawancara, sehingga mendapatkan penyajian terhadap kebenaran data.

c. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. (Sugiono, 2003 : 162)

d. Kepustakaan

Kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan buku-buku, literature, serta tulisan ilmiah yang digunakan sebagai landasan teori yang mendukung pelaksanaan penelitian.

3.4. Teknik Analisis Data

3.4.1. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1.1. Uji Validitas

Validitas adalah menunjukkan derajat ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006:135).

Dasar analisis yang digunakan menurut Ghozali (2006:49), yaitu sebagai berikut :


(49)

1. Jika r hitung positif, serta r hitung > r tabel, maka variabel tersebut valid.

2. Jika r hitung negatif, serta r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.

3.4.1.2. Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap peryataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2002 : 132).

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah reliable (Ghozali, 2002 : 133).

3.4.1.3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah mengikuti seberapa normal atau tidak. Untuk mengetahui data tersebut mengikuti seberapa normal dapat dilakukan berbagai metode diantarannya adalah Metode Kolmogrof Smirnovd dan Metode Shapiro Wilk dengan mempergunakan pedoman SPSS 13.0 (Sumarsono, 2004 : 43) yang merupakan pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal, berikut ini adalah pedomannya


(50)

37

1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitas) lebih besar dari 5%, maka distribusi normal.

2. Jika nilai signifikasi (nilai probabilitas) kurang dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

3.4.2. Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji f dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar.

Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu :

1. Tidak boleh ada autokorelasi 2. Tidak boleh ada multikolinieritas 3. Tidak boleh ada heterokedastisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.

1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara observasi yang diurutkan berdasarkan waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data Cross-Sectional). (Gujarat, 1999 : 201).


(51)

Autokorelasi menunjukan dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Adanya autokorelasi dalam regresi dapat diketahui dengan menilai besaran Durbin Watson (DW), tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson berada antara -2 hingga +2 (Santoso, 2001 : 219). Berikut adalah Durbin Watson yang dihasilkan dari model regresi.

2. Multikolinieritas

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas.

Tolerance mengukur variabilitas bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai tolerance yang umum dipakai dengan nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2005 : 57-59).

Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai variance inflation (VIF). VIF ini dapat dihitung dengan rumus :

VIF = 1


(52)

39

Menurut Santoso (2002 : 206) syarat suatu model regresi liniernya tidak terdapat multikolinieritas adalah nilai VIF kurang dari 10 dan angka tolerance mendekati angka 1.

3. Heterokedastisitas

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig (2-tailed) > 0,05, maka hal ini berarti dalam model persamaan regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heterokedastisitas (Santoso, 2001 : 161).

Menurut Santoso (2001 : 301), deteksi adanya Heterokedastisitas adalah :

- Jika taraf signifikan >0,05 maka tidak terjadi Heterokedastisitas - Jika taraf signifikan <0,05maka terjadi Heterokedastisitas

3.5. Teknik Analisis

Data yang diperoleh kemudian disusun kembali, dikelompokkan dengan tujuan analisis. Setelah dikelompokkan kemudian diolah sesuai dengan diagram kerangka pikir. Analisis regresi dihasilkan dengan cara memasukkan input data variabel kedalam fungsi regresi. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Berdasarkan pernyataan diatas, maka model persamaan yang digunakan adalah :


(53)

Y = α + β1X1 + β2X2+ β3X3e………(Anonim, 2010 : L-21). Keterangan :

Y = Keberhasilan Usaha Laundry di Sedati α = Konstanta

X1 = Pengalaman X2 = Motivasi

X3 = Mental Kewirausahaan β1β2 = Koefisien Regresi e = Kesalahan

3.6. Uji Hipotesis

3.6.1. Uji Kesesuaian Model Regresi Linier Berganda (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji kesesuaian model regresi yang digunakan untuk melihat pengaruh dari pengalaman (X1), Motivasi (X2), Mental kewirausahaan (X3) terhadap variabel keberhasilan usaha kecil (Y). Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :

a. Hipotesis Statistik :

H0 : β1 = 0 (model regresi yang dihasilkan tidak sesuai). H1 : β2 ≠ 0 ( model regresi yangdihasilkan sesuai).

b. Tingkat signifikan yang digunakan 0,05 dengan derajat bebas ( n – k -1), dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel. c. Kriteria keputusan


(54)

41

a) Jika tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara X1,X2,X3 terhadap Y.

b) Jika tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.berarti terdapat pemgaruh yang signifikan antara X1,X2,X3 terhadap Y (Anonim, 2010 : L-21)

3.6.2 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel pengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaan terhadap variabel keberhasilan usaha kecil.

Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : a. Hipotesis statistik :

H0 : β1 – 0, (variabel X1 , X2, atau X3 tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Y).

H1 : β1 ≠ 0, (variabel X1 , X2, atau X3 mempunyai pengaruh signifikan terhadap Y).

b. Tingkat signifikan yang digunakan 0,05 dengan derajat bebas (n – k -1), dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variaebel. c. Kriteria keputusan


(55)

a) Jika tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1,X2,X3 terhadap Y.

b) Jika tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1diterima berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1,X2,X3 terhadap Y (Anonim, 2010 : L-20).


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

Sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuesioner yang disebar pada 33 responden (Pengusaha Laundry di Kec Sedati, Sidoarjo), dan kuesioner tersebut terdiri dari 16 pertanyaan yang dibagi menjadi 4 bagian.

Untuk memperjelas uraian diatas, maka berikut ini adalah hasil dari jawaban kuesioner untuk masing-masing variabel, yaitu sebagai berikut : 1. Bagian I berkaitan dengan pertanyaan mengenai “Pengalaman (X1)”

Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai pengalaman dapat dilihat pada table 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Pengalaman (X1)

Item

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7

∑ Resp %

∑ Resp %

Resp %

Resp %

Resp %

Resp % ∑

Resp %

X1.1 0 0 0 0 5 15.2 9 27.3 10 30.3 6 18.2 3 9.1

X1.2 0 0 0 0 0 0 2 6.1 18 54.5 8 24.4 5 15.2

X1.3 0 0 0 0 0 0 3 9.1 8 24.2 13 39.4 9 27.3

X1.4 0 0 0 0 2 6.1 1 3 9 27.3 14 42.4 7 21.2

Mean 0 0 5.325 11.375 34.075 31.1 18.2


(57)

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai mean tertinggi berada pada skor 5 atau jawaban setuju yaitu sebesar 34,07% yang artinya bahwa tingkat pengalaman yang dimiliki oleh 33 pengusaha laundry mengenai kesuksesan dalam menjalankan usahannya tersebut adalah tinggi.

2. Bagian II berkaitan dengan pertanyaan mengenai “Motivasi (X2)” Berdasarkan hasil jawaban kuesioner mengenai Motivasi, dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Motivasi ( X2)

Sumber : Lampiran 7

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai mean tertinggi berada pada skor 5 atau jawaban sangat setuju yaitu sebesar 38,4% yang artinya bahwa tingkat motivasi yang dimiliki oleh para pengusaha laundry terutama hubungan dengan relasi bisnis dapat menunjang keberhasilan adalah tinggi.

item

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7

∑ Resp %

∑ Resp %

∑ Resp %

∑ Resp %

Resp % ∑

Resp % ∑

Resp %

X2.1 0 0 0 0 0 0 3 9.1 16 48.5 8 24.5 6 18.2

X2.2 0 0 0 0 0 0 2 6.1 16 48.5 10 30.3 5 15.2

X3.2 0 0 0 0 0 0 2 6.1 6 18.2 12 36.4 13 35.4


(58)

45

3. Bagian III berkaitan dengan pertanyaan mengenai “Mental Kewirausahaan (X3)”

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner mengenai Mental Kewirausahaan, dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Mental Kewirausahaan (X3)

item

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7

Resp % ∑ Resp %

Resp % ∑

Resp % ∑

Resp % ∑

Resp % ∑

Resp %

X3.1 0 0 0 0 1 3 0 0 13 39.4 13 39.4 6 18.2

X3.2 0 0 0 0 0 0 0 0 6 18.2 15 45.5 12 36.4

X3.3 0 0 0 0 0 0 1 3 14 42.4 12 36.4 6 18.2

X3.4 1 3 0 0 0 0 5 15.2 7 21.2 17 51.5 3 9.1

Mean 0.75 0 0 4.55 30.3 43.2 20.48

Sumber : Lampiran 8

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai mean tertinggi berada pada skor 6 atau jawaban setuju sekali yaitu sebesar 43,2% yang artinya bahwa tingkat mental kewirausahaan yang dimiliki oleh 33 pengusaha laundry adalah tinggi.

4. Bagian III berkaitan dengan pertanyaan mengenai “Keberhasilan Usaha Kecil (Y)”

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner mengenai Keberhasilan Usaha Kecil, dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :


(59)

Tabel 4.4 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Keberhasilan Usaha Kecil (Y)”

item

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7

∑ Resp %

∑ Resp %

Resp % ∑

Resp %

Resp %

Resp %

Resp %

Y1 0 0 0 0 0 0 6 18.2 4 12.1 11 33.3 12 36.4

Y2 0 0 0 0 0 0 8 24.2 3 9.1 11 33.3 11 33.3

Y3 0 0 0 0 2 6.1 3 9.1 15 45.5 8 24.2 5 15.2

Y4 0 0 0 0 3 9.1 5 15.2 14 42.4 5 15.2 6 18.2

Y5 0 0 0 0 1 3 6 18.2 14 42.4 7 21.2 5 15.2

Mean 0 0 3.64 16.98 30.3 7.8 23.66

Sumber : Lampiran 9

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai mean tertinggi berada pada skor 5 atau jawaban setuju sekali yaitu sebesar 30,3% yang artinya bahwa tingkat keberhasilan usaha kecil yang dimiliki oleh 33 pengusaha laundry diukur dari kenaikan laba yang diperoleh.

4.2 UJI VALIDITAS, RELIABILITAS DAN NORMALITAS 4.2.1. Uji Validitas

Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi linier berganda, data terlebih dahulu akan diuji validitas. Hal ini dimaksudkan untuk menguji apakah data yang diukur dapat digunakan untuk menjelaskan dan mengukur apa yang ingin diukur (validitas).


(60)

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai rhitung > rtabel dan nilai r positif, maka item pertanyaan tersebut adalah valid.

Tabel 4.5 : Hasil Uji Validitas dari Variabel Pengalaman (X1) Putaran ke - 1

Variabel Item

Nilai r hitung (Corrected item Total

Correlation)

r tabel Ket

Pengalaman (X1) P1 0.432

0,291

Valid

P2 0.563 Valid

P3 0.453 Valid

P4 0.284 Tidak

Valid

Motivasi (X2) P1 0,595 Valid

P2 0,799 Valid

P3 0,519 Valid

Mental Kewirausahaan

(X3)

P1 0,518 Valid

P2 0,510 Valid

P3 0,584 Valid

P4 0,374 Valid

P1 0,724 Valid

Keberhasilan usaha kecil (Y)

P2 0,757 Valid

P3 0,591 Valid

P4 0,664 Valid

P5 0,451 Valid

Sumber : Lampiran 10-14

Hasil uji validitas terhadap variabel tingkat pengalaman dilakukan 2 kali pengujian sebab jika dilihat dari tabel diatas terdapat 1(satu) item pertanyaan yakni X1.4 yang menunjukan nilai rhitung < rtabel, maka item


(61)

pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid atau gugur, Oleh sebab itu dilakukan pengujian validitas kembali dengan mengeluarkan item X1.4 dimana ringkasan hasil uji validitas yang kedua ini akan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas dari Variabel Pengalaman (X1) Putaran Ke - 2

Variabel Item

Nilai r hitung (Corrected item – Total

Correlation)

r tabel Ket

Pengalaman (X1) P1 0,515

0,291

Valid

P2 0,566 Valid

P3 0,503 Valid

Motivasi (X2) P1 0,595 Valid

P2 0,799 Valid

P3 0,519 Valid

Mental Kewirausahaan

(X3)

P1 0,518 Valid

P2 0,510 Valid

P3 0,584 Valid

P4 0,374 Valid

P1 0,724 Valid

Keberhasilan usaha kecil (Y)

P2 0,757 Valid

P3 0,591 Valid

P4 0,664 Valid

P5 0,451 Valid


(62)

49

Jika dilihat dari tabel diatas, hasil uji Validitas terhadap semua item pertanyaan yang tersisa dari variabel Pengalaman menunjukan nilai rhitung > rtabel, maka semua item pertanyaan tersebut dinyatakan valid

4.2.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diukur dapat digunakan kembali untuk penelitian selanjutnya secara konsisten. Dasar analisis yang digunakan adalah jika nilai Cronbach Alpha > 0,60, maka item pertanyaan tersebut adalah reliabel.

Dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS.17.0, hasil perhitungan uji reliabilitas untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Cronbach Alpha Ket

Pengalaman (X1) 0,724

0,60

Reliabel

Motivasi (X2) 0,805 Reliabel

Mental kewirausahaan (X3)

0,736 Reliabel

Keberhasilan usaha kecil (Y)

0,783 Reliabel

Sumber : Lampiran 10-14

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa besarnya nilai Cronbach Alpha pada seluruh variabel, baik X1, X2, X3 dan Y, lebih besar dari 0,60, dan sesuai dengan dasar pengambilan keputusan. Hal ini berarti bahwa


(63)

item pertanyaan yang terbagi atas 4 bagian dan terdiri dari 16 item pertanyaan tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian.

4.2.3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed)) > 5%, maka item pertanyaan tersebut adalah berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov test. Berikut adalah hasil pengujian normalitas:


(64)

51

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 33

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.13893686

Most Extreme Differences Absolute .087

Positive .087

Negative -.082

Kolmogorov-Smirnov Z .502

Asymp. Sig. (2-tailed) .963

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Lampiran 15

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa distribusi data adalah normal, karena nilai signifikansi atau nilai Asymp Sig (2-tailed) yang dihasilkan adalah 0,963 lebih besar dari 5%, dan sesuai dengan dasar pengambilan keputusan. Hal ini berarti bahwa item pertanyaan yang terbagi atas 4 bagian dan terdiri dari 16 pertanyaan tersebut berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.


(65)

4.3. PENGUJIAN ASUMSI KLASIK REGRESI LINIER BERGANDA Tujuan dari pengujian asumsi klasik analisis regresi adalah untuk mengetahui secara pasti apakah model regresi linier berganda menghasilkan keputusan yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), dalam arti pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak bias, hal tersebut perlu diuji dengan menggunakan asumsi dasar berikut ini :

4.3.1. Uji Autokorelasi

Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan.

4.3.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung multikolinieritas. Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat berdasarkan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Berikut menunjukkan hasil Uji Multikolinieritas:

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Bebas Tolerance VIF

Pengalaman (X1) 0,920 1,087

Motivasi (X2) 0,808 1,238

Mental kewirausahaan (X3) 0,776 1,288 Sumber : Lampiran 16


(66)

53

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa nilai VIF pada kedua variabel bebas < 10, dan nilai tolerance > 0,1, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari multikolinieritas. Dengan demikian asumsi non multikolinieritas telah terpenuhi.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik tidak mengandung Heterokedastisitas. Pengujian Heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Rank Spearman yaitu dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara unstandardized residual dengan seluruh variabel bebas. Apabila nilai signifikan > 0.05 maka tidak terjadi Heterokedastisitas. Berikut menunjukkan hasil Uji Heterokedastisitas untuk masing-masing variabel bebas:

Tabel 4.10 Hasil Uji Heterokedastisitas

Variabel Bebas

Koefisien Rank Spearman

Signifikansi

Pengalaman (X1) -0,064 0,723

Motivasi (X2) 0,087 0,629

Mental kewirausahaan (X3) 0,099 0,582


(67)

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi korelasi Rank Spearman pada kedua variabel bebas lebih dari 0.05, sehingga disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Dengan demikian asumsi non heteroskedastisitas telah terpenuhi.

4.4. ANALISIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

Berdasarkan hasil pengujian asumsi yang dilakukan diatas, diketahui bahwa asumsi-asumsi yang mendasari analisis telah terpenuhi. Maka selanjutnya akan dijelaskan hasil analisis regresi linier berganda untuk menguji dan membuktikan apakah pengalaman, motivsi dan mental kewirausahaan mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil

4.4.1 Persamaan Regresi

Berikut adalah nilai koefisien regresi yang dihasilkan : Tabel 4.11 Hasil Koefisien Regresi

Variabel Bebas Koefisien (B)

Konstanta 2,627

Pengalaman (X1) 0,630

Motivasi (X2) 0,977

Mental kewirausahaan (X3) -0,248


(68)

55

Berdasarkan tabel 4.11, dapat diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut :

Y = 2,627 + 0,630X1 + 0,977 X2 - 0,248 X3

Dari model persamaan regresi linier tersebut di atas dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

Konstanta (α)

Nilai konstanta (α) sebesar 2,627 menunjukkan bahwa, apabila variabel pengalaman, motivasi dan mental kewirausahaan mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil. yaitu sebesar 2,627 satuan.

Koefisien (β1) Untuk Variabel Pengalaman (X1)

Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar 0,630. Nilai β1 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara keberhasilan usaha kecil (Y) dengan pengalaman (X1), yang artinya jika pengalaman (X1) naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai keberhasilan usaha kecil (Y) akan naik sebesar 0,630 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.

Koefisien (β2) untuk variabel motivasi (X2)

Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar 0.977. Nilai β2 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara keberhasilan usaha kecil (Y) dengan Motivasi (X2), yang artinya jika Motivasi (X2)


(69)

naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai keberhasilan usaha kecil (Y) akan naik sebesar 0.977 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.

Koefisien (β3) untuk variabel Mental Kewirausahaan (X3)

Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar -0.248. Nilai β3 yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara keberhasilan usaha kecil (Y) dengan Mental kewirausahaan (X3), yang artinya jika Mental kewirausahan (X3) turun sebesar satu satuan, maka besarnya nilai keberhasilan usaha kecil (Y) akan turun sebesar -0.248 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.

4.4.2 Pengujian Hipotesis dengan Uji Kesesuaian Model (Uji F)

Uji kesesuaian model (uji F) digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Berikut adalah hasil uji F antara variabel Pengalaman, Motivasi, dan Mental Kewirausahaan memiliki pengaruh terhadap Keberhasilan Usaha Kecil :


(70)

57

Tabel 4.12 Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 194.767 3 64.922 5.971 .003a

Residual 315.294 29 10.872

Total 510.061 32

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y

Sumber : Lampiran 16

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil F hitung sebesar 5.971 dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 (lebih kecil dari 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pengalaman, Motivasi, dan Mental Kewirausahaan signifikan berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha Kecil. Hasil ini berarti model regresi yang dihasilkan pada penelitian ini cocok untuk menguji pengaruh Pengalaman, Motivasi, dan Mental Kewirausahaan secara signifikan berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha Kecil.

Sehingga hipotesis pertama penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara Pengalaman, Motivasi, dan Mental kewirausahaan terhadapan keberhasilan usaha kecil teruji kebenarannya.

Dari hasil pengujian juga diperoleh nilai R square yang dapat dilihat pada tabel berikut :


(71)

Tabel 4.13 Koefisien Determinasi (R square / R2) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .618a .382 .318 3.297

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y

Sumber : Lampiran 16

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan besarnya nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,382. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel Keberhasilan Usaha Kecil (Y) sebesar 38% dipengaruhi oleh variabel Pengalaman, Motivasi, dan Mental Kewirausahaan sedangkan sisanya 62% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model.

4.4.3 Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (uji t) digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh variabel Pengalaman, Motivasi, dan Mental Kewirausahaan secara parsial terhadap Keberhasilan Usaha Kecil..

Berikut adalah hasil analisis variabel Pengalaman, Motivasi, dan Mental Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Kecil dengan menggunakan uji t :


(72)

59

Tabel 4.14 Hasil Uji t

Variabel Bebas t hitung Signifikansi Keterangan Pengalaman (X1) 2.464 0.020 Berpengaruh

Motivasi (X2) 3.016 0.005 Berpengaruh

Mental kewirausahaan (X3)

-0.854 0.400 Tidak Berpengaruh

Sumber : Lampiran 16

Berdasarkan tabel di atas, dapat diinterprestasikan sebagai berikut : 1. Pengaruh Pengalaman (X1) secara parsial terhadap Keberhasilan

Usaha Kecil (Y)

Uji t antara variabel Pengalaman (X1) dengan Keberhasilan Usaha Kecil (Y) diperoleh nilai t sebesar 2.464 dengan nilai signifikansi sebesar 0,020. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Pengalaman berpengaruh secara parsial terhadap keberhasilan usaha kecil.

2. Pengaruh Motivasi (X2) secara parsial terhadap Keberhasilan Usaha Kecil (Y)

Uji t antara variabel Motivasi (X2) dengan Keberhasilan Usaha Kecil (Y) diperoleh nilai t sebesar 3.016 dengan nilai signifikansi sebesar 0,005. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Motivasi berpengaruh secara parsial terhadap keberhasilan usaha kecil.


(1)

5.3. KETERBATASAN PENELITIAN DAN IMPLIKASI

5.3.1 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitian ini. Beberapa keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adanya perbedaan persepsi di antara maing – masing wirausahawan di dalam memahami konteks pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner 2. Jawaban responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner

belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

3. Responden dalam penelitian ini, hanya terbatas pada usaha Laundry di Kec, Sedati, Sidoarjo, dimana kemungkinan penelitian ini akan menunjukan hasil yang berbeda bila respondennya tidak hanya usaha Laundry di Kec sedati saja, tetapi juga usaha Laundry di seluruh Sidoarjo.

5.3.2. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa pengalaman, dan

motivasi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil Laundry di Kec. Sedati, Sidoarjo. Sedangkan Mental Kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil Laundrydi Kec. Sedati, Sidoarjo. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pengalaman dan Motivasi yang


(2)

66

tingkat keberhasilan usaha juga semakin tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa Pengalaman dan Motivasi dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur tingkat keberhasilan usaha Kecil Laundry di Kec, Sedati, Sidoarjo, maka hipotesis yang diajukan teruji kebenarannya.

Dari hasil pengujiannya juga dapat diketahui bahwa pengalaman secara parsial berpengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil Laundry di Kec.Sedati, Sidoarjo, hal ini menunjukan bahwa perubahan yang terjadi pada pengalaman akan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil. Dan dari hasil penelitian menunjukan bahwa pengalaman secara parsial berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha kecil Laundry di Kec, Sedati, Sidoarjo. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pengalaman yang dimiliki oleh pengusaha kecil Laundry di Kec, Sedati, Sidoarjo, maka diharapkan tingkat keberhasilan usaha juga semakin tinggi, Fenomena ini membuktikan bahwa keberhasilan usaha kecil diawali dengan adanya inovasi yang dipicu oleh faktor pribadi dan faktor lingkungan. Sedangkan pengalaman merupakan bagian dari faktor pribadi

yang mempengaruhi keberhasilan seorang wirausahawan dalam

menjalankan usahanya, dengan pengalaman maka akan membentuk karakteristik dan watak kewirausahaan yaitu percaya diri dan menyukai tantangan, kepemimpinan, keorsinilan dan berorientasi masa depan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman dapat digunakan sebagai


(3)

dasar untuk mengukur tingkat keberhasilan usaha kecil Laundry di Kec, Sedati, Sidoarjo.

Selanjutnya dari hasil pengujian juga dapat diketahui bahwa motivasi secara parsial berpengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil Laundry di Kec, Sedati, Sidoarjo, hal ini menunjukan bahwa perubahan yang terjadi pada motivasi akan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil. Dan dari hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi secara parsial berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha kecil Laundry di Kec, Sedati, Sidoarjo, hal ini kemungkinan disebabkan oleh banyaknya usaha Laundry yang sama, sehingga timbul persaingan antar pengusaha Laundry. Dengan melihat kondisi semacam ini hendaknya pemilik usaha Laundry harus tanggap dan segera mengambil keputusan mengenai bagaimana cara supaya dapat mempertahankan para pelanggan mereka, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur tingkat keberhasilan usaha kecil Laundry di Kec, Sedati, Sidoarjo.

Dan dari hasil pengujian juga dapat diketahui bahwa mental kewirausahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil Laundry , hal ini menunjukan bahwa tidak ada perubahan yang terjadi pada mental kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil Laundry di Kec, Sedati, Sidoarjo. Hal ini


(4)

68

mundur dari usahanya, maka dari itu setiap pengusaha diharapkan memiliki modal dan mental menjalankan usahanya. Pengusaha kecil diharapkan berani menghadapi resiko dalam melakukan pengembangan-pengembangan sehingga usahanya dapat terus berkembang dan konsumen tidak merasa kecewa, Sehingga dapat disimpulkan bahwa mental kewirausahaan kurang tepat digunakan sebagai dasar untuk mengukur tingkat keberhasilan usaha kecil Laundry di Kec, Sedati, Sidoarjo.


(5)

Anonim, 2013, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan

Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Eviriyanti, 2007. File : ///tek3/D/STAF/eviriyanti/trash/lead/bahan%20baru/motivs 1htm.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi kedua. Universitas Diponegoro, Semarang

Maslow, Abraham, H, 1984, Motivasi dan Kepribadian : Teori Motivasi dengan

Pendekatan Hierarki kebutuhan. PT Pustaka Binaman Presindo Jakarta.

Nasir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Cetakan Keenam, Ghalia Indonesia, Bogor. Sumarsono, 2004, Metodologi Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung

Sugiyono, 2003, Metodologi Penelitian Akuntansi. Edisi Revisi. Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Suryana, 2006, Kewirausahaan, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Suryana, 2003, Kewirausahaan, Edisi Revisi. PT Salemba Emban Patria, Jakarta. Umar, Husein, 2009, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,

Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

JURNAL

Djati, Pantja, Sundring, 1999, Pengaruh Variabel-Variabel Motivasi Terhadap

Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pada Industri Rumah Tangga di Kabupaten Sidoarjo, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 1, No 1,

September 1999 : 22-35

Djunaedi, 2006, Pengaruh Pengalaman, Pendidikan, Curahan waktu, dan


(6)

di Dusun Pojok Desa Bulusari Kediri, Ekuitas Vol. 10 No. 4 Desember

2006

Soedorowerdi, Soedewi, 2008, Pengaruh Kemampuan Wirausaha pada Kinerja

Keuangan Usaha Kecil, Majalah Ekonomi. Th XVIII, No 2 Agustus 2008

Teddy Oswari, 2005, Membangun Jiwa Kewirausahaan (Enterpreneurship) “

Menjadi Mahasiswa Pengusaha(Enterpreneure Student) sebagai Modal untuk Menjadi Pelaku Usaha Baru”. Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 23-24 Agustus 2005.

SKRIPSI

Budi, Rahman, K, 2013, Studi Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi Usaha

Kecil Menegah (UKM),(Studi kasus pada Usaha Laundry Kiloan di Surabaya Timur)

Hariyansah, Rachmad, 2011, Pengaruh Pengalaman, Motivasi dan Mental

Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil Warung Kopi di Surabaya Selatan

Kristanto, Martin, 2004, Pengaruh Proses Belajar, Motivasi, dan Kepribadian

Terhadap Keberhasilan di Sentra Kecil Kerajinan Kulit di Selosari Magetan

Novianti, Deshinta, 2006, Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Manajer Atas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil di Sentra Industri Grosir Sepatu / Sandal Wedoro

Prasetya, Dian, T, 2012, Pengaruh Pengalaman, Motivasi, dan Mental

Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Industri Kecil Kerajinan Kulit di Magetan

Putranto, Alam, A, 2013, Pengaruh Pengalaman, Motivasi, dan Mental

Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Industri Sandal dan Sepatu di Wedoro

Rizkiah, Zulfah, 2011, Implementasi Pencatatan Akuntansi Pada Pengusaha

Rumahan (Studi Kasus Pada Pengusaha Laundry Dan Drycleaning Skala Rumah Tangga Di Wilayah Rungkut Asri Timur, Kelurahan Rungkut Kidul, Kecamatan Rungkut, Surabaya)

Sri, Wahyuni, 2009, “Pengaruh Pengalaman, Motivasi dan Mental

Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Industri Kecil Sandal / Sepatu Wedoro Waru