PENGARUH PENGALAMAN, PENDANAAN, DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL WARUNG KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA.

(1)

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL

WARUNG KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :

MUHAMMAD ARIEF SIREGAR 0813010183 / FE / EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL WARUNG KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA

Disusun Oleh :

MUHAMMAD ARIEF SIREGAR 0813010183 / FE / EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal 16 Januari 2014

Pembimbing Tim Penguji :

Pembimbing Utama : Ketua

Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM Drs. Ec. Munari, MM

Sekretaris

Dra. Ec. Rr Dyah Ratnawati, MM Anggota

Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 19630924 198903 1001


(3)

PENGARUH PENGALAMAN, PENDANAAN, DAN MENTAL

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL WARUNG KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA

yang diajukan

Muhammad Arief S 0813010183/FE/EA

telah disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM Tanggal : ……… NIP : 19630524 198803 1001

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. H. Rahman Amrullah Suwaidi, MSi NIP. 19600330 198603 1003


(4)

i

Puji syukur ke Hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahNya yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul PENGARUH PENGALAMAN, PENDANAAN, DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TEHADAP KESUKSESAN

USAHA KECIL WARUNG KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA dapat

diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

Dalam menulis skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran, serta dorongan baik secara moril maupun materiil. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE. MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. H. Rahman Amrullah Suwaidi, MSi selaku Wakil Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi


(5)

ii

6. Bapak Drs. EC. Tamadoy Thamrin, MM. selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna, sehingga terselesaikannya skripsi ini..

7. Bapak dan Ibu Dosen beserta segenap tenaga kerja, karyawan, dan

rekan-rekan mahasiswa terutama Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa

Timur.

8. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan, dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini, sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala dukungan dan inspirasinya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Amin Ya Rabbal Alamin.

Surabaya, Desember 2013


(6)

iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

ABSTRAK ... x

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN SEBELUMNYA ... 8

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Landasan Teori ... 15

2.2.1 Pengalaman ... 15

2.2.2 Pendanaan ... 18

2.2.3. Mental Kewirausahaan ... 25

2.2.4. Keberhasilan Usaha Kecil ... 27

2.3. Kerangka Pikir ... 34

2.4. Hipotesis Penelitian ... 35

METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Objek Penelitian ... 36

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36

3.2.1 Definisi Operasional ... 36

3.2.2 Pengukuran Variabel ... 39

3.2.3 Penentuan Sample ... 40


(7)

iv

3.4.1 Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Analisis Data ... 42

3.4.1.1.Uji Validitas.. ... 42

3.4.1.2.Uji Reliabilitas ... 43

3.4.1.3.Uji Normalitas Data ... 43

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 44

3.4.3. Teknik Analisis ... 46

3.5 Uji Hipotesis ... 47

3.5.1. Uji Kesesuaian Regresi Linier Berganda ( uji F ) ... 47

3.5.2. Uji t ... 48

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN ... 50

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 50

4.1.1. Uji Validitas ... 50

4.1.1.1. Pengalaman... 50

4.1.1.2. Pendanaan ... 52

4.1.1.3. Mental Kewirausahaan ... 52

4.1.1.4. Keberhasilan Uaha Kecil ... 53

4.1.2. Uji Reliabilitas ... 54

4.2. Frekuensi Variabel Penelitian ... 54

4.2.1. Variabel Pengalaman ... 54

4.2.2. Variabel Pendanaan ... 58

4.2.3. Variabel Mental Kewirauahaan ... 60


(8)

v

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 69

4.3.2.1. Uji Autokolerasi ... 69

4.3.2.2. Uji Multikolineritas ... 70

4.3.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 71

4.3.3. Persamaan Regresi Linier Berganda ... 72

4.4. Uji Hipotesis ... 74

4.4.1. Uji F dan Nilai Koefisien Determinasi ... 74

4.4.2. Uji t ... 75

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian... 77

4.5.1. Pengalaman Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil ... 77

4.5.2. Pendanaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil ... 78

4.5.3. Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

5.1. Kesimpulan ... 79

5.2. Saran ... 79

5.2.1. Saran Bagi Pengusaha ... 79


(9)

x

KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA Muhammad Arief S

ABSTRAK

Globalisasi merupakan era yang tidak dapat dihindari dan akan membawa tatanan baru yang akan merubah tatanan lama dalam segala aspek kehidupan manusia. Hal ini akan membuat persaingan antara perusahaan semakin ketat. Usaha ini juga menimbulkan dampak

multiplier terhadap perekonomian lokal dan nasional serta menghemat devisa negara

Akan tetapi usaha kecil tidak terlepas dari resiko hingga permasalahan yang di hadapi baik internal maupun eksternal . Masalah internal yang sering di alami pada umumnya seperti kelemahan dalam permodalan usaha, teknologi, sumber daya manusia, pemasaran dan lain - lain.Sedangkan permasalahan eksternal meliputi kelemhan dalam bargaining position, daya saing dengan produk impor dan lain – lain.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban responden yang disebarkan melalui daftar kuesioner kepada pen gusaha – pengusaha warung kopi yang berjumlah 33 orang. Untuk memenuhi tujuan penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda

Kata Kunci: Pengalaman, Pendanaan, Mental Kewirausahaan, Usaha Kecil


(10)

xi

SURROUNDING RUNGKUT Muhammad Arief S

ABSTRACT

Era of globalization is unavoidable and will bring a new order that will change the old order in all aspect of human life. This will make the competition between companies is getting tougher. This effort also creates a multiplier effect on the local and nation economy as well as save foreign exchange.

However, small business can not be separated from the risk to the problems faced by both internal and external. Internal problems that are often experienced in general as weakness in business capital, technology, human resource, marketing and others. And external problems include weakness in bargaining positio, competitiveness with imported products and others.

This study uses primary data collected from respondents through a questionaire distributed.Coffef shop entrepreneurs totalling 33 people. To meet the objectives of this study, the hypothesis was tested using multiple linier reression analysis.

Keyword: Experience, Funding, Soul Entrepreneurship, Small and Medium


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangatlah pesat yg di mulai sejak merdekanya indonesia pada 17 Agustus 1945. Indonesia sendiri telah mengalami banyak perubahan dahulu indoneia di kenal dengan negara serba kecukupan bahkan smpai mengekspor hasi pertanian.

Seiring brjalannya waktu perkembangan ekonomi di indonesia mengalami banyak perubahan, Khususnya pada pergeseran struktur ekonomi yg pada awalnya bersifat agraris perlahan berubah atau bergeser menjadi usaha mandiri, di mana perubahan – perubahan tersebut menyebabkan pangsa sektor pertanian berkurang banyak yg beralih ke sektor usaha, terjadi perubahan - perubahan peminat investor yg awalnya ke arah pertanian skrang berpaling ke sektor wirausaha.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka eksistensi usaha kecil mempunyai peranan besar dalam pembangunan ekonomi di indonesia. Untuk menumbuh kembangkan penambahan modal dengan di berikannya fasilitas kredit investasi, Sedangkan dalam era reformasi saat ini pemerintah memberikan fasilitas – fasilitas dengan tujuan untuk memberikan kemudahan kepada para pengusaha kecil menengah kemudahan untuk meminjamkan dana sebagai modal yang di beri nama program Usaha Kecil Menengah

( UKM ).

Sektor ini mampu menekan dan menumbuh kembangkan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mampu menghidupkan kembali perekonomian pengangguran khususnya di kota – kota besar. Usaha kecil ini dapat menyerap tenaga kerja dan menambah


(12)

pendapatan masyarakat pada tingkat ekonomi menengah kebawah, oleh karenanya usaha kecil menengah ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Menurut Undang nomor 9 tahun 1945 mengenai pembinaan usaha kecil, di mana

usaha kecil sendiri dapat di artikan dengan “ Usaha Indutri dengan nilai infestasi peralatan

dan mesin senilai RP 200.000.000 ( Dua ratus juta rupiah ), di mana nominal tersebut tidak

termasuk nilai tanah dan bangunan “ dan menurut instruksi preiden tahun 1999, industri menengah di definisikan sebagai “ usaha industri dengan nilai infestasi peralatan dan mesin antara 200 Juta rupiah hingga 10 Milyar rupiah .Sunarya ( 2006 : 87 )

Usaha industri kecil telah menjadi lahan kehidupan sebagian masyarakat karena menyediakan lapangan usaha, menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat. Usaha ini juga menimbulakn dampak multiplier terhadap perekonomian lokal dan nasional serta menghemat devisa negara.

Seperti apa yang telah kita ketahui di masa krisis ekonomi tahun 1998, usaha kecil dan menengah ternyata mampu bertahan di tengah perputaran ekonomi yg tidak stabil yg biasa kita ketahui dengan istilah krisis moneter atau krisis keuangan, bahkan usaha kecil ini mampu menyerap sosial dengan menyediakan kesempatan usaha . di samping itu juga terbukti tidak terdapat usaha kecil yang meninggalkan utang besar yang mampu mengganggu perekonomian negara atau biasa dengan istilah dunia perbankan.

Akan tetapi usaha kecil tidak terlepas dari resiko hingga permasalahan yang di hadapi baik internal maupun eksternal . Masalah internal yang sering di alami pada umumnya seperti kelemahan dalam permodalan usaha, teknologi, sumber daya manusia, pemasaran dan lain - lain.Sedangkan permasalahan eksternal meliputi kelemhan dalam bargaining position, daya saing dengan produk impor dan lain – lain.

Menurut Musa ( 2001 ) dalam Soedorowerdi ( 2008 ) menyatakan bahwa konsep pengembangan UKM di jawa timur adalah mengatasi problem di atas dapat di tempuh


(13)

dengan tiga cara, yaitu: 1.Pendidikan cultural, yang mengasumsikan perlunya pemahaman setting budaya dimana UKM timbul dan berkembang rangka menumbuhkan inovasi dan memenuhi kebutuhan pasar sehingga tumbuh daya kompetisinya secara sehat untuk memajukan usahanya ; 2.Pendekatan struktural, yang di perlukan untuk mengatasi persoalan struktural seperti permodalan,teknologi,manajemen dan organisasi ,bahan baku perluasan pasar, dan kmampuan mengakses informasi global; 3.Pendekatan jaringan yang di perlukan untuk memperbear peluang bisnis dan pasar.

Faktor – faktor yang memperngaruhi keberhasilan usaha kecil diantaranya, yaitu: Tingkat pendidikan, kepribadian, pengalaman, Pendanaan, kualitas produk,mental kewirausahaan,dan lain sebagainya. Diantara faktor-faktor tersebut , ada tiga faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pengusaha kecil.

Faktor yang pertama adalah pengalaman, maksudnya adalah bagaimana seorang wirausahawan dalam mencapai keberhasilan usaha diperlukan pengalaman yang diukur dari perjalanan waktu yang telah di alami oleh penguaha bagi pelaksanaan usahanya dalam jangka waktu tertentu untuk mengembangkan usahanya.

Faktor yang ke dua adalah pendanaan, yaitu modal untuk melakukan usaha yang meliputi sumber dana yang di gunakan untuk melakukan usaha, bagaimana pengelolaan dari dana tersebut, sehingga dapat mendukung atau penyokong kesuksesan dari sebuah usaha, karna penanganan atau pengelolaan sumber dana atau biaya sedikit banyak mempengaruhi kinerja atau jalannya sebuah usaha.

Faktor yang ke tiga adalah mental kewirausahawan, Sebagai seorang wirausahawan harus memiliki mental kewirausahawan, di mana keyakinan untuk ketidak tergantungan , individualisme, kebutuhan akan pretasi atau pencapaian target, berorientasi laba , ketekunan dan ketabahan, serta menyukai tantangan dalam menghadapi berbagai resiko dalam pencapaian target.


(14)

Salah satu usaha kecil yang sedang berkembang di daerah Rungkut ( Surabaya ) adalah usaha warung kopi , Warung kopi merupakan salah satu usaha alternatif yang banyak di gemari konsumen , selain karena biaya yang di keluarkan oleh konsumen untuk menikmati secangkir kopi yang harganya relatif terjangkau juga tempat alternatif bagi beberapa pencinta kopi untuk mnikmati secangkir kopi setelah seharian beraktifitas, selain di tunjang dari konsumen juga di dukung oleh pengusaha warung kopi sendiri selain modal yang tidak terlalu besar dan juga menciptakan tempat yang nyaman untuk konsumen.

Seperti yang telah di ketahui sebelumnya, krisis global yang berdampak pada indonesia memaksa banyak perusahaan untuk menutup perusahaannya. Akan tetapi di sisi lain warung kopi ini tetap tumbuh dan berkembang di tengah kondisi perekonomian indonesia saat ini.

Berdasar hasil survey di lapangan , usaha warung kopi di daerah rungkut ini mengalami kondisi keuangan yang kurang stabil, bahkan mengalami penurunan pendapatan, sehingga ada beberapa warung kopi yang mengambil alternatif menaikkan hrga atau mengurangi jam operasional untung memangkas biaya operasional.

Berdasar penelitian sebelumnya penelitian warung kopi di daerah rungkut surabaya , penurunan usaha warung kopi terjadi dikarenakan banyak persaingan dengan usaha yang sama yang ada di daerah daerah tertentu, Untuk dapat bersaing di butuhkan pengalaman, Pendanaan, dan mental kewirausahaan yang kuat untuk mengembangkan usaha agar dapat mencapai keberhasilan.

Sehubungan dengan adanya latar belakang permasalahan di atas maka penulis mencoba untuk mengamati dan mencermati Pengalaman, Pendanaan dan mental kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha kecil warung kopi, yang di tuangkan ke dalma skripsi dengan judul:


(15)

PENGARUH PENGALAMAN, PENDANAAN, DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL WARUNG KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA.

1.2 Perumusan masalah

Berdasar latar belakang permasalahan tersebut, Maka prumusan masalah dapat di tetapkan sebagai berikut :

“Apakah pengalaman, pendanaan, dan mental kewirausahaan berpengaruh terhadap

keberhasilan usaha kecil warung kopi di Rungkut dan sekitarnya”. 1.3 Tujuan Permasalahan

Adapun tujuan penelitian adalah:

“Untuk Menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh pengalaman, pendanaan

,Dan mental kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha kecil warung kopi di daerah

rungkut dan ekitarnya”.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Pengusaha

Untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada usaha kecil. Yang di gunakan sebagai dasar atau acuan untuk melakukan perbaikan atau perubahan dalam upaya meningkatkan keberhasialn usaha.

b. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat di gunakan untuk bahan acuan dalam penelitian yang sama, sehinggal dapat menyempurnakan hasil penelitian yang sebelumnya.


(16)

Dapat di pakai sebagai tambahan pengetahuan yaitu dengan tujuan langsung pada unit usaha kecil yang membutuhkan, sehingga dapat mengaplikasikan teori yang di peroleh, serta untuk membuktikan secara nyata kesesuaian antar materi yang di peroleh di perkuliahan dengan kejadian yang terjadi di lapanagan secara langsung

d. Bagi UPN “veteran” Jawa Timur

Dapat di gunakan sebagai bahan peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan skripsi ini. Serta sebagai tri dharma perguruan tinggi, khususnya pengabdian terhadap masyarakat.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah di lakukan oleh pihak lain yang dapat di pakai sebagai bahan pengkajian ini adalah sebagai berikut:

1. Kristanto (2004)

Judul :

pengaruh proses belajar , motivasi , dan kepribadian terhadap keberhasilan di sentra industri kecil kerajinan kulit di selosari magetan.

Permasalahan

1. Apakah proses belajar berpengaruhs ecara langsung dan tidak alngsung terhadap keberhasilan perusahaan kecil

2. Apakah motivasi berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap keberhasilan perusahaan kecil

3. Apakah kepribadian berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap keberhasilan perusahaan kecil

Hipotesis

1. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung antara proses belajar terhadap terhadap keberhasilan perusahaan kecil melalui motivasi dan kepribadian

2. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung antara motivasi terhadap keberhasilan perusahaan kecil melalui proses belajar dan kepribadian


(18)

3. Terdapat pengaruh kepribadian mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung antara kepribadian terhadap keberhasilan perusahaan kecil melalui proses belajar dan motivasi

Kesimpulan:

1. Proses belajar mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap keberhasilan perusahaan kecil melalui motivasi dan kepribadian

2. Motivasi mempnyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap

keberhasilan perusahaan kecil melalui proses belajar dan kepribadian

3. Kepribadian mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap keberhasilan perusahaan kecil melalui proses belajar dan motivasi

2. Novianti ( 2006 )

Judul:

Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil di sentra industri grosir sepatu / sendal di wedoro.

Permasalahan

1. Apakah faktor-faktor seperti proses belajar,motivasi dan kepribadian mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi

2. Manakah diantara faktor proses belajar,motivai, dan kepribadian yang mempunyai pengaruh paling dominan

3. Apakah terdapat pengaruh antara persepsi manajer atas informasi akuntansi terhadap keberhasilan perusahaan kecil di semua industri grosir sepatu / sandal wedoro


(19)

1. Diduga faktor – faktor seperti proses belajar, motivasi, dan kepribadian mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi

2. Diduga terdapat faktor proses belajar , motivasi, dan kepribadian yang mempunyai pengaruh paling dominan

3. Diduga terdapat pengaruh antara persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil di sentra industri grosir sepatu / sandal wedoro.

Kesimpulan

1. Berdasar hasil uji F dengan menggunakan regresi linier berganda di peroleh bahwa proses belajar, motivasi, dan kepribadian mempunyai pengaruh secara simultan terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan

2. Berdasar hasil uji T dengan menggunakan regresi linier berganda di peroleh hasil dari ke tiga faktor proses belajar ,motivasi, dan kepribadian proses belajarlah yang mempunyai pengaruh paling kuat atau dominan terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan.

3. Yanuarti (2008)

Judul:

Faktor –faktor yang mempenngaruhi persepsi pengusaha kecil atas informasi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan ( studi kasus industri sendal di wedoro )

Permasalahan:

1. Apakah proses belajar , motivasi, dan kepribadian secara bersama berpengaruh positif terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan.

2. Apakah persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan


(20)

Hipotesis

1. Diduga terdapat pengaruh antara proses belajar, motivasi dan kepribadian terhadap perspsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan terbukti kebenarannya

2. Diduga persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan

berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan terbukti kebenarannya

Kesimpulan

1. Hipotesis pertama di duga terdapat pengaruh antara proses belajar , motivasi dan kepribadian terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan terbukti kebenarannya

2. Hipotesis ke dua yang menyatakan persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan peruahaan terbukti kebenarannya.

4. Djunaedi (2006)

Judul:

Pengaruh pengalaman , pendidikan, curahan waktu, dan mental kewirausahaan terhadap industrri kecil kerupuk di dusun pojok desa bulusari kediri

Permasalahan

Bagaiman pengaruh variabel pengalaman,pendidikan,curahan waktu, dan mental kewirausahaan terhadap keberhasilan industri kecul kerupuk di dusun pojok Bulusai – kediri.


(21)

1. Diduga pengalaman mempunyai pengaruh dominan terhadap keuntungan

2. Diduga terdapat pengaruh secara signifikan antara pengalaman, pendidikan, curahan waktu, dan mental kewirausahaan terhadap keuntungan.

Kesimpulan

1. Dari analisis regresi berdasarkan curahan waktu (X3) dan mental

kewirausahaan (X4) yang berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan, hanya mental kewirausahaan (X4) untuk ( = 0,05). Sedangkan pengalaman (X1), Pendidikan (X2) dan curahan waktu (X3) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan.

2. Dari analisis regresi berdasarkan uji F secara Bersama – sama keempat variabel yang di maksudkan dalam analisa yaitu pengalaman, pendidikan, curahan waktu, mental kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan.

5. Sri Wahyuni (2009)

Judul:

Pengaruh pengalaman , motivasi, dan mental kewirausahaan terhadap keberhasilan industri kecil sandal / sepatu di wedoro waru, sidoarjo.

Permaslahan

1. Apakah pengalaman,motivasi, dan mental kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil sandal /sepatu di wedoro waru, Sidoarjo

2. Di antara variabel pengalaman , motivasi , dan mental kewirausahaan manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap keberhasilan industri kecil sandal / sepatu wedoro waru sidoarjo


(22)

Hipotesis

1. Diduga pengalaman, motivasi, dan mental kewiraushaan mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap keberhasilan industri kecil sandal / sepatu di wedoro waru sidoarjo

2. Diduga pengalaman merupakan veriabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap keberhasilan industri kecil sendal sepatu di wedoro,sidoarjo.

Kesimpulan

1. Mental kewirausahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan inustri kecil sendal sepatu wedoro. Sedangkan pengalaman dan motivasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan industri sendal sepatu di wedoro

2. Variabel pengalaman tidak mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keberhasilan industri sendal sepatu wedoro.Akan tetapi mental kewirausahaan yang mempunyai pengaruh dominan tehadap keberhasilan industri sendal sepatu wedoro.

2.2. Landasan Teori

Dalam bab ini di sajikan beberapa teori atau konsep yang merupakan dasar utama dari kerangka pikir dalam usaha pencairan cara ilmiah untuk pemecahan masalah yang di ajukan dalam penelitian.


(23)

2.2.1.1. Pengertian Pengalaman

Bouwman dan bradly menyatakan pengalaman didefenisikan sebagai lamanya

waktu bekerja dalam bidangnya.Pengalaman ini seringkali di gunakan oleh peneliti – peneliti sebagai alternatif dalam pengukuran keahlian seseorang. Karena pengalaman di asumsikan dengan sesuatu tugas berulang kali. ( Hudiwinarsih : 2005 ) dalam ( Sri Wahyuni 2009 ).

Orang yang terbuka dalam pengalaman pengalaman baru akan siap untuk menanggapi segala peluang, tantangan, dan perubahan sosial. Orang – orang yang terbuka akan ide ide baru ini merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang di temukan dalam wirausaha, Suryana (2003).

Anggreani Pramesita (General Manager Aksata Marketing Communication) menyatakan pengalaman adalah suatu yang terjadi dalam diri manusia, untuk membentuk pola fikir yang baru dan melakukan sebuah perubahan besar dalam hidupnya.

Dari pengertian pengalaman kerja diatas maka dapat di simpulkan bahwa pengalaman sangat penting bagi sesorang, sebab pengalaman sering di katakan orang sebagai guru terbaik. Dengan memiliki suatu pengalaman seseorang akan mempunyai wawasan luas, sehingga akan terbiasa untuk melaksanakan pekerjaan tertentu sesuai dengan pengalaman yang telah di milikinya dan juga akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjaan tanpa harus melalui bimbingan yang intensif dapat dengan mudah berdaptasi dengan segala macam pekerjaan yang tentunya sesuai dengan pengalaman yang telah di miliki seseorang tersebut

Dengan pengalaman seeorang dapat belajar tentang sesuatu hal yang bernilai sebagai modal dalam menjalani kehidupan, selain itu dengan pengalaman yang di miliki,


(24)

dapat membantunya dalam memberikan kemahiran dan ketrampilan dalam penyeleseaian tugas tugas nya.

Seorang karyawan yang telah mempunyai pengalaman kerja pada bidang pekerjaan yang sedang dia kerjakan akan dapat dengan mudah menyelesaikan semua pekerjaannya tersebut. Pada dasarnya manusia yang berpengalaman akan lebih dewasa dalam berfikir, bertindak dan lebih berhati - hati, sehingga kegagalan atau kesalahan yang telah terjadi dapat di hindari di kemudian hari atau di periode berikutnya.

Teori yang di kemukakan oleh bandura (1969) dalam kristianto (2004) tentang teori pembelajaran seseorang dimana seseorang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman langsung serta juga mengakui adanya pembelajaran yang di amati yang mempunyai potensi nyata dalam lingkungan organisasi terutama program pelatihan yang berguna untuk meningkatkan ketrampilan antar pribadi. Jadi hasil penelitian ini menunjang teori pembeljaran sosial.

2.2.1.2. Macam-macam pengalaman

Pengalaman sebagai suatu hasil, yang meliputi tiga aspek yaitu

1. Pengalaman yang berupa pengetahuan

2. Pengalaman yang berupa keterampilan

3. Pengalaman yang berupa sikap atau nilai informasi yaitu ( Soemantoro 1992 : 22) dalam Novianti ( 2006 ) :

1. Pemaparan


(25)

3. Pemahaman

4.Penerimaan

5.Ingatan

2.2.1.3. Pengaruh Pengalaman Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil

Pengalaman adalah segala kejadian yang di alami oleh seseorang yang mampu meningkatkan kemampuannya. Pengalaman kerja di peroleh selama bekerja dalam perusahaan dan dapat di tambahkan dnegan pengalaman yang di peroleh dari perusahaan lain dalam jenis pekerjaan yang serupa, Novianti (2006).

Keberhasilan usaha kecil diawali dengan adanya inovasi yang di picu oleh faktor pribadi dan faktor lingkungan. Pengalaman merupakan bagian dari faktor pribadi yang mempengaruhi keberhasilan seseorang wirausahawan dalam menjalankan perusahaannya. Suryana (2003 : 47)

Pengalaman akan membentuk karakteristik dan watak kewirausahaan , yaitu : Percaya diri dan menyukai tantangan, Kepemimpinan,keaslian, dan berorientasi masa depan, Suryana, (2006 : 47)

2.2.2. Pendanaan

Pendanaan atau permodalan Modal usaha adalah dana yang diperlukan untuk menjalankan sebuah usaha untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang berorientasi profit maupun non profit Annehira (2013).

Modal usaha kerap di jadikan permasalahan seseorang atau sekelompok orang dalam membentuk suatu usaha, karena memang tidak dapat di pungkiri modal usaha sendiri


(26)

sifatnya sangat penting dalam memulai atau dalam menjalankan usaha, mulai dari sumber dana yang di peroleh, hingga manajemen atau pengelolaan dana atau modal tersebut dalam menjalankan sebuah usaha.

2.2.2.1. Sumber pendanaan

Meski besar peranan usaha mikro dan kecil mayoritas pengusaha usaha mikro dan kecil tidak bisa mendapatkan kredit dari perbankan karena terbentur persyaratan. Padahal pendanaan merupakan kebutuhan dari setiap unit usaha. Dengan terbatasnya akses pendanaan maka kesempatan mereka untuk berkembang juga terbatas. Padahal jika usaha mereka berkembang, makin banyak lapangan kerja yang tercipta, mruf (2013).

Dalam Hafsah ( 2004 ), menyebutkan bahwa Pemerintah perlu memperluas skim kredit khusus dengan syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu meningkatkan permodalannya, baik itu dari sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing, dan dana modal ventura.

Sumber pendanaan sendiri sudah terlihat jelas sangat di butuhkan oleh UKM atau Usaha Kecil Menengah ini, di butuhkan juga bantuan yang sangat berarti dari pemerintah dalam hal pendanaan ini, di samping di butuhkannya bantuan dari pemerintah sendiri, bantuan pendanaan dari pihak swasta sendiri juga sangat di butuhkan seperti leasing atau perkreditan, contoh seperti beberapa bank yang menyediakan perkreditan usaha mikro seperti mandiri, BRI, dan pihak atau instansi lain seperti koperasi yang menyediakan pinjaman untuk usaha mikro dengan bunga yang rendah serta tanggungan atau cicilan yang ringan sehingga memudahkan atau sangat membantu pihak pelaku usaha agar dapat tetap menjalankan usahanya.


(27)

Rencana Keuangan adalah panduan Atau pedoman yang di susun perusahaan untuk mencapai tujuan dan membantu peningkatan nilai perusahaan. Untuk itu biasanya melakukan dengan cara memperkirakan jumlah dan pendapatan waktu investasi dan pembiayaan yang di perlukan. Dalam membuat rencana keuangan seorang pengusaha atau wirausaha harus memiliki sikap positif sehingga dalam aktivitasnya merencanakan keuangan mengikuti delapan langkah berikut, Budiwati (2005).

1. Menetapkan tujuan perencanaan keuangan secara tepat

2.Menggunakan perencanaan keuangan sebagai motivator dan berusaha

mengkomunikasikannya dengan pihak terkait

3.Memastikan bahwa proses perencanaan di ikuti pula oleh pengendalian dan selalu menginformasikannya dengan pihak terkait

4. Mengevaluasi strategi – strategi keuangan alternatif

5. Mengumpulkan dan menetapkan target efisiensi baik jangka pendek maupun jangka panjang

6. Mengembangkan sebuah perencanaan dengan membandingkan terhadap prestasi standar yang sudah diterapkan

7. memeriksa kebenaran keuangan secara menyeluruh

8. Meninjau kembali perencanaan keuangan serta merevisinya sehingga lahir kombinasi strategi yang tepat.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan rencana keuangan yaitu, Budiwati (2005) :


(28)

1. Produk yang ada dan yang disusun untuk produksi

Hal ini untuk mengetahui berapa jumlah dana yang diperlukan, Jika produk yang akan di hasilkan merupakan produk yang sudah ada atau sudah berjalan maka tidak memerlukan tambahan modal yang begitu besar. Sedangkan bila akan dihasilkan pula produk – produk tambahan atau baru, maka akan membutuhkan dana atau modal yang cukup besar pula.

2. Pembiayaan yang diperlukan dalam memproduksi dan kegiatan penjualan

Jika perencanaan mengenai produk yang akan dihasilkan dan sumber daya yang dimiliki smuanya telah siap, maka akan dapat diperhitungkan berapa dana yang dibutuhkan sehingga dapat dicari alternatif sumber pembiayaannya.

Jika perencanaan keuangan telah dilakukan dengan baik maka masalah keuangan perusahaan atau usaha akan dapat dikelola dengan baik pula. Hal ini sesuai dengan tujuan perencanaan keuangan yaitu, Budiwati (2005):

1. Meningkatkan investasi dalam usaha

2. Perubahan imbalan untuk para wirausaha

3. Meningkatkan kemampuan laba dalam usaha

4. Dapat memberikan harapan terhadap pertumbuhan usaha

5. Meningkatkan efisisensi usaha

2.2.2.2.3 Pengelolaan Uang ( Investasi )

Neti ( 2004 ), Masalah investasi menyangkut masalah pengalokasian dana untuk berbagai kebutuhan, baik kebutuhan operasional maupun untuk program atau proyek


(29)

tertentu yang diharapkan memberi manfaat dan laba bagi perusahaan. Seorang manajer keuangan atau seorang wirausaha harus dapat mengalokasikan dananya secara tepat, memenuhi unsur – unsur prinsip usaha yaitu efektif, efisien, produktif, agar perusahaan atau usahanya memperoleh laba semaksimal mungkin.

Menurut Neti Budiwati,(2005) Pengalokasian dana cenderung dengan dua kepentingan yang sering sekali tidak sejalan ( trade off ).

1. keinginan perusahaan untuk menahan atau memiliki uang kas yang besar yang tujuannya intuk menjaga likuiditas finansial.

2. Kepentingan kedua adalah kebutuhan untuk melakukan investasi pada proyek

jangka panjang yang memiliki peluang untuk memberikan laba bagi perusahaan. Artinya, Perusahaan memiliki dua kepentingan, yang pertama perusahaan akan lebih prioritas kepada likuiditas finansial ( artinya memiliki uang kas yang selalu tersedia untuk kepentingan jangka pendek ) atau apakah semua dana yang ada di invetasikan pada uaha yang ada ( misal menambah modal untuk produksi atau pengadaan bahan baku dan mesin – mesin ? ).

Kepentingan pertama memberikan dampak pada finansial perusahaan. Dari kepentingan pertama ini, perusahaan selalu dalam keadaan mampu membayar kewajiban – kewajiban jangka pendek ( membeli bahan baku, membayar gaji karyawan atau membayar cicilan utang), tetapi ada yang mengganggu atau tidak produktif.

Sebaliknya, kepentingan kedua berdampak pada kondisi finansial dengan kondisi perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar kewajiban – kewajiban jangka pendek, tetapi perusahaan memiliki peluang untuk mendapat laba yang besar dari sejumlah dana yang diinvestasikan atau ditanamkan pada kegiatan usaha.


(30)

Dilihat dari waktu penggunaan, ada dua bentuk pengeluaran atau alokasi, yaitu

1. Pengeluaran Jangka Pendek

Pengeluaran jangka pendek adalah pengeluaran yang digunakan untuk mendukung

produksi dan akitivitas penjualan saat ini, di sebut juga dengan “ Biaya Operasi”.

Pengendalian pengeluaran uang yang bersifat jangka pendek ini bertujuan agar perusahaan memiliki kas yang cukup untuk biaya operasional atau biaya yang diperlukan sehari – hari, Budiwati (2005)..

2. Pengeluaran Jangka Panjang

Perusahaan juga mengeluarkan dana untuk keperluan investasi jangka panjang, atau yang dinamakan dengan investasi atas aktiva tetap, seperti membeli tanah, gedung, mesin – mesin dan alat produksi lainnya, Budiwati (2005).

2.2.3. Mental Kewirausahaan 2.2.3.1. Defenisi kewirausahaan

Para wirausahawan adalah individu – individu yang berorientasi tinggi yang berani mengambil resiko dalam mengejar tujuannya. Menurut Meridith (1995) dalam Djunaedi (2006) profil dari wirausaha mempunyai ciri – ciri dan sifat mental, ciri – ciri dari wirausahawan adalah : Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil, Pengambilan resiko, kepemimpinan dan keorisinilan masa depan.

Menurut farel muhammad ( Buchari Alma, 2001 : 16 ) dalam Tedy Oswari ( 2005), Wirausaha adalah orang yang memfokuskan diri pada peluang bukan pada resiko.


(31)

1991 : 148 ) wirausaha harus memiliki karakteristik sifat kepribadian yang cukup menonjol yang secara kualitatif lebih dari kebanyakan pada manusia umumnya. Teddy Oswaari ( 2005 ).

Menurut Steinfoff dan burgess ( 1993 : 35 ) dalam Soedorowerdi ( 2008 ), Wirausaha adalah seeorang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko keuangan, materi dan sumber daya manusia untuk membentuk atau menciptakan suatu peluang usaha.

Kemudian Joseph Schumpeter mengatakan bahwa entrepreneur atau

wirausahawan adalah seseorang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru, Tedy Oswari ( 2005 ).

Menurut Drucker ( 1959 ) dalam suryana ( 2006 : 2 ), Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Jadi kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengolahan sumber daya dengan cara - cara baru dan berbeda, seperti :

1. Pengembangan teknologi

2. Penemuan pengetahuan ilmiah

3. Perbaikan produk, barang dan jasa yang ada

4. Menemukan cara – cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak


(32)

Dari beberapa informasi di atas dapat disimpulkan bahwa tugas wirausaha adalah melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda, bukan hanya sekedar dengan cara yang lebih baik.

2.2.3.2. Mental Kewirausahaan

Sifat mental kewirausahaan yaitu keyakinan, ketidak ketergantungan, Individualisme, kebutuhan akan prestasi berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, enerjik dan inisiatif, kemampuan mengambil resiko, suka tantangan, mempunyai karakterisitik seorang pemimpin, dapat atau bahkan mudah bergaul dengan orang lain, peka terhadap saran dan kritk – kritik, kreatif, fleksibel, dan selalu berorientasi atau berpandangan jauh kedepan. Geoffrey dan Meredith ( 1995 ) dalam Djunaedi ( 2006 ).

Karakteristik pribadi wirausaha yang mempunyai motif prestasi tinggi adalah :

1. Memilih resiko “moderate” dalam tindakandan cenderung memilih tindakan yang memiliki tantangan, 2. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan – perbuatan yang di maksud disini selalu berjiwa besar mengakui terhadap kesalahan – kesalahan yang telah di lakukan tanpa mencari mengkambing hitamkan orang lain atau suatu hal, 3. Mencari Umpan balik atau tanggapan ( feed back ) tentang perbuatan perbuatannya, serta berusaha melakukan sesuatu dengan cara baru ( 2005 ).

Seorang wirausaha harus mempunyai serta memiliki sifat keberanian, ketabahan, keteladanan, dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuannya


(33)

sendiri. Secara lebih luas kewirausahaan merupakan mental yang perlu menekankan aspek percaya diri.

2.2.3.3. Pengaruh Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil

Usaha kecil warung kopi merupakan salah satu dunia wirausaha yang merupakan tantangan bagi dunia wirausaha yang merupakan tantangan bagi generasi muda, Hal ini karena jumlah pencari kerja yang lebih besar dari penawaran pekerjaan. Resiko untung atau rugi secara ketidak berhasilan usaha menyebabkan kebnyakan pengusaha mundur dari usahanya.

Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama,

diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi resiko dan tantangan, Suryana (2006 : 7).

Banyak contoh kewirausahaan yang berhasil menciptakan pekerjaan, Cukup dengan mempunyai mental kewirausahaan yaitu modal semangat keberanian, pengabdian serta ketekunan. Mula – mula usaha yang dirintis dengan modal kesanggupan, akhirnya bisa bergembang dan menjadi usaha yang berhasil. Soedorowerdi ( 2008 ).

2.2.4. Keberhasilan Usaha Kecil 2.2.4.1. Pengertian Keberhasilan

Menurut Kiryanto ( 2001 : 204 ) dalam Novianti ( 2006 ) keberhasilan pengusaha kecil ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu :


(34)

Ditinjau dari adanya peningkatan kekayaan perusahaan diluar pinjaman misal kenaikan laba, tambahan modal sendiri dan rasio – rasio yang lain.

2. Sosial:

Ditinjau dari adanya kelangsungan hidup perusahaan yang dikaitkan dengan keberadaan karyawan di perusahaan.

2.2.4.2. Cara Mengukur Keberhasilan

Dalam mengukur suatu keberhasilan masing-masing bidang memiliki tolak ukur yang berbeda-beda. Untuk mengukur keberhasilan dilihat dari analisis profitabilitas

yang di bedakan berdasarkan pada keputusna manajer yang diperlukan. Guilton and Paul ( 1994 ) dalam : Djunaedi ( 2006 ), yaitu :

1. Untuk keputusan marjin

Ini adalah keputusan – keputusan mengenai biaya, biaya variabel serta biaya pemasaran langsung yang dapat dikendalikan.

2. Untuk keputusan manajemen kekayaan ( asset managemen )

Ukuran ini diperlukan oleh manajer dalam rangka membuat keputusan – keputusan mengenai jumlah investasi ruang ( kekayaan dalam bentuk fisik ) dan persediaan ( kekayaan dalam bentuk dana ) yang sesuai untuk suatu produk, lini produk atau departement tertentu.


(35)

Sedangkan Aker ( 1984 ) dalam Djunaedi ( 2006 ) berpendapat bahwa untuk mengukur keberhasilan didasarkan pada pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan Financial

Dalam pendekatan ini di dasari profitabilitas dan penjualan. Salah satu dasar pengukuran yaitu, Return On Asset ( ROA = Profit : Asset ).

2. Pendekatan Long Term Business Health

Pendekatan ini mengukur keberhasilan didasarkan pada prospek long term ( jangka panjang ) seperti :

1. Customer Satisfaction

2. Product and Services Quality

3. Brand / Firm Association

4. Relative Cost

5. New Product Activity

6. Manager Employer Capability and Performance

Pengukuran keberhasilan berdasarkan pada pendekatan keuntungan, yang dijadikan sebagai pengukur keberhasilan.

“ Tingkat Keuntungan = Pendapatan –Biaya “

Rumus : = TR – TC


(36)

Q = f ( capital, laborn skill )

Q = f ( capital, laborn, pengalaman, motivasi, mental, kewirausahaan )

Dimana : P = harga per unit

Fc = biaya tetap

Q = unit yang di jual

Vc = Variable Cost per unit

2.2.4.3. Pengertian Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil sampai saat ini belum terdapat kesepakatan dikalangan ahli maupun lembaga – lembaga terkait.

Menurut Suryana ( 2003 – 87 ) di indonesia sendiri belum ada batasan dan kriteria yang baku mengenai usaha kecil. Berbagai instansi menggunakan batasan fokus permasalahan yang di tuju. Dalam undang – undang No.9 / 1995 pasal 5 tentang usaha kecil disebutkan beberapa kriteria usaha kecil sebagai berikut :

1. Memiliki kekayaan baersih paling banyak Rp.200.000.000,00 ( dua ratus juta rupiah )

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah )

Sedangkan usaha kecil menurut supriyadi ( 2004 ) dalam Djunaedi ( 2006 ). Termasuk dalam istilah usaha kecil, sedang pengertiannya secara difinitif beberapa lembaga


(37)

mendiskripsikan secara berbeda yaitu menurut sudut pandang masing – masing. Sebagai tercantum didalam tabel 1 berikut ini :

Tabel 2.1

Kriteria usaha kecil menurut beberapa institusi di indonesia

O Instansi / Institusi

Kriteria Jumlah asset (juta) Jumlah Omset (juta) Jumlah t.kerja (orang) Kepemilikan

Pemerintah ( UU No.9 / 1995 )

Biro Pusat Statistik ( BPS)

Dep.Keindustrian 200 - 600 1.000 - - -

5 – 19

-

WNI dan berdiri sendiri


(38)

Dep.Koperasi & PPK

Bank Indonesia ( BI )

Kantor Dagang dan industri

600

600

250

2.000

2.000

100

-

-

300

Sumber : Kuncoro ( 1997 ) pada Djunaedi ( 2008 ).

Ciri – ciri usaha kecil

Komisi untuk perkembangan ekonomi ( Community for Economic Development – CED , Mengemukakan kriteria usaha kecil sebagai berikut :

1. Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik,

2. Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil,

3. Daerah operasional bersifat lokal,

4. Ukuran dan keselarasan relatif kecil, Suryana (2006 : 87 )

Disamping ciri – ciri di atas, usaha kecil memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Beberapa keunggulan dan kelemahan usaha kecil antara lain: (Djunaedi, 2006 )

1. Hubungan yang lebih pribadi dengan pelanggan, suplier, serta karyawan.

2. Hubungan interpersonal yang lebih erat.


(39)

4. Sumber inovasi,termasuk fleksibilitas dalam berbagai tindakan.

5. Kehidupan bermasyarakat yang lebih luas.

6. Produk atau pengembangan pemimpin – pemimpin.

Kelemahan – kelemahan khusus usaha kecil adalah :

1. Kurangnya kemampuan mengolah akibat kurangnya pelatihan dan

pengembangan

2. Lemahnya daya financial, termasuk pajak yang “ tidak wajar” 3. Posisi bersaing yang kurang kuat

4. Kurangnya koordinasi antara pembelian barang dan penjualan barang

5. Sistem pencatatan kurang sempurna

6. Teknik pemasaran yang kurang efektif

7. Meningkatnya kompleksitas operasi

2.2.5. Pengaruh Pengalman Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil

1. Pengalaman tidak mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keberhasilan

industri sendal sepatu wedoro, wahyuni (2009).

2. Orang yang terbuka dalam pengalaman, Maka pengalaman baru akan siap untuk menanggapi segala peluang, tantangan, dan perubahan sosial. Orang – orang yang terbuka akan ide – ide baru merupakan wirausaha yang yang inovatif dan kreatif yang di temukan dalam wirausaha, suryana (2003).


(40)

2.2.6. Pengaruh Pendanaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil

1. karakteristik wirausaha,modal usaha secara individu dan secara bersama berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha, Puwanti (2012)

2. Variabel modal dan tenaga kerja secara bersama – sama berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel produksi sepatu pada pengrajin sepatu koperasi “Margo Suryo”,

Duri (2013).

2.2.7. Pengaruh Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil

1. Dari analisis regresi berdasarkan uji t variabel – variabel pengalaman, pendidikan, curahan waktu dan mental kewirausahaan yang berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan, hanya mental kewirausahaan. Sedangkan pengalaman, pendidikan, dan curahan waktu tidak berpengaruh secara signifikan, Djunaedi (2006).

2. Banyak contoh kewirausahaan yang berhasil menciptakan pekerjaan, cukup dengan mempunyai mental kewirausahaan yaitu modal semanagat keberanian, pengabdian serta ketekunan. Mula – mula usaha yang di rintis dengan modalkesanggupan, akhirnya bisa berkembang dan menjadi usaha yang berhasil, Soedorowerdi (2008).

2.3. Kerangka Pikir

Penelitian ini di lakukan pada dasarnya merupakan pengembangan terhadap teori – teori dan penelitian – penelitian yang pernah di lakukan sebelumnya.

Adapun premis yang di gunakan oleh penulis sebagai acuan dalam melakukan penelitian dapat di jabarkan sebagai berikut :


(41)

Adanya pengaruh pengalaman, pendidikan, curahan waktu dan mental kewirausahaan terhadap keberhasilan industri kecil, ( Djunaedi, 2006 )

2. Premis 2

Adanya pengaruh pengalaman, motivasi, mental kewirausahaan terhadap keberhasilan indutri kecil sandal sepatu wedoro wari, sidoarjo. (Sri Wahyuni 2009 )

3. Premis 3

Kemampuan dalam perencanaan, organisasi dan motivasi secara bersama – sama maupun secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan usaha kecil. ( Sudorowerdi, 2008 )

Berdasar kerangka fikir di atas, dapat di susun alur pemikiran yang merupakan formulasi secara sistematis antara konsep atau variabel penelitian dalam upaya pemecahan masalah yang dapat di sajikan dalam suatu diagram skema hubungan berikut:

Diagram Kerangka Pikir

Regresi Linier Berganda 2.4. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir, maka dapat di ambibil hipotesis sebagai berikut :

Pengalaman (X1)

Pendanaan (X2)

Mental Kewirausahaan (X3)


(42)

“Di duga pengalman, pendanaan, dan mental kewirausahaan berpengaruh terhadap


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penelitian dengan judul Pengaruh Pengalaman, Pendanaan, dan Mental Kewirausahaan di daerah rungkut dan sekitarnya, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari Pengalaman, Pendanaan, dan Mental Kewirausahaan dalam perkembangan warung kopi di daerah rungkut yang penduduknya dari berbagai tingkatan sosial. Di daerah rungkut sendiri banyak jenis warung kopi mulai dari yang harga murah, hingga yang harganya relatif mahal. Sehingga menjadi tema yang menarik untuk di angkat dalam sebuah penelitian, guna menyesuaikan apakah pelajaran yang di dapat di dalam perkuliahan sesuai dengan kejadian uang terjadi.

3.2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.2.1. Defenisi Operasional

Untuk memahami maksud atau arti dari masing – masing variabel yang akan diteliti, maka perlu diberikan defenisi operasional dan skala pengukuran dari masing – masing maksud tersebut sebagai berikut :

1. Pengalaman ( XІ )

Merupakan suatu yang pribadi yang merupakan kesimpulan oleh peserta tertentu atas suatu kejadian dimana pada penelitian ini mengutamakan perjalanan waktu yang telah di alami oleh pengusaha bagi pelaksana usahanya selama jangka waktu tertentu dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam hal ini untuk mengukur variabel instrumennya


(44)

menggunakan kuesioner yang dikembangkan dalam bentuk pertanyaan diadobsi dari novianti ( 2006 ).

Variable XІ menggunakan empat pertanyaan dengan indikator sebagai berikut:

1. Pengalaman Kerja

2. Pengalaman Pendidikan

2. Pendanaan ( XЇ )

Merupakan suatu kesediaan dalam mengeluarkan tingkat upaya dalam diri setiap manajer untuk mencapai tujuan dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini dipengaruhi oleh upah, Keamanan kerja, Status, Pencapaian prestasi dan tanggung jawab. Dalam hal ini instrumennya menggunakan kuestioner yang digunakan mengadopsi dari kuesioner Novianti ( 2006 ).

Variable XЇ menggunakan empat pertanyaan dengan indikator sebagai berikut:

1. Memperoleh Modal

2. Untung Usaha

3. Perencanaan Usaha

3. Mental Kewirausahaan ( XЈ )

Merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang sebagai motivator, sebagai individu yang mempunyai kemampuan naluriah dalam mengembangkan usahanya. Variable instrumentalnya menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan yang diadopsi dari Novianti ( 2006 )


(45)

1. Tanggung Jawab

2. Kemampuan / Mental Individu

4. Keberhasilan Usaha Kecil ( Y )

Merupakan keberhasilan perusahaan yang di tinjau dari adanya peningkatan kekayaan perusahaan diluar pinjaman, Contoh: Kenaikan laba yang diperoleh dari omset penjualan, dan jenis biaya produksi keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini untuk mengukur variable instrumennya menggunakan kuesioner yang dikembangkan dalam bentuk pertanyaan yang diadopsi dari Novianti ( 2006 ).

1. Pendapatan Usaha

2. Kondisi Usaha

3.2.2. Teknik Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval. Sedangkan teknik pengukurannya dengan menggunakan Semantik Diferensial yang mempunyai skala poin 1 sampai 5. Skala yang akan memberikan petunjuk kepada responden untuk memberikan penilaian terhadap sejumlah pertanyaan sebagai penelitian yang akan diteliti dan diukur dengan tujuh skala yang ditampilkan sebagai berikut :

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Jawabandengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, nilai 2 cenderung tidak setuju terhadap pertanyaan yang


(46)

diberikan, nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang diberikan, jawaban antara 4 sampai dengan 5 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2.3. Teknik Penentuan Sample

Obyek pada penelitian ini adalah usaha kecil waung kopi di daerah rungkut dan sekitarnya dan data yang diperoleh berdasarkan kuesioner yang telah di sebarkan kepada para pengusaha kecil warung kopi.

1. Populasi

Adalah kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri – ciri atau karakteristik yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian ( Sumarsono, 2004 : 44 ).Populasi yang di ambil dari peneliti sendiri merupakan bagian dari usaha kecil yang ada di daerah rungkut sebanyak 189 pedagang.

2. Sample

Adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sample harus representatif dari sebuah populasi ( Sumarsono, 2004 : 44 ). Teknik penarikan sample yang di gunakan adalah teknik Insidental sampling / sampel kebetulan, sampel incidental sendiri adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / incidental

bertemu dengan peneliti dapat di gunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai narasumber ( Sugiyono : 85 ).


(47)

Dikarenakan tidak adanya data valid dari kecamatan. Maka peneliti mengambil sampel dari warung kopi yang berada di kecamatan rungkut yang terdiri dari 6 kelurahan, dan mengambil sebanyak 30 sampel yang diambil dari 5 samel setiap kelurahan. Peneliti menggunakan teknik incidental sampling karena kondisi yang menuntut seperti wktu, tenaga, materi, dan sumber data yang tidak memadai.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data 3.3.1.1. Jenis Data

Data yang akan digunakan untuk menghitung analisis dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah Data Primer. Data Primer dapat didefenisiskan sebagai sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti ( Sugiono, 2003 : 156 ). Penumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan dan wawancara mendalam ( in – depth interview ).

3.3.1.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa :

1. Sumber data intern data primer dan sekunder yang diperoleh langsung dari objek secara perorangan.

2. Sumber data Ekstern yaitu, berupa literatur yang diperlukan dalam penelitian.

3.3.1.3. Pengumpulan Data


(48)

Pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara langsung dengan pemilik usaha kecil dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan responden ( Nazir, 1988 : 234 ).

2. Observasi

Pengamatan langsung pada obyek yang diteliti dan pencatatan gejala – gejala yang tampak pada objek penelitian guna mencocokkan hasil dari wawancara, sehingga mendapatkan penyajian terhadap kebenaran data.

3. kuesioner

Teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden untuk di jawab. ( Sugiono, 2003 : 162 )

4. Kepustakaan

Kepustakaan yaitu denagn mengumpulkan buku – buku, literatur, serta tulisan ilmiah yang digunakan sebagai landasan teori yang mendukung pelaksanaan penelitian.

3.4. Uji Kualitas Data

3.4.1. Uji Validitas, Uji Realibilitas, Uji Normalitas 3.4.1.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur itu ( kuesione ) tertuju terhadap apa yg di inginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat digunakan dengan menggunakan korelasi antara skor yang diperoleh masing – masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan skor pertanyaan, Apabila korelasi skor total dengan skor masing - masing pertanyaan signifikan ( dilanjutkan dengan dasar analisis


(49)

yang digunakan yaitu jika nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel dan nilai responden positif, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah valid ( Ghozali, 2002 : 135 ).

3.4.1.2. Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu ( Ghozali, 2002 : 132 ).

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha > 0,60. Maka butir atau pertanyaan tersebut adalah reliable. ( Ghozali, 2002 : 133 ).

3.4.1.3. Uji Normalitas Data

Iji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah mengikuti seberapa normal atau tidak. Untuk mengetahui data tersebut mengikuti seberapa normal, dapat dilakukan berbagai metode diantaranya adalah Metode Kolmogrof Smirnovd dan Metode Shapiro Wilk dengan mempergunakan pedoman SPSS 13.0 ( Sumarsono, 2004 : 43 ) yang merupakan pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal, berikut adalah pedomannya ;

1. Jika nilai signifikan ( nilai profitabilitas ) lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal

2. Jika nilai signifikan ( nilai profitabilitas ) kurang dari 5% maka distribusi adalah tidak normal

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE ( Best Linier Unibased Estimator ), artinya pengambilan keputusan melalui uji f dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya 3 unsur dasar.


(50)

Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu :

1. Tidak boleh ada autokorelasi

2. Tidak boleh ada multikolinieritas

3. Tidak boleh ada heterokedastisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan uji F dan uji t menjadi bias.

1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefenisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan waktu ( data time series ) atau data yang diambil pada waktu tertentu ( data Cross-sectional ) ( Gujarat, 1999 : 201 ).

Autokorelasi menunjukkan dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 ( sebelumnya ). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi . Adanya auto korelasi dalam regresi dapat diketahui dengan menilai besaran Durbin Watson ( DW ), tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson berada antara -2 hingga +2 ( santoso , 2001 : 219 ).

2. Multikolineritas

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakan pada model regresi ditmukan adanya korelasi antar Variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolineritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variable bebas.


(51)

Tolerance mengukur variabilitas bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh variable bebas lainnya. Nilai tolerance yang umum dipakai dengan nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi multikolineritas (Ghozali 2005 : 57 – 59 ).

Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolineritas yaitu dengan melihat besarnya nilai varianceinflation ( VIF ). VIF ini dapat dihitung dengan rumus

Menurut santoso ( 2002 : 206 ) syarat suatu model regresi liniernya tidak terdapat multikolinieritas adalah nilai VIF kurang dari 10 dan angka tolerance mendekati angka 1.

3 Heterokedastisitas

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig ( 2 – tailed ) > 0,05. Maka hal ini berarti dalam model persamaan regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas ( Santoso, 2001 : 1 6 1 ).

Menurut Santoso ( 2001 : 301 ), deteksi adanya Heterokedastisitas adalah:

 Jika taraf signifikan > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas

 Jika taraf signifikan 0,05 maka terjadi heterokedastisitas.

3.4.3. Teknik Analisis

Data yang diperoleh kemudian di susun kembali, dikelompokkan dengan tujuan analisis. Setelah dikelompokkan kemudian diolah sesuai dengan diagram kerangka pikir. Analisis regresi dihasilkan dengan cara memasukkan input data variable kedalam fungsi regresi. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui variable bebas


(52)

terhadap satu variable terikat. Berdasarkan pertanyaan di atas maka model persamaan yang digunakan adalah :

Regresi linier berganda :

Y = α + βІ XІ + βЇ XЇ + βЈ XЈ e ...( Anonim, 2010 : L – 12 ).

Keterangan :

Y = Keberhasilan usaha warung kopi di daerah rungkut

α = Konstanta

XІ = Pengalaman

XЇ = Motivasi

XЈ = Mental kewirausahaan

βІ - βЈ = Koefisien Regresi

e = Kesalahan

3.5. Uji Hipotesis

3.5.1. Uji Kesesuaian Regresi Linier Berganda ( uji F )

Uji F digunakan untuk menguji kesesuaian model regresi yangdihunakan untuk melihat pengaruh dari pengalaman ( XІ ), Motivasi (XЇ ), Mental Kewirausahaan (XЈ ) terhadap variable keberhasilan usaha kecil ( Y ), Adapun langkah – langkah pengujiannya sebagai berikut :


(53)

1. Hipotesis Statistik :

HЅ: βІ = 0, ( Model regresi yang dihasilkan tidak sesuai ) HІ : βЇ≠ 0, ( Model regresi yang dihasilkan sesuai )

2. Tingkat signifikan yang digunakan 0,05 dengan derajat bebas ( n – k – 1 ), dimana n = jumlah pengamatan dan k = Jumlah Variable.

3. Kriteria Keputusan

a) Jika tingkat signifikan ≥ 0,05 maka HЅ diterima dan HІ ditolak

b) Jika tingkat < 0,05 maka HЅ ditolak dan HІ diterima.( Anonim,2010:L–21 ).

3.5.2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variable pengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha kecil.

Adapun langkah – langkah pengujiannya sebagai berikut : 1. Hipotesis Statistik ;

HЅ: βІ - 0,( Variable XІ, XЇ, atau XЈ tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Y )

HІ : βІ≠ 0,( Variable XІ, XЇ, atau XЈ mempunyai pengaruh signifikan terhadap Y ) 2. Tingkat signifikan yang digunakan 0,05 dengan derajat bebas ( n – k – 1 ), dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variable


(54)

a. Jika tingkat signifikan ≥ 0,05 maka HЅ diterima dan HІ ditolak b. Jika tingkat signifikan < 0,05 maka HЅ ditolak dan HІ diterima.


(55)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA

4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.1.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur itu (kuesioner) tertuju terhadap apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dilakukan dengan mengkorelasikan skor total (corrected item-total correlation) dengan skor masing - masing pertanyaan dengan dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel dan nilai responden positif, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah valid.

Nilai rtabel diperoleh dari df = n-2, dimana (n) adalah jumlah sampel atau responden. Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan (n) = 33, maka besarnya df = 33 –2 = 31, sehingga nilai rtabel = 0,2913. Adapun hasil uji validitas pada variabel pengalaman (X1), pendanaan (X2), mental kewirausahaan (X3) dan keberhasilan usaha kecil

(Y) adalah sebagai berikut:

4.1.1.1. Pengalaman (X1)

Indikator yang digunakan pada variabel pengalaman sebanyak 4 (empat)

indikator dimana hasil pengujian validitas yang dilakukan sebanyak 2 (dua) kali pengujian, sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut ini:


(56)

Tabel 4.1

Uji Validitas Yang Ke-1

In dikator

Corrected item-total correlation (rhitung)

Keter angan

X1.1 0,503 Valid

X1.2 -0,027 Tidak valid

X1.3 0,540 Valid

X1.4 0,336 Valid

Sumber : Lampiran 3

Dari kolom corrected item total correlation terlihat indikator X1.2 sebesar -0,027

dimana nilai tersebutkurang dari r-tabel (0,2913) sehingga indikator tersebut dinyatakan tidak valid sehingga harus dieliminasi. Item x1.2 tidak dapat mengukur variabel x1 karena kondii/fenomena pada pengusaha kecil warung kopi sebagian besar membuka usaha dan berhasil karena pengalaman di bidang wirausaha sebelumnya, dan dilakukan pengujian validitas lagi tanpa indikator X1.2 yang hasilnya adalah:

Tabel 4.2

Uji Validitas Yang Ke-2

Indikator

Corrected item-total correlation (rhitung)

Keter angan

X1.1 0,564 Valid

X1.3 0,690 Valid

X1.4 0,540 Valid


(57)

Setelah indikator X1.2 dieliminasi, maka nilai corrected item total correlation masing-masing indikator yang tersisa sudah diatas r-tabel (0,2913) sehingga dapat dinyatakan bahwa semua indikator adalah valid.

4.1.1.2. Pendanaan (X2)

Indikator yang digunakan pada variabel pendanaan sebanyak 4 (empat) indikator dimana hasil pengujian validitas yang dilakukan sebanyak 1 (satu) kali pengujian, sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Uji Validitas Variabel Pengalaman

Indikator

Corrected item-total correlation (rhitung)

Keterangan

X2.1 0,392 Valid

X2.2 0,619 Valid

X2.3 0,576 Valid

X2.4 0,550 Valid

Sumber : Lampiran 4

Nilai corrected item total correlation masing-masing indikator pada variabel pendanaan sudah lebih dari r-tabel (0,2913) sehingga semua indikatornya adalah valid.

4.1.1.3. Mental Kewirausahaan (X3)

Indikator yang digunakan pada variabel mental kewirausahaan sebanyak

4 (empat) indikator dimana hasil pengujian validitas yang dilakukan sebanyak 1 (satu) kali pengujian, sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut ini:


(58)

Uji Validitas Variabel Mental Kewirausahaan

Indikator

Corrected item-total correlation (rhitung)

Keterangan

X3.1 0,580 Valid

X3.2 0,526 Valid

X3.3 0,667 Valid

X3.4 0,679 Valid

Sumber : Lampiran 5

Nilai corrected item total correlation masing-masing indikator pada variabel mental kewirausahaan sudah lebih dari r-tabel (0,2913) sehingga semua indikatornya adalah valid

4.1.1.4. Keberhasilan Usaha Kecil (Y)

Indikator yang digunakan pada variabel keberhasilan usaha kecil

sebanyak 5 (lima) indikator dimana hasil pengujian validitas yang dilakukan sebanyak 1 (satu) kali pengujian, sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Uji Validitas Variabel Keberhasilan Usaha Kecil

Indikator

Corrected item-total correlation (rhitung)

Keterangan

Y1 0,789 Valid

Y2 0,606 Valid

Y3 0,463 Valid

Y4 0,611 Valid

Y5 0,745 Valid


(59)

Nilai corrected item total correlation masing-masing indikator pada variabel keberhasilan usaha kecil sudah lebih dari r-tabel (0,2913) sehingga semua indikatornya adalah valid.

4.1.2. Uji Reliabilitas

Sesuaidengan pernyataan (Ghozali, 2002: 132-133) bahwa suatu kuesioner

dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha > 0,60. Maka butir atau pertanyaan tersebut adalah reliable. Adapun hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha

Pengalaman (X1)

Pendanaan (X2)

Mental kewirausahaan (X3)

Keberhasilan industri kecil (Y)

0,752 0,728 0,798 0,830

Sumber : Lampiran 3 s/d 6

Nilai cronbach alpha pada variabel pengalaman (X1), pendanaan (X2),

mental kewirausahaan (X3) dan keberhasilan industri kecil (Y) lebih dari 0,60 sehingga


(60)

4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian 4.2.1. Variabel Pengalaman (X1)

Variabel pengalaman terdiri dari empat item penyataan. Item pertama yaitu mengenai pengalaman wirausahawan, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1

Distribusi variabel pengalaman item ke-1

Mengenai pengalaman wirausahawan, sebagian besar dari mereka adalah sangat menyetujui bahwa seorang wirausahan harus mempunyai pengalaman berwirausaha yaitu sebesar 52%, dan wirausaha yang tidak menyetujui bahwa seorang wirausahan harus mempunyai pengalaman berwirausaha adalah sebanyak 3%, hal ini kemungkinan wirausahawan tersebut masih coba-coba untuk berwirausaha karena alasan tertentu.

Item pernyataan kedua yaitu mengikuti seminar/temu karya yang

berhubungan dengan pengolahan keuangan (Manajemen keuangan) usaha kecil, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2


(61)

Mengenai mengikuti seminar/temu karya yang berhubungan dengan pengolahan keuangan (Manajemen keuangan) usaha kecil, sebagian besar dari mereka adalah sangat tidak menyetujui bahwa seorang wirausahawan harus mengikuti seminar/temu karya yang berhubungan dengan pengolahan keuangan (Manajemen keuangan) usaha kecil yaitu sebesar 52%, dan wirausaha yang menyetujui bahwa seorang wirausahan pernah mengikuti seminar/temu karya yang berhubungan dengan pengolahan keuangan (Manajemen keuangan) usaha kecil adalah sebanyak 6%, hal ini kemungkinan wirausahawan tersebut ingin mengelola keuangannya dengan benar.

Item pernyataan ketiga yaitu mengenai pengalaman berorganisasi, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3


(62)

Mengenai pengalaman berorganisasi, sebagian besar dari mereka adalah sangat menyetujui bahwa seorang wirausahawan harus mempunyai pengalaman dalam berorganisasi guna menunjang keberhasilan tugas – tugas mereka yaitu sebesar 43%, dan wirausaha yang tidak menyetujui bahwa seorang wirausahan harus mempunyai pengalaman dalam berorganisasi yaitu sebesar 3%, hal ini kemungkinan wirausahawan tersebut berwirausaha bukan karena mengikuti organisasi.

Item pernyataan keempat yaitu mengenai pengalaman dalam menunjang keberhasilan usaha, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4

Distribusi variabel pengalaman item ke-4

Mengenai pengalaman dalam menunjang keberhasilan usaha, sebagian

besar dari mereka adalah sangat menyetujui bahwa pengalaman sangat penting dalam menunjang keberhasilan usaha yaitu sebesar 58%, dan wirausaha yang sangat tidak menyetujui bahwa pengalaman penting dalam menunjang keberhasilan usaha yaitu sebesar 3%, hal ini kemungkinan wirausahawan tersebut kurang berpengalaman dalam berwirausaha.


(63)

4.2.2. Variabel Pendanaan (X2)

Variabel pendanaan terdiri dari empat item penyataan. Item pertama yaitu mengenai pendanaan wirausahawan, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:

Gambar 4.5

Distribusi variabel pendanaan item ke-1

Mengenai pendanaan wirausahawan, sebagian besar dari mereka adalah menyetujui bahwa seorang wirausahan harus mempunyai pendanaan dalam berwirausaha yaitu sebesar 28%, dan wirausaha yang tidak menyetujui bahwa seorang wirausahan harus mempunyai pendanaan dalam berwirausaha adalah sebanyak 9%, hal ini kemungkinan wirausahawan memiliki keyakinan bahwa dengan usaha keras dengan modal atau dana seadanya, mereka sudah dapat membuka usaha.

Item pernyataan kedua yaitu mengenai keuntungan, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:

Gambar 4.6


(64)

Mengenai keuntungan, sebagian besar dari mereka adalah sangat menyetujui bahwa dengan adanya pendanaan dalam berwirausahan, sangat memudakan untuk menghitung untung yang diperoleh dari hasil penjualan yaitu sebesar 43%, dan wirausaha yang sangat tidak menyetujui bahwa dengan adanya pendanaan dalam berwirausahan, memudahkan untuk menghitung untung yang diperoleh dari hasil penjualan adalah sebanyak 6%, hal ini kemungkinan wirausahawan tersebut masih kesulitan dalam pendanaan.

Item pernyataan ketiga yaitu mengenai perencanaan, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:

Gambar 4.7

Distribusi variabel pendanaan item ke-3

Mengenai perencanaan, sebagian besar dari mereka adalah sangat


(65)

wirausaha yang sangat tidak menyetujui bahwa perencanaan sangat penting dalam berwirausaha adalah sebanyak 3%.

Item pernyataan keempat yaitu mengenai kenaikan harga bahan baku, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:

Gambar 4.8

Distribusi variabel pendanaan item ke-4

Mengenai kenaikan harga bahan baku, sebagian besar dari mereka adalah sangat menyetujui bahwa kenaikan harga bahan baku sangat berpengaruh terhadap kelancaran usaha yaitu sebesar 55%, dan wirausaha yang sangat tidak menyetujui bahwa kenaikan harga bahan baku sangat berpengaruh terhadap kelancaran usaha adalah sebanyak 3%, hal ini kemungkinan kelancaran usaha dipengaruhi oleh faktor lain.

4.2.3. Variabel Mental Kewirausahaan (X3)

Variabel mental kewirausahaan terdiri dari empat item penyataan. Item pertama yaitu mengenai tanggung jawab, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:

Gambar 4.9


(66)

Mengenai tanggung jawab, sebagian besar dari mereka adalah sangat menyetujui bahwa seorang wirausahan harus mempunyai tanggung jawab berwirausaha yaitu sebesar 52%, dan wirausaha yang tidak menyetujui bahwa seorang wirausahan harus mempunyai tanggung jawab berwirausaha adalah sebanyak 3%.

Item pernyataan kedua yaitu persaingan usaha, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:

Gambar 4.10

Distribusi variabel mental kewirausahaan item ke-2

Mengenai persaingan usaha, sebagian besar dari mereka adalah sangat menyetujui bahwa seorang wirausahawan mampu bersaing dengan rekan bisnis di bidang usaha yang sama secara sehat yaitu sebesar 52%, dan wirausaha yang tidak menyetujui


(67)

bahwa seorang wirausahawan bersaing dengan rekan bisnis di bidang usaha yang sama secara sehat adalah sebanyak 3%.

Item pernyataan ketiga yaitu mental kewirausahaan dalam mencapai

keberhasilan usaha, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:

Gambar 4.11

Distribusi variabel mental kewirausahaan item ke-3

Mengenai mental kewirausahaan dalam mencapai keberhasilan usaha,

sebagian besar dari mereka adalah sangat menyetujui bahwa seorang wirausahawan harus mempunyai mental kewirausahaan dalam mencapai keberhasilan usaha yaitu sebesar 64%, dan wirausaha yang tidak menyetujui bahwa seorang wirausahawan harus mempunyai mental kewirausahaan dalam mencapai keberhasilan usaha adalah sebanyak 3%, hal ini kemungkinan wirausahawan tersebut kurang percaya diri dalam berwirausaha.

Item pernyataan keempat yaitu mental kewirausahaan dalam mengelola usaha, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:


(68)

Distribusi variabel mental kewirausahaan item ke-4

Mengenai mental kewirausahaan dalam mengelola usaha, sebagian besar dari mereka adalah sangat menyetujui bahwa seorang wirausahawan harus mempunyai mental kewirausahaan dalam mengelola usaha yaitu sebesar 37%, dan wirausaha yang tidak menyetujui bahwa seorang wirausahawan harus mempunyai mental kewirausahaan dalam mengelola usaha adalah sebanyak 3%, hal ini kemungkinan wirausahawan tersebut kurang percaya diri dalam berwirausaha.

4.2.4. Variabel Keberhasilan Usaha Kecil (Y)

Variabel keberhasilan usaha kecil terdiri dari lima item penyataan. Item pertama yaitu mengenai keadaan usaha, dan distribusi jawaban responden adalah sebagai berikut:

Gambar 4.13


(1)

perusahaan dan dapat ditambahkan dengan pengalaman yang diperoleh dari perusahaan lain dalam jenis pekerjaan yang serupa, Novianti (2006).

Keberhasilan usaha kecil diawali dengan adanya inovasi yang di picu oleh faktor pribadi dan faktor lingkungan. Pengalaman merupakan bagian dari faktor pribadi yang mempengaruhi keberhasilan seseorang wirausahawan dalam menjalankan perusahaannya. Suryana (2003 : 47)

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin seseorang itu berpengalaman dalam menjalankan usahanya, maka semakin tinggi keberhasilannya, dilihat dari nilai thitung sebesar 2,371 dan nilai signifikan sebesar 0,025 kurang dari 5%. Hal ini

berarti dengan pengalaman, seorang wirausahawan mendapatkan banyak pelajaran mengenai karakteristik pelanggan, informasi tentang pesaing, informasi dengan bidang usaha yang ditekuni dan lain sebagainya. Dengan demikian, pengalaman yang dapat diambil dengan baik oleh wirausahawan dapat meningkatkan keberhasilannya dalam mengelola usaha.

4.5.2. Pengaruh Pendanaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil

Tidak hanya pengalaman yang mampu mempengaruhi keberhasilan usaha kecil, pendanaan juga sangat penting. Dana sangat dibutuhkan untuk memulai suatu usaha, yang digunakan untuk menyewa tempat, membeli peralatan dan perlengkapan dan lain sebagainya.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi pendanaan suatu usaha, maka semakin tinggi keberhasilannya, dilihat dari nilai thitung sebesar 2,615 dan nilai

signifikan sebesar 0,014. Hal ini berarti dengan pendanaan yang besar, seorang wirausahawan dapat menggunakan dana tersebut untuk membuka usaha tidak hanya 1 lokasi saja, dapat menjual berbagai macam produk, dan memberikan fasilitas yang nyaman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

untuk para pembeli (misalnya wifi, dll). Dengan demikian, pendanaan yang besar yang digunakan dengan maksimal akan mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola usahanya.

4.5.3. Pengaruh Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil Yang tidak kalah penting dalam keberhasilan usaha kecil adalah mental kewirausahaan. Dengan modal mental yaitu kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi resiko dan tantangan, semakin berani untuk mengambil keberhasilan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin baik mental kewirausahaan, maka semakin tinggi keberhasilannya, dilihat dari nilai thitung


(3)

79

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, menyimpulkan bahwa banyaknya pengalaman, pendanaan yang maksimal dan kekuatan mental kewirausahaan seorang wirausaha, akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan keberhasilan mereka dalam mengelola usaha kecilnya.

Yang di dukung hasil dari uji f, Pengaruh pengalaman, pendanaan, dan mental kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha kecil dapat dilihat dari R-square sebear 0,574 yang menunjukkan bahwa keberhasilan usaha kecil dipengaruhi oleh pengalaman, pendanaan, dan mental kewirausahaan sebesar 57,4%, sedangkan 42,6% di pengaruhi sebab-sebab lain.

Dari uji t memnunjukkan bahwasanya Pengalaman, pendanaan, dan mental kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha kecil warung kopi daerah rungkut di surabaya teruji kebenarannya.

5.2. Saran

5.2.1. Saran bagi Pengusaha

Pengalaman, pendanaan dan kekuatan mental kewirausahaan adalah tiga hal yang tidak bisa dipisahkan untuk meningkatkan keberhasilan. Untuk itu, hendaknya seorang wirausaha senantiasa mempelajari kekurangan dan kekuatan bidang usahanya.

5.2.2. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Besarnya pengaruh pengalaman, pendanaan dan mental kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha kecil sebesar 57,4%. Untuk itu, peneliti yang akan datang,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

hendaknya menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha kecil, misalnya : lokasi, promosi dan lain sebagainya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Dan Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur, Surabaya.

Eviriyanti, 2007.file:///Tek3/D/STAF/eviriyanti/trash/lead/bahan%20baru/motivs1.htm.

Gujarati, D, 1999, Basic Economics. (3rd edition ed). Mc – Graw Hill,Inc,New York.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Kedua, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Maslow, Abraham, H, 1984, Motivasi dan Kepribadian : Teori Motivasi dengan pendekatan hierarki Kebutuhan. PT Pustaka Binaman Presindo Jakarta

Suryana, 2003, Kewirausahaan, Edisi Revisi. PT. Salemba Emban Patria, Jakarta

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

JURNAL

Djati, Pentja, Sundiring, 1999, Pengaruh Variabel-Variabel Motivasi Terhadap

Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pada Industri Rumah Tangga Di Kabupaten Sidoarjo, jurnal manajemen kewirausahaan vol. 1, No 1, September 1999 : 22 – 35

Djunaedi, 2006, Pengaruh Pengalaman, Pendidikan, Curahan waktu, dan Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Industri Kecil Kerupuk di Dusun Pojok Desa Bulusari Kediri. Ekuita vol.10 No.4 Desember 2006

Soedorowerdi, Soedewi, 2008, Pengaruh Kemampuan Wirausaha pada Kinerja Keuangan Usaha Kecil. Majalah Ekonomi. Th XVIII, No. 2 Agustus 2008.

Tedy Oswari, 2005, Membangun Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) “Menjadi Mahasiswa Pengusaha (Entrepreneur Student) Sebagai Modal Untuk Menjadi Pelaku Usaha Baru”. Auditorium Unerversitas Gunadarma, Jakarta, 23 – 24 Agustus 2005

Budiwati Neti, 2005, Merancang Permodalan Dalam Usaha

SKRIPSI

Kristanto, Marti, 2004, Pengaruh Proses Belajar, Motivasi, dan Kepribadian Terhadap Keberhasilan di Sentra Industri Kecil Kerajinan Kulit di Selosari Magetan

Novianti, Deshinta, 2006, Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil di Sentra Industri Grosir Sepatu / Sandal Wedoro

Yanuarti, Nurma, 2008, Faktor – faktor yang Mempengaruhi Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Keuangan Terhadap Keberhasilan Perusahaan (Studi Kasus Industri Sandal di Wedoro)

Sri, Wahyuni, 2009, “Pengaruh Pengalaman, Motivasi, Dan Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Indutri Kecil Sandal/Sepatu Wedoro Waru Sidoarjo”.