TINJAUAN TEORITIK Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa : studi kasus SMK Kristen 2 Klaten.

6

BAB II TINJAUAN TEORITIK

A. Status Sosial Ekonomi Menurut Winkel 1984: 165 status adalah kebutuhan akan kedudukan atau posisi tertentu dalam masyarakat sesuai peranan atau tugas tertentu dalam masyarakat. Sedangkan status sosial adalah tinggi atau rendahnya prestise yang dimiliki seseorang berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam suatu sistem sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang di maksud dengan status adalah keadaan kedudukan orang, badan, dsb dalam hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya. Sedangkan menurut Mahmud 1989:99 status sosial ekonomi keluarga antara lain mencakup tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan orang tua serta fasilitas khusus serta barang-barang berharga yang ada dirumah seperti : radio, televisi, mesin cuci dan sebagainya. Menurut pendapat para ahli di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam kelompok yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dan kepemilikan atas barang-barang berharga. Berdasarkan cara bagaimana status diperoleh, dapat dibedakan menjadi dua, Soerjono 1990:265 yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Ascribed Status, kedudukan ini diperoleh seseorang bukan karena usaha melainkan karena pengaruh adat atau kebudayaan yang berlaku atau corak masyarakat. Kedudukan ini diperoleh melalui kelahiran. 2. Achieved Status, kedudukan ini diperoleh seseorang berkat jerih payah diri sendiri. Kedudukan seperti ini terbuka bagi siapa saja asalkan mampu untuk memperolehnya. Dalam kehidupan di masyarakat, seseorang yang memiliki status sosial lebih tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan yang status sosialnya lebih rendah. Melly G.Tan 1977:55 mengatakan bahwa konsep kedudukan dalam sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat lumrahnya mencakup tiga faktor yaitu, faktor pendidikan, faktor pekerjaan, dan faktor pendapatan. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang akan dibahas yaitu, faktor pendidikan, jumlah tanggungan orang tua, dan kepemilikan atas barang-barang berharga. 1. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat Wikipedia Bahasa Indonesia. Pendidikan biasanya berawal pada saat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan, seseorang akan memperoleh pengalaman dan mampu mengembangkan potensi dan keterampilan yang dimilikinya. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan dikelompokkan menjadi tiga yaitu : a. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. b. Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran, yang banyak terdapat di setiap masjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di gereja. c. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Diantara ketiga jalur pendidikan diatas, pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang sangat penting, karena tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap kehidupannya, tidak hanya terbatas dalam ilmu pengetahuan yang dimilikinya tetapi juga akan berpengaruh terhadap penghasilan, kekayaan, bahkan status sosialnya. Orang tua yang memiliki tingkat pencapaian pendidikan formal yang tinggi, biasanya akan menurunkannya pada anaknya dan anaknya pun juga akan termotivasi untuk bisa sejajar dengan pendidikan orang tuanya bahkan bisa melebihinya. 2. Jumlah Tanggungan Orang Tua Salah satu faktor yag mempengaruhi status sosial ekonomi adalah jumlah tanggungan orang tua. Jumlah tanggungan orang tua merupakan jumlah anggota dalam keluarga anak yang ditanggung oleh orang tua. Jumlah tanggungan orang tua juga berhubungan dengan jumlah pendapatan. Semakin sedikit anak yang ditanggung, semakin besar pula kemungkinan kebutuhannya terpenuhi, begitu juga sebaliknya. Status sosial dapat dilihat dari dapat tidaknya suatu kebutuhan itu terpenuhi. Jika kebutuhannya dapat terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa status sosialnya tinggi, begitu juga sebaliknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Barang Berharga yang Dimiliki Keluarga Faktor lain yang mempengaruhi kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah fasilitas khusus serta barang berharga yang dimiliki keluarga. Barang-barang yang dimiliki keluarga antara lain : rumah, mobil, sepeda motor, telepon, telepon genggam, sawah, televisi, lemari es, mesin cuci, dll. Semakin banyak barang yang berharga dimiliki oleh keluarga, semakin tinggi pula status sosialnya dalam masyarakat. Kedudukan seseorang di masyarakat, banyak ditentukan oleh apa yang dia miliki yang di anggap penting dalam masyarakat. Semakin tinggi pendidikan dan pekerjaannya, maka semakin tinggi statusnya di dalam masyarakat. Begitu juga dengan banyaknya barang berharga yang dimiliki seseorang, semakin dia memiliki barang yang banyak dan beragam, semakin tinggi pula statusnya di masyarakat. Keadaan keluarga juga akan berpengaruh pada cita-cita, motivasi, dan minat pada anak, dalam artian bahwa semuanya itu akan dipengaruhi oleh status sosial ekonomi keluarga. Seorang anak yang hidup dalam keluarga yang ekonominya cukup, akan mempunyai kesempatan yang luas dalam mengembangkan kemampuannya bila dibandingkan dengan seorang anak yang hidup dalam keluarga dengan ekonomi yang kurang. Orang tua yang tingkat pendidikannya tinggi, maka akan menyekolahkan anaknya minimal sama dengan tingkat pendidikan orang tuanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Motivasi Belajar Menurut Winkel 1984:27, motivasi berasal dari kata dasar ‘motif’ yang berarti daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi merupakan daya penggerak yang telah menjadi aktif. Sehingga, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan yang dikehendaki. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan menurut para ahli yang dikutip oleh Fudyartanta 2002:257, motivasi didefinisikan sebagai berikut : 1. Atkinson mendefinisikan motivasi sebagai berikut:” the term motivation refers to the arousal of tendency to act to produce one or more effect”. Di sini motivasi menunjukkan tendensi berbuat yang meningkat untuk menghasilkan memprodusir satu atau lebih pengaruh-pengaruhnya satu hasil atau lebih. 2. A.W.Bernard memberi definisi motivasi adalah: “ motivation refers to all those phenomena which are imvolved in the stimulation of action towards particular objectives where previously there was little or no movement towards those goals Dalam Chauhan,1979,p.196”. Dari kiutipan ini motivasi menunjukkan semua fenomena yang dilibatkan dalam stimulasi perangsangan tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu dimana sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan ke arah tujuan –tujuan itu. Jadi motivasi adalah usaha memperbesar atau mengadakan gerakan mencapai tujuan tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan pengertian motivasi secara singkat, ialah bahwa: motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Motivasi itu berlaku untuk semua kegiatan termasuk kegiatan belajar. Pengertian belajar Uno.2007:21 adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja. Suatu kegiatan belajar ialah upaya mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Jadi, jika dikatakan motivasi belajar, maksudnya adalah mendorong atau memberi semangat kepada individu yang melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar supaya prestasinya meningkat menjadi lebik baik. Motivasi dapat timbul baik dari luar maupun dari dalam manusia itu sendiri. Bentuk motivasi belajar terbagi atas dua bentuk, yaitu Winkel,1984:27 : 1. Motivasi ekstrinsik : bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. 2. Motivasi intrinsik : bentuk motivasi yang di dalamnyaaktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Uno 2007:23 Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi: a. adanya hasrat ingin berhasil, b. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, c. adanya harapan dan cita-cita, d. adanya penghargaan dalam belajar, e. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, f. adanya lingkungan belajar yang kondusif. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri yang tersebut di atas, maka dikatakan seseorang itu telah memilki motivasi belajar yang sangat baik. Motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar dan mempengaruhi arah aktivitas yang dipilih serta intensitas keterlibatan seseorang dalam suatu aktivitas. Motivasi untuk belajar kewirausahaan sangat menentukan tingkah laku seseorang dalam berwirausaha. Berwirausaha akan berhasil dengan baik, bila seseorang memiliki motivasi belajar kewirausahaan yang tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa motivasi belajar kewirausahaan berkaitan dengan usaha keras dan perjuangan yang tidak mudah putus asa dalam belajar kewirausahaan untuk berhasil dalam berwirausaha. Seseorang yang mempunyai motivasi untuk belajar tinggi, dia akan lebih berprestasi bila dibandingkan dengan yang tidak mempunyai motivasi belajar. Begitu juga halnya dengan seseorang yang mempunyai motivasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI belajar kewirausahaan tinggi, dia akan mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajarinya dan akan lebih memiliki jiwa untuk berwirausaha. C. Jiwa Berwirausaha 1. Pengertian Wirausaha Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan “entrepreneurship“, yang dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”, yaitu syaraf pusat perekonomian atau sebagai “tailbone of economy”, yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa, Soeharto Wirakusumo Suryana, 2008:14. Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha atau suatu proses dalam mengerjakan suatu yang baru dan sesuatu yang berbeda. Menurut Meredith Suryana, 2008:17, berwirausaha berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan, dan sumber daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan, atau karier yang harus bersifat fleksibel, dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang opportunity dan perbaikan preparation hidup, merupakan pandangan Prawirokusumo Suryana,2008:16. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pengertian wirausaha yang dikenal secara umum adalah membuka usaha secara mandiri dalam bidang tertentu. Dalam suatu Negara, peran wirausaha sangat penting. Wirausaha diharapkan dapat membantu mengatasi masalah pengangguran karena dapat menciptakan peluang kerja bagi orang lain. Terutama bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang sudah dibekali dengan keterampilan- keterampilan diharapkan mampu bekerja secara mandiri sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda. Berikut merupakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan menurut Geoffrey G.Meredith Suryana, 2008:24 : Tabel 2.1 Ciri danWatak Kewirausahaan No Ciri – ciri Watak 1 Percaya diri Keyakinan,ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme. 2 Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif. 3 Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan. 4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel. 6 Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan. Selanjutnya, Arthur Kuriloff dan John M.Mepil Suryana,2006:25, mengemukakan karakteristik kewirausahaaan dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan sebagai berikut : a. Komitmen, menyelesaikan tugas hingga selesai. b. Resiko moderat, tidak melakukan spekulasi malainkan berdasarkan pada perhitungan yang matang. c. Melihat peluang, memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin. d. Obyektivitas, melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejelasan. e. Umpan balik, menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan. f. Optimisme, menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi yang berat. g. Uang, melihat uang sebagai suatu sumber daya, buka tujuan akhir. h. Manajemen proaktif, mengelola berdasarkan perencanaan masa depan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Pengertian Jiwa Berwirausaha Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian ‘ jiwa ‘ adalah seluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari perasaan, pikiran,angan-angan, dsb. Istilah wirausaha pada waktu lalu lebih dikenal dengan wiraswasta, kedua istilah ini mempunyai pengertian yang sama. Wirausaha berasal dari kata ‘wira’ dan ‘usaha’. ‘ Wira ‘ dapat berarti mulia, luhur, unggul, sedangkan ‘ usaha ‘ yang berarti kemampuan melakukan usaha atas kekuatan sendiri. Pengertian wirausaha berarti manusia unggul dalam usaha atas kekuatan sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Jadi, jiwa berwirausaha adalah seluruh kehidupan batin manusia yang menjadikan manusia itu unggul untuk dapat melakukan usaha dengan kemampuan sendiri. Meskipun diantara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, akan tetapi sifat ini dimiliki juga oleh bukan pengusaha. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif, kreatif, dan pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan. Menurut Dusselman, Suryana, 2008:51, bahwa seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut : a. Keinovasian, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Keberanian untuk menghadapi resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian. c. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu : 1 Usaha perencanaan 2 Usaha untuk mengkoordinir 3 Usaha untuk menjaga kelancaran usaha 4 Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha. d. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan terhadap tujuan usaha. Dari konsep kewirausahaan, ciri dan watak kewirausahaan, seseorang yang mempunyai jiwa berwirausaha merupakan pribadi yang unggul yang mampu berpikir kreatif, inovatif, mempunyai keberanian mengambil resiko, mampu memimpin, dalam melakukan usaha mengutamakan keorisinilan dan selalu berorientasi ke masa depan serta mampu menciptakan peluang dan dapat memanfaatkan setiap kesempatan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Kerangka Berpikir 1. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Jiwa Berwirausaha Siswa Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam kelompok yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dan kepemilikan atas barang-barang berharga. Kedudukan seseorang di masyarakat, banyak ditentukan oleh apa yang dia miliki yang di anggap penting dalam masyarakat. Semakin tinggi pendidikan dan pekerjaannya, maka semakin tinggi statusnya di dalam masyarakat. Begitu juga dengan banyaknya barang berharga yang dimiliki seseorang, semakin memiliki barang yang banyak dan beragam, semakin tinggi pula statusnya di masyarakat. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian ‘ jiwa ‘ adalah seluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari perasaan, pikiran,angan-angan, dsb. Pengertian wirausaha berarti manusia unggul dalam usaha atas kekuatan sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Jadi, jiwa berwirausaha adalah seluruh kehidupan batin manusia yang menjadikan manusia itu unggul untuk dapat melakukan usaha dengan kemampuan sendiri. Seseorang yang hidup dalam keluarga wirausaha, biasanya akan lebih memiliki jiwa berwirausaha karena setiap saat berhadapan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI langsung dengan orang tuanya yang berwirausaha sehingga jiwa berwirausaha itu timbul sudah dari kecil. 2. Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan dengan Jiwa Berwirausaha Siswa Motivasi berarti daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Pengertian belajar Uno.2007:21 adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja. Jadi, motivasi belajar maksudnya adalah mendorong atau memberi semangat kepada individu yang melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar supaya prestasinya meningkat menjadi lebik baik. Motivasi dapat timbul baik dari luar maupun dari dalam manusia itu sendiri. Seseorang yang mempunyai motivasi untuk belajar tinggi, dia akan lebih berprestasi bila dibandingkan dengan yang tidak mempunyai motivasi belajar. Begitu juga halnya dengan seseorang yang mempunyai motivasi belajar kewirausahaan tinggi, dia akan mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajarinya dan akan lebih memiliki jiwa untuk berwirausaha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E. Paradigma Penelitian Berdasarkan pada deskripsi dan kerangka berpikir di atas, maka akan dibuat paradigma penelitian sebagai berikut : Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Melalui diagram 2.1, maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua X1 dan motivasi belajar kewirausahaan X2 terhadap jiwa berwirausaha siswa Y. F. Hipotesis 1. Ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap jiwa berwirausaha siswa. 2. Ada hubungan antara motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa. Status Sosial Ekonomi Orang tua X1 Motivasi Belajar Kewirausahaan X2 Jiwa Berwirausaha Siswa Y PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Upaya Berwirausaha Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013

0 1 17

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Upaya Berwirausaha Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013

0 2 21

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa.

0 0 13

Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa SMK ditinjau dari status sosial ekonomi keluarga : studi kasus siswa-siswi jurusan penjualan pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten.

0 6 118

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 0 116

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PEKERJAAN ORANG TUA, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA

0 0 163

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

0 0 186

Hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK : studi kasus di kelas II jurusan penjualan SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1

0 0 177

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 1 155

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA BERWIRAUSAHA SISWA

0 0 112